Nama : Raihan Fakhira Npm. : 1601103010033 “Aspek Keprilakuan Pada Persyaratan Pelaporan” ➢ Syarat-syarat Pelaporan Dunia ini penuh dengan persyaratan untuk melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa atau apa kita ini, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan pekerjaan kita,bagaimana keadaan dari orang dan benda untuk mana kita bertanggung jawab, dan seterusnya. Hal hal ini pada umumya disebut “persyaratan’’ pelaporan, meskipun beberapa diantaranya tidak dapat dipaksakan. Kebanyakan riset akutansi keprilakuan mengenai dampak informasi telah memfokuskan pada bagaimana penerima menggunakan informasi yang dilaporakan guna membuat penilaan dan atau keputusan. Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Karena pengumpulan dan pelaporan informasi mengonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara sukarela kecuali pelapor yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi si penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor. Informasi yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengelolaan dan pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor, dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana atau apakah tindakan korektif diperlukan. Persyaratan pelaporan dikenakan dan dipaksakan oleh beraneka ragam orang dan organisasi dengan cara yang beraneka rupa. Informasi yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses daripengelolaan dan pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor, dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana atau apakah tindakan korektif diperlukan. Meskipun alternatjf seperti pengamatan langsung atau audit mendadak kadang kala digunakan, informasi yang dilaporkan merupakan cara umum untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk pengendaliaan. Persyaratanpelaporan dikenakan dan dipaksakan oleh beraneka ragam orang den organisasi dengan cara yang beraneka ragam rupa. Dalam organisasi biasanya manajer memiliki hak untuk mengharuskan bawahanya melaporkan sapek manapun dari kenierja pekerjaan mereka. Apakah mereka dapat memeksakan persyartan semacam itudengan efektif adalah kurang jelas dan bergantug pada sejumlah faktor organisasional, dan mungkin pribadi. Perusahaan yang dimiliki oleh publik diharuskan melaporkan secara ekstensif kepada bapepam dan publik umum mengenai status keuangan dan operasinya. Berbagai pemeritah pusat maupun daerah juga mengaruskan organisasi dan individu untuk melaporkan berbagai macam masalah keuangan dan non keunagan dengan berbagai sanksi yang dikenakan untuk ketidak patuhan.setiap orang yang terlibat dalam perancangandan penggunaan sistem informasi perlu memahami dampak yang mungkin dari persaratan pelaporan terhdap pengirim informasi, serta bagaimana memprediksikan dan mengidrentifikasikan dmapak semacam itu. ➢ Bagaimana Persyaratan Pelaporan Mempengaruhi Perilaku Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku pelaporan dalam beberapa cara antara lain : 1. Antisipasi Penggunaan Informasi Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri, bersama-sama dengan informasi lainnya, mereka yakin akan mengarah pada hasil yang mereka inginkan, pengirim informasi tersebut mencoba untuk menyimpulkan bagaimana penerima informasi akan menggunakan dan bereaksi terhadap informasi yang disediakan. 2. Prediksi Si Pengirim Mengenai Penggunaan si Pemakai Seseorang merasa pasti mengenai bagaimana penerima akan menggunakan informasi dan jika setiap orang selalu jelas dan jujur mengenai bagaimana mereka akan menggunakan informasi yang dilaporkan, maka akan terdapat lebih sedikit masalah.
