Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi Yg Fix.docx

  • Uploaded by: Nury Liya
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi Yg Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,621
  • Pages: 15
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Dosen pembimbing: Ns. Suwarningsih, S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh: 1.

Nur Hilaliyah Fathull Jannah

2.

Pratiwi Febrianti

3.

Sisti Anindita C

4.

Ombun Fajar Lubis

UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2018/2019

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. Topik

Pada pasien gangguan jiwa yaitu gangguan persepsi sensori, terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. klien dengan Halusinasi tidak akan mudah menangani suara-suara yang didengarnya. Selain dengan menggunakan cara menghardik, terapi minum obat juga dapat membantu menangani halusinasi. Kepatuhan klien dalam meminum obat merupakan suatu hal yang harus di pantau oleh perawat. Berkurangnya suatu gejala dapat terjadi karena kepatuhan meminum obat. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan therapy aktifitas kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal kepatuhan meminum obat, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat berkerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

B. Tujuan 1. Tujuan umum Adapun tujuan dari TAK adalah klien dapat meningkatkan kemampuan dalam mempersepsikan simulasi yang dilakukan sehingga dapat mengontrol halusinasinya dengan mengkonsumsi obat. 2. Tujuan khusus a.

Klien dapat menyebutkan manfaat minum obat

b.

Klien dapat menyebutkan kerugian tidak minum obat

c.

Klien mampu menyebutkan obat yang diminum(warna,bentuk, atau nama obat)

d.

Klien mampu memahami fungsi obat yang di berikan untuk kesembuhan

C. Landasan teori

1. Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011). Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan seperrti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik. (Wijayaningsih, 2015). Pentingnya mengkonsumsi obat pada klien gangguan jiwa adalah untuk mengurangi gejala, memperbaiki atau menyeimbangkan kadar senyawa kimia dalam otak untuk memperbaiki suasana hati dan mengurangi efek samping fisik yang dapat menyertai gejalanya, seperti badan lemas, insomnia, mual, dan lain sebagainya dengan harapan agar klien bisa berpikir lebih jernih dan menemukan motivasi untuk bangkit kembali dari keterpurukan. Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien skizofrenia adalah obat anti psikosis. Adapun kelompok yang umum digunakan adalah Fenotiazin Asetofenazin (Tindal), Klorpromazin (Thorazine), Flufenazine (Prolixine,Permitil), Mesoridazine (Serentil), Perfenazin (Trilafon), Proklorperazin (Compazine), Promazin (Sparine), Tioridazin (Mellaril), Trifluoperazin (Stelazine), Trifluopromazin (Vesprin) 60-120 mg, Tioksanten Klorprotiksen (Taractan), Tiotiksen (Navane) 75-600 mg, Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100 mg, Dibenzodiazepin Klozapin (Clorazil) 300-900 mg, Dibenzokasazepin Loksapin (Loxitane) 20-150 mg, Dihidroindolon Molindone (Moban) 15-225 mg. Obat yang paling sering digunakan ada 3 yaitu CPZ atau Clorpromazine berfungsi untuk menghilangkan suara suara yang selalu mengganggu pasien, THP atau

Trihexiphenidyl berfungsi untuk mereleksasikan pikiran dan otot agar tidak kaku, dan HLP atau Haloperidol berfungsi untuk membuat pikiran menjadi tenang. Cara pemberian obat tersebut adalah 3 kali dalam 1 hari. Obat CPZ atau Clorpromazin berwarna orange, sedangkan THP atau Trihexiphenidyl berwarna putih , dan HLP atau Haloperidol berwarna merah jambu. D. Waktu dan tempat pelaksanaan Hari/tanggal

: Jumat, 12 Oktober 2018

Jam

: 15.00 WIB

Tempat

: RS. MH Thamrin Kramat Jati

E. Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab

F. Media dan alat 1. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK 2. Musik 3. Kertas pertanyaan 4. Jadwal kegiatan harian sebelumnya (jika ada yang di buat saat TAK)

G. Setting tempat

L P

P

Co

F

P

O

P

KET: : Leader / Ketua : Co Leader : Fasilitator : Observer : Pasien

H. Pembagian Tugas

1. Leader / Ketua a. Memimpin jalannya TAK b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok sebelum kegiatan dimulai c. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK d. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK e. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya f. Memimpin diskusi kelompok 2. Co Leader a. Mendampingi leader b. Menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader tentang aktivitas klien c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpangdari perencanaan yang telah dibuat d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi 3. Fasilitator a. Memberikan stimulus dan memotivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi b. Memfasilitasi alat atau klien selama kegiatan berlangsung c. Ikut serta dalam kegiatan kelompok

4. Observer a. Mengobservasi jalannya kegiatan b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal non verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia) c. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok mulai dari persiapan, proses, hingga penutup

