Proposal Terapi Aktivitas Kelompok X Jiwa.docx

  • Uploaded by: wedewidyastuti
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Terapi Aktivitas Kelompok X Jiwa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,737
  • Pages: 29
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI A. Latar Belakang Kesehatan Jiwa menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakan gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective) dan tindakan (psychomotor). Gangguan juga dapat diartikan sebagai gangguan peran sosial dan pekerjaan yang dapat mengganggu pada sistem sosial-budaya yang luas. Gangguan jiwa dapat dilihat dari reaksi secara keseluruhan. Seseorang dapat dikatakan sehat, bukan hanya dilihat dari fisiknya saja namun juga dilihat dari segi jiwa atau lingkungannya. Seiring dengan kesulitan ekonomi saat ini, jumlah penderita gangguan jiwa semakin meningkat (Gaol, 2012). Data statistik yang dikemukakan oleh World Health Organitation (WHO) (2012) menyebutkan bahwa sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa. Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yang ditemukan oleh peneliti di Harvard University dan University College London, yang dimuat dalam VOA Indonesia mengatakan penyakit kejiwaan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di seluruh dunia. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Permasalahan gangguan jiwa di Indonesia masih diperlukan perhatian khusus. Dari data Riskesdas 2013, tercatat sebanyak 6% penduduk mengalami gangguan jiwa. Penderita gangguan jiwa di Sumatra Barat masih tinggi, yaitu sebanyak 4,5%. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita. Penderita gangguan jiwa akan mengalami penurunan keinginan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, kemampuan bekerja, melakukan hubungan sosial, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Menurunnya keinginan melakukan kegiatan disebabkan oleh kurangnya motivasi sehingga penderita

gangguan jiwa tidak mau melakukan kegiatan termasuk kegiatan perawatan diri (Rusdi & Dermawan, 2013). Masalah kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa tidak boleh dianggap remeh. Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna untuk mempertahankan kehidupannya. Kurangnya perawatan diri atau yang sering disebut dengan defisit perawatan diri merupakan gangguan kemampuan untuk melakukan perawatan terhadap dirinya sendiri (Direja, 2011). Klien dinyatakan mengalami defisit perawatan diri jika tidak dapat melakukan kegiatan perawatan diri seperti perawatan diri, berhias secara mandiri, makan secara mandiri dan toileting (Rusdi & Dermawan, 2013). Tindakan keperawatan yang tepat yang sudah dikembangkan dalam mengatasi defisit perawatan diri ini terdiri dari tindakan keperawatan individu dan kelompok. Tindakan keperawatan individu yang diberikan yaitu klien diajarkan dan dilatih untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri, yang meliputi mandi, berhias, makan dan minum dengan benar serta toileting (BAK dan BAB secara benar). Tindakan keperawatan kelompok yang dapat diberikan untuk klien dengan defisit perawatan diri antara lain adalah terapi aktivitas kelompok (TAK). Tujuan melatih klien adalah untuk meningkatkan kemampuan perawatan diri sehingga klien dapat melakukannya sendiri secara mandiri (Kelliat & Pawirowiyono, 2015). Tindakan perawatan mandiri untuk penderita defisit perawatan diri yaitu dengan mengajarkan dan memberikan pengetahuan pentingnya keperawatan diri pada penderita secara bertahap. Penderita akan dijelaskan mengenai tata cara melakukan kegiatan perawatan diri seperti mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, mengganti pakaian, memotong kuku, berdandan, makan dan minum dengan benar serta cara buang air kecil dan besar dengan benar (Kelliat & Pawirowiyono, 2015). Penatalaksanaan secara berkelompok dilakukan dengan cara mengumpulkan penderita dan memberikan ruang untuk penderita berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan yang terlatih (Yosep, 2013). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasien dengan gangguan jiwa mengalami perubahan pada proses pikir, sehingga masalah yang sering mucul kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Pasien gangguan jiwa memerlukan suatu bimbingan atau dukungan dari keluarga dan orang lain, agar pasien gangguan jiwa dapat merawat diri secara

mandiri dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. Maka dari itu makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri secara maksimal. 2. Tujuan Khusus 1) Klien mampu memperkenalkan diri 2) Klien mampu berlatih untuk melakukan mandi 3) Klien mampu berlatik untuk melakukan keramas 4) Klien mampu mendemonstrasikan cara mandi dan keramas yang baik dan benar C. Waktu dan Tempat Hari/ tanggal : Jumat, 12 Oktober 2018 Jam

: 09.00 WITA

Tempat

: Ruang Kunti RSJ Provinsi Bali

D. Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan Tanya jawab 3. Bermain peran/simulasi E. Media dan Alat a. Gayung b. Sabun c. Alat cukur d. Handuk e. Pakaian bersih f. Cermin g. Sisir h. Lotion i. Musik/lagu

j. Bola tenis k. Kartu nama l. Buku catatan dan alat tulis F. Setting Tempat CL

P

P P

L

P

P O

P P

F

Keterangan gambar : F

: Fasilitator

P

: Pasien

L

: Leader

CL

: Co Leader

O

: Observer

G. Pembagian Tugas a. Leader Tugas a) Menyiapkan proposal kegiatan TAK deficit perawatan diri b) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok sebelum kegiatan dimulai. c) Menjelaskan permainan d) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya e) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib f) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

b. Co-Leader Tugas a) Mendampingi leader

b) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas pasien. c) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat. d) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi. c. Fasilitator Tugas a) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung. b) Memotivasi klien yang kurang aktif. c) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi. d. Observer Tugas a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan b) Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan nonverbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia) c) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses hingga penutupan (Prabowo, 2014). H. Pasien 1. Kriteria pasien a) Pasien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri : Defisit Perawatan Diri b) Pasien yang mengikuti aktivitas ini adalah tidak mengalami prilaku agresif / mengamuk, dalam keadaan tenang c) Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif) 2. Proses Kerja a) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria b) Mengumpulkan pasien yang masukl kriteria c) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok. I. Susunan Pelaksanaan Susunan perawat pelaksana TAK Defisit Perawatan Diri sebagai berikut: 1. Sesi I kemampuan memperkenalkan diri a. Leader

: Ni Putu Widyastuti

b. Co. Leader

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

c. Observer

: NI Putu Yunik Listyani

d. Fasilitator

: Ni Wayan Mariani

2. Sesi II deficit perawatan diri mandi a. Leader

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

b. Co. Leader

: Ni Putu Yunik Listyani

c. Observer

: Ni Wayan Mariani

d. Fasilitator

: Ni Putu Widyastuti

3. Sesi III defisit perawatan diri keramas a. Leader

: Ni Putu Yunik Listyani

b. Co. Leader

: Ni Wayan Mariani

c. Observer

: Ni Putu Widyastuti

d. Fasilitator

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

4. Sesi IV defisit perawatan diri gosok gigi a. Leader

: Ni Wayan Mariani

b. Co. Leader

: Ni Putu Widyastuti

c. Observer

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

d. Fasilitator

: Ni Putu Yunik Listyani

Pasien peserta TAK Perawatan Diri sebagai berikut: No

Nama

Masalah Keperawatan

1

Defisit perawatan diri

2

Defisit perawatan diri

3

Defisit perawatan diri

4

Defisit perawatan diri

5

Defisit perawatan diri

6

Defisit perawatan diri

7

Defisit perawatan diri

8

Defisit perawatan diri

J. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah a. Tata tertib pelaksanaan TAK Perawatan Diri 1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai 2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK Perawatan Diri dimulai 3) Peserta berpakaian rapi bersih dan sudah mandi

4) Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK Perawatan Diri berlangsung 5) Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta menganggkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin 6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan 7) Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai 8) Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK Perawatan Diri telah habis sedangkan permainan belum selesai maka pemimpin akan meminta persetujuan TAK untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota b. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK Perawatan Diri 1) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok a) Memanggil klien b) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang lain 2) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit, maka : a) Panggil nama klien b) Tanya alasan klien meninggalkan permainan c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi 3) Bila ada klien lain ingin ikut, maka : a) Berikan penjelasan kepada klien bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih b) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut c) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut (Prabowo, 2014). K. Proses Keperawatan TAK PERAWATAN DIRI – SESI I TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

1. Tujuan Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok dngan menyebutkan nama diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi 2. Setting Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 3. Alat a. Kalung nameteg b. Alat tulis (Spidol) 4. Metode a. Dinamika kelompok 5. Langkah-langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi 1) Salam terapiutik a) Salam dari terapis b) Peserta dan terapis memakai name tag setelah memperkenalkan diri 2) Evaluasi atau validasi a) Menanyakan perasaan pasien saat ini 3) Kontrak a) Menjelaskan tujuan kegiatan b) Menjelaskan aturan main lain (1) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin pada pemimpin TAK (2) Waktu 15 menit (3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap kerja 1) Hidupkan lagu pada tape yang tersambung blutooth dengan ponsel dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam 2) Pada saat tape dimatikan anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara : a) Memberi salam b) Menyebutkan nama, asal, dan hobi

c) Dimulai oleh terapis sebagai contoh 3) Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran 4) Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran 5) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk salut d. Tahap terminasi 1) Evaluasi a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK b) Menanyakan siapa nama lengkap/nama panggilan/asal/hobi teman yang lain c) Memberi pujian atas keberhasilan anggota kelompok 2) Rencana tindak lanjut a) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara berkenalan yang baik dan benar dengan teman di ruangan 3) Kontrak yang akan datang a) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu cara perawatan diri mandi baik dan benar 6. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien memperkenalkan diri secara baik dan benar. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAK Perawatan Diri, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, (Prabowo,2014).

7. KemampuanVerbal NO 1. 2.

ASPEK YANG DINILAI Menyebutkan nama lengkap Menyebutkan nama panggilan

Nama Pasien

3. 4.

Menyebutkan asal Menyebutkan hobi JUMLAH

8. Kemampuan nonVerbal NO

ASPEK YANG DINILAI

1.

Kontak mata

2.

Duduk tegak

3.

Menggunakan bahasa tubuh

4.

yang sesuai Mengikuti kegiatan sampai

Nama Pasien

akhir JUMLAH

Petunjuk : 1. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAK Perawatan Diri. 2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (x)jika tidakditemukan. 3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 klien belummampu. 4. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAK Perawatan Diri. 5. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (x)jika tidakditemukan. 6. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 klien belummampu.

TAK PERAWATAN DIRI – SESI II TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) PERAWATAN DIRI MANDI 1. Tujuan Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok : a. Pasien mampu mengidentifikasi pengertian mandi b. Pasien mampu mengidentifikasi tujuan mandi c. Pasien mampu mengidentifikasi waktu pelaksanaan mandi d. Pasien mampu mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama mandi e. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan mandi f. Pasien dapat memperagakan kemampuan mandi seperti yang sudah didemonstrasikan 2. Setting Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 3. Alat a. Tape recorder b. Kaset dengan lagu yang ceria c. Bola d. Buku catatan dan pulpen e. Gayung f. Sabun g. Handuk h. Pakaian bersih i. Kartu nama 4. Metode a. Dinamika kelompok b. Simulasi 5. Langkah-langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi 1) Salam terapiutik

a) Salam dari terapis b) Peserta dan terapis memakai name tag 2) Evaluasi atau validasi a) Menanyakan perasaan pasien saat ini b) Menanyakan masalah yang dirasakan 3) Kontrak a) Menjelaskan tujuan kegiatan b) Menjelaskan aturan main lain (1) Berkenalan dengan anggota kelompok dan menjelaskan pengertian mandi, tujuan mandi, waktu pelaksanaan, alat yang digunakan untuk mandi serta cara mandi (2) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin pada pemimpin TAK (3) Waktu 30 menit (4) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap kerja 1) Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang pengertian mandi. 2) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan pengerian mandi. 3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang pengertian mandi. 4) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi pengertian mandi. 5) Perawat menyimpulkan pengertian mandi. 6) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan tujuan dari mandi. 7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan dari mandi. 8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien. 9) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi tujuan dari mandi. 10) Perawat menyimpulkan tujuan mandi. 11) Perawat memberikn kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan dalam mandi. 12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat mandi yang dibutuhkan

pada papan. 13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan saat mandi. 14) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi alat yang dibutuhkan dalam mandi. 15) Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam mandi. 16) Perawat memberikan kesempatan salah satu pasien untuk menjelaskan waaktu pelaksanaan mandi. 17) Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu pelaksanaan mandi pada papan. 18) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan mandi. 19) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi waktu pelaksanaan mandi. 20) Perawat menyimpulkan waktu pelaksaan mandi. 21) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan langkah-langkah mandi. 22) Perawat memina pasien untuk menuliskan langkah-langkah mandi pada papan. 23) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait langkah-langkah mandi. 24) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi langkah-langkah mandi. 25) Perawat menyimpulkan langkah-langkah mandi. 26) Hidupkan lagu pada tape yang tersambung bluetooth dengan ponsel dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam. Pada saat tape dimatikan pasien yang memegang bola mendapat giliran untuk : a) Memberi salam dan menyebutkan alat-alat mandi dimulai oleh terapis sebagai contoh b) Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran c) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan 27) Hidupkan lagi lagu pada tape dan edarkan bola tenis. Pada saat lagu dimatikan, minta pasien yang memegang bola untuk : a) Memberi salam dan menyebutkan langkah-langkah mandi, dimulai

oleh terapis sebagai contoh b) Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran c) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan d. Tahap terminasi 1) Evaluasi a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok 2) Rencana tindak lanjut a) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri mandi b) Pasien mengetahu manfaat perawatan diri mandi dan dapat memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien 3) Kontrak yang akan datang a) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu cara perawatan diri keramas baik dan benar 6. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 2, evaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, kemampuan menyebutkan pentingnya perawatan diri mandi dan cara perawatan diri mandi yang benar. 7. Evaluasi dan dokumentasi No 1.

Kemanpuan Mejelaskan manfaat mandi

2.

Menjelaskan alat dan

3. 4.

bahan mandi Menjelakan tahapan mandi Memperagakan mandi

5.

dengan tepat Komitmen mandi dua kali

Nama pasien

perhari Catatan : 1. Beri tanda centang untuk kemampuan yang dapat dilakukan

2. Bila klien tidak mampu , stimulasi atau latih sampai klien mampu 3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

TAK PERAWATAN DIRI – SESI III

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) PERAWATAN DIRI KERAMAS 1. Tujuan Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok : a. Pasien mampu mengidentifikasi pengertian keramas b. Pasien mampu mengidentifikasi tujuan keramas c. Pasien mampu mengidentifikasi waktu pelaksanaan keramas d. Pasien mampu mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama keramas e. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan keramas f. Pasien dapat memperagakan kemampuan keramas seperti yang sudah didemonstrasikan 2. Setting Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 3. Alat a. Tape recorder b. Kaset dengan lagu yang ceria c. Bola d. Buku catatan dan pulpen e. Gayung f. Shampo g. Handuk h. Kartu nama 4. Metode a. Dinamika kelompok b. Simulasi 5. Langkah-langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi 1) Salam terapiutik c) Salam dari terapis d) Peserta dan terapis memakai name tag 2) Evaluasi atau validasi

c) Menanyakan perasaan pasien saat ini d) Menanyakan masalah yang dirasakan 3) Kontrak c) Menjelaskan tujuan kegiatan d) Menjelaskan aturan main lain (1) Berkenalan dengan anggota kelompok dan menjelaskan pengertian keramas, tujuan keramas, waktu pelaksanaan, alat yang digunakan untuk keramas. (2) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin pada pemimpin TAK (3) Waktu 30 menit (4) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap kerja 1) Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang pengertian keramas. 2) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan pengerian keramas. 3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang pengertian keramas. 4) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi pengertian keramas. 5) Perawat menyimpulkan pengertian keramas. 6) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan tujuan dari keramas. 7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan dari keramas. 8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang pengertian keramas. 9) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi tujuan dari keramas. 10) Perawat menyimpulkan tujuan keramas. 11) Perawat memberikn kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan dalam keramas. 12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat keramas yang dibutuhkan pada papan.

13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan saat keramas. 14) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi alat yang dibutuhkan dalam keramas. 15) Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam keramas. 16) Perawat memberikan kesempatan salah satu pasien untuk menjelaskan waaktu pelaksanaan keramas. 17) Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu pelaksanaan keramas pada papan. 18) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan keramas. 19) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi waktu pelaksanaan keramas. 20) Perawat menyimpulkan waktu pelaksaan keramas. 21) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan langkah-langkah keramas. 22) Perawat memina pasien untuk menuliskan langkah-langkah keramas pada papan. 23) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait langkah-langkah keramas. 24) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi langkah-langkah keramas. 25) Perawat menyimpulkan langkah-langkah keramas. 26) Hidupkan lagu pada tape yang tersambung bluetooth dengan ponsel dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam. Pada saat tape dimatikan pasien yang memegang bola mendapat giliran untuk : a) Memberi salam dan menyebutkan alat-alat keramas dimulai oleh terapis sebagai contoh b) Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran c) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan 27) Hidupkan lagi lagu pada tape dan edarkan bola tenis. Pada saat lagu dimatikan, minta pasien yang memegang bola untuk : a) Memberi salam dan menyebutkan langkah-langkah keramas, dimulai oleh terapis sebagai contoh

b) Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran c) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan d. Tahap terminasi 1) Evaluasi a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok 2) Rencana tindak lanjut a) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri keramas b) Pasien mengetahui manfaat perawatan diri keramas dan dapat memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien 3) Kontrak yang akan datang a) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu cara perawatan diri gosok gigi baik dan benar. 6. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 3, evaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, kemampuan menyebutkan pentingnya perawatan diri keramas dan cara perawatan diri keramas yang benar. 7. Evaluasi dan dokumentasi No 1.

Kemanpuan Mejelaskan pengertian

2.

keramas Menjelaskan tujuan

3.

keramas Menjelaskan alat dan

4.

bahan keramas Menjelakan tahapan

5.

keramas Komitmen keramas dua

Nama pasien

kali seminggu Catatan : 1. Beri tanda centang untuk kemampuan yang dapat dilakukan

2. Bila klien tidak mampu , stimulasi atau latih sampai klien mampu 3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

TAK PERAWATAN DIRI – SESI IV TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

PERAWATAN DIRI GOSOK GIGI 1. Tujuan Pasien mampu melakukan perawatan diri gosok gigi dengan anggota kelompok: a. Pasien mampu mengidentifikasi pengertian gosok gigi b. Pasien mampu mengidentifikasi tujuan gosok gigi c. Pasien mampu mengidentifikasi waktu pelaksanaan gosok gigi d. Pasien mampu mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama gosok gigi e. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan gosok gigi f. Pasien dapat memperagakan kemampuan gosok gigi seperti yang sudah didemonstrasikan 2. Setting Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 3. Alat a. Tape recorder b. Kaset dengan lagu yang ceria c. Bola d. Buku catatan dan pulpen e. Sikat gigi f. Pasta gigi g. Air bersih dalam gelas 4. Metode a. Dinamika kelompok b. Simulasi 5. Langkah-langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi 1) Salam terapiutik a) Salam dari terapis b) Peserta dan terapis memakai name tag 2) Evaluasi atau validasi a) Menanyakan perasaan pasien saat ini b) Menanyakan masalah yang dirasakan

3) Kontrak a) Menjelaskan tujuan kegiatan b) Menjelaskan aturan main lain (1) Berkenalan dengan anggota kelompok dan menjelaskan pengertian gosok gigi, tujuan gosok gigi, waktu pelaksanaan, alat yang digunakan untuk gosok gigi serta cara gosok gigi (2) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin pada pemimpin TAK (3) Waktu 30 menit (4) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap kerja 1) Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang pengertian gosok gigi. 2) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan pengerian gosok gigi. 3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang pengertian gosok gigi. 4) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi pengertian gosok gigi. 5) Perawat menyimpulkan pengertian gosok gigi. 6) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan tujuan dari gosok gigi. 7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan dari gosok gigi. 8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang tujuan gosok gigi. 9) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi tujuan dari gosok gigi. 10) Perawat menyimpulkan tujuan gosok gigi. 11) Perawat memberikn kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan dalam gosok gigi. 12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat gosok gigi yang dibutuhkan pada papan. 13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan saat gosok gigi.

14) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi alat yang dibutuhkan dalam gosok gigi. 15) Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam gosok gigi. 16) Perawat memberikan kesempatan salah satu pasien untuk menjelaskan waaktu pelaksanaan gosok gigi. 17) Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu pelaksanaan gosok gigi pada papan. 18) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan gosok gigi. 19) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi waktu pelaksanaan gosok gigi. 20) Perawat menyimpulkan waktu pelaksaan gosok gigi. 21) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan langkah-langkah gosok gigi. 22) Perawat memina pasien untuk menuliskan langkah-langkah gosok gigi pada papan. 23) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait langkah-langkah gosok gigi. 24) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi langkah-langkah gosok gigi. 25) Perawat menyimpulkan langkah-langkah gosok gigi. a) Mengambil sikat gigi kemudian memberikan pasta gigi pada sikat gigi tersebut secukupnya. b) Mengambil gelas yang berisi air kemudia digunakan untuk berkumur. c) Menggosok gigi menggunakan sikat gigi yang sudah diberikan pasta gigi keseluruh permukaan gigi bagian dalam dan luar d) Setelah dirasa bersih dan merata kemudia kumur-kumur lagi menggunakan air sampai bersih. e) Merapikan alat-alat.

d. Tahap terminasi 1) Evaluasi a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok 2) Rencana tindak lanjut a) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri gosok gigi b) Pasien mengetahu manfaat perawatan diri gosok gigi dan dapat memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien 3) Kontrak yang akan datang a) Bersamaan dengan pasien membuat rencana aktivitas kelompok selanjutnya. 6. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 4, evaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, kemampuan menyebutkan pentingnya perawatan diri gosok gigi dan cara perawatan diri gosok gigi yang benar. 7. Evaluasi dan dokumentasi No 1.

Kemanpuan Mejelaskan Pengetian

2.

gosok gigi Menjelaskan tujuan

3.

mengosok gigi Menjelaskan alat dan

4.

bahan gosok gigi Menjelakan tahapan

5.

gosok gigi Memperagakan mandi

Nama pasien

dengan tepat

Catatan : 1. Beri tanda centang untuk kemampuan yang dapat dilakukan 2. Bila klien tidak mampu , stimulasi atau latih sampai klien mampu 3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

Evaluasi dan Dokumentasi Pelaksanaan TAK Defisit Perawatan Diri A. Kemampuan Verbal

No.

Aspek yang dinilai

1

Menyebutkan nama

2

lengkap Menyebutkan nama

3 4

Nama Pasien

panggilan Menyebutkan asal Menyebutkan hobi Jumlah

B. Kemampuan non Verbal No.

Aspek yang dinilai

1 2 3

Kontak mata Duduk tegak Menggunakan bahasa

4

tubuh yang sesuai Mengikuti kegiatan

Nama Pasien

sampai akhir Jumlah

C. Perawatan diri mandi No.

Aspek yang dinilai

1

Menjelaskan manfaat

2

mandi Menjelaskan alat dan

3

bahan mandi Menjelaskan tahapan

4

mandi Memperagakan mandi

5

dengan tepat Komitmen mandi dua

Nama Pasien

kali sehari Jumlah D. Perawatan diri keramas No 1

Aspek yang dinilai Mejelaskan penertian

Nama pasien

keramas 2

Menjelaskan tujuan

3

keramas Menjelaskan alat dan

4

bahan keramas Menjelakan tahapan

5

keramas Komitmen keramas dua kali seminggu Jumlah

E. Perawatan diri gosok gigi No 1

Kemanpuan Mejelaskan Pengetian

2

gosok gigi Menjelaskan tujuan

3

mengosok gigi Menjelaskan alat dan

4

bahan gosok gigi Menjelakan tahapan

5

gosok gigi Memperagakan mandi dengan tepat Jumlah

Nama pasien

DAFTAR PUSTAKA Direja, A.H.S. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika Gaol, N.J. (2012). Kesehatan jiwa. Yogyakarta: Pusat Penyembuhan Penyakit Jiwa dan Gangguan Kejiwaan Kelliat, B.A. & Pawirowiyono, A. 2015. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok Edisi 2. Jakarta: EGC Pinedendi, Rottie, dan Wowiling. (2016). Pengaruh penerapan asuhan keperawatan defisit perawatan diri terhadap kemandirian personal hygine pada pasien di RSJ. Prof. V. L. Ratumbuysang Manado. E-Jurnal Keperawatan Volume 4. Universitas Sam Ratulangi. Prabowo, E. (2014). Konsep dan aplikasi asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika Riskesdas. (2013). Laporan nasional riset kesehatan dasar. Diakses tanggal 2 Oktober 2018. Dari http://www.depkes.go.id Rusdi & Dermawan, D. (2013). Keperawatan jiwa konsep dan kerangka kerja asuhan keperawatan jiwa.Yogyakarta:Gosyen Publishing

Wulandari, Hesty. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Jiwa Dengan Defisit Perawatan Diri Di Ruang Jalak Rsj Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang. Tersedia di http://www.repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUBKEP/article/viewFile/818/621. Diakses pada tanggal 17 September 2018 Yosep, I. (2013). Keperawatan jiwa edisi revisi. Bandung:Refika Editama

Related Documents


More Documents from "Nury Liya"