3. Insentif/Sanksi Semakin besar potensi yang ada bagi si penerima, untuk memberikan penghargaan atau sanksi kepada si pengirim, semakin hati-hati sipengirim akan bertindak dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh si penerima. 4. Penentuan Waktu Waktu adalah faktor penting dalam menetukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilakupengirim atau tidak. Jika persyaratan pelaporan hanya terjadi setelah pengirim telah bertindak, maka tidak ada peluang untuk mengubah perilaku masa lalu. 5. Strategi Respons Interaktif Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan, strategi yang paling murah adalah untuk terus berperilaku seperti biasa, melaporkan sejujurnya perilaku tersebut, dan menunggu respon dari penerima. 6. Pengaruh Perhatian Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatan dan bukannya dampak dari pelaporan informasi karena dampak tersebut timbul dari kepentingan pengirim itu sendiri dan tidak bergantung pada informasi yang dilaporkan kepada siapapun. ➢ Dampak dari Persyaratan Pelaporan • Akuntansi Keuangan Badan-badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan di Amerika Serikat, termasuk Securities Exchange Commission (SEC), Financial Accounting Standards Board (FASB), dan Financial Executive Research Foundation (FERF), telah mengakui dampak potensial yang dimiliki oleh persyaratan pelaporan terhadap perilaku korporat. FASB dan FERF baru-baru ini mulai mendorong dan mendukung investigsai mengenai dampak semacam itu dan mempertimbnagkan secara ekslplit dalam proses penetapan standar. Pada awaltahun 1969 diusulkan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secra umuum(generally accepted accounting standar-GAAP) dapat mempengaruhi prilaku korporat. Hawkins membahas dampak-dampak yang mungkin terhadap kebijakan operasi manajer mengenai prinsipprinsip akuntansi untuk pajak tangguhan. Kredit translasi mata uang asing, laba persaham, konsolidasi, laba atau rugi luar biasa, ekuivalen saham biasa, dan sewa guna usaha, ia menyatakan GAAP ynag baik secara keprilakuan akan menghambat manajer untuk mngambil tindakan operasi yang tidak diinginkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternative akuntansi dan menghambat adopsi praktik akuntansi oleh korporasi yang menciptakan ilusi kerja, sayangnya tidak melakukan investigasi apakah dampak yang ia argumetasikan benar-benar terjadi atau tidak ia juga tidak membahas situasi hadirin yang dampak mempengaruhi kekuatan dari dampak tersebut , akan tetapi sejak saat itu telah dilakukan perubahan dalam banyak bidang GAAP yang dibahasnya. Beberapa prinsip akuntansi kemudian diterapkan setelah diperdebatkan terlebih dahulu mengenai dampak ayng akan ditimbulkan. Beberapa hal yang controversial dari pernyataan akuntansi tersebut merupakan contoh mengenai bagaimana prinsip akntansi tersebut berprilaku. Contoh contoh tersebut meliputi bagaimana perlakuan atas kerugian yang secara signifikan dipengaruhi oleh melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar. Dan bagaimana perlakuan atas kelebihan nilai pembayaran untuk kontrak utang dalam mata uang asing, sebelum diterapkan dan diakui sebagai biaya atau dikapitalisasi tersebut terlebih dahulu mengalamiperdebatan yang melibatkan berbagai kelompok, dan interpretasi tersebut dinyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh tingkat inflasi yang luar biasa dan melibatkan transaksi operasi dalam mata uang dolar dapat dikapitalisasi oleh Perusahaan. Prinsip akuntansi yang kontroversional lainya termasuk perlakuan atas biaya penelitian dan pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang mengharuskan dibuatnya penyesuaian dlam laporan keuangan, demikian pula halnya dengan akuntansi minyak dan gas bumi.
Dalam akuntansi minyak dan gas bumi pengakuan beban dengan metode-metode yang diperbolehkan menunjukan adanya negosiasi antar kelompok yang kompeten dan terlibat dalam penggunaan akuntansi minyak dan gas bumi tersebut. Dalam akuntansi tersebut diyatakan bahwa pengunaan perhitungan biaya penuh (full coating-FC) daan uasa yang berhasil (successful effort- SE) merupakan dua metode yang disetujui, keduametode tersebut muncul secra bertahap, karena pengguanaan metode SE dapat menyebabkan kerugian besar yang harus ditampilkan dlam laporan laba rugi maka baik pihak penyusun laporan keuangan maupun penerima laporan keuangan memiliki suatu kekhawatiran yang serius atas pandangan yang negative terhadap informasi keuangan yang dilaporkan itu.rasa khawatir itu diwujudkan lewat pengajuan usulan metode lain yaitu metode FC • Akuntansi Perpajakan Akuntansi perpajakan keperilakuan merupakan bidang yang relatif masih belum di eksplorasi. Tetapi, bidang tersebut tentu saja merupakan bidang yang sensitive dalam kaitannya dengan persyaratan pelaporan. Beberapa persyaratan pelaporan telah dikenakan tidak hanya kepada pembayar namun juga pada pihak lain seperti karyawan dengan maksud untuk membuat hukum pajak lebih dipatuhi. Pengetahuan bahwa informasi tersebut akan dilaporkan kepad kantor pajak oleh orang lain diharapkan akan mebuat pembayar pajak kemungkinan kecil akan mencoba untuk menghindari pajak. Perhatikan bahwa hukum pajak tidak berubah,persyaratan pelaporan menurunkan peluang untuk berbuat curang tanpa menapatkan hukuman. Usaha pada tahun 1985 untuk mengharuskan pencatatan rinci atas pengurangan beban bisnis mungkin adalah contoh yang paling baru dan kontroversional mengenai dampak keprilakuan dari persyaratan pelaporan pajak. Telah dibantah bahwa orang-orang bisnis akan mengeluarkan lebih sedikit dan dengan demikian mengklaim lebih sedikit pengurangan di bandingkan dengan persyaratan pembukuan yang sekarang. Faktanya,,catatan yang lebih rinci itu sendiri tidak perlu dilaporkan,, tetapi pembayar pajak dan penyususn laporan pajak diharuskan untuk melaporkan bahwa catatan semacam itu disimpan dan tersedia untuk diperiksa. • Akuntansi Sosial Hanya sedikit saja yang mengetahui dampak dariakuntansi sosial terhadap pengirim informasi. Masih terdapat relatifsedikit akuntansi sosial bagi publik, dan kebanyakan riset mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi yang dilaporkan. Karna akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak ada dampak apapun dalam persyaratan pelaporan,meskipun masih terdapat dampak terhadap pelaporan secara sukarela. Karenaakuntansi sosial merupakan bidang perhatian dan relative baru dan seringkali mengalami konflik dengan criteria kerja yang sudah mapan, maka terutama sangat penting untuk menggabungkan persyaratan pelaporan dengan keperilakuan dan sanki untuk ketidakpatuhan yang sangat eksplit. • Akuntansi Manajemen Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal apapun yang diinginkannya kepada bawahan. Pos-pos yang dilaporkan secara internal dapat bersifat keuangan, operasional, sosial, atau suatu kombinasi. Kombinasi dari hasil riset dalam bidang ini menunjukan proses yang sangat kompleks dimana persyaratan pelaporan berinteraksi dengan sejumlah variable dan proses organisasional lainya. Kesimpulan yang paling masuk akal yang dapt ditarik dari hasil risetyang tersedia bahwa kadang kala, persyaratan pelaporan menghasilkan dampak yangdapat diamati terhadap prilaku pelapor dan kadang kala tidak. Keanekaragaman dari faktor-faktor yang mungkin harus dipertimbangkan membuatnya menjadi ngat sulit untuk memprediksikan kapan dan damapak apa yang akan terjadi. V.T Ridgeway (1959) adalah salah satu orang yang menarik perhatian pada apa yang disebut sebagai “konskuensi dis fungsional dari ukuran kinerja’’ ia memperingatkan bahwa satu ukuran nomerik tunggal biasanya tidak dapat mencangkup segala sesuatu yang pentng yang mencangku operasi. ➢ Dampak Terhadap Pengirim Informasi
Terdapat banyak cara untuk menilai dampak dari persyaratan pelaporan terhadap pengirim informasi. Yang paling tersedia adalah pengambilan keputusan deduktif, yang melibatkan pemikiran secara hatihati mengenai bagaimana persyaratan pelaporan akan berinterasksi dengan kekuatan-kekuatan motivasional lainnya guna membentuk perilaku manajer. Teknik ini sebaiknya selalu digunakan sebelum memberlakukan suatu persyaratan pelaporan. Metode lain adalah dengan menanyakan kepada pelapor mengenai prilaku mereka, suatu cara formal untuk melakukan hal ini adalah dengan melakukan survei, yang terdiri atas pertanyanaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau pertanyaan-pertanyaan yang luas dengan kemungkinan jawaban yang terbuka, atau atas gabungan keduanya. Survei tersebut dapat ditanyakan secara langsung “apakah persyaratan pelaporan ini menyebabkan anda mengubag prilaku anda ?,” atau lebih tidak langsung mencoba untuk memperoleh hal yang sama.survei tersebut dapat dilakukan secara pribadi, lewat telepon,,atau leawat kuisioner yang dikirim melaui pos. Metodeini hanya memberikan apa yang rela dan mampu untuk diberikan oleh pelapor kepada anda mengenai persepsi mereka sendiri atas prilaku dan reaksinya terhadap persyarata pelaporan. Sayangnya, respon ini tidak terlalu mencerminkan perilakumereka secara akurat.Pelapor dapat dengan sengaja berbohong, tetapi mereka juga dapat memiliki persepsi yang tidak akurat atas perilakumereka. Kesalahan yang mungkin ini dapat terjadi untuk kedua kemungkinan. Pelapor dapat berfikir bahwa mereka telah mnegubah prilaku mereka dengan cara-cara atau jumlah sebenarnya tidak mereka lakukan, atau sebaliknya. Cara untuk memastikan apakah persyaratn pelaporan mengubah prilaku prilaku pelaporan adalah dengan mengamati prilaku denggan dan tanpa persyaratan pelaporan. Hal ini sebaiknya dilakukan dalam eksperimen terkendali dimana satu-satunya hal yang dapat berubah adalah persyaratan pelaporan. Tetapi, agar hasinya berguna, penting bahwa kondisi eksperimen cukup serupa dengan kondisi alamiah diman persyaratan pelaporan ada. Hal ini tida selalu mudah untuk dilakukan. Beraneka ragam pendekatan dapat diambil untuk mengukur prilaku dalam kondisi alamiah itu sendiri. Ketika terdapat akses langsung ke pelapor danpaling tidak beberapa variable relevan yang dapat dikendalikan atau dimanipulasi, gunakan “studi lapangan yang bersifat eksperimen semu” yang merusak suatu kompromi atara kepastian dan relavansi. Metode tersebut adalah metode yang paling mendekati eksperimen laboratorium dalam hal engendalian dan oleh karna itu memberikan suatu pengujian tas kausalitas. Ketika pengirim hanya dapat diamati (yaitu tidak ada variable yang relevan yang dapat dikenddalikan atau dimanipulasi), maka hal ini merupak study kasus dalam beberapa konteks akuntansi, terutama keuangan, tidak ada pengendalian yang tersedia, sehingga seseorang harus menggunakan data apa pun yang tersedia mengenai prilaku dari pengirim. Hal ini disebut dbngan “analisis post hoc atas data sekunder”. Masalah dalam kondisi alamiah adalah bahwa banyak hal-hal lain yangkemungkinan akan berubah pada saat yang bersamaan sengan persyartan pelaporan. Hal ini menyulitkan untuk menentukan apakah penyebab dari perilaku yang diamati adalah karna persyaratan pelaporan atau karna satu atau lebih faktor lainnya. Juga, terutama ketika analisis post hoc terhadap data sekunder digunakan, ukuran ukuran langsung dari prilaku yang diamati mungkin tidak tersedia. Meskipun terdapat kesulitan-kesulitan tersebut, penting untuk mencoba menentukan bagaimana persyratabn pelaporan telah, mempengaruhi prilaku pelapordalam cara yang menguntungkan atau tidak mnguntungkan dan dapat diprediksi atau tidak,sebagaimana dnegn kebanyakan tugas evaluasi kinerja, kombinasi dari beberapa metode penilaian kemungkinan besar akan memberikan haisl yang paling andal