I. Pasien

1. Kriteria pasien: a. Pasien dengan halusinasi pendengaran sudah menunjukkan kemauan untuk menceritakan apa yang dilihat dan apa yang didengar 2. Pasien dengan halusinasi pendengaran, pasien sudah mampu mengatasi jika halusinasi tersebut muncul dengan menghardik dan berbicara dengan orang lain 3. Proses seleksi a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut kegiatan TAK

J. Susunan Pelaksanaan

1. Susunan perawat pelaksanaan TAK a. Leader / Ketua b. Co Leader c. Fasilitator d. Observer

2. Pasien peserta TAK sebagai berikut: No.

Nama

Masalah Keperawatan

1.

Puput Safitri

Halusinasi pendengaran

2.

Anisa Valeska

Halusinasi pendengaran

3.

Sinta Agustina

Halusinasi pendengaran

4.

Nanda Puti Harsyani

Halusinasi pendengaran

K. Tata tertib dan antisipasi masalah

1. Tata tertib pelaksanaan a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK b. Peserta wajib hadir lima menit sebelum acara dimulai c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi d. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pembimbing e. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai f. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK 2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada prose TAK a. Apabila ada klien yang sudah bersedia mengikuti TAK, namun pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang di ambil adalah: membujuk dan melakukan pendekatan serta menjelaskan lebih rinci fungsi dari TAK yang akan di ikutinya. b. Apabila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader/ketua, Co leader, fasilitator, atau observer harus memisahkan atau menengahi dan memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan c. Apabila dalam pelaksaan dalam anggota kelompok ada yang tidak mentaati tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu, dan bila masih tidak kooperatif maka dikeluarkan dari kegiatan.

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI SESI 2: LATIHAN PATUH OBAT

A. Tujuan 1. Klien dapat menyebutkan manfaat minum obat 2. Klien dapat menyebutkan kerugian minum obat 3. Klien mampu menyebutkan obat yang diminum(warna,bentuk, atau nama obat) 4. Klien mampu memahami fungsi obat yang di berikan untuk kesembuhan

B. Setting 1. Klien berada di ruang yang tenang 2. Klien duduk melingkar

C. Media 1. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK 2. Musik 3. Kertas pertanyaan 4. Jadwal kegiatan harian sebelumnya (jika ada yang di buat saat TAK)

D. Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab

E. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi: Halusinasi b. Membuat kontrak dengan klien c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini c. Kontrak 1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2) Terapis menjelaskan aturan main a) Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan b) Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada terapis c) Lama kegiatan 45 menit d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir 3. Kerja a. Terapi memperkenalkan diri (nama, dan nama paggilan) terapi meminta klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam b. Terapis menjelaskan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing klien menyebutkan: 1) Manfaat minum obat 2) Kerugian tidak minum obat 3) fungsi obat yang di berikan 4) menyebutkan obat yang diminum(warna,bentuk, atau nama obat) saat mengalami halusinasi c. Meminta klien menyebutkan manfaat, kerugian, fungsi obat, dan karakteristik obat secara berurutan dimulai dari klien yang ada disebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran searah jarum jam d. Saat seorang klien menceritakan halusinasi, setelah cerita selesai terapis mempersilahkan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan e. Lakukan kegiatan (c) sampai semua klien selesai mendapat giliran f. Setiap kali klien dapat menyebutkan, terapis memberikan pujian atau reinforcement 4. Terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok b. Rencana tindak lanjut 1) Terapi menganjurkan kepada peserta jika patuh obat dimasukan kedalam jadwal harian 2) Terapis menganjurkan untuk rencana selanjutnya yaitu mengontrol halusinasi dengan beraktivitas

c. Kontrak yang akan datang 1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara beraktivitas 2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien tentang jam TAK berikutnya 3) Terapis membuat kesepakatan dengan klien tentang tempat TAK berikutnya

F. Evaluasi dan dokumentasi No

Aspek yang dinilai

1.

Menyebutkan manfaat minum obat

2.

Menyebutkan Fungsi obat yang di berikan

3.

Menyebutkan kerugian tidak minum obat

4.

Menyebutkan Klasifikasi Obat

Keterangan: Dilakukan : 1 Tidak dilakukan : 0

Nama peserta TAK

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktek Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Keliat, Budi. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta; ANDI

Wijayaningsih, K. S. 2015. Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info media

LEADER SISTI

CO LEADER ILA

FASILITATOR

PRATIWI

OBSERVER OMBUN

PASIEN 1 PUPUT

PASIEN 2 ANISA

PASIEN 3 SINTA

PASIEN 4 NANDA

Related Documents


More Documents from "wedewidyastuti"