2. Bab I.docx

  • Uploaded by: Fabil Halalan Toyyiban
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2. Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,757
  • Pages: 9
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negaranegara maju, sampah selalu menjadi masalah terutama di kota-kota besar. Sampah dihasilkan dariaktivitas rumah tangga maupun dari kegiatan industri. Volume sampah yang dihasilkan berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk akan semakin banyak volume sampah yang dihasilkan. Permasalahan yang muncul pada umumnya adalah sistem distribusi atau sistem di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sistem distribusi menyangkut masalah pasukan kuning dan kendaraan yang mengangkut atau bongkar muat sampah dari rumah ke rumah, dari rumah ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dan dari TPS ke TPA. Sedangkan system di TPA menyangkut pengelolaan sampah yang berkaitan dengan kecepatan daya tamping TPA terhadap pertambahan jumlah sampah setiap hari. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah timbulnya berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsung diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai dan juga bahaya ledakan sampah di TPA disebabkan oleh sampah yang tertimbun dalam jumlah banyak sedangkan proses pengelolahan yang lambat dan tidak dilakukannya pemilahan sampah sejak dari sumber. Contoh masalah ini adalah adanya peristiwa ledakan TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005 yang merupakan ledakan terbesar ke dua di Indonesia karena memakan ratusan korban.

1

B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Apa yang dimaksud TPA ? Bagaimana kronologi terjadinya TPA Leuwigajah? Apa faktor penyebab terjadinya peristiwa TPA Leuwigajah ? Berapa banyak korban dari peristiwa ledakan TPA Leuwigajah? Apa dampak akibat dari ledakan TPA Leuwigajah ? Bagamaimana Solusi mencegah terjadinya ledakan TPA ? Mengapa tanggal 21 meerupakan hari sampah nasional ?

C. Tujuan 1. 2. 3. 4.

Memahami pengertian dan fungsi dari TPA. Mengetahui dampak besar yang disebabkan oleh sampah. Mengetahui kronologi terjadinya peristiwa ledakan Leuwigajah. Mengetahui solusi apa saja yang harus di lakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa itu.

D. Manfaat 1. Menumbuhkan pada pembaca maupun penulis upaya pengurangan penggunaan sampah plastik 2. Menumbuhkan kesadaran pada pembaca maupun penulis untuk mengurangi aktivitas yang menghasilkan banyak sampah. 3. Meningkatkan pengetahuan tentang dampak dari manajemen sampah yang tidak efektif dan efisien.

2

Bab II PEMBAHASAN A. Pengertian TPA Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan , pemindahan / pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. Selama ini masih banyak persepsi keliru tentang TPA yang lebih sering dianggap hanya merupakan tempat pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyak Pemerintah Daerah masih merasa sayang untuk mengalokasikan pendanaan bagi penyediaan fasilitas di TPA yang dirasakan kurang prioritas disbanding dengan pembangunan sektor lainnya. Di TPA, sampah masih mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat, sementara yang lain lebih lambat; bahkan ada beberapa jenis sampah yang tidak berubah sampai puluhan tahun; misalnya plastik. Hal ini memberikan gambaran bahwa setelah TPA selesai digunakanpun masih ada proses yang berlangsung dan menghasilkan beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan. Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah ditutup. TPA LEUWIGAJAH Leuwigajah Landfill di Kota Cimahi Jawa Barat mempunyai luas 25,1 hektare pernah digunakan sebagai TPA oleh Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung. Gambar 1 memperlihatkan lokasi TPA Leuwigajah dan TPA Sarimukti. Kegiatan di TPA leuwigajah dimulai tahun 1982 dengan pembebasan tanah dan konstruksi diatas lahan 12 Ha dengan pembiayaan dari Pemda Kota bandung. Pada tanggal 13 januari 1987 TPA Leuwigajah resmi beroperasi (BPLHD, 2009). TPA Leuwigajah merupakan TPA regional karena digunakan oleh 3 kota yaitu kota Bandung, kota Cimahi dan kabupaten Bandung.

3

Gambar 1 TPA Leuwigajah dikelola oleh dua lembaga, yaitu Perusahaan Daerah Kebersihan Kota bandung (PD. Kebersihan) dan unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Kota Cimahi (UPTD Kebersihan). Tabel 1 memperlihatkan banyaknya sampah masuk TPA Leuwigajah semasa beroperasinya. Tabel 1 Sampah masuk ke TPA Leuwigajah tahun 2004 (BPLHD, 2008)

B. Kronologi Ledakan TPA Leuwigajah    

Senin 21 Februari 2005 Hujan mengguyur selama dua hari berturut-turut sebelum kejadian Hujan lebat terjadi sejak Minggu 20 Februari 2005 petang hingga tengah malam Timbunan sampah di TPA Leuwigajah longsor sekitar pukul 2.00 WIB, saat warga tertidur lelap. Tinggi gunungan sampah mencapai 50-70 meter. Longsor menimpa puluhan rumah di dua wilayah, Kabupaten Bandung (sekarang masuk wilayah Kabupaten Bandung Barat) dan Kota Cimahi. Persisnya lokasi yang tertimbun sampah berada di Kampung Cilimus dan Kampung Gunung Aki, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, 4

    

        

Kabupaten Bandung; serta Kampung Pojok, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Permukiman yang terkena longsoran sampah terseret hingga sekitar 1 kilometer jauhnya. Dugaan awal, 141 jiwa meninggal. Hingga Senin malam, baru dtemukan 29 jenazah. Gubernur Jabar Danny Setiawan: Penimbunan sampah dari wilayah Bandung raya ke TPA Leuwigajah dihentikan. Data UPTD Kebersihan Kota Cimahi: Luas TPA Leuwigajah 25,1 hektare; digunakan sejak 1987; sampah yang masuk setiap hari sekitar 3.800 m3; Sistem pengelolaan sampah open dumping atau buang lalu timbun. Selasa 22 Februari 2005 Jumlah jenazah yang ditemukan sebanyak 27 orang. Diperkirakan jumlah korban tewas mencapai 64 orang. Korban yang ditemukan disemayamkan di Masjid Al-Hidayah. Proses evakuasi jenazah terganjal medan yang sulit. Warga yang selamat diungsikan di empat ruang kelas di SDN 2 Batujajar. Para siswa di SD itu diliburkan. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Alwi Shihab dan Menteri Sosial (Mensos) Bachtiar Chamsah berkunjung ke lokasi kejadian. Polda Jabar melakukan penyelidikan atas kejadian luar biasa itu. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bandung, KH Yayat Ruhiyat Sirodj mengimbau dan mengajak seluruh umat Islam untuk melakukan doa bersama Warga Kampung Cilimus, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung yang rumahnya tertimpa longsoran sampah akan menuntut pengelola TPA Leuwigajah ke pengadilan. Rabu 23 Februari 2005

  

Data korban yang ditemukan direvisi menjadi 54 orang, tapi 95 orang masih dinyatakan hilang, 204 orang warga di 3 kampung itu selamat. Sejumlah pejabat terkait diperiksa Polda Jabar setelah kejadian itu. Solihin GP: Tragedi TPA Leuwigajah bukti kelalaian pihak berwenang.

5



 

Cipatat di Kabupaten Bandung (sekarang Kabupaten Babndung Barat) dan Cijeruk (di Kabupaten Sumedang) akan ditunjuk sebagai pengganti TPA Leuwigajah untuk TPA. Mensos minta rumah para korban longsor direlokasi ke tempat yang aman. Bupati Bandung Obar Sobarna menunjuk Dandim 0609 Letkol TNI AD Ahmad Saefuddin sebagai ketua koordinator pelaksana lapangan (korlap) penanganan bencana longsor TPA Leuwigajah.

C. Faktor penyebab terjadi Ledakan TPA leuwigajah Ledakan TPA Leuwigajah terjadi karena adanya reaksi kimia di dalam tumpukan sampah di TPA tersebut. Ketika hujan mengguyur tumpukan sampah, gas metan akan keluar naik, sesuai dengan hukum alam karena memiliki berat jenis yang lebih ringan daripada air. Jika gas metana sudah mencapai 12 persen terhadap total udara, terjadilah ledakan. Metan adalah gas alam tanpa warna, berbau, dan mudah terbakar. Gas berbahaya ini dihasilkan dari penguraian sampah organik seperti dedaunan atau sisa makanan yang menumpuk di tempat pembuangan sampah. Biang penguraian itu adalah bakteri pembusuk dan terjadi di tempat yang nihil oksigennya (anaerob). Survei yang dilakukan sebelum terjadi longsor oleh pakar lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Enri Damanhuri menunjukkan, konsentrasi gas metan di TPA Leuwigajah sangat kritis yaitu mencapai 10 hingga 12 persen. Bayangkan, gas metan dapat menimbulkan ledakan jika memiliki konsentrasi 12 persen. Inilah mengapa sebelum tumpukan sampah itu longsor, terjadi ledakan yang sangat keras.

