ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J. H DENGAN GANGGUANSISTEM PERKEMIHAN ”INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)” DI RUNAGAN INTERNA KELAS III RSUD Prof. Dr. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Ujian Akhir Program
oleh Jafri Supriyanto Biga NIM : PO7120206416 Kepada
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES GORONTALO JURUSAN KEPERAWATAN 2009
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan Laporan Seminar Akhir Program ini. Laporan ini berjudul “asuhan keperawatan pada tn. J. H dengan gangguansistem perkemihan ”Infeksi Saluran Kemih (ISK)” di Runagan Interna Kelas III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo”. Saya menyadari dalam penyusunan Laporan Seminar Akhir Program ini tidak lepas dari bantuan orang lain, karena itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak
Drs. Sarifudin Panna, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Gorontalo 2. Bapak Rustam K Daud, M.Kes selaku ketua Jurusan Keperawatan sekaligus penguji Ujian Akhir Ujian Program 3. Bapak Weny Ino Ischak, M. kes sebagai penguji dalam Ujian Akhir Program. 4. Bapak Herman P. Luawo, S.Kp sebagai penguji dalam Ujian Akhir Program. 5. Bapak Juanda H Yeno S. Kep sebagai penguji dalam Ujian Akhir Program. 6. Pihak RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang telah menyediakan lahan praktek dalam pelaksanaan ujian akhir program ini 7. Keluarga Tn J.H, yang telah memberikan informasi dalam pelaksanaan Ujian Akhir Program.
8. Seluruh dosen Jurusan Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Laporan Seminar Akhir Program ini. 9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu pengetikan Laporan Seminar Akhir Program ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Seminar Akhir Program ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, segala kritik dan sumbangan pendapat yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Akhirnya semoga segala bantuan yang telah diberikan akan dapat memberikan manfaat yang lebih berguna bagi kita semua, Amiin!
Gorontalo, 2
Agustus 2009
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan
kesehatan
diarahkan
untuk
mempertinggi
derajat
kesehatan artinya untuk pengembangan SDM di Indonesia dan sebagai model bagi pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam memperhatikan pembangunan kesehatan di atas upaya yang lebih memadai bagi peningkatan derjat kesehatan dan pembinaan penyelenggara kesehatan secara menyaluruh dan terpadu. Hal ini sangat membutuhkan profesionalisme seorang perawat yang lebih baik dan bermutu. Salah satu masalah kesehatan yang cukup memerlukan perhatian bagi kita semua adalah penyakit pada sistem perkemihan yakni infeksi Saluran kemih. Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto,2001). Infeksi saluran kemih juga dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umur, kurang lebih 5-15%. Penyakit saluran pernapasan sangatlah mudah menular ke orang lain karena bernafas dilakukan secara kontinue selama proses kehidupan setiap individu. Namun demikian, masih kurangnya upaya perorangan untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Sehubungan denga pentingnya masalah kesehatan di atas, maka sudah menjadi tugas kita sebagai seorang perawat untuk membahas “Asuhan Keperawatan Pada Tn. A.H Dengan Gangguan Sistem Perkemihan Infeksi Saluran Kemih Diruangan Interna Kelas III RSUD Prof. Dr. H. Aloe Saboe Kota Gorontalo.
B.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang dilaksanakan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe ? 2. Bagaimana pelaksanaan dokumentasi keperawatan pada klien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang dilaksanakan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe ?
C.
Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam hasil seminar ini, yaitu : 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang pelaksanaan proses asuhan keperawatan pada klien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2. Tujuan Khusus a. Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian, analisa dan diagnosa keperawatan, b. Memperoleh pengalaman nyata dalam perencanaan, implementasi, evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran kemih. c. Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien infeksi saluran kemih.
D.
Manfaat Penulisan 1. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dalam menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran kemih. 2. Memberi gambaran nyata dan menjadi media penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya bagi penderita infeksi saluran kemih baik penyebab komplikasi maupun cara penaggulanganmya. 3. Sebagai tugas ujian akhir program
E.
