06. Bab Iii Individu.docx

  • Uploaded by: DEISA RAMPISELA
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 06. Bab Iii Individu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,319
  • Pages: 14
1

BAB III

2

KAJIAN SITUASI RUANG FIRDAUS

3 4A. Profil Rumah Sakit Tni Au Dr. M. Salamun 5

Rumah Sakit TNI AU dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit Militer tingkat II

6

yang berlokasi di Jln. Ciumbuleuit No.203, Cidadap, Bandung, Jawa Barat

7

(40142), Indonesia. Rumah sakit ini didirikan pada tanggal 19 Agustus 1961

8

dan mendapatkan akreditasi paripurna pada tahun 2009. RS TNI AU dr. M.

9

Salamun mempunyai :

10

Visi

11

Menjadi Rumah Sakit RujukanTerbaik Di Jawa Barat

12

Misi

13

a. Menyelengarakan Dukungan Kesehatan Yang Diperlukan Setiap Operasi

14 15 16 17 18

Dan Latihan TNI/TNI AU b. Menyelengarakan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Terhadap Anggota TNI/TNI AU Berikut Keluargannya Serta Masyarakat Umum c. Meningkatkan Kemampuan Profesionalisme Personil Secara Berkesinambungan

19

Falsafah

20

Jiwa Dan Semangat Pengabdian TNI Adalah Landasan Dalam Melaksanakan

21

Pelayanan Kesehatan

22

Motto

23

HEBRING : Handal, Efisien, Bersih, Ramah, Ikhlas, Nyaman, Gemilang.

24 25

Gagasan untuk membangun suatu Rumah Sakit TNI AU tercetus dengan alasan

26

bahwa TNI AU harus mempunyai tempat penampungan penderitanya sendiri

27

dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi kesehatan umum dan kesehatan

28

khusus. Kesehatan umum adalah dalam arti merawat dan mengobatai para

29

anggota TNI AU bersereta keluarganya. Sedangkan kesehatan khusus yaitu

30

rangkaian kegiatan bidang kesehatan penerbangan, dengan mengadakan

31

medical check up, kegiatan penelitian dan pengembangan melalui tim

32

33

32

kesehatan khusus, serta kegiatan dukungan operasi khusus tingkat angkatan

33

(TNI) maupun nasional. Selain kegiatan-kegiatan tersebut diatas, rumah sakit

34

mengadakan pula Civic Mission dengan melayani masyarakat disekitarnya.

35 36

Pembinaan Lanud Husein Satranegara Berdasarkan Keputusan Staf TNI

37

Angkatan Udara No.Kep/25/VII/1985 11 maret 1985 Status RUSPAU Dr. M.

38

Salamun mengalami perubahan alih kelola dari pembinaan dari Direktorat

39

Kesehatan beralih kebawah pembinaaan Lanut Husein Sastranegara, sehingga

40

menjadi Rumah Sakit Dr. M. Salamun Lanud Husein SastranegaraSanatorium

41

Paru Pacet. Bedasarkan Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara

42

No.Kep/24/XII/1988 20 Desember 1988, adanya perubahan status sanatorium

43

Paru Pacet dari bagian penyakit paru Rumah Sakit Dr. M. Salamun Lanud

44

Husein Sastranegara menjadi pusat pemulihan kesehatan awak pesawat udara

45

TNI Angkatan Udara Dibawah Lakespra Sarianto Ditkes AU.

46 47

Sejalan dengan tuntutan organisasi, Rumah Sakit TNI Angkatan Udara tingkat

48

II Dr. M. Salamun yang semangkin berkembang dan semangkin komplek

49

dalam permasalahan, maka diperlukan adanya kendali dan pembinaan oleh

50

Mabes TNI AU sehingga permasalahan Rumah Sakit dapat teratasi.

51

Berdasarkan keputusan Kasau Nomor : Kep/03/II/1998 3 Februari 1998

52

tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur oselon pelaksana pusat tingkat

53

Mabes AU, status Rumah Sakit TNI AU Tk: II Dr.M. Salamun Lanud Husein

54

Satranegara kembali dibawah kendali pusat sebagai Badan Pelaksana Teknis

55

Diskes TNI AU dengan tugas pokok sebagai berikut: Melaksanakan Dukungan

56

Kesehatan Bagi Setiap operasi TNI AU, Melaksanakan Pelayanan Kesehatan

57

Bagi Anggota TNI atau Keluarga, Sebagai Rumah Sakit Rujukan Bagi Rumah

58

Sakit TNI AU Wilayah Jawa Barat.

