Zeolith.docx

  • Uploaded by: Christian Jhonson Napitupulu
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Zeolith.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,626
  • Pages: 13
BAB III PEMBAHASAN

Pada praktikum yang dilakukan pada hari Selasa di tanggal 5 Maret 2019 yang bertempat di ruangan 301 Laboratorium sumber Daya Mineral dan Batubara, Teknik Geologi,Unviersitas Diponegoro serta pengamatan mineral non logam secara megaskopis membahas,mengenali dan mendeskripsikan mengenai sifat fisik dan ciriciri dari mineral non logam pada pada tiap batuan peraga. Adapun peralatan yang dibawa pada saat praktikum yakni: alat tulis, lembar deskripsi, alat cerat, HCL, dan magnet. Praktikum acara sifat fisik mineral nonlogam ini melakukan pendeskripsian peraga sebanyak 5 pada batuan peraga. Adapun kode-kode peraga yang dideskripsikan yakni: MNL-06, MNL10, MNL13,MNL19, dan MNL05. Berikut adalah pembahasan mengenai mineral – mineral non logam yang dideskripsikan tersebut.

3.1

Kode Peraga MNL-06 Berdasarkan pengamatan secara megaskopis pada batuan nonlogam yang dideskripsi memiliki dimensi panjang 9cm, lebar 13 cm dan tinggi 4 cm. Berdasarkan sifat fisiknya peraga MNL06 memiliki warna abu-abu kehijauan, dengan sisipan material pengotor dipermukaan batuan. Memiliki kilap permukaan batuan yang sedikit kasar ketika diraba dan tidak ada berkas pemantulan cahaya, kemudian permukaan batuan terasa kering sehingga diinterpretasikan kilapnya adalah kilap tanah. Selanjutnya ketika batuan di cerat atau digoreskan dengan koin maka terdapat serbuk halus berwarna putih dan diinterpretasikan bahwa tingkat kekerasan batuan 2-3 SM. Untuk tingkat transparansi batuan ketika di sinari cahaya yang tidak menembus batuan sehingga disebut dengan opaq atau sulit untuk menembus cahaya. Kemudian mendekatkan batuan dengan magnet, namun magnet tidak mencoba untuk menarik bataun sehingga tingkat kemagnetannya adalah diamagnetik. Untuk analisis larutan HCL nya ketika ditetesi batuan dapat

bereaksi sehingga

batuan karbonatan. Untuk sifat khusus dari batuan yang memiliki sifat karbonatan namun memiliki kekerasan cukup keras dan kompak menyerupai batu piroklastik tuffan sehingga disertasi dengan karakteristik sifat fisik yang diamati secara megaskopis maka dapat diinterpretasikan bahwa batuan

bernama Zeolit dengan unsur kimia Z. Mineral zeolith memiliki berat jenis 2,27 gr/cm3 dengan belahan sempurna.

Termasuk dalam tensity yang

bersifat brittle karena mudah untuk pecah. Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya mineral zeolit ditinjau dari komposisi batuan induknya, kompasisi air pori, umur dan temperatur. Zeolit terbentuk melalui proses diagenenesis batuan terhadap reaksi air pori dengan padatan alumina silikat (seperti gelas volkanik). Karena zeolith dapat gerbentuk melalui deposit epitermal yang mengisi celah antar batuan yang sudah terendapkan maka saat terjadi eksplosive gunung api menghasilkan material abu ash yang terbawa secara regional cukup jauh dan terendapkan disuatu danau atau kubah air yang ter sedimentasi dan terdiagenesis bersamaan dengan suhu yang tinggi dan tekanan tinggi sehingga sering kali terjadi pada zona metamorfisme kontak yang mengalterasi batuan membentuk mineral zeolith. Dari sistem pembentukan zeolit, endapan terbesar biasanya terbentuk dari cebakan monomineral yang berasal dari ubahan tufa yang diendapkan pada danau salin dan alkalin pada sistem hidrologi terbuka.

Zeolit alam

terbentuk dari reaksi antarabatuan tufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau airmeteorik. Berdasarkan cara dan lingkungan terbentuknya zeolit dapat diinterpretasikan zeolit yang terbentuk pada temperatur yang tinggi, dimana pada masing-masing temperatur tertentu akan terbentuk jenis zeolit tertentu pula. Yang termasuk dalam grup ini adalah akibat dari proses magmatik primer dari proses eksplosif regional yang mengendapkan material tuff. Kemudian termetamorfosa kontak, dan bereaksi di lingkungan hidrotermal. Secara lebih rinci Pembentukan Mineral Zeolit Secara geologi, zeolit ditemukan dalam batuan tufa dari reaksi antara batuan tufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air meteoric (air hujan). Zeolit terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik yang telah mengalami proses alterasi. Proses sedimentasi Pada tahap ini, terbentuk karena proses sedimentasi, yakni meliputi pelapukan, dapat berupa pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Erosi dan transportasi terutama dilakukan oleh media air. Proses pengendapan terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut material tersebut lagi. Kegunaan Zeolith sering kali di produksi oleh para perusahaan industri dan terbilang cukup meluas fungsinga bahkan di bidang pertanian, berikut

adalah beberapa pemanfaatan zeolit yaitu terbagi menjadi pengolahan yang khusus seperti pengolahan limbah air dimana limbah harus ddiidentifikasi dan di perhatikan sifat limbahnya seperti warna, bau, padatan terapung, BOD, pH, logam, yg mana semuanya dapat diserap oleh zeolit dgn mengaktifkan terlebih dahulu tingkat temperature zeolit karena dapat bersifat menyerap air limbah. Kemudian pengolahan khusus juga terhadap Rock Wool. RW adalah bahan insulator panas dengan bahan baku zeolit, Bahan Galian Gamping, dolomit, perlit, pasir kuarsa, terak timah, tembaga. Sehingga dapat digunakan untuk menyeimbangkan temperature batuan. Zeolit juga digunakan untuk pembuatan Batako, tidak hanya dari lumpur lempung ternyata zeolit dapat dilakukan kalsinasi atau peningkatan temperature untuk melelehkan suatu logam dengan bantuan sedikit oksigen untuk melakukan dekomposisi termal menggunakan zeolith, berkisar 850 derajat selsius kemudian dihancurkan bersama bahan Galian Gamping. Untuk pembuatan bahan pembuat keramik yang dikarenakan sifatnya yang berukuran halus seperti lempung selain itu pecahan zeolith dapat digunakan untuk pembuatan beton bahan bangunan. Zeolith juga dapat digunakan sebagai bahan katalis untuk menghasilkan pencampuran interaksi molekul methanol dengan zeolit, sehingga pecahnya hydrocarbon membentuk molekul bebas, maka molekul tersebut yang methanol berubah menjadi bensin dalam artian zeolith mampu memebersihkan ekstraksi minyak kotor menjadi minyak bersih dengan menaikkan suhu dari si zeolitnya. Kemudian dalam bidang pertanian zeolith digunakan untuk menetralisir kandungan asam dalam tanah dan digunakan untuk menyerap pupuk karena sifatnya yang dapat menyimpan air. Selanjutnya Bidang peternakan campuran bibit pakan ternak untuk meningkatkan kualitas telur dari hewan ternak. Bidang perikanan zeolit digunakan untuk menyerap ammonia yg dikeluarkan ikan melalui kotorannya.

3.2

Kode Peraga MNL-19 Berdasarkan pengamatan secara megaskopis pada batuan nonlogam yang dideskripsi memiliki dimensi panjang 8cm, lebar 13 cm dan tinggi 4 cm. Berdasarkan sifat fisiknya peraga MNL19 memiliki warna putih, dengan sisipan material pengotor dipermukaan batuan. Memiliki kilap permukaan batuan yang halus ketika diraba dan ada berkas pemantulan cahaya, kemudian permukaan batuan tersa licin sehingga diinterpretasikan kilapnya adalah kilap

kaca. Selanjutnya ketika batuan di cerat atau digoreskan dengan paku maka terdapat serbuk halus berwarna putih dan diinterpretasikan bahwa tingkat kekerasan batuan 7 SM. Untuk tingkat transparansi batuan ketika di sinari cahaya yang menembus batuan sehingga disebut dengan transparan atau dapat membiaskan/menembus cahaya. Kemudian mendekatkan batuan dengan magnet, namun magnet tidak mencoba untuk menarik bataun sehingga tingkat kemagnetannya adalah Diamagnetik. Untuk analisis larutan HCL nya ketika ditetesi batuan tidak dapat bereaksi sehingga batuan nonkarbonatan. Untuk sifat khusus dari batuan yang memiliki sifat nonkarbonatan namun memiliki kekerasan yang sangat

keras dan kompak menyerupai batuan hasil intusi

magma yang bersifat asam karena lebih terang sehingga disertasi dengan karakteristik sifat fisik yang diamati secara megaskopis maka dapat diinterpretasikan bahwa batuan bernama Minral Kuarsa dengan unsure kimia ( SiO2). Mineral kuarsa memiliki berat jenis 2,56gr/cm3 dengan belahan sempurna. Untuk sifat tensity termasuk brittle karena mudah pecah. Proses pembentukan kuarsa ini dapat terbentuk oleh proses kristalisasi magma dimana magma yang bersuhu 1100°C -1200°C ini berangsur -angsur mengalami proses pendinginan dan beberapa tahapan evolusi magma serta proses differisiansi magma yang dimana magma yang awalnya mengandung mineral – mineral bersifat basa dan berangsur – angsur mengalami differesiasi magma hingga menghasilkan magma dengan kecenderungan asosiasi mineralnya bersifat asam. Mineral kuarsa ini terbentuk pada suhu berkisar 600°C-650°C. Selain daripada proses kristalisasi magma, mineral kuarsa juga dapat terbentuk dari hasil proses alterasi ketika adanya pengubahan mineralmineral primer oleh fluida hidotermal mengubah komposisi kimia mineral sebelumnya namun dalam alterasi ini mineral kuarsa ini merupak jenis mineral kuarsa sekunder.

Gambar 3.1 proses kristalisai magma dan proses pembentukan mineral -mineral primer pada Bowen’s Reaction Series

Kegunaan mineral kuarsa memiliki sifat listrik dan tahan panas yang membuatnya berguna dalam produk elektronik. Kuarsa sering memiliki warna yang berkilau dan "diaphaneity", membuatnya berguna sebagai batu permata dan juga bahan pembuatan kaca. Kristal kuarsa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter, kontrol frekuensi, timer, sirkuit elektronik yang menjadi komponen penting dalam ponsel, jam tangan, receiver televisi, komputer, alat navigasi, lensa, penutup laser, dan berbagai macam perangkat khusus lainnya.

3.3

Kode Peraga MNL-10 Berdasarkan pengamatan secara megaskopis pada batuan nonlogam yang dideskripsi memiliki dimensi panjang 9cm, lebar 5 cm dan tinggi 5 cm. Berdasarkan sifat fisiknya peraga MNL10 memiliki warna kuning bening, dengan sisipan material pengotor dipermukaan batuan. Memiliki kilap permukaan batuan yang halus ketika diraba dan ada berkas pemantulan

cahaya, kemudian permukaan batuan tersa licin sehingga diinterpretasikan kilapnya adalah kilap kaca. Selanjutnya ketika batuan di cerat atau digoreskan dengan kaca maka terdapat serbuk halus berwarna putih dan diinterpretasikan bahwa tingkat kekerasan batuan 3 SM. Untuk tingkat transparansi batuan ketika di sinari cahaya yang transparan

atau

dapat

menembus batuan sehingga disebut dengan

membiaskan/menembus

cahaya.

Kemudian

mendekatkan batuan dengan magnet, namun magnet tidak mencoba untuk menarik bataun sehingga tingkat kemagnetannya adalah Diamagnetik. Untuk analisis larutan HCL nya ketika ditetesi batuan dapat

bereaksi sehingga

batuan karbonatan. Untuk sifat khusus dari batuan yang memiliki sifat karbonatan namun memiliki kekerasan yang sangat

keras dan kompak

menyerupai batuan hasil diagenesis dan kristalisasi yang baik sehingga dengan karakteristik sifat fisik yang diamati secara megaskopis maka dapat diinterpretasikan bahwa batuan bernama Minral Kalsit dengan unsure kimia (CuCO3). Mineral kuarsa memiliki berat jenis 2,7gr/cm3 dengan belahan sempurna. Untuk sifat tensity termasuk brittle karena mudah pecah. Mineral kalsit dapat terbentuk dari proses alterasi dimana ketika adanya fluida hirotermal yang mengandung unsur-unsur kimia yang berasal dari air magmatik berupa CO2 dan adanya proses pencampuran dengan air meteorik yang banyak mengandung unsur Ca yang kemudian mengalami proses boiling dan unsur kation dan anion tersebut mengalami reaksi kimia dan membentuk unsur kimia baru yakni CaCO3 sebagai suatu endapan pada zona rekahan atau sebagai mineral-mineral pengisi vein dalam jumlah yang tidak banyak berbeda halnya dengan mineral kalsit yang terbentuk pada proses sedimentasi dimana mineral kalsit yang merupakan mineral pembentuk batuan kapur atau marmer yang mengalami proses presipitasi kimia dari unsur atau senyawa kalsium karbonat serta dapat berasal dari transformasi dari serpih, koral, alga yang mengalami diagenesis.

Gambar 3.2 proses pembentukan mineral kalsit dalam proses alterasi

Kalsit yang berupa batuan kapur atau marmer ini banyak digunakan sebagai

bahan

bangunan

dan

industri

seperti

pondasi,bangunan

jalan,industri pertambangan batukapur serta digunakan juga buat kesehatan.

3.4

Kode Peraga MNL-09 Berdasarkan pengamatan secara megaskopis pada batuan nonlogam yang dideskripsi memiliki dimensi panjang 9cm, lebar 5 cm dan tinggi 5 cm. Berdasarkan sifat fisiknya peraga MNL09 memiliki warna coklat muda, dengan sisipan material pengotor dipermukaan batuan. Memiliki kilap permukaan batuan yang sedikit kasar ketika diraba dan tidak ada berkas pemantulan cahaya, kemudian permukaan batuan terasa kering sehingga diinterpretasikan kilapnya adalah kilap tanah. Selanjutnya ketika batuan di cerat atau digoreskan dengan kuku maka terdapat serbuk halus berwarna coklat dan diinterpretasikan bahwa tingkat kekerasan batuan <1,5 SM. Untuk tingkat transparansi batuan ketika di sinari cahaya yang tidak menembus batuan sehingga disebut dengan opaq atau sulit untuk menembus cahaya. Kemudian mendekatkan batuan dengan magnet, namun magnet tidak mencoba untuk menarik bataun sehingga tingkat kemagnetannya adalah diamagnetik. Untuk

analisis larutan HCL nya ketika ditetesi batuan dapat

bereaksi

sehingga batuan karbonatan. Untuk sifat khusus dari batuan yang memiliki sifat karbonatan namun memiliki kekerasan cukup keras dan kompak menyerupai batu piroklastik tuffan sehingga disertasi dengan karakteristik sifat fisik yang diamati secara megaskopis maka dapat diinterpretasikan bahwa

batuan bernama Mineral lempung dengan unsur kimia yang beragam. Mineral lempung memiliki berat jenis yang berbeda-beda dari 2,5- 2,8 gr/cm3 dengan belahan sempurna.Termasuk dalam tensity yang bersifat brittle karena mudah rapuh. Untuk

genesa

mineral

lempung

dapat

diinterpretasikan

pembentukannya pada beberapa proses yakni ;mineral lempung terbentuk di atas permukaan bumi dimana udara dan air berinteraksi dengan mineral silikat, memecahnya menjadi lempung dan produk lain dapat juga terbentuk karena proses pengerusakan atau pemecahan dikarenakan iklim dan alterasi air (hidrous alteration) pada suatu batuan induk dan mineral yang terkandung dalam batuan itu. Pembentukan lempung karena pelapukan sebagai akibat reaksi ion - ion H+ yang terdapat dalam air tanah dengan mineral - mineral silikat. H+ umumnya berasal dari asam karbonat yang terbentuk sebagai akibat pembusukan oleh bakteri terhadap zat - zat oranik yang ada dalam tanah. Selain dari proses tersebut mineral – mineral lempung juga dapat terbentuk dari adanya proses diagenesis atau proses sedimentasi dimana akumulasi dari material -material sedimen yang kemudian tertransportasi dan dari tahapan diagenesis ini adanya suatu proses autigenesis dan metasosmatisme menggantikan mineral – mineral primer sebelumnya yang menggganti menjadi mineral – mineral berukuran halus dapat sebagai matriks. Selain dari proses sedimentasi mineral lempung juga dapat terbentuk dari suatu pengubahan mineral-mineral primer yang teralterasi oleh fluida hidotermal dimana ketika mineral – mineral primer seperti olivine,piroksen,plagioklas,kuarsa dan lainlain terubahkan pada suatu akumulasi zona rekahan yang mengalami leaching dan pengendapan pada zona vein,namun pada proses alterasi ini mineral lempung ini kurang ekonomis dibandingkan dengan mineral lempung pada proses sedimentasi.

Gambar 3.3 (a).proses pembentukan mineral lempung akibat pelapukan, (b).proses pembentukan mineral lempung pada zona alterasi.

Kegunaan dari mineral lempung adalah sebagai bahan dasar keramikBatu lempung yang dicampur dengan air dan membentuk tanah liat dapat digunakan untuk membuat keramik. Keramik tersebut dapat berupa ubin lantai & dinding, gerabah atau porselen. Bahkan pembuatan porselen menggunakan lempung yang mengandung kaolinit akan menghasilkan produk yang tahan panas (produk refraktori). Selain keramik, tanah liat dari batu lempung juga dimanfaatkan untuk membuat semen, batu bata dan agregat ringan lainnya.Sebagai bahan dasar kertas dimana batu lempung yang memiliki kandungan mineral kaolinit juga merupakan bahan dasar yang baik untuk pembuatan kertas yang berkualitas tinggi. Sebagai penyerap cairan dimana batu lempung yang terbentuk dari abu hasil letusan gunung berapi sering digunakan untuk menyerap cairan yang ada pada kandang binatang ternak. Membantu proses pengeboran dimana batu lempung yang terbuat dari abu vulkanik juga dapat dimanfaatkan sebagai lumpur yang membantu

pengeboran. Selain itu, dapat juga digunakan dalam industri palletizing bijih besi.

3.5

Kode Peraga MNL-02 Berdasarkan pengamatan secara megaskopis pada batuan nonlogam yang dideskripsi memiliki dimensi panjang 7bcm, lebar 5,5 cm dan tinggi 4 cm. Berdasarkan sifat fisiknya peraga MNL02 memiliki warna Hitam kehijauan, dengan sisipan material pengotor dipermukaan batuan. Memiliki kilap permukaan batuan yang sedikit halus ketika diraba dan sedikit ada berkas pemantulan cahaya, kemudian permukaan batuan terasa kering dan seperti bulu halus sehingga diinterpretasikan kilapnya adalah kilap sutra. Selanjutnya ketika batuan di cerat atau digoreskan dengan paku maka terdapat serbuk halus berwarna abu-abu dan diinterpretasikan bahwa tingkat kekerasan batuan 3-5 SM. Untuk tingkat transparansi batuan ketika di sinari cahaya yang tidak menembus batuan sehingga disebut dengan opaq atau sulit untuk menembus cahaya. Kemudian mendekatkan batuan dengan magnet, namun magnet tidak mencoba untuk menarik bataun sehingga tingkat kemagnetannya adalah diamagnetik. Untuk analisis larutan HCL nya ketika ditetesi batuan tidak dapat bereaksi sehingga batuan nonkarbonatan. Untuk sifat khusus dari batuan yang memiliki sifat Bentuknya berserabut halus saat disentuh dan serat sangat fleksibel. sehingga disertasi dengan karakteristik sifat fisik yang diamati secara megaskopis maka dapat diinterpretasikan bahwa batuan bernama Mineral Serpentine dengan unsur kimia yang ( Mg6(Si4O1)0(OH)8 ). Mineral serpentin memiliki berat jenis yang berbeda-beda dari 2,7- 2,8 gr/cm3 dengan belahan Tidak ada.Termasuk dalam tensity yang bersifat brittle karena mudah pecah. Untuk genesa mineral serpentine ini terbentuk oleh proses alterasi hidrotermal dari mineral FerroMagnesian (Fe, Mg) seperti olivin, piroksen, amphibol. Mg serpentin murni bercampur dengan air kristal kurang lebih 12,9 % pada temperatur tinggi +800 derajat celcius. Pada kenyataannya serpentin dapat dilihat sebagai replacement produk dari mineral utama dan terbentuk sebagai pseudomorph yang terendapakan pada kekar/rekahan dan batuan terbuka lainnya, juga dapat terbentuk dalam massa yang sangat besar/luas.

Gambar proses pembentukan mineral pada zona alterasi

Kegunaan mineral serpentine adalah digunakan sebagai batu perhiasan (gemstone) baik untuk batu cincin,kalung dsb serta digunakan bagi kesehatan.

juga

BAB II HASIL DESKRIPSI 2.1

Hasil deskripsi peraga MNL-06

Tinggi 4cm

Lebar 13cm

1. Warna

: Abu-abu kehijauan

2. Kilap

: Tanah

3. Kekerasan

: 2-3 SM

4. Gores

: Putih

5. Belahan / Pecahan

: Sempurna

6. Tenasity

: Brittle

7. Berat Jenis

: 2,27 gr/cm3

8. Kemagnetan

: Diamagnetik

9. Transparansi

: Opaq

10. Sifat Khas

: memiliki ukuran pori yang sangat kecil

dan seragam serta Batuan fragmental yang dapat mengembangan apabila

berbuih. mendidih atau

dipanaskan.

11. Nama Mineral / Rumus Kimia

: Zeolith (Z)

GENESA : Terbentuk dari tetrahedral alumina dan plasti dengan rongga-rongga didalam yang berisi ion-ion logam, biasanya golongan logam alkali, dan molekul air yang bergerak bebas. Zeolit merupakan suatu kelompok mineral yang dihasilkan dari proses hidrotermal pada batuan beku basa. Mineral ini biasanya dijumpai mengisi celah-celah ataupun rekahan dari batuan tersebut. Selain itu

zeolit juga merupakan endapan dari aktivitas vulkanik yang banyak mengandung plasti.

More Documents from "Christian Jhonson Napitupulu"