Metode Penulisan. Penulisan metode ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan menggambarkan secara nyata tentang masalah yang sedang dibahas,
berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari studi kepustakaan, studi kasus dan studi dokumentasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas. F.
Sistimatika Penulisan Sistimatika Penulisan makalah ini terdiri dari lima bab, yakni sebagai berikut : Bab I
: Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistimatika penulisan.
Bab II
: Landasan teori meliputi pertama konsep medik dimana membahas tentang pengertian penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK), anatomi dan fisiolagi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiolagi, klasifikasi, diagnosa, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan. kedua konsep keperawatan dan tahap – tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, klasifikasi data, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Bab III : Tinjauan kasus, yaitu penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang didasarkan pada proses keperawatan yaitu pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Bab IV : Pembahasan. Bab V
: Penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Infeksi saluran kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian dengan istilah infeksi urine termasuk pula berbagai infeksi di saluran kemih yang tidak hanya mengenai kandung kemih (prostatitis, uretritis). (Kapita Selekta,2000. Jilid 1. Hal : 523). Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480). Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada manifestasi bakteri pada saluran kemih (Engram, 1998 : 121). 2. Etiologi Biasanya bakteri enterik, terutama escherchia coli pada wanita. Gejala bervariasi tergantung pada variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di Rumah Sakit, 30 – 40 % disebabkan proteus, stapilokok, dan bahkan pseudomonas. Bila ditemukan, kemungkinan besar terdapat kelainan saluran
kemih. Namun harus diperhitungkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu organisme. 3. Patofisiologi Sebagian besar merupakan infeksi asenden. Pada wanita, jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula kuman dari anal berkoloni di vulva, kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual. Pada pria setelah prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden. Mungkin juga terjadi akibat pemasangan alat, seperti kateter, terutama pada golongan usia lanjut. Wanita lebih sering menderita ISK, karena uretra yang pendek, masuknya kuman dalam hubungan seksual, dan mungkin perubahan pH dan klora vulva dalam siklus menstruasi, pada beberapa wanita, frekwensi berkemih yang jarang juga memiliki peran. Seharusnya bakteri yang masuk dapat mengganggu mekanisme pertahanan tubuh, namun terdapatnya kelainan anatomi dapat mengganggu mekanisme ini sehingga terjadi statis urine. Pada wanita, kelainan anatomi yang sering dijumpai adalah nefropati refluks. Nefropati analgesik, batu dan kehamilan. 4. Kalsifikasi 1) ISK uncomplicated (simple) ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya
mengenai mukosa superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E.Coli 2) ISK complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik, sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada ISK complicated adalah Pseudomonas, Proteus dan Klebsiela. ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut : 1) Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu, lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun. 2) Kelainan faal ginjal, bail gagal ginjal akut (GGA) maunpun gagal ginjal kronis (GGK). 5. Manifestasi Klinis Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian tanpa gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri supra pubik dan daerah pelvis. Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung lebih dari 500 ml karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria
yaitu kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis akut. Tenesmus ialah rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong. Nokturia ialah cenderung kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun. Sering juga ditemukan enuresis nokturnal sekunder yaitu ngompol pada orang dewasa, prostatismus yaitu kesulitan memulai kencing dan kurang deras arus kencing. Nyeri uretra kolik ureter dan ginjal. 6. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium 1) Urinalisis 2) Bakteriologis 3) Tes kimiawi 4) Tes plat celup (dip-slide) b. Pemeriksaan Radiologis 1) Pielografi intravena 2) Ultra sonografi 3) Ct scaning 7. Komplikasi Pielonefritis akut, septikemia, dan kerusakan ginjal. 8. Pengobatan a. Amoksicilin b. Trimetroprin – sulfametoksasol
c. Gentamisin d. Kanamisin e. Sulfisoksasol 9. Penatalaksanaan Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri Gramnegatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya dalam urin. Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gelaja ISK bagian bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat 2 jenis ISK rekuren. Yang paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, biasanya pada wanita dengan gejala sistitis akut rekuren atau pasien dengan kelainan anatomi. Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dan dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah berhubungan intim. Pada kasus sulit dapat diberikan profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, misalnya nitro furantