Terapi Aktivitas Kelompok Hdr.docx

  • Uploaded by: dini subekti
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Terapi Aktivitas Kelompok Hdr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,212
  • Pages: 11
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI WISMA UTARI RSJ. PROF.DR.SOEROJO MAGELANG

DISUSUN OLEH : DINI SUBEKTI 070117B022

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2018

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI I.

TOPIK Sesi 1 meningkatkan harga diri pasien dengan identifikasi kemampuan positif dan melatih kemampuan positif.

II.

TUJUAN Tujuan Umum

: klien dapat memiliki konsep diri yang positif

Tujuan khusus :

III.

1.

Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan

2.

Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya

3.

Klien dapat memahami pentingnya menghargai orang lain

4.

Klien dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain

5.

Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain

6.

Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.

7.

Klien menetapkan tujuan hidup yang realistis.

Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnnya. Salah satu kebutuhanya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, pemghargaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selama memberi hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu

gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain (Riyadi, 2009). Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya (Keliat, 2011). Harga diri rendah merupakan komponen konsep diri. Harga diri merupakan perasaaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, kegagalan, tetap merasa penting dan berharga (Struart, 2007). Pada pasien dengan gangguan jiwa dengan kasus gangguan harga diri sulit menerima diri sendiri dan menjalin hubungan personal dengan orang lain. Bila situasi ini tidak ditangani dengan baik maka akan muncul harga diri rendah yang sangat kronis. Menurut studi pendahuluan di RSJD Dr. Aminogondohutomo dari 24 klien, yang mengalami harga diri rendah mencapai 3 orang. Rata-rata dari mereka berkisar antara usia 30-40 tahun. Tanda-tanda HDR yang ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan khawatir pada diri sendiri, menarik diri dari realitas serta gangguan berhubungan yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga. Masalah rumah tangga dan ekonomi menduduki prosentase 67% (Purwaningsih & Karlina, 2009).

Penatalaksanaan klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah dapat dilakukan dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi : harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah klien (7-10 orang per-kelompok), dalam gejala yang sama, jenis kelamin sama, usia yang hampir sama, dan dalam waktu yang bersamaan. IV.

PROSES SELEKSI Sebelum dilakukan observasi peserta TAK harus diseleksi : A. Tahap-tahap 1) Observasi 2) Wawancara 3) Dikaji dengan perawat preseptor B. Kriteria Calon 1. Kriteria pasien a.

Klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah

b.

Klien Sehat secara fisik

c.

Klien Kooperatif

C. Proses seleksi 1. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria 2. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria

3. Membuat

kontrak

dengan

pasien

yang

setuju

ikut

TAK,meliputi:Menjelaskan tujuan TAk pada pasien ,rencana kegiatan kelompok dan antara main dalam kelompok D. Daftar Calon Peserta TAK

V.

VI.

1. Ny. M

5. Ny. M

2. Ny. M

6.Ny. P

3. Ny. S

7. Ny.N

4. Ny. H

8. Ny. F

STRUKTUR KEGIATAN 1. Tempat

: Wisma Utari RSJ Prof.Dr.SOEROJO

2. Hari, tanggal

: Senin, 31 Desember 2018

3. Waktu

: 10.00-10.30 WIB

4. Jumlah klien

: 4 pasien.

METODE TAK a. Diskusi b. Ceramah

VII.

MEDIA DAN ALAT a. Kertas HVS b. Alat Tulis : Spidol

VIII.

PENGORGANISASIAN TAK a. Leader

: Dini Subekti

Uraian tugas: 1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan 2) Memimpin jalannya terapi kelompok 3) Menetralisir masalah- masalah yang timbul pada saat pelaksanaan b. Co-leader

: Tetty Eka P

Uraian tugas : 1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan 2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang 3) Menyampaikan infomasi jalannya kegiatan 4) Menggantikan leader jika terhalang tugas c. Observer

: Sumaryati

Uraian tugas: 1) Mengobservasi respon klien selama proses kegiatan. 2) Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok. 3) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok dengan evaluasi kelompok d. Fasilitator

: Sumaryati

Uraian tugas: 1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok 2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan 4) Membimbing kelompopk selama permainan diskusi 5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan 6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah IX.

SETTING TEMPAT a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. b. Ruangan nyaman dan tenang. c. Denah tempat duduk

Keterangan:

: Leader

: Co Leader

: Observer

: Fasilitator

: Pasien

X. LANGKAH-LANGKAH 1. Persiapan (5 menit) a. Memilih klien sesuai indikasi yaitu klien dengan HDR b. Membuat kontrak dengan klien tentang terapi aktivitas kelompok c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi (10 menit) a. Salam teurapetik 1) Salam dari terapis kepada klien 2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis 3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien b. Evaluasi / validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku HDR : pengertian HDR, penyebab HDR serta akibatnya c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara identifikasi kemampuan positif untuk mencegah HDR 2) Menjelaskan aturan main: a) Membacakan peraturan b) Lama kegiatan 45 menit c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai dan berkonsentrasi selama kegiatan berlangsung.

3. Tahap Kerja (20 menit) a. Leader menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah munculnya HDR. b. Leader meminta tiap-tiap klien untuk menyebutkan kemampuan positif yang dimilikinya. c. Leader meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang bisa dilakukan d. Leader menuliskan kemampuan positif yang dimilikinya dan diikuti oleh peserta lainnya. e. Beri pujian setiap keberhasilan anggota kelompok. f. Ulangi point e dan f sampai semua klien dapat giliran. 4. TahapTerminasi (10 menit) a. Evaluasi 1) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi 2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok b. Tindak lanjut Leader menganjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari jika HDR muncul. c. Kontrak yang akan datang 1) Menyepakati kegiatan terapi aktivitas kelompok yang akan datang 2) Menyepakati waktu dan tempat.

XI.

EVALUASI 1.

Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses terapi aktivitas kelompok berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai tujuan terapi kelompok. Untuk terapi aktivitas kelompok identifikasi kemampuan positif untuk meningkatkan harga diri . Format evaluasi sebagai berikut: Kemampuan identifikasi kemampuan positif : No Aspek yang dinilai 1 Menyebutkan nilai positif Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi Beri tanda ( v ) jika klien mampu atau tanda (-) jika klien tidak mampu.

2.

Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dinilai klien saat terapi pada catatan proses keperawatan tiap-tiap klien.

3.

Hasil Klien menjadi lebih mudah mengontrol halusinasi¸ klien tampak nyaman dengan diskusi yang dilakukan.

XII.

ANTISIPASI MASALAH 1. Apabila terjadi drop out maka fasilitator bertugas menanyakan apa masalahnya dan bila memungkinkan diajak kembali kedalam kelompok. 2. Apabila ada yang mendominasi maka tugas fasilitator meredakan pasien itu agar dapat terkontrol. 3. Apabila ada peserta yang pasif maka tugas fasilitator memotivasi klien agar menjadi aktif dan mau bertanya bila ada yang belum jelas.

XIII.

DAFTAR PUSTAKA Keliat budi Ana, 2014, Terapi Aktivitas Kelompok, edisi 2, BUKU KEDOKTERAN , EGC, Jakarta.

Related Documents


More Documents from "Nury Liya"