BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pesawat yang tak kalah pentingnya dalam menunjang kelancaran pengoperasian kapal yaitu mesin pendingin, khususnya pendingin bahan makanan.Dimana bahan makanan yang terdiri dari makanan basah dan kering yang merupakan kebutuhan primer manusia, termasuk seluruh crew di atas kapal untuk meningkatkan kinerja seluruh Anak Buah Kapal (ABK). Dalam hal ini bahan makanan basah seperti: daging, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan perlu penanganan khusus. Dimana bahan makanan tersebut mempunyai daya tahan yang tidak terlalu lama.untuk mendapatkan bahan makanan agar tetap segar dan layak dikonsumsi, penanganan yang lebih tepat
guna untuk
manjaga tingkat kualitas dan kesegaran bahan makanan, yakni melalui proses pendinginan dalam ruang mesin pendingin agar dapat di konsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan sarana sistem mesin pendingin yang telah meluas pemakaiannya di atas kapal, kondisi bahan makanan yang di inginkan tersebut dapat diatasi. Salah satu sistem mesin pendingin yang banyak digunakan di atas kapal adalah “system multievaporator” yang berfungsi menyimpan bahan makanan dan minuman sesuai
dengan suhu
penyimpanannya.suhu ruangan pendingin yang telah ditentukan yaitu: tempat penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran (vegetable room) dengan suhu 20c, tempat penyimpanan daging (meat room) dengan suhu -180c, tempat penyimpanan ikan (fish room) dengan suhu -10c. Mesin pendingin menghasilkan suhu dingin dengan menyerap panas dan udara yang ada dalam ruang pendingin, sehingga suhu yang diinginkan
dapat
dicapai.
Adapun
komponen-komponen
yang
digunakan sama halnya dengan sistem mesin pendingin lainnya sehingga perawatan dan pengopersiannya begitu sederhana. Media
1
pendingin yang biasa digunakan antara lain CO2, Amoniak (NH3), choormethyel (CH3Cl), gasFreon 12, gasfreon 22. Pada kapal tempat penulis melaksanakan praktek laut, mesin pendinginnya menggunakan Freon 22 sebagai media pendinginnya, dimana dalam sistem tidak perlu menambah Freon jika tidak terjadi kekurangan/kebocoran. Mesin pendingin bahan makanan mengalami gangguan atau masalah yakni suhu kerja ruang pendinginan tidak normal,
sehingga
sebagian
dari
bahan
makanan
mengalami
pembusukan apabila tidak segera dilakukan tindakan perbaikan. Berdasarkan kejadian tersebut diatas, maka penulis mulai mengamati dan menganalisa serta mengaitkan sesuai dengan teori yang pernah penulis dapatkan sehubungan dengan suhu dalam ruang mesin pendingin ( evaporator ). Sebagaimana telah dikemukakan bahwa suhu kerja ruang pendingin bahan makanan tidak normal karena adanya gangguan pada instalasi mesin pendingin. Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis memilih judul Analisis tidak normalnya temperature Pada Ruang Pendingin Bahan Makanan Di kapal SPB.lais B. Rumusan Masalah Oleh karena luasnya permasalahan dan untuk memudahkan dalam pelaksanaan dan pembahasan, maka penulis merumuskan masalah yaitu mengapa suhu ruang pendingin bahan makanan tidak mencapai suhu optimal yang dibutuhkan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan di capai dalam penyusunan skripsi ini yaitu : untuk mengetahui suhu yang di butuhkan untuk jenis –jenis bahan makanan dalam pendingin bahan makanan.
2
D. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memberi pengetahuan terhadap pembaca bila terjadi suatu masalah dan cara penyelesainya dibidang mesin pendingin. 2. Untuk memberikan gambaran secara umum tentang kinerja mesin pendingin, baik untuk penulis maupun rekan- rekan Taruna (i) yang akan bekerja di atas kapal. E. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tidak normanya temperatur pada ruang pendingin bahan makanan diakibatkan karena : 1. Kurang nya media pendingin (Freon) di dalam sistem. 2. Terjadinya kebocoran pipa evaporator.
3