BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroorganisme di alam pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Campuran tersebut sangat kompleks dan memiliki banyak jenis dengan sifat yang beragam sehingga sangat jarang dijumpai sebagai satu spesies tunggal saja. Mikroorganisme dapat ditemukan dimana saja, bisa menempel pada tubuh, didalam tubuh dan di lingkungan sekitar. Mereka tumbuh dan berkembang bersama spesies biologi lain membentuk suatukomunitas. Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran . Air yang aman untuk diminum adalah air bersih yang harus memenuhi persyaratan secara fisika, kimia, radioaktif dan mikrobiologi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Secara mikrobiologi, salah satu syarat air bersih yang dapat dikonsumsi adalah tidak ditemukannya Escherichia Coli dalam 100 ml. Kelompok bakteri coliform seperti Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendii, Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya Shigella, yang bisa menyebabkan diare hingga muntaber. Jadi, bakteri coliform adalah indikator kualitas air. Semakin sedikit kandungan coliform, maka kualitas air semakin baik.
Dengan melihat dampak yang ditimbulkan oleh bakteri coliform sehingga dilalukanlah praktikum identifikasi bakteri coliform pada sampel air jeruk dengan menggunakan metode MPN B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi bakteri coliform yang terdapat pada sampel sampel jeruk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan perbanyakan) dengan menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh darilingkungan sekitarnya. Transformasi biokimia dapat timbul di dalam dan di luar dari bakteri yang diatur oleh katalis biologis yang dikenal sebagai enzim. Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino. Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih
lama
daripada
bakteri
patogen
dalam
lingkungan
yang
tidak
menguntungkan. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air, makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. sifat-sifat bakteri koliform yang penting adalah : 1. Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat 2. Mempunyai sifat dapat mensintesis vitamin 3. Interval suhu pertumbuhan antara 100°C – 460°C 4. Mampu menghasilkan asam dan gas Koliform merupakan suatu grup bakateri yang di gunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu, dan produk-produk susu. Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal coli. Ciri-ciri coliform yaitu bentuk batang, merupakan bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik atau anaerobik fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan suhu 35°. Ada dua uji yang dilakukan pada bakteri koliform yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji penguat (confirmed test,) dan uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform dengan menggunakan metode MPN. MPN adalah suatu metode untuk menaksir populasi mikrobial dalam air. Metode ini digunakan untuk manaksir populasi mikrobial berdasarkan pada ukuran kualitatif spesifik dari jasad renik yang sedang dihitung.
BAB III METODE PRAKTIKUM
A.
Alat dan Bahan
1. Alat
11) KOH 40%
1) Beaker gelas
12) Larutan alpha- naphtol 5%
2) Ose bulat
13) Reagen kovash
3) Ose lurus
14) Sampel
4) Tabung reaksi 5) Bunsen 6) Cawan petri 7) Ingkubator 8) Preparat 9) Mikroskop 10) Batang pengaduk 11) Rak tabung 12) Autoklave 13) Erlrmeyer 14) Gelas ukur 15) Pipet tetes 2. Bahan 1)
Media LB
2)
Media BGLBB
3)
Media endo agar
4)
Media TSIA
5)
Media SCA
6)
Media Indo
7)
Media Mr
8)
Media Vp
9)
Aquadest
10) Reagen MR
minuman
jeruk
B. Prinsip Kerja Menganalisis koliform dengan uji MPN pada sampel minuman Es jeruk dengan menggunakan media LB, kemudian diisolasi pada media BGLBB, ENDO AGAR, TSIA Dan uji biokimia. C. Cara kerja 1. HARI 1. Uji penduga Pengolahan sampel (secara langsung) 1)
Masukkan 1 ml sampel pada tabung 10-1 yang berisi Nacl 0,9% 9 ml kemudian dihomogenkan.
