LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III “Identifikasi Bakteri Coliform pada sampel air (Depot)”
NAMA
: MOH.ALDI
NIM
: 16 3145 353 102
KELOMPOK
: III
KELAS
:C
PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN STIKes MEGA REZKY MAKASSAR 2018
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Air yang aman untuk diminum adalah air bersih yang harus memenuhi persyaratan secara fisika, kimia, radioaktif dan mikrobiologi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Secara mikrobiologi, salah satu syarat air bersih yang dapat dikonsumsi adalah tidak ditemukannya Escherichia Coli dalam 100 ml.3 (Erly,dkk 2015) Kontaminasi feses bisa terjadi karena rendahnya tingkat kebersihan selama proses pengolahan makanan dan ditunjukkan dengan adanya bakteri Coliform. Bakteri Coliform mampu menyebabkan diare dan dengan adanya bakteri ini, kemungkinan bakteri patogen juga ada. Oleh karena itu, bakteri Coliform merupakan tanda awal untuk mengambil langkah pencegahan penyakit
yang
berasal
dari
makanan
dan
minuman
(foodborne
diseases).(Yuli,2014) Salah satu bakteri yang sering terdeteksi bersamaan dengan bakteri Coliform adalah Escherichia coli. Bakteri Gram negatif berbentuk batang ini ada di saluran pencernaan ternak dan manusia, serta bisa dijumpai di air maupun tanah. Escherichia coli biasanya tidak berbahaya dan bersifat menguntungkan bagi manusia karena membantu mencegah pertumbuhan beberapa bakteri berbahaya di saluran pencernaan dengan persaingan nutrisi dan oksigen. Namun, adanya Escherichia coli pada makanan dan air menunjukkan kurangnya kebersihan dan adanya kontaminasi fecal(Yuli,2014)
B. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk mengetahui isolasi dan mengindetifikasi bakteri coliform pada air depot.
BAB II PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik. Kualitas air dapat dilihat dari indikator mikrobiologi, fisik dan kimia yang terkandung di dalamnya. Kehadiran bakteri coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi sampah atau feses terhadap sumber air. Kualitas mikrobiologi air dapat ditentukan berdasarkan nilai MPN coliform, nilai MPN coliform fekal (BPOM RI, 2009). Bakteri coliform adalah suatu bakteri yang berbentuk batang, bersifat gram negatif, tidak membentuk spora, bersifat aerobik, dan anaerob fakultatif yang mampu memfermentasikan laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 1x24 jam atau 2x24 jam pada suhu 37°C. Bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: - Coliform fekal, misalnya E.coli yang merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia. - Coliform non fekal, misalnya E. aeroginosa yang biasanya ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Semakin sedikit kandungan coliform, artinya kualitas air semakin baik. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji pendugaan yang merupakan tahap pertama uji E.coli. Metode MPN (Most Probable Number) merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji penegasan, dan uji kepastian. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu.
Metode MPN (Most Probable Number) yang menggunakan medium cair dilakukan dalam wadah berupa tabung reaksi. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas di dalam tabung kecil (tabung Durham). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah (masih dalam dugaan). Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai MPN Coliform = Nilai MPN tabel x 1 Tingkat Pengenceran Tengah Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT Adapun waktu dan tempat dilakukannya pratikum ini yaitu: Hari/tanggal
: Rabu, 28 Maret 2018
Waktu
: 13.00-15.00
Tempat
: Laboratorium Mikrobiologi
Program Studi DIV Analis
Kesehatan STIKes Mega Rezky Makassar.
B. Alat dan bahan a) Alat 1. Autoclave 2. Bunsen 3. Ose bulat 4. Ose lurus 5. Rak tabung 6. Plate 7. Tabung reaksi 8. Gelas ukur 9. Batang pengaduk 10. Pipet tetes 11. Objek Glass 12. Gegep 13. Mikroskop b) Bahan 1. Sampel Air depot 2. Kapas 3. Alumunium foil
4. Alkohol 5. Reagen kovas 6. Medium MR-VP (Methyl Red-Vogest Proskauer) 7. Reagen α naftol 50% 8. Reagen Metil Red 9. Medium indol 10. Medium endo agar (EA) 11. medium LB 12. medium BGLB 13. KOH 40% 14. Medium SCA(Simon Citrate Agar) 15. Aquadest 16. Label 17. Gentian violet 18. Alkohol 96% 19. Lugol 20. Air fuchsin C. Cara kerja 1. HARI ke 1. Uji penduga a. Pengolahan sampel (secara langsung) 1)Masukkan 1 ml sampel pada tabung 10-1 yang berisi Nacl 0,9% 9 ml kemudian dihomogenkan. 2)Setelah dihomogenkan dipindahkan 1 ml didalam tabung reaksi 10-2 yang berisi Nacl 9 ml kemudian dihomogenkan 3)Setelah dihomogenkan dipidahkan sampel dari 10-2 ke tabung reaksi 10-3 yang berisi NaCl kemudian dihomogenkan a) Isolasi sampel minuman 10-1 ke media LB Ke seri 1
1. Dimasukkan sampel minuman yang sudah diencerkan sebanyak 5 ml ke dalam media LB 0,5 % Ke masing-masing 3 tabung 2. kemudian di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37oC b)Isolasi Sampel minuman 10-2 ke media LB ke seri 2 a. Dimasukkan sampeles dawet sebanyak 10 ml ke dalam media LB 0,5 % Ke dalam 3 tabung b. kemudian di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37oC c) Isolasi Sampel minuman 10-3 ke media LB ke seri 2 a) Dimasukkan sampel es dawet sebanyak 1 ml ke dalam media LB 0,5 % Ke dalam 3 tabung b) kemudian di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37oC 2. HARI ke 2. Inokulasi dari media LB ke media BGLBB a) Inokulasi media LB 10-1 Ke media BGLBB seri 1 a. Disiapkan Media BGLBB b. Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen c. Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi d. Diambil 1-2 ose biakan pada media LB kemudian diusapkan ose tersebut pada ketiga dinding tabung seri 1 (10-1) e. Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC b) Isolasi Sampel minuman ke media LB 10-2 ke seri 2 a. Disiapkan Media BGLBB b. Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen c. Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi d. Diambil 1-2 ose biakan pada media LB kemudian diusapkan ose tersebut pada tiga dinding tabung seri 2 (10-2) e. Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC c) Isolasi Sampel minuman ke media LB 10-3 ke seri 3 a. Disiapkan Media BGLBB b. Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen
c. Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi d. Diambil 1-2 ose biakan pada media LB kemudian diusapkan ose tersebut pada tiga dinding tabung seri 3 (10-3) e. Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC 3. HARI ke 3. Inokulasi media BGLBB ke media endo agar a) Inokulasi media BGLBB ke media Endo Agar 1.
Disiapkan Media Endo agar
2.
Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen
3.
Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi
4.
Diambil 1-2 ose biakan pada media BGLBB kemudian media digoreskan berbentuk sinambung pada media Endo agar
5.
Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
4. Hari ke 4. Pewarnaan gram media endo agar dan inokulasi bakteri dari media Endo agar ke media TSIA a) Pewarnaan gram media endo agar 1.
Dipanaskan ose di atas api bunsen sampai memerah
2.
Diambilkan biakan
bakteri pada media Endo agar
dengan
menggunakan ose yang sudah di pijarkan 3.
Letakkan biakan di atas objek gelas dan fiksasi dengan melewatkannya di atas api sebanyak 3 kali.
4.
Teteskan kristal violet sebagai pewarna utama, usahakan semua ulasan terwarnai dan tunggu selama kira kira 1 menit. Kristal violet berfungsi untuk mewarnai seluruh permukaan sel bakteri gram positif dan gram negative.
5.
Cuci dengan air mengalir
6.
Tetskan 2-3 tetes larutan mordant (lugol) lalu tunggu kira kira 1 menit. Fungsi lugol untuk meningkatkan afinitas pengikatan zat warrna oleh bakteri.
7.
Cuci dengan air mengalir
8.
Beri larutan pemucat (alkohol 96%) setetes demi stetes hingga etanol yang jatuh berwarna jernih. Jangan sampai terlalu banyak. Alcohol berfungsi untuk melunturkan zat warna yang berlebihan.
9.
Cuci dengan air mengalir
10. Teteskan air fuchsin dan tunggu selama kira kira 1 menit. Air fuchsin fungsinya untuk mewarnai sel bakteri gram negative. 11. Cuci dengan air mengalir 12. Keringkan preparat dengan kertas tissue yang ditempelkan di sisi ulasan lalu biarkan mengering di udara 13. Amati dengan mikroskop perbesaran 40 x dan 100 x (ditambah oil emercy). b) Inokulasi bakteri dari media Endo agar ke media TSIA 1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Dipijarkan ose lurus menggunkan api Bunsen
3.
Diambil 1-2 ose biakan pada media Endo agar kemudian Digores pada media TSIA Di permukaan media lalu ditusukkan,
jangan
sampai dasar tabung secara aseptic 4.
Inkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
5. Hari ke 5. Inokulasi media TSIA ke media MRVP, SCA, INDOL a) Uji Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP) 1.
Disiapkan Media Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP)
2.
Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen
3.
Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi
4.
Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian diusapkan ose tersebut pada dinding tabung
5.
Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
6.
Setelah diinkubasi, tambahkan 5 tetes reagen methyl red ke dalam media, kemudian homogenkan
7.
Amati perubahan pada uji MR
Jika media berubah menjadi warna merah berarti media (+) mengandung bakteri. b) Uji Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP) 1.
Disiapkan Media Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP)
2.
Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen
3.
Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi
4.
Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian diusapkan ose tersebut pada dinding tabung
5.
Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
6.
Setelah diinkubasi , tambahkan 0,6 ml α naftol + 0,2 ml KOH 40 % ke dalam media, kemudian homogenkan
7. 8.
Amati perubahan pada uji VP Jika media berubah menjadi warna merah berarti media (+) mengandung bakteri
6. Inokulasi media TSIA Ke Media SCA 1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Dipijarkan ose lurus menggunkan api Bunsen
3.
Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi
4.
Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian lakukan penusukkan pada media SCA , perhatikan jangan sampai tusukan menyentuh dasar tabung
5.
Inkubasi Media SCA di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
6.
Setelah diinkubasi, amati perubahan warna yang terjadi pada media SCA. Jika media berubah menjadi warna hijau berarti media positif (+) SCA.
7. Inokulasi media TSIA Ke Media INDOL 1.
Sterilkan ose lurus dengan cara pijarkan osediatas api Bunsen dari ujung sampai ke pangkal
2.
Ambil biakan dari media TSIA dengan menggunakan ose yang telah difiksasi
3.
Difiksasi mulut tabung reaksi sebelum diinokulasi
4.
Diusapkan biakan tersebut pada dinding tabung media indol
5.
Sterilkan kembali ose dari pangkal keujung
6.
Inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37 ºC.
7. Indole : tambahkan reagen kovasch 5-10 dan lihat perubahan yang terjadi, jika terbentuk cincin merah berarti indol positif (+)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBAR
1.1 Isolasi sampel es jus
1.2 isolasi kemedia LB
LB1x24 jam
jeruk
1.4 Kekeruhan ada media LB
1.3 Inkubasi media
1.5 inokulasi media LB
1.6 Inkubasi media BGLBB kemedia BGLBB 1x24 jam
1.7 Inokulasi media
1.8 pewarnaan gram
1.9 Identifikasi media Imvic
BGLBB
Kemedia EA
B. TABEL a) Tabel 1. Hari ke dua Pengamatan pada media LB pada ke sembilan tabung (seri 1 (10-1), seri 2 (103), dan seri 3(10-3)) yang telah di inkubasi: kelompok
Uji penduga
Jumblah MPN
Seri 1
Seri 2
Seri III
3
3
3
3
Ciri-Ciri Pertumbuhan Seri 1 (10-1)
Seri 2 (10-2)
Seri 3 (10-3)
keruh dan bergas
Keruh dan gas
Keruh dan gas
/100 Ml 24,0x103
a) Tabel 2. Hari ke tiga Amati pertumbuhan pada media BGLBB
Media lama
Media Baru
SERI
Ciri-ciri koloni
1
Keruh +gelembung+ gas
LB
BGLBB
2
Keruh+ gelembung+gas
3
Keruh+ gelembung+gas
b) Tabel 3. Hari ke keempat Amati pertumbuhan pada media Endo agar hasil inokulasi dri media BGLBB Media
Media Baru
Ciri-ciri koloni
lama BGLBB
Endo agar
-Koloni bergerombol dan mendatar -Koloni berwarna putih
Tabel 4.Pengamatan di bawah mikroskop setelah dilakukan pewarnaan gram
bakteri dari media ENDO AGAR
Bentuk
Gram
Basil
Negtif
c) Tabel 5 Hari ke lima Mengamati perubahan pada media endo agar setelah di inakulasi ke media TSIA/KIA NO Sampel
Cirri-ciri pertumbuhan pada
Bakteri
KIA
1.
ES
Slunt
Butt
Gas
H2S
Gram
Acis
Acid
+
-
negatif basil
jeruk
d) Tabel 5 Hari keenam Identifikasi media Indol,MRVP, dan SCA, No
INDOL
MR
VP
SCA
1.
+
+
+
+
KET
C. PEMBAHASAN Pada Praktikum kali ini kami melakukan praktikum Bakteriologi tentang mengananlisis mikroba dalam dengan uji MPN pada sampel minuman Es jeruk antang, yang dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi dan mikrobiologi klinik STIkes MEGA REZKY MAKASSAR. Metode MPN merupakan uji deretan
tabung yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumblah koliform dalam sampel yang diuji . Dalam metode MPN (Most probable number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan kelompok koliform sebagai indicator. Pada hari pertama dilakukan uji pendugaan, yang merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Pada praktikum hari pertama ini dilakukan pengolahan sampel yaitu pada tabung reaksi pertama yang berisi 9 ml Nacl ditambahkan 1 ml sampel kemudian dihomogenkan, setelah dihomogenkan dipindahkan 1 ml didalam tabung reaksi ke dua yang berisi Nacl 9 ml kemudian dihomogenka, setelah itu sampel, yang telah diencerkan didalam tabung tersebut dipindahkan ke tabung reaksi tiga yang berisi 9 ml Nacl kemudian dihomogenkan Erlemeyer
10-1 :dipindahkan keseri 1
Tabung reasi (1)
10-2 : dipindahkan keseri 2
Tabung reasi (2)
10-3 : dipindahkan keseri 3
Pada praktikkum ini, dilakukan isolasi dari sampel ke media LB. pada praktikum digunakan 3 uji yaitu Uji penduga (presumptive test) , Uji penguat (confirmed test) , Uji pelengkap (completed test) dimana seri 1,2, dan 3 /uji penduga,meneguhan dan uji lengkap digunakan 3 tabung per uji . Pada tiap tabung berisi 0,5 % media LB sebanyak 10 ml dan ditambahkan 5 ml sampel minuman , kemudian di inkubasi selama 1 x 24 jam dalam suhu 37Co . Media LB merupakan media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa. Pada proses pengamatan yang dilakukan pada media LB Pada Tabel 1 sampel minuman yang diisolasi ke media LB setelah diinkubasi 1 x 24 jam dalam suhu 37Co, pada media LB seri pertama(10-1), kedua(10-2) dan ketiga (10-3) terjadi pertumbuhan bakteri dimana : A. Pada seri pertama/uji penduga pertumbuhan bakteri ditandai dengan adanya kekeruhan dan adanya gas pada tabung durham.dalam uji duga setiap tabung yang menghasilkan gas dalam masa inkubasi diduga mengandung bakteri koliform. Uji dinyatakan positif, bila terlihat gas pada tabung durham. Pada tes pendahuluan ini minuman es dawet ini positif mengandung bakteri coliform. B. Pada seri kedua/uji peneguhan pertumbuhan bakteri ditandai dengan adanya kekeruhan dan menghsilkan gas pada tabung durham. uji peneguhan dilakukan untuk meneguhkan bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies sehingga menghasilkan gas, tetapi berdasarkan hasil pengamatan bahwa pada uji ini positife menghasilkan gas. C. Pada seri ketiga a/uji lengkap pertumbuhan bakteri ditandai dengan adanya kekeruhan dan tidak menghsilkan gas pada tabung durham. uji kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia coli.
Pada hari kedua dilakukan inakulasi dari media LB ke media BGLBB pada media.. Inakulasi merupakan proses pemindahan bakteri pada media lama kemudian dipindahkan ke media yang baru, bakteri yang ada di media LB di inakulasikan di media BGLBB, Dimana inkulasi pun di lakukan dengan memindhkan bakteri tersebut pada ketujuh tabung yang tersdiri dari seri pertama(10-1) 3 tabung, seri kedua(10-2) 3 tabung, seri ketiga(10-3) 3 tabung.kemudian di inkubasi selama 1 x 24 jam dalam suhu 37Co. Media BGLBB
Merupakan Media yang digunakan untuk mendeteksi bakteri coliform (Gram negatif) di dalam minuman , makanan, dan produk lainnya. Media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri coliform. Ada atau tidaknya bakteri coliform ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Di dalam media ini mengandung lactosedan garam empedu (bile salt) yang hanya mengizinkan coliform untuk tumbuh. Pada hari ketiga tabel ke 2 pasca inokulasi media tampak ditumbuhi bakteri yaitu pada Media BGLBB yang berasal dari media BGLBB pada seri 1 (10-1) tampak pertumbuhan Koloni yang ditandai pada media yaitu terdapat gas, adanya kekeruhan, dan warna media BGLBB terjadi perubahan warna dari warna hijau tua menjadi warna hijau pudar. Pada media BGLBB pada seri 2 dan 3 tampak terjadi pertumbuhan Koloni yang ditandai pada media yaitu terdapat kekeruhan dan gelembung. Pada hari keempat tabel ke 3 dilakukan inakulasi dari media BGLBB ke media endo agar .. Inakulasi merupakan proses pemindahan bakteri pada media lama kemudian dipindahkan ke media yang baru, bakteri yang ada di media BGLBB di inakulasikan Enda agar. Media Endo Agar adalah media media selektif dan media diferensial yang digunakan untuk mengisolasi bakteri batang gram negatif berdasarkan kemampuan bakteri memfermentasi laktosa atau tidak. Media ini pada awalnya dibuat untuk mengisolasi bakteri batang penyebab tifus (typhoid) kemudian berkembang menjadi media diferensial terutama untuk konfirmasi pemeriksaan bakteri coliform. Pada proses pengamatan yang dilakukan pada media endo agar Pada Tabel 4, media Endo agar terjadi pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan adanya koloni berwarna pink, koloninya mendatar dan bergerombol. Kemudian dilakukan pewarnaan gram agar dapat diketahui jenis gram bakteri pada media endo agar , yaitu diambil Dipanaskan ose di atas api bunsen sampai memerah, lalu Diambilkan biakan
bakteri pada media endo agar dengan
menggunakan ose yang sudah di pijarkan , kemudian Letakkan biakan di atas objek gelas dan fiksasi dengan melewatkannya di atas api sebanyak 3 kali, lanjutkan Teteskan kristal violet sebagai pewarna utama, usahakan semua ulasan terwarnai dan tunggu selama kira kira 1 menit. Kristal violet berfungsi untuk mewarnai seluruh permukaan sel bakteri gram positif dan gram negative. Kemudian Cuci dengan air mengalir lalu Tetskan 2-3 tetes larutan mordant (lugol) lalu tunggu kira kira 1 menit. Fungsi lugol untuk meningkatkan afinitas pengikatan zat warrna oleh bakteri. Kemudian Cuci dengan air mengalir lagi, Beri larutan pemucat (alkohol 96%) setetes demi stetes hingga etanol yang jatuh berwarna jernih. Jangan sampai terlalu banyak. Alcohol berfungsi untuk melunturkan zat warna yang berlebihan.,Cuci dengan air mengalir lalu Teteskan air fuchsin dan tunggu selama kira kira 1 menit. Air fuchsin fungsinya untuk mewarnai sel bakteri gram negative,Cuci dengan air mengalir kemudian Keringkan preparat dengan kertas tissue yang ditempelkan di sisi ulasan lalu biarkan mengering di udara dan terakhir Amati dengan mikroskop perbesaran 40 x dan 100 x (ditambah oil emercy).setelah dilakukan proses pewarnaan gram dan pengamatan dibawah mikroskop pada koloni media endo agar didapatkan bakteri basil gram negatif (warna merah) dari hasil inokulasi media BGLBB, dikarenakan pada hasill pengamatan pada mikroskop ditemukan bakteri dengan warna Merah dengan berbentuk basil/batang, warna merah dikarenakan oleh zar warna air funchin, dimana
fungsinya
untuk
memberikan
pewarnaan
pada
bakteri
gram
negative.kemudian dilakukan inakulasi bakteri dari media endo agar ke media TSIA/KIA. Pada hari ke empat, dilakukan Inakulasi dari media endo agar ke pada media KIA/TSIA. media KIA/TSIA adalah
metode yang digunakan untuk melihat
kemampuan mikroorganisme dalam memfermentasikan gula yang terdiri dari glukosa, laktosa, dan sukrosa. Terdapat juga indicator fenol merah serta FeSO4 yang meperlihatkan pembentukan H2S. Bagian dasar menunjukkan bagian fermentasi glukosa, sedangkan bagian tebing menunujukkan bagian fermentasi
laktos. Tidak terjadi gelembung udara dalam medium menunjukkan adanya tidak pembentukan gas dari fermentasi glukosa, warna hitam menunjukkan produksi H2S Oleh kuman., hasil pengamatan pada Media endo agar menunjukkan setelah di inakulasi ke media KIA pada bagian butt/tebing berwana alkali/merah dan pada bagain slunt/dasar berwarna acid /kuning, Ini menunjukan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasikan semua jenis gula yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Kemudian bakteri tersebut mengandung gas dikarenakan terdapat gelembung udara dalam medium dan adanya H2S dikarenakan terbentuknya warna hitam yang mununjukkan bahwa bakteri ini memproduksi H2S. Pada Hari kelima pada hari kelima Dilakukan proses pengamatan pada mediaidentifikasi uji biokimia.Uji biokimia merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menentukan spesies kuman yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia yang berbeda sehingga tahap uji biokimia ini sangat membantu proses identifikasi. A. Uji Indol Media yang dipakai adalah pepton 1%. Uji indol digunakan untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim triptophanase sehingga kuman tersebut mampu mengoksidasi asam amino triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui dengan penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehid. Interpertasi hasil : negatif (-) tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophana sebagai sumber karbon dan positif (+) Terbentuk cincin merah. Hasil praktikum menunjukkan
pada
media TSIA yang telah diinokulasi ke media MIO positif adanya cincin merah. B. Uji MR Uji MR media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon). Interpertasi hasil dari praktikum negatif (-) tidak terjadi perubahan
warna media menjadi merah setelah ditambah methyl red 1%. Dan jika positif (+) terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan methyl red 1%. Artinya bakteri menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam media MR. Hasil pengamatan yang dilakukan uji MR positif dengan adanya perubahan warna pada media yaitu berwarna merah. C. Uji VP Uji VP berfungsi untuk mendeteksi bakteri-bakteri yang menggunakan jalur fermentasi butilena glikon, hasilkan acetion (netral). Bakteri yang ada pada media mampu mempermentasikan 2,3 butanadiol merupakan turunan karbohidrat. Penambahan KOH dan α naktol menyebabkan asetoin sehingga timbul warna merah muda α naktol berubah menjadi warna pink, jadi merah terang karna adanya penumpukan bufanadiol. Hasil praktikum yang dilakukan media tersebut bakteri tersebut negatif berarti tidak memfermentasikan 2,3 butanadiol. D. Uji SCA Uji SCA untuk mengetahui kemampuan organisme untuk menggunakan sitrat sebagian sumber karbon utama. Interpretasi hasil : Positif (+) ditandai dengan terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru. Berdasarkan hasil pengamatan bakteri ini menggunakan sitrat sebagai sumber karbon/ hasilnya positif terbentuknya warna biru pada media.
Pengujian Bakteri Coliform Coliform adalah golongan bakteri yang merupakan campuran antara bakteri fekal dan bakteri non fekal. Prinsip penentuan angka bakteri coliform adalah bahwa adanya pertumbuhan bakteri coliform yang ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung Durham, setelah diinkubasikan pada media yang sesuai (Harmita dan Radji M, 2008).
Pada pengujian ini dilakukan dengan metode Angka Paling Mungkin (APM). Pengujian APM dilakukan dengan dua tahap yaitu, Uji Praduga (Presumtif Test) dan Uji Konfirmasi (Confirmative Test).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dalam praktikum kali ini didapatkan dari isolasi dan identifikasi bakteri pada sampel es jeruk adalah E.Coli. B. Saran Sebaiknya dalam praktikum kali ini kita mengetahui prosedurnya sehingga saat mengerjakan tidak terjadi kesalahan dan mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Erly,dkk.2015. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan
Padang Selatan. Universitas Andalas Padang.
Haryani yuli,dkk.2014. Jumlah Bakteri Coliform dan deteksi Escherichia Coli pada daging ayam dipekanbaru.Pekanbaru.