LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI
BATUAN BEKU NONFRAGMENTAK (EVOLUSI DAN DIAGENESIS MAGMA)
Disusun Oleh: Kristian Jhonson Napitupulu 21100116120038
LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL DAN BATUBARA DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG MARET 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Endapan Mineral, Acara : Sifat Fisik Mineral non Logam yang disusun oleh Kristian Jhonson Napitupulu yang disahkan pada hari
:
tanggal : pukul
:
Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Endapan Mineral.
Semarang, Maret 2019
Asisten Acara,
Praktikan,
Ulfa Dian Ratnasari
Kristian Jhonson Napitupulu
NIM 21100115120023
NIM 21100116120038
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud Pengamatan mineral non logam secara mrgaskopis dan sifat fisik mineral non logam. 1.2 . Tujuan
Mengamati, mendeskripsi dan membedakan mineral – mineral non logam secara megaskopis lewat sifat fisik mineral pada setiap jenis mineral
Mendeskripsi mineral non logam seperti : Kalsit, Gipsum, ,kuarsa, clay minerals dan Zeolith.
Intepretasi proses pembentukan mineral dan lingkungan keterdapatan mineral mineral non logam tersebut
Mengidentifikasi dan menginterpretasi kegunaan tiap – tiap mineral tersebut.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Jadwal Pengamatan
Hari,tanggal
: Selasa, 2 maret 2019
Pukul
:15:30 WIB – 17:00 WIB
Tempat Batubara
:Laboratorium
Sumberdaya
Mineral
dan
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Sayatan tipis dengan kode peraga GTA-M3 dengan sifat optis memiliki warna putih kecoklatan dengan relief tinggi,bentuk mineral tabular dengan ukuran mineral halus-sedang dan memiliki belahan 3 arah dengan gelapan miring dengan sudut gelapan 25° dan memiliki warna interferensi merah muda gelap dan terbentuk pada proses perubahan mineral kalsit oleh pergantian unsur Ca—Mg dinamakan mineral dolomit,yang digunakan sebagai bahan bangunan,digunakan dalam produksi kaca apung.Dalam hortikultura, dolomit dan batu kapur dolomit ditambahkan ke tanah dan campuran pot air tanah sebagai penetral pH.
Sayatan tipis kode peraga 6 dengan sifat optis memiliki warna putih kuning kecoklatan dengan relief sangat rendah,bentuk mineral tidak jelas dengan ukuran mineral halus tidak memiliki belahan dan juga gelapan serta kembaran dan terebntuk dari hasil proses pelapukan mineral-mineral primer maupun juga dari proses alterasi serta sedimentasi yang dinamakan mineral lempung (clay minerals), yang digunakan sebagai bahan pembuatan keramik,penyerapan air serta sebagai pelumas dalam proses pemboran minyak,tambang,dll
Sayatan tipis kode peraga BM-6 dengan sifat optis memiliki warna colorless,relief rendah bentuk mineral anhedral tabular dengan ukuran mineral halus tidak memiliki belahan dan pecahan serta memiliki gelapan bergelombang dengan warna interferensi merah muda terang dan terbentuk dari hasil proses kristalisasi magma yang dinamakan dengan mineral kuarsa, yang terbentuk dari hasil proses kristalisasi
magma,yang digunakan sebagai perhiasan batu permata,bahan pembuatan kaca juga sebagai bahan pembuatan filter, kontrol frekuensi, timer, sirkuit elektronik yang menjadi komponen penting dalam ponsel, jam tangan, receiver televisi, komputer, alat navigasi, lensa, penutup laser.
Sayatan tipis kode peraga 41 dengan sifat optis memiliki warna colorless—abu-abu dengan ukuran mineral sedang dengan bentuk seperti tahu (mesh structure) memiliki pecahan concoidal dan memiliki gelapan bergelombang dengan warna interferensi merah muda terang dinamakan mineral serpentine yang terbentuk dari hasil proses alterasi oleh fluida hidrotermal dengan pengubahan mineralmineral asalnya seperti olivine,piroksen dan digunakan sebagai batu perhiasan (gemstone).
Sayatan tipis kode peraga 27 dengan sifat optis memiliki warna colorless dengan relief yang tinggi memilii belahan 3 arah dengan bentuk mineral prismatik memiliki gelapan miring dan warna interferensi merah muda, yang dinamakan mineral kalsit,yang terbentuk oleh proses alterasi hidrotermal serta proses presipitasi kimia yang kemudian mengalami diagenesis,dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,pembuatan keramik, dan kesehatan.
4.2 Saran Dalam pengamatan sifat fisik ini praktikan lebih berhati-hati dikarenakan batuan peraga tercetak pada saple yang akan mudah rapuh atau atau pecah dan pada penggunaan megaskopis lebih berhati-hati lagi agar alat peraga tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
A Macdonald Orbis Book, 1987. The Macdonald Encyclopedia of Rocks & Minerals,Macdonald
&
Co
(Publishers)
hamsteadRoad,London NW1 7QX, 607 hal.
Ltd, Greater
London
House,
Nuyah;Rahmaniar.2016. Pemanfaatan Pasir Kuarsa Sebagai Bahan Pengisi Dalam Pembuatan Karpet (Karetutilization Of Sand Quartz As Filler In Making Rubber Carpet). Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 27no. 2 Tahun 2016.Hal. 132138132. Balai Riset Dan Standardisasi Industri Palembang,Sumatera Selatan:Indonesia.
LAMPIRAN