2)
Setelah dihomogenkan dipindahkan 1 ml didalam tabung reaksi 10-2 yang berisi Nacl 9 ml kemudian dihomogenkan
3)
Setelah dihomogenkan dipidahkan sampel dari 10-2 ke tabung reaksi 10-3 yang berisi NaCl kemudian dihomogenkan a. Isolasi sampel minuman 10-1 ke media LB Ke seri 1 1. Dimasukkan sampel minuman yang sudah diencerkan sebanyak 5 ml ke dalam media LB 0,5 % Ke masing-masing 3 tabung 2. kemudian di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37oC b. Isolasi Sampel minuman 10-2 ke media LB ke seri 2 1. Dimasukkan sampeles dawet sebanyak 10 ml ke dalam media LB 0,5 % Ke dalam 3 tabung 2. kemudian di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37oC c. Isolasi Sampel minuman 10-3 ke media LB ke seri 2 1. Dimasukkan sampel es dawet sebanyak 1 ml ke dalam media LB 0,5 % Ke dalam 3 tabung 2. kemudian di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37oC
2. HARI 2 (Uji Penguat) Inokulasi dari media LB ke media BGLBB a. Inokulasi media LB 10-1 Ke media BGLBB seri 1 1) Disiapkan Media BGLBB 2) Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen 3) Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi
4) Diambil 1-2 ose biakan pada media LB kemudian diusapkan ose tersebut pada ketiga dinding tabung seri 1 (10-1) 5) Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC b. Isolasi Sampel minuman ke media LB 10-2 ke seri 2 1) Disiapkan Media BGLBB 2) Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen 3) Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi 4) Diambil 1-2 ose biakan pada media LB kemudian diusapkan ose tersebut pada tiga dinding tabung seri 2 (10-2) 5) Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC c. Isolasi Sampel minuman ke media LB 10-3 ke seri 3 1) Disiapkan Media BGLBB 2) Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen 3) Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi 4) Diambil 1-2 ose biakan pada media LB kemudian diusapkan ose tersebut pada tiga dinding tabung seri 3 (10-3) 5) Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC 3. HARI 3 (Uji Pelengkap) Inokulasi media BGLBB ke media endo agar a. Inokulasi media BGLBB ke media Endo Agar 1) Disiapkan Media Endo agar 2) Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen 3) Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi 4) Diambil 1-2 ose biakan pada media BGLBB kemudian media digoreskan berbentuk sinambung pada media Endo agar 5) Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC 4. Hari IV. Pewarnaan gram media endo agar dan inokulasi bakteri dari media Endo agar ke media TSIA a. Pewarnaan gram media endo agar 1) Dipanaskan ose di atas api bunsen sampai memerah 2) Diambilkan biakan
bakteri pada media Endo agar
menggunakan ose yang sudah di pijarkan
dengan
3) Letakkan biakan di atas objek gelas dan fiksasi dengan melewatkannya di atas api sebanyak 3 kali. 4) Teteskan kristal violet sebagai pewarna utama, usahakan semua ulasan terwarnai dan tunggu selama kira kira 1 menit. Kristal violet berfungsi untuk mewarnai seluruh permukaan sel bakteri gram positif dan gram negative. 5) Cuci dengan air mengalir 6) Tetskan 2-3 tetes larutan mordant (lugol) lalu tunggu kira kira 1 menit. Fungsi lugol untuk meningkatkan afinitas pengikatan zat warrna oleh bakteri. 7) Cuci dengan air mengalir 8) Beri larutan pemucat (alkohol 96%) setetes demi stetes hingga etanol yang jatuh berwarna jernih. Jangan sampai terlalu banyak. Alcohol berfungsi untuk melunturkan zat warna yang berlebihan. 9) Cuci dengan air mengalir 10) Teteskan air fuchsin dan tunggu selama kira kira 1 menit. Air fuchsin fungsinya untuk mewarnai sel bakteri gram negative. 11) Cuci dengan air mengalir 12) Keringkan preparat dengan kertas tissue yang ditempelkan di sisi ulasan lalu biarkan mengering di udara 13) Amati dengan mikroskop perbesaran 40 x dan 100 x (ditambah oil emercy). b. Inokulasi bakteri dari media Endo agar ke media TSIA 1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Dipijarkan ose lurus menggunkan api Bunsen
3.
Diambil 1-2 ose biakan pada media Endo agar kemudian Digores pada media TSIA Di permukaan media lalu ditusukkan, jangan sampai dasar tabung secara aseptic
4.
Inkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
5. Hari ke lima. Inokulasi media TSIA ke media MRVP, SCA, INDOL a) Uji Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP)
1.
Disiapkan Media Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP)
2.
Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen
3.
Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi
4.
Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian diusapkan ose tersebut pada dinding tabung
5.
Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
6.
Setelah diinkubasi, tambahkan 5 tetes reagen methyl red ke dalam media, kemudian homogenkan
7.
Amati perubahan pada uji MR Jika media berubah menjadi warna merah berarti media (+) mengandung bakteri.
b) Uji Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP) 1.
Disiapkan Media Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP)
2.
Dipijarkan ose Lurus menggunakan api Bunsen
3.
Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi
4.
Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian diusapkan ose tersebut pada dinding tabung
5.
Diinkubasi di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
6.
Setelah diinkubasi , tambahkan 0,6 ml α naftol + 0,2 ml KOH 40 % ke dalam media, kemudian homogenkan
7. 8.
Amati perubahan pada uji VP Jika media berubah menjadi warna merah berarti media (+) mengandung bakteri
6. Inokulasi media TSIA Ke Media SCA 1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Dipijarkan ose lurus menggunkan api Bunsen
3.
Fiksasi mulut tabung rekasi sebelum dan sesudah inokulasi
4.
Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian lakukan penusukkan pada media SCA , perhatikan jangan sampai tusukan menyentuh dasar tabung
5.
Inkubasi Media SCA di inkubator selama 1 x24 jam pada suhu 37oC
6.
Setelah diinkubasi, amati perubahan warna yang terjadi pada media SCA. Jika media berubah menjadi warna hijau berarti media positif (+) SCA.
7. Inokulasi media TSIA Ke Media INDOL 1.
Sterilkan ose lurus dengan cara pijarkan osediatas api Bunsen dari ujung sampai ke pangkal
2.
Ambil biakan dari media TSIA dengan menggunakan ose yang telah difiksasi
3.
Difiksasi mulut tabung reaksi sebelum diinokulasi
4.
Diusapkan biakan tersebut pada dinding tabung media indol
5.
Sterilkan kembali ose dari pangkal keujung
6.
Inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37 ºC.
7. Indole : tambahkan reagen kovasch 5-10 dan lihat perubahan yang terjadi, jika terbentuk cincin merah berarti indol positif (+)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tabel pengamatan a) Tabel 1. Hari ke dua Pengamatan pada media LB pada ke sembilan tabung (seri 1 (10-1), seri 2 (103), dan seri 3(10-3)) yang telah di inkubasi: kelompok
Uji penduga
Jumblah MPN
Seri 1
Seri 2
Seri III
3
3
3
3
/100 Ml 24,0x103
Ciri-Ciri Pertumbuhan Seri 1 (10-1)
Seri 2 (10-2)
Seri 3 (10-3)
keruh dan bergas
Keruh dan gas
Keruh dan gas
b) Tabel 2. Hari ke tiga Amati pertumbuhan pada media BGLBB
Media lama
Media Baru
SERI
Ciri-ciri koloni
1
Keruh +gelembung+ gas
LB
BGLBB
2
Keruh+ gelembung+gas
3
Keruh+ gelembung+gas
c) Tabel 3. Hari ke keempat Amati pertumbuhan pada media
Endo agar hasil inokulasi dri
media BGLBB Media
Media Baru
Ciri-ciri koloni
lama BGLBB
-Koloni bergerombol dan mendatar -Koloni berwarna putih
Endo agar
Tabel 4.Pengamatan di bawah mikroskop setelah dilakukan pewarnaan gram
bakteri dari media
Bentuk
Gram
Basil
Negtif
ENDO AGAR
d) Tabel 5 Hari ke lima Mengamati perubahan pada media endo agar setelah di inakulasi ke media TSIA/KIA NO Sampel
Cirri-ciri pertumbuhan pada
Bakteri
KIA
1.
ES
Slunt
Butt
Gas
H2S
Gram
Acis
Acid
+
-
negatif basil
jeruk
e) Tabel 5 Hari keenam Identifikasi media Indol,MRVP, dan SCA, No
INDOL
MR
VP
SCA
1.