D. Dampak akibat terjadinya Ledakan TPA Leuwigajah 1. TPA tidak bisa beroperasi lagi sampah menumpuk di hampir semua TPS di Kota Bandung. 2. 2 kampung (Cilimus dan pojok) hilang dari peta 3. 137 rumah tertimbun sampah 4. 157 orang meninggal 5. Bukit sampah setinggi 30 meter dengan kemiringan 60 derajat ambrol

6

E. Solusi mencegah terjadinya Ledakan TPA leuwigajah 1. Memperbaiki dan menyiapkan prasana pengelolaan sampah dengan teknologi yang berwawasan lingkungan. 2. Menggalang kerja sama dengan sektor swasta dan melakukan kolaborasi dengan kabupaten/ kota sekitar dalam penangananan masalah sampah. 3. Menerapkan konsep 3R (reduce-recycle-reuse) atau mengurangimemanfatkan kembali-medaur ulang. 4. Metode pemilahan sampah dari rumah tangga guna menentukan tingkat volume sampah yang ada di TPA , sebagai bagian dari menjaga kelestarian lingkungan . Berdasarkan data dari badan pusat statistik tingkat perilaku memilah sampah di rumah tangga hanya dikisaran 18,84 %. 5. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam perilaku pengelolaan sampah sejak usia dini melalui program penyuluhan yang memadai dan masuknya persampahan dalam kurikulum pendidikan formal

F. Hari Sampah Nasional Hari Peduli Sampah Nasional diperingati setiap tanggal 21 Februari. Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencanangkan 21 Febuari 2006 sebagai Hari Peduli Sampah untuk pertama kalinya. Peringatan ini muncul atas ide dan desakan dari sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa. Pada peristiwa naas tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah. Hari peduli sampah nasional bukan sekedar peringatan terjadinya ledakan di TPA Leuwi Gajah namun juga sebagai momentum pengingat masyarakat Indonesia untuk tidak menyepelekan sampah yang dihasilkan setiap harinya.

7

Bab III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan tentang Masalah lingkungan yaitu ledakan TPA Leuwigajah diatas , maka dapat diambil kesimpulan : 1. Sampah merupakan persoalan utama yang dihadapi masyarakat global. Menurut Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang telah 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem. 2. Penanganan yang kurang bijaksana setelah sampah sampai di TPA. 3. Minimnya kesadaran masyarakat tentang sampah dan metode pemilahan sampah. 4. Kurang pedulnya pemerintah terhadap masalah yang ada di TPA. 5. Tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). B. Saran 1. Perlunya kesadaran dalam masalah sampah baik dari masyarakat sendiri maupun instantsi pemerintah. 2. Dalam pengelolaan TPA , sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli bukan petugas saja. 3. Pengoperasian TPA harus sesuai dengan SOP. 4. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam perilaku pengelolaan sampah sejak usia dini melalui program penyuluhan yang memadai dan masuknya persampahan dalam kurikulum pendidikan formal sejak dini.

8

DAFTAR PUSTAKA http://rakbowlgirl.blogspot.com/2014/02/refleksi-ledakan-timbunansampah-tpa.html http://www.ampl.or.id/digilib/read/kisah-tragis-tpa-leuwigajah-/21230 https://www.liputan6.com/news/read/96265/pengelolaan-tpaleuwigajah-kurang-koordinasi https://www.liputan6.com/news/read/96308/pengelola-tpaleuwigajah-pernah-diperingatkan http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2017/02/21/klipingprtragedi-longsor-sampah-di-tpa-leuwigajah-394179

9

Related Documents

Bab 2
June 2020 19
Bab 2
May 2020 26
Bab 2
May 2020 40
Bab 2
June 2020 23
Bab 2
April 2020 32
Bab 2
April 2020 37

More Documents from ""

2. Bab I.docx
December 2019 4
Alat Musik Tradisional.docx
December 2019 33