59 60

Ruang Firdaus merupakan ruang rawat inap kelas VIP merupakan ruangan

61

pelayanan multi (bedah, interne, jantung dan neurologi). Jumlah perawat di

62

ruangan 19 orang sudah termasuk kepala ruangan dengan tingkat pendidikan

34

63

lulusan Ners berjumlah 4 orang, S1 Keperawatan 4 orang, dan DIII

64

keperawatan 9 orang dan D3 Kebidanan berjumlah 2 Kapasitas tempat tidur 34

65

bed dibagi dalam 2 Ruang Dirgantara dan 15 Ruang Buana.

66 67 B. Analisa SWOT 68

a. Kelemahan (Weakness)

69

1.

Belum optimalnya Metode tim diruang paviliun Firdaus

70

2.

Belum optimalnya orientasi pasien baru

71

3.

Belum terpasangnya penomeran bed pasien

72 73 74

b. Peluang(opportunities) 1.

profesionalisme perawat

75 76

Telah disahkannya UU Keperawatan no 38 Tahun 2014, mengenai

2.

Telah disahkannya UU Akreditasi Rumah Sakit no 34 Tahun 2017.

77

Mengenai Peningkatan pelayanan kesehatan profesionalisme rumah

78

sakit Indonesia.

79

3.

safety, PPGD, APAR).

80 81 82

Perawat bisa diikut sertakan dalam setiap pelatihan (BHD, pasien

4.

Adanya peluang untuk melanjutkan pendidikan bagi semua perawat ke jenjang yang lebih tinggi.

83 84 85 86 87 88 89 90 91 92

c. Ancaman (Threats) 1. Banyaknya rumah sakit dengan mutu dan pelayanan serta tenaga kesehatan yang lebih baik dari RSAU dr. M. Salamun. 2. Adanya Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen 3. Tingginya tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan profesional dan berkualitas.

35

93D. Matriks Strategi

Internal

Strength (S)

Weakness (W)

1. Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit yang terakreditasi Paripurna 2. Kepala Ruangan Firdaus berlatar belakang pendidikan S.Kep Ners dengan pengalaman kerja 17 tahun.. 3. Ruang Firdaus memeliki tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan Ners 4 orang, S-1 Keperawatan 4 orang dan DIII Keperawatan 9 orang, dan D3 Kebidanan berjumlah 2 orang 4. Ruang Firdaus memiliki 1 orang pelaksana administrasi, 4 orang bagian gizi, 3 orang tenaga kebersihan 5. Ruang Firdaus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 82 6. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan dapat menunjang kebutuhan pasien. 7. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat yang telah mengikuti pelatihan yang

1. 2. 3.

Belum optimalnya metode tim diruang Pavilion Firdaus Belum optimalnya orientasi pasien baru Belum terpasangnya penomeran bed pasien

36

Opportunities (O) :

diprogramkan dari rumah sakit (BHD, PPGD, Patien safety, APAR). 8. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, rapi, lingkungan sangat kondusif Eksternal bagi klien, pengunjung dan saat melakukan pelayanan kesehatan 9. Ruang Firdaus memiliki tempat penyimpanan obat yang sesuai dengan identitas masing-masing pasien 10. Adanya mahasiswa program profesi ners yang praktek di ruang Firdaus SO Strategi: WO Strategi :

1. Telah disahkannya UU Keperawatan 1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 1. Meningkatkan pengalaman perawat No 38 Tahun 2014, mengenai di paviliun Firdaus dengan pelatihanruangan dengan menangkap peluang profesionalisme perawat pelatihan yang ada. kebijakan rumah sakit dalam 2. Telah disahkannya UU Akreditasi 2. Tenaga kesehatan Ruang Firdaus dengan mengadakan dan mengikuti pelatihan Rumah Sakit No 34 Tahun 2017. kualifikasi pendidikan Ners, S-1 dan Dserta melanjutkan studi ke jenjang yang Mengenai Peningkatan pelayanan III merupakan kekuatan untuk lebih tinggi. kesehatan dan profesionalisme menangkap peluang kebijakan rumah 2. Mendiskusikan tentang pengoptimalan rumah sakit Indonesia. sakit dalam mengadakan pelatihanpenerapan metode Tim dan 3. Perawat bisa diikutsertakan dalam pelatihan serta melanjutkan studi penggorganisasiannya diruang Paviliun setiap pelatihan (BHD, pasien safety, kejenjang yang lebih tinggi. Firdaus PPGD, APAR). 3. Dengan dijadikannya ruang Firdaus 3. Mendiskusikan tentang pengadaan 4. Adanya peluang untuk melanjutkan sebagai lahan praktik pendidikan, dapat penomeran bed di setiap kamar

37

pendidikan bagi semua perawat ke jenjang yang lebih tinggi.

membantu perawat dalam melakukan setiap tindakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional.

Threats (T) :

ST Strategi:

1. Banyaknya rumah sakit dengan mutu dan pelayanan serta tenaga kesehatan yang sama baiknya dari RSAU dr. M. Salamun. 2. Adanya Undang- Undang No 8 tentang perlindungan konsumen 3. Tingginya tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatanmaksimal

1. Meningkatkan kinerja perawat dan kualitas pelayanan keperawatan. 2. Peningkatan pendidikan bagi perawat merupakan salah satu penunjang dalam penyampain informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

1.

WT Strategi : 1. Mengoptimalkan penerapan metode Tim yang diterapkan di ruang paviliun Firdaus untuk memenuhi pelayanan yang maksimal. 2. Pelaksanaan orientasi pasien baru adalah salah satu cara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

38

94C. Matriks IFE

Bobot

Ratin g

sudah

0,08

4

0,32

b. Kepala ruangan Firdaus berlatar belakang

0,08

3

0,24

0,08

3

0,24

0,08

2

0,16

0,08

3

0,24

0,08

3

0,24

0,08

4

0,32

0,08

3

0,24

No 1.

Faktor

Skor

Kekuatan a. RS

TNI

AU

Dr.M.Salamun

terakreditasi Paripurna. pendidikan

S.Kep

Ners

dengan

pengalaman kerja 17 tahun. c. Ruang Firdaus memiliki tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan Ners 4 orang, S-1 Keperawatan 4 orang dan D-III Keperawatan 4 orang dan D III Kebidanan berjumlah 2 orang d. Ruang Firdaus memiliki 1 orang pelaksana administrasi, 4 orang bagian gizi dan 3 orang tenaga kebersihan. e. Ruang

Firdaus

memiliki

Standar

Operasional Prosedur (SOP) sejumlah 82 f. Ruang Firdaus memiliki peralatan yang sesuai dengan daftar peralatan ruangan dan dapat menunjang kebutuhan pasien. g. Ruang Firdaus memiliki tenaga perawat yang telah mengikuti pelatihan yang diprogramkan dari rumah sakit (BHD, PPGD, Patien safety, APAR). h. Lingkungan ruang Firdaus terlihat bersih, rapi, lingkungan sangat kondusif bagi klien, pengunjung dan saat melakukan pelayanan kesehatan. i. Ruang

Firdaus

memiliki

tempat

39

penyimpanan obat yang sesuai dengan

0,06

4

0,24

0,08

3

0,24

identitas masing-masing pasien j. Adanya mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel yang praktek di ruang Firdaus

Total S 2.

2,48

Kelemahan a. Belum optimalnya Metode tim diruang

0.08

2

0,16

b. Belum optimalnya orientasi pasien baru

0,08

1

0,08

c. Belum terpasang penomeran bed pasien Total W

0.06

1

0,08 0,32

Pavilion Firdaus

Total nilai

1

2,80

95 96Rating (nilai) antara 1-4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai : 971 = kelemahan besar 982 = kelemahan kecil 993 = kekuatan kecil 1004 = kekuatan besar 101Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada 102industry dimana perusahaan berada. 103 a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing – masing faktor untuk 104

menentukan skornya

105 b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang 106

dinilai. Nilai rata – rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan

107

bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada

108

diatas 2,5 menunjukan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks

40

109

EFE, matriks IFE terdiri cukup banyak faktor. Jumlah faktor – faktornya tidak

110

berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.

111 112E. MATRIKS EFE

No 1.

Faktor Peluang 1. Telah

disahkannya

UU

Bobot

Rating

Skor

0,2

4

0,8

0,1

3

0,3

0,2

3

0,6

0,04

3

0,12

Keperawatan no 38 Tahun 2014, mengenai profesionalisme perawat 2. Telah disahkannya UU Akreditasi Rumah Sakit no 34 Tahun 2017. Mengenai Peningkatan pelayanan kesehatan profesionalisme rumah sakit Indonesia. 3. Perawat bisa diikut sertakan dalam setiap

pelatihan

(BHD,

pasien

safety, PPGD, APAR). 4. Adanya peluang untuk melanjutkan pendidikan bagi semua perawat ke jenjang yang lebih tinggi. Total O 2.

1,82

Ancaman 1. Banyaknya rumah sakit dengan

0,2

4

0,8

0,21

4

0,84

0,05

2

0,1

mutu dan pelayanan serta tenaga kesehatan yang sama baiknya dari RSAU dr. M. Salamun. 2. Adanya Undang-Undang No 8 tentang perlindungan konsumen. 3. Tingginya terkait

tuntutan

masyarakat

pelayanan

kesehatan

profesional dan berkualitas.

41

113

Total T Total nilai Keterangan :

114

Rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, dimana:

115

1= dibawah rata-rata

116

2 = rata-rata

117

3 = diatas rata-rata

118

4 = sangat bagus

119

Rating ditentukan berdasarkan efektifitas strategis rumah sakit. Dengan

120

demikian nilai didasarkan pada kondisi RS.

121

Jadi, rating mengacu pada kondisi RS, sedangkan bobot mengacu pada industri

122

dimana perusahan berada :

123

1. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk

124

1

1,74 3,56

menentukan nilai skor

125

2. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahan yang

126

dinilai. Skor 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara

127

yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari

128

ancama-ancaman di pasar industri. Sementara itu, skor total sebesar 1,0

129

menunjukan bahwa perusahan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang

130

ada atau tidak menghindar ancaman-ancaman eksternal.

42

131F. Diagram Cartesius Analisa Swot 132

Opportunity

133 134 7

135

6 ,5

136

4 23

137

2 1

Weaknes

138

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

Strength 1

2

3

4

5

6

7

-1

139

-2 -3 -4

140

-5 -6

141

-,7

142 Treats

143 144

Jadi dilihat dari diagram cartesius ruang Paviliun Firdaus berada pada kuadaran

145

1 yaitu kuadran Aggressive Strategy. Dimana kuadran ini menunjukan situasi

146

yang sangat menguntungkan. Ruangan tersebut memiliki peluang dan kekuatan

147

sehingga dapat memanfaatkan

148

diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

149

agresif (growth oriented strategi).

peluang yang ada. Strategi yang harus

150G. Identifikasi Masalah 151 152 153 154 155 156 157

1. Berdasarkan hasil observasi,didapatkan belum optimalnya Metode tim diruang paviliun Firdaus 2. Berdasarkan hasil observasi didapatkan belum optimalnya orientasi pasien baru 3. Berdasarkan hasil observasi didapatkan belum terpasangnya penomeran bed pasien

43

158H. Scoring Perumusan Masalah

No

M g Belum optimalnya 5 Metode tim diruang paviliun Firdaus

S v 4

Mn Nc

2

Belum optimalnya 5 orientasi pasien baru

4

4

5

3

Belum terpasangnya 3 penomeran bed pasien

2

3

3

1

MASALAH

5

5

Af

SKO R 29

KET

5

23

II

3

15

III

5

I

159 160I. Prioritas Masalah 161

1. Belum optimalnya metode tim diruang pavilion firdaus

162

2. Belum optimalnya orientasi pasien baru

163

3. Belum terpasangnya penomoran bed pasien

164 165

Proses untuk memprioritaskan masalah dengan metode pembobotan yang

166

memperhatikan aspek:

167

Magnitude (Mg)

: Kecendrungan besar dan seringnya masalah terjadi

168

Severy (Sv)

: Besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh masalah

169

Managebility (Mn)

: Berfokus pada perawatan sehingga dapat di atur

170

Nursing Consent (Ne) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat

171

Affability (Af)

: Ketersedian sumberdaya

172 173

Rentang Nilai:

174

Sangat tidak penting

:1

175

Tidak Penting

:2

176

Cukup Penting

:3

177

Penting

:4

178

Sangat Penting

:5

179

44

180J. Fish Bone 181 1. Belum Optimalnya Belum Optimalnya Orientasi Pasien Baru Di Ruangan Paviliun Firdaus 182 183 184 185 186

MAN Kurangnya pemberian informasi dari perawat mengenai orientasi ruangan Tingkat kesibukan perawat

187

MATERIAL Tidak adanya lembar cek MONEY

list orientasi pasien baru

188 189

PROBLEM Belum optimalnya penerapan orientasi pasien baru oleh perawat

190 191 192 193 194 195 196 197

METHODE Adanya standar akreditasi Rumah Sakit tentang kepuasaan pasien

MACHINE

ENVIRONMENT

45

198 199 200PLANING OF ACTION

No 1

Masalah Belum optimalnya

Tujuan a. Untuk

Strategi Melakukan

Kegiatan Melakukan diskusi

Sasaran Seluruh

Waktu 13 – 16

PJ Febriana,

Agustus

Dibimbing

2018

oleh Karu,

orientasi pasien

meningkatkan

redemonstrasi

dengan kepala

perawat di

baru

tingkat

dan coaching

ruangan tentang

Pavilion

kepuasan

dengan

redemonstrasi dan

Firdaus RS

perawat untuk

coaching kepada

TNI AU

melakukan

perawat di ruangan

Dr. M.

orientasi

untuk melakukan

Salamun

kepada setiap

orientasi kepada

pasien baru

setiap pasien baru

pasien b. Meningkatkan mutu pelayanan

yang datang ke yang masuk dan ruangan

membuat lembar

Paviliun

checklist

Firdaus 201

CI

Related Documents

06. Bab Iii Individu.docx
December 2019 4
Iii-06
November 2019 2
Bab Iii
October 2019 77
Bab Iii
November 2019 69
Bab-iii
June 2020 63
Bab Iii
May 2020 50

More Documents from ""

06. Bab Iii Individu.docx
December 2019 4
05. Bab Ii Individu.docx
December 2019 11