+
+
+
+
KET
B. Pembahasan Pada Praktikum kali ini kami melakukan praktikum tentang mengananlisis
mikroba
dalam
Bakteriologi
dengan uji MPN pada sampel
minuman Es jeruk, dengan Metode MPN. Metode MPn merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumblah koliform dalam sampel yang diuji. Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel. 1. Hari pertama Pada hari pertama dilakukan uji pendugaan, yang merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Pada praktikum hari pertama ini dilakukan pengolahan sampel yaitu pada tabung reaksi pertama yang berisi 9 ml Nacl ditambahkan 1 ml sampel kemudian dihomogenkan, setelah dihomogenkan dipindahkan 1 ml didalam tabung reaksi ke dua yang berisi Nacl 9 ml kemudian dihomogenka, setelah itu sampel, yang telah diencerkan didalam tabung tersebut dipindahkan ke tabung reaksi tiga yang berisi 9 ml Nacl kemudian dihomogenkan Tabung reaksi (1)
10-1 :dipindahkan keseri 1
Tabung reasi (2)
10-2 : dipindahkan keseri 2
Tabung reasi (3)
10-3 : dipindahkan keseri 3
Selanjutnya dilakukan isolasi dari sampel ke media LB berisi 0,5% LB, dimana terdiri atas 3 seri yang masing-masing seri terdiri atas 3 tabung. Pada tabung reaksi 1atau 10-1 diisolasikan ke medi LB (seri 1) sebanyak 5 ml, kemudian pada tabung 10-2 diisolasikan ke media LB (seri 2) sebanyak 5 ml
sampel, selanjutnya pada tabung 10-3 diisolasikan ke media LB (seri 3) sebanyak 5 ml. kemudian di inkubasi selama 1 x 24 jam dalam suhu 37Co . Media LB digunakan untuk menumbuhkan Salmonella, eserchia coli dan bakteri koliform dari makanan, air, dan hasil ternak. Reaksi enzimatis gelatin dan ekstrak sapi memberikan sumber karbon dan nitrogen untuk pertumbuhan bakteri pada lactose broth. Laktosa adalah karbohidrat. Fermentasi laktosa dibuktikan dengan timbulnya gas. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa. 2. Hari kedua Pada hari kedua dilakukan Uji tetap (confirmed test), setelah hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan (diinokulasi) pada media BGLBB secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Pengamatan yang dilakukan pada media LB Pada sampel minuman yang diisolasi ke media LB setelah diinkubasi 1 x 24 jam dalam suhu 37Co, pada media LB seri pertama(10-1), kedua(10-2) dan ketiga (10-3)
terjadi
pertumbuhan bakteri dimana, pengamatan pertumbuhan koloni pada media LB (Lactose Broth). warna media LB kekuningan dan jernih terjadi perubahan warna menjadi kekeruhan dan terdapat gas yang ditandai dengan terangkatnya tarbung durham atau terdapat gelumbung didalam tabung durham yang ada dalam media pada media seri satu, dua, dan tiga, ini dapat terjadi karena bakteri mampu memfermentasikan laktosa menghasilkan senyawa asam dan gas. Selanjutnya, dilakukan inokulasi dengan memindahkan bakteri tersebut pada ketujuh tabung yang terdiri dari seri pertama(10-1) ke 3 tabung, seri kedua(10-2) 3 tabung, seri ketiga(10-3) 3 tabung yang berisis media BGLBB. Kemudian di inkubasi selama 1 x 24 jam dalam suhu 37Co. Media BGLBB Merupakan Media yang digunakan untuk mendeteksi bakteri coliform (Gram negatif) di dalam minuman , makanan, dan produk lainnya. Media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan
menggiatkan
pertumbuhan
bakteri
coliform.
Ada
atau
tidaknya
bakteri coliform ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Di dalam media ini mengandung lactose dan garam empedu (bile salt) yang hanya mengizinkan coliform untuk tumbuh. 3. Hari ketiga Pada hari ketiga dilakukan uji pelengkap dimana uji ini untuk mengetahui jenis bakteri coliform yang terdapat pada sampel Pada proses pengamatan yang dilakukan pada media BGLBB pada seri 1, 2 dan 3 tampak terjadi pertumbuhan koloni pada media yang ditandai dengan terjadinya kekeruhan menandakan bahwa bakteri yang tumbuh pada media ini dapat memfrementasikan garam empedu yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang terkandung dalam media BGLBB, ada gelembung dan gas karena dapat memfrementasikan laktosa oleh bakteri golongan coli. Selanjutnya dilakukan perhitungan total coliform pada media BGLBB dimana: Total coliform= Nilai MPN x 1/ pengenceran ditengah = > 24 x 1/10-2 =
> 24x 102
= >2,4 x 10 x 102 = > 2,4 x 103
Selanjutnya dilakukan inokulasi dari media BGLBB ke media EA Hal pertama
yang dilakukan
yaitu dipijarkan
ose lurus dari pangkal
ujung,kemudian diambil 1-2 ose biakan dari media BGLBB, lalu di goreskan secara sinambung pada media EA dan di inkubasi selama 1x24jam pada suhu 37˚C. Media Endo Agar adalah media media selektif dan media diferensial yang digunakan untuk mengisolasi bakteri batang gram negatif berdasarkan kemampuan bakteri memfermentasi laktosa atau tidak. Media ini pada awalnya dibuat untuk mengisolasi bakteri batang penyebab tifus (typhoid)
kemudian berkembang menjadi media diferensial terutama untuk konfirmasi pemeriksaan bakteri coliform. 4. Hari keempat Pada hari keempat dilakukan ppengamatan pada media Endo Agar dimana kami mendapatkan koloni bergerombol dan koloninya berwarna putih, tumbuhnya koloni pada media ini menandakan bahwa pertumbuhan bakteri gram negative, sedangkan koloni yang berwarna putih menandakan bahwa bakteri tidak dapat memfermentasikan laktosa. Pada praktikum ini juga dilakukan pewarnaan gram untuk mengetahui bakteri gram apa yang terdapat pada sampel yaitu dengan cara: 1. Dipijarkan ose,di atas diapi bunsen dimulai dengan cara dari ujung ke pangkal ose kemudian 2. Diambil koloni 1-2 ose dan diletakkan diatas objek glass dengan cara diputar searah jarum jam/berbentuk baigon. Krmudian difiksasi dengan melewatkan 1-2x diatas api bungsen untuk melekatkan sel-sel bakteri kemudian 3. diteteskan kristal violet didiamkan selama 1 menit , Di CAM dikeringkan setelah itu 4. diteteskan 2-3 tetes lugol didiamkan selama 1-2 menit di CAM lalu dikeringkan setelah itu diteteskan 2-3 tetes alkohol 96% sebagai larutan pemucat didiamkan selama 30 detik , setelah itu di CAM dan dikeringkan. 5. diteteskan air fucsin didiamkan 1-2 menit di CAM dan dikeringkan kemudian 6. diamati dibawah mikroskop dan hasil yang kami dapatkan adalah bakteri gram negatif .setelah itu media EA di inokulasi kedalam media TSIA/KIA dengan cara dipijarkan ose lalu diambil kuman dari media Endo Agar , kemudian ditusukan kedalam media TSIA jangan sampai menyentuh dasar tabung lalu dibuat goresan sinambung pada permukaan media. Kemudian diikubasi didalam incubator dengan 1x24 jam dengan suhu 37℃.
Setelah prosedur pewarnaan selesai di amati biakan dibawa mikroskop dengan perbesaran 40x dan 100x. Namun, pada pembesaran 100x kita menambahkan oil emersi yang berfungsi sebagai penjelas di mikroskop. Pada praktikum ini kami mendapatkan bentuk bakteri Gram negative basil pada media EA yang ditandai dengan bakteri berwarna merah . Gram negative menandakan bahwa bakteri akan larut pada pelarut (alcohol 96%) karna memiliki lipoprotein yang tebal, lipid mudah larut dalam pelarut sehingga pori pori dinding sel bakteri gram negative membesar dan meningkatkan daya larutnya dalam hal ini bakteri menyerap larutan Air Fuchsin.yang menghasilkan warna merah pada bakteri. Setelah itu biakan dari media EA di inokulasi kedalam media TSIA/KIA dengan cara dipijarkan ose lalu diambil kuman sala satu media yaitu dari media Endo Agar , kemudian ditusukan kedalam media TSIA jangan sampai menyentuh dasar tabung lalu dibuat goresan sinambung pada permukaan media. Kemudian diikubasi didalam incubator dengan 1x24 jam dengan suhu 37℃. 5. Hari kelima Selanjutnya kami melakukan pengamatan dihari kelima, dimana pengamatan uji kemampuan bakteri mempermentasikan karbohidrat, dilakukan pada media TSIA, dimana media ini digunakan untuk mengidentifikasi bakteri gram negative. Media ini mengandung 3 macam jenis gula yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa serta mengandung indicator merah fenol dan Fe4SO4 yang bertujuan untuk memperhatikan pembentukan H2S yang ditunjukkan adanya endapan hitam. Pada media TSIA yang kami gunakan memiliki hasil slunt acid dan buut acid, dengan H2S negatif sedangkan gas menandakan positif. Dari hasil ini maka dapat diketahui bahwa bakteri tersebut mampu memfermentasikan semua jenis gula yaitu jenis glukosa dan laktosa. Sedangkan H2S negative diakibatkan bakteri tidak menghasilkan enzim desulfurase sewaktu dibiakkan, adanya pembentukan gas disebabkan oleh terperangkapnya oksigen pada saat diinkubasi pada suhu 37°C.
6. Hari keenam Pada hari keenam dilakukan uji IMVIC 1) Indol : Positif (+), Pada indol setelah ditambahkan reagens covash yang akan bereaksi dengan indol kami mendapatkan hasil positif karena terdapat cincin merah pada permukaan yang dimana hal itu dapat disebabkan oleh triptopan yang diubah menjadi indol yang ditambahkan kovash sehingga terjadi pembentukan warna pada permukaan berupa cincin merah akibat pengumpulan indol. 2) Pada media MRVP (Uji MR) Pada media MR didapatkan hasil (+) positif karena setelah penambahan reagens MR 5 tetes terjadi perubahan warna karna terjadinya fermentasi asam campuran kaldu. 3) Pada media MRVP (Uji VP) Pada media VP dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang melakukan fermentasi 2,3 butanodiol, kami mendapatkan hasil positif karena
setelah
penambahan
KOH
40%
dan
alpa-nephtol
memperlihatkan perubahan warna, hal ini disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme pada biakan bisa memfermentasikan karbohidrat menjadi 2,3 butanodiol. 4) Pada media SCA Media SCA merupakan media sintentik dengan Na sitrat sebagai satu-satunya sumber carbon, hasil yang didapatkan adalah positif karena terjadi perubahan warna pada media, terjadinya perubahan disebabkan oleh mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sehinga terjadi kehilangan asam dari media yang dapat menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna media menjadi dari hijau menjadi biru. Berdasarkan uji yang telah dilakukan mulai dari hari pertama sampai hari terakhir pada identifikasi dan isolasi bakteri pada sampel feses didapatkan hasil bakteri E. Coli pada fese yang diidentifikasi.
E. coli tersebar diseluruh dunia dan ditularkan bersama air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses. Escherichia coli berbentuk batang, tebal 0,5µ m; panjang antara 1,0 - 3,0 µ m; bervariasi dari bentuk koloid sampai berbentuk seperti filamen yang panjang; tidak berbentuk spora; motil dan filamen perithin beberapa galur tidak memiliki flagella; bersifat Gram negatif. E. coli bersifat aerob atau kualitatif anaerob, dapat tumbuh pada media buatan. Beberapa sifat E. coli antara lain pertumbuhan optimum pada suhu 37ºC, dapat tumbuh pada suhu 15ºC - 45ºC, tumbuh baik pada pH 7,0 tapi tumbuh juga pada pH yang lebih tinggi. Eschericia coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria, dan puria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. Tak satupun dari gejala atau tanda-tanda ini bersifat khusus untuk bakteri E. coli. Infeksi saluran kemih dapat mengakibatkan bakterimia dengan tanda-tanda khusus sepsis.
E.coli yang nefropatogenik
secara khas menghasilkan hemolisin. Kebanyakan infeksi disebabkan oleh E.coli dengan sejumlah kecil tipe antigen O. Antigen K tampaknya penting dalam patogenesis infeksi saluran atas. Pieloneftritis berhubungan dengan jenis philus khusus, philus P yang mengikat zat golongan darah P. Infeksi saluran kemih misalnya sistitis, pielitis dan pielonefritis. Infeksi dapat terjadi akibat sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat dan kehamilan. E.coli yang biasa menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 01, 2, 4, 6, dan 7. Jenisjenis pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis.