2 Bab Ii Duramater.docx

  • Uploaded by: NURUL ROMADHON
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2 Bab Ii Duramater.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,453
  • Pages: 31
PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

1. Pengertian

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakatterasing dan sebagainya (Mubarak, 2006). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan

pelayanan

promotif

dan

preventif

secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,

P K M D

DURAMATER 2016

9

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan(Mubarak, 2006).

Proses

keperawatan

komunitas

merupakan

metode

asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010)

Menurut Anderson & Farlane (2007), menjelaskan bahwa perawat komunitas idealnya sebagai seorang advokat individu dan kesehatan keluarga serta terampil dalam membangun hubungan saling percaya, perawatan memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan pelayanan lokal. Karena pengalaman sebagai advokat kesehatan individu dan keluarga, perawat, dalam suatu model advokasi komunitas, dapat menerjemahkan pengetahuan khusus mereka tentang pelayanan keluarga ke dalam konteks yang lebih besar dari kemitraan komunitas.

Dari sebelas batasan atau pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan khusus dari keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu keperawatan,

P K M D

DURAMATER 2016

10

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan pada individu, keluarga, masyarakat, dan kelompok – kelompok baik sakit ataupun sehat, secara komprehensip melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan melibatkan masyarakat secara terorganisasi bersama team kesehatan tersebut melalui proses peraturan sesuai dengan kemampuannya untuk hidup sehat, sehingga tercapai fungsi kehidupan dan derajat hidup seoptimal mungkin sehingga dapat mandiri dalam upaya kesehatannya.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan melalui upaya (Subekti dkk, 2005):

1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu dan kelompok dalam konteks komunitas Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh kesehatan masyarakat (health general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat dapat mempangaruhi keluarga, individu dan kelompok.

P K M D

DURAMATER 2016

11

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari keperawatan komunitas diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk (Subekti, dkk, 2005):

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami. 2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut. 3) Merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan yang muncul 4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi. 5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

3. Fungsi Keperawatan Komunitas

a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan. c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.

P K M D

DURAMATER 2016

12

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

4. Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah indivdu, keluarga, masyarakat, dan kelompok khusus, baik yang sehat maupun sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan. Adapun beberapa sasaran dalam keperawatan komunitas meliputi (Mubarok, 2007):

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan yang utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan karena suatu hal atau sebab, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Peran perawat komunitas adalah membantu memenuhi kebutuhan dasarnya (kelemahan fisik atau mental, kurang pengetahuan, kurang motivasi).

b. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

P K M D

DURAMATER 2016

13

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawainan atau adopsi. Fokus pelayanan kesehatan keluarga:

1) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan 2) Keluarga mempunyai pernana utama dalam pemeliharaan seluuruh anggota keluarga. 3) Masalah kesehatan saling berkaitan. 4) Decision making keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan. Keluarga sebagai perantara efektif dalam usaha kesehatan.

c. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas – batas yang dirumuskan dengan jelas.

d. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai jenis kelamin, umur, problem, kegiatan yang terorganisir yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan:

1) Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:

P K M D

DURAMATER 2016

14

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

a) Ibu hamil b) Bayi baru lahir c) Anak balita d) Anak usia sekolah e) Usia lanjut

2) Kelompok

dengan

kesehatan

khusus

yang

memerlukan

pengawasan dan bimbingan dan asuhan keperawatan diantaranya adalah:

a) Penderita penyakit menular seperti TBC, kusta, penyakit kelamin, dan lain – lain. b) Penderita penyakit tidak menular seperti DM, jantung, cacat fisik, dan gangguan mental.

3) Kelompok dengan resiko terserang penyakit, seperti:

a) Wanita tuna susila b) Penyalahgunaan obat dan narkotika c) Kelompok pekerja tertentu

4) Lembaga sosial, perawatan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a) Panti Wreda b) Panti asuhan c) Panti rehabilitasi

P K M D

DURAMATER 2016

15

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

d) Penitipan bayi atau balita

5) Ruang lingkup

a) Pelayanan yang diberikan individu dapat dilaksanakan di puskesmas maupun di rumah berupa asuhan keperawatan kepada penderita dari berbagai tingkat usia tumbuh kembang kondisi kesehatan dan jenis kelamin meliputi:

(1) Penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut (2) Penderita yang tergolong resiko tinggi yang perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi (RS dan masih dapat ditangani oleh puskesmas denga tempat keperawatan maupun rumah). (3) Seseorang karena kebutuhan kesehatannya memerlukan bimbingan serta pengawasan, diantarannya adalah anak balita, bayi, bumil, dan usia lanjut.

6) Pelayanan yang diberikan kepada keluarga

a) Keluarga dengan status ekonomi rendah dan mempunyai masalah kesehatan dan perawatan serta mempunyai resiko untuk terserang penyakit. b) Keluarga

yang

mempunyai

anggota

keluarga

yang

memerlukan asuhan keperawatan.

P K M D

DURAMATER 2016

16

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

c) Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan perawatan atau masalah lainnya yang dapat terkait dan dapat dibantu dengan tenaga kesehatan maupun perawatan.

7) Pelayanan tingkat masyarakat

Kegiatan yang dilakukan oleh kesehatan masyarakat adalah:

a) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, masyarakat, dan kelompok khusus. b) Penyuluhan kesehatan c) Konseling dan pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat. d) Bimbingan dan binaan kesehatan individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat menghadapi masalah yang mereka hadapi. e) Mengadakan rujukan terhadap kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut. f) Penemuan kasus pada individu, keluarga, kelompok khusus, serta masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan. g) Melakukan asuhan komunitas yang dimulai dari pengenalan masalah,

perencanaan,

pelaksanaan,

penilaian

melalui

pendekatan mengenai proses keperawatan. h) Sebagai penghubung dengan unit pelayanan kesehatan.

P K M D

DURAMATER 2016

17

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

i) Mengadakan koordinasi dalam berbagai kesehatan asuhan keperawatan komunitas. j) Mengadakan kerja sama lintas sektoral dan program dengan instalasi terkait. k) Sebagai role model yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok khusus, serta masyarakat seoptimal mungkin secara mandiri. l) Penelitian untuk mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat.

5. Strategi Intenvensi Keperawatan Komunitas

a. Proses Kelompok (group process) Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah

belajar

dari

pengalaman

sebelumnya,

selain

faktor

pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahanpemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.

P K M D

DURAMATER 2016

18

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut UndangUndang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial. c. Kerjasama (Partnership) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

6. Prinsip Keperawatan Komunitas

Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan komunitas meliputi (Iqbal Wahit, 2005):

a. Kemanfaatan

P K M D

DURAMATER 2016

19

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

Intervensi atau pelaksanaan harus memberikan manfaat sebesar– besarnya bagi komunitas, artinya adalah keseimbangan antara manfaat dan kerugian.

b. Autonomi

Diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif yang terbaik yang disediakan untuk komunitas.

c. Keadilan

Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitasnya.

7. Falsafah Falsafah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut (Subekti,2005):

a. Pelayanan kesehatan terjangkau dan dapat diperoleh oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan. b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. c. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada klien yang berlangsung secara berkelanjutan.

P K M D

DURAMATER 2016

20

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

d. Perawat sebagai provider dan klien sebagai pelayanan kesehatan menjadi suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan pelayanan kesehatan. e. Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat direncanakan dalam pelayanan kesehatan secara berkesinambungan. f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya. Masyarakat juga harus ikut mendorong, mendidik dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari:

Komunits dengan keluarga sebagai unit pelayanan dasar Manusia

Keperawatan dengan tiga level pencegahan

Kesehatan (s ehat – sakit)

Lingkungan (fisik, biologis, psikologis, sosial, cultural & spiritual

Anderson & Farlane, (2007)

P K M D

DURAMATER 2016

21

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

1) Manusia

Manusia sebagai klien berarti sekumpulan individu atau klien yang memilki nilai, keyakinan, minat, dan interaksi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan.

2) Kesehatan

Adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.

3) Lingkungan

Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh di sekitar klien yang bersifat biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.

4) Keperawatan

Intervensi bertujuan untuk menekan stressor atau meningkat kemampuan klien melalui upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

P K M D

DURAMATER 2016

22

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

B. Teori Perubahan Perilaku

1. Konsep Perilaku Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang atau stimulus dan respon skinner (Notoatmojo 2007). Perilaku tersebut dibagi lagi menjadi 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (keterampilan). Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat di rumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku ke dalam tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah knowledge, attitude, practice (Sarwono, 2004). Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung

P K M D

DURAMATER 2016

23

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Notoadmodjo, 2003). Ensiklopedi Amerika, perilaku di artikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoadmodjo, 2003). Tindakan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, dan kepercayaan (Notoatmojo 2007). 2. Perilaku Sehat dan Perilaku Sakit Berdasarkan batasan perilaku dari skinner tersbut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintanance) Adalah prilaku atau usaha- usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeluharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek : 1) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit

P K M D

DURAMATER 2016

24

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

2) Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat 3) Perilaku gizi (makanan dan minuman) b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan ( health seeking behavior). 1) Perilaku kesehatan lingkungan Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. 2) Perilaku hidup sehat Adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatanya. a) Makan dengan menu seimbang b) Olahraga teratur c) Tidak merokok d) Tidak minum-minuman keras dan narkoba e) Istirahat cukup f) Mengendalikan stres g) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif c. Perilaku sakit ( illness behavior) Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.

P K M D

DURAMATER 2016

25

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

d. Perilaku tentang sakit ( the sick role behavior) Dari segi sosiologi, orang sakit mempunyai peran yang mencakup hak-hak dan kewajiban orang sakit. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri dan orang lain yang disebut perilaku peran orang sakit yang meliputi:

1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2)

Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan yang

layak.

Hak orang sakit meliputi: mendapatkan perawatan dan pelayanan kesehatan.

3. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku a. Perubahan alamiah (natural change): perubahan perilaku karena terjadi perubahhan alam (lingkungan) secara alamiah b. Perubahan terencana (planned change): perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan. c. Kesiapan berubah (readiness to change): perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.

P K M D

DURAMATER 2016

26

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

4. Determinan Perubahan Manusia Terhadap Perilaku. Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor. Pada realitasnya

sulit

dibedakan

dalam

menentukan

perilaku

karena

dipengaruhi oleh faktor lainnya yaitu antara lain faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosial budaya masyarakat, dan sebagainya sehingga proses terbentuknya pengetahuan dan perilaku ini dapat dipahami seperti yang di kemukakan sesuai teori Green Lawrence (1980) dalam Notoatmodjo (2007), secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (non – behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor; a. Faktor – faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai, dan sebagainya. b. Faktor – faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan. c. Faktor – faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku seseorang bersangkutan.

P K M D

DURAMATER 2016

27

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

Bagan Teori Perubahan Perilaku L. Green.

Disimpulkan

bahwa

pengetahuan

dan

perilaku

seseorang

ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari seseorang. Disamping itu ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya pengetahuan dan perilaku.

C. Konsep Keperawatan Komunitas

Menurut Freedman (1961) dalam Subekti (2005) menjelaskan keperawatan kesehatan adalah sebagai suatu lapangan khusus bidang kesehatan, keterampilan hubungan antara manusia, organisasi, anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi memelihara kesehatan

P K M D

DURAMATER 2016

28

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

masyarakat. Keperawatan komunitas didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau suatu gambaran tentang lingkup keperawatan (Anderson & Farlane, 2007).

Dari konsep keperawatan komunitas tersebut dikembangkan terus menjadi dalam model komunitas sebagai mitra, terdapat dua faktor sentral yang meliputi (Anderson & Farlane, 2007); (1) fokus komunitas sebagai mitra (ditandai dengan roda pengkajian komunitas di bagian atas, dengan menyatukan anggota masyarakat sebagai intinya), (2) penerapan keperawatan.

D. Proses Keperawatan Komunitas

Proses keperawatan komunitas adalah upaya pengalihan peran pelayanan keperawatan dari tenaga pelaksana keperawatan kepada individu, keluarga, masyarakat, termasuk kelompok khusus sebatas kewenangan yang diperbolehkan. Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Effendi, 2009).

Proses keperawatan mempunyai 5 (lima) tahapan yaitu (Anderson & Falane, 2007):

P K M D

DURAMATER 2016

29

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

1. Pengkajian

Pengkajian komunitas merupakan suatu proses; merupakan upaya untuk dapat mengenal masyarakat, warga msyarakat merupakan mitra dan berkontribusi terhadap keseluruhan proses:

a. Pendidikan sebagai inti b. Lingkungan fisik c. Ekonomi d. Keamanan dan transportasi e. Politik dan pemerintah f. Pelayanan kesehatan dan sosial g. Komunikasi h. Pendidikan i. Rekreasi

2. Analisis Komunitas

Analisis adalah suatu studi dan pemeriksaan data, data tersebut bisa kuantitatif (numerik) maupun kualitatif. Dalam analisis data dapat dikategorikan dalam berbagai cara, meliputi:

a. Karakteristik demografik ukuran (keluarga, usia, jenis kelamin, dan kelompok etnik dan ras). b. Karakteristik geografik (batas wilayah; jumlah dan ukuran lahan tempat tinggal, ruang publik, dan jalan).

P K M D

DURAMATER 2016

30

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

c. Karakteristik sosial – ekonomi (kategori pekerjaan da penghasilan, pendidikan yang dicapai, dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah). d. Sumber dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat pelayanan kesehatan mental, dan sebagainya).

3. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosis adalah suatu pernyataan hasil sintesis pengkajian data. Diagnosis merupakan suatu label yang mendeskripsikan siatuasi (atau kondisi) dan mengandung etiologi (penyebab).

Diagnosa keperawatan membatasi proses diagnostik pada berbagai diagnosis yang ditegakkan untuk menunjukkan respon manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun potensial, yang dapat secara legal ditangani oleh perawat.

Diagnosa keperawatan terdiri dari tiga bagian, meliputi:

a. Deskripsi masalah, respon atau kondisi b. Identifikasi berbagai faktor etiologi yang berhubungan dengan masalah c. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.

P K M D

DURAMATER 2016

31

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

Diagnosa keperawatan komunitas difokuskan pada suautu komunitas yang didefinisikan sebagai suatu kelompok, populasi atau kumpulan orang dengan sekurang – kurangnya memiliki satu karakteristik tertentu.

4. Perencanaan

Terdiri atas kegiatan memprioritaskan masalah, perumusan jangka panjang dan jangka pendek, menetapkan rencana tindakan serta merumuskan rencana evaluasi. Masalah keperawatan komunitas yang sudah teridentifikasi, kemudian diprioritaskan untuk masing–masing masalah dengan mengguanakan kriteria penafsiran sebagai berikut:

a. Resiko tinggi b. Resiko parah c. Potensial untuk pendidikan kesehatan d. Minat masyarakat e. Dapat diatasi f. Sesuai program pemerintah g. Tempat h. Waktu i. Dana j. Fasilitas kesehatan k. Petugas atau sesuai peran petugas kesehatan

P K M D

DURAMATER 2016

32

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

Dalam penilaian diberikan nilai 0 untuk nilai terkecil dan 5 untuk nilai terbesar, kemudian dijumlahkan. Jumlah nilai tertinggi akan menjadi prioritas masalah yang akan diselesaikan lebih dahulu.

Tujuan jangka panjang adalah sebuah target terakhir dari kegiatan yang diharapkan dari rangkaian proses pemecahan suatu masalah. Biasanya berorientasi pada perubahan perilaku baik yang mencaup fungsi kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan tujuan jangka pendek adalah hasil yang diharapkan setiap akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu.

Tujuan jangka pendek merupakan tujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menerapkan rencana tindakan perlu mempertimbangkan apa, kapan, siapa, berapa banyak dan bagaimana kegiatan dilakukan, untuk itu juga perlu diperhatikan program dan organisasi yang ada, program yang lalu, situasi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Rencana evaluasi dideskripsikan dalam pernyataan kriteria standar.

Kriteria adalah tolak ukur dari kegiatan tertentu. Menuliskan ukuran/ standar pencapaian hasil yang diharapkan sesuai tujuan. Sehingga akan tercapainya sebuah standar, standar adalah tingkat penampilan sesuai tolak ukur yang ada.

P K M D

DURAMATER 2016

33

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

5. Intervensi

Rencana berfokus-komunitas didasarkan pada diagnosis keperawatan dan mengandung tujuan serta intervensi spesifik dalam mencapai hasil yang

diharapkan.

Perencanaan

seperti

pengkajian,

dan

analisis,

merupakan suatu proses sistematik yang dibuat melalui kemitraan dengan komunitas.

Berfokus pada kebutuhan dasar komunitas, kebiasaan, pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat beradaptasi dengan lingkungan internal & eksternal.

Intervensi Keperawatan Mencakup :

a. Pendidikan kesehatan b. Mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan di komunitas c. Memerlukan keahlian perawat ; melakukan konseling d. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral e. Rujukan keperawatan dan non keperawatan apabila diperlukan

Pencegahan berdasarkan pendapat Leavell dan Clark (Prepathogenesis Phase & Pathogenesis Phase). a. Prepathogenesis – (Primary Prevention / pencegahan Primer)

P K M D

DURAMATER 2016

34

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

Prepathogenesis suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan, Primary prevention merupakan suatu usaha agar masyarakat yang berada dalam stage of optimum health tidak jatuh kedalam stage yang lebih buruk.

Primary Prevention dilakukan dengan 2 cara:

1) Health Promotion

Yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat melalui:

a) Health education b) Growth and development monitoring c) Marriage counseling d) Sex education e) Pengendalian lingkungan / P 2 M f) Askep pre natal g) Stimulasi dan bimbingan dini h) Perlindungan gizi i) Penyuluhan untuk pencegahan keracunan

2) General and Specific protection

a) Imunisasi, personal hygiene, accidental safety, kesehatan kerja b) Perlindungan diri dari bahan kimia / toxin, pengendalian sumber

P K M D

DURAMATER 2016

35

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

c) Pencemaran.

b. Pathogenesis Phase Secondary prevention (pencegahan sekunder)

Yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang sakit, dengan 2 kegiatan;

1) Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera / adekuat), melalui: Penemuan kasus secara dini, pemeriksaan umum lengkap, penanganan kasus survey terhadap kontak, dan lain-lain. 2) Disability limitation (pembatasan kecatatan)

a) Penyempurnaan & identifikasi terapi tujuan b) Pencegahan komplikasi c) Perbaikan fasilitas kesehatan d) Penurunan beban social penderita, dan lain-lain

c. Tertiary prevention (pencegahan tersier)

Yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta mengalami kecatatan antara lain: Penkesh lanjutan, terapi kerja, perkampungan rehabilitasi sosial, penyadaran masyarakat, lembaga rehabilitasi, dan lain-lain.

6. Implementasi

P K M D

DURAMATER 2016

36

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

Langkah implementasi keperawatan komunitas berfokus pada upaya

meningkatkan,

mempertahankan,

memperbaiki

kesehatan,

mencegah penyakit serta rehabilitasi dengan strategi yang digunakan yaitu proses kelompok, health promotion dan partnership. Proses kelompok adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat dan masyarakat sejak awal sampai akhir fase kegiatan (fase awal, kerja, dan terminasi). Health promotion merupakan aktivitas individu dan komunitas untuk meningkatkan gaya hidup sehat. Aktivitas – aktivitas tersebut secara langsung bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesehatan dan aktualisasi individu, keluarga, kelompok khusus, dan komunitas partnership dilakukan oleh perawat bersama unsur lain yang terkait dalam bentuk kerjasama lintas program dan lintas sektor. Kemampuan yang dituntut dimiliki oleh perawat dalam implementasi ini adalah: mengidentifikasi dan menjalin hubungan dengan klien, melakukan kolaborasi dengan pihak terkait (masyarakat, tokoh formal dan informal setempat, potensi – potensi lainnya), memfasilitasi perluasan informasi dan menyatukan sumber – sumber untuk pembangunan kesehatan serta kemampuan advokasi bagi masyarakat.

Kerangka tujuan dari implementasi yang diberikan pada masyarakat ialah:

a. Meningkatkan rentang hidup sehat b. Menurunkan perbedaan status kesehatan warga

P K M D

DURAMATER 2016

37

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

c. Memberikan layanan preventif yang terjangkau oleh warga.

7. Evaluasi

Evaluasi adalah respon dari komunitas terhadap program kesehatan dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan dan objektif program.

Prinsip evaluasi:

a. Memperkuat program; tujuan kita adalah promosi kesehatan dan peningkatan kepercayaan dari komunitas atau masyarakat. b. Menggunakan pendekatan multiple; selain pendekatan multi disiplin, metode evaluasi mungkin banyak ada bermacam – macam yang sejalan dengan tujuan program. c. Merancang evaluasi untuk memenuhi issue nyata; program berbasis dan berfokus komunitas, yang berakar pada komunitas “nyata” dan berdasarkan pada pengkajian komunitas, harus memiliki rancangan evaluasi untuk mengukur kriteria mengenai pentingnya program tersebut bagi komunitas. d. Menciptakan proses partisipasi; pendekatan evaluasi harus fleksibel dan

bersifat

perspektif,

mendokumentasikan

jika

munculnya

tidak perubahan

akan yang

sulit sering

untuk kali

meningkat secara tajam dan kompleks.

P K M D

DURAMATER 2016

38

PKMD Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2016 Di Desa Truko, Kecamatan Bringin,Kab Semarang

e. Membangun

kapasitas;

selain

mengukur

hasil

akhir,

harus

meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat di dalamnya.

Macam evaluasi:

a. Formatif dan sumatif b. Input, proses, dan hasil

Fokus evaluasi

a. Relevansi apakah program diperlukan b. Perkembangan dan kemajuan c. Efisiensi biaya d. Dampak e. Hasil

Kegiatan evaluasi yang dilakuakan

a. Untuk mengukur keberhasilan b. Selama evaluasi, petugas mengumpulkan data dan menganalisa apakah terjadi perubahan kondisi atau tidak. c. Dilakukan bersama dengan masyarakat d. Merupakan respon masyarakat terhadap program kesehatan.

P K M D

DURAMATER 2016

39

Related Documents

Bab Ii-2
May 2020 36
Bab Ii (2)
October 2019 36
Bab Ii 2.doc
November 2019 21
2. Bab Ii Plta.pdf
April 2020 7
Bab Ii - Hal 2
October 2019 45

More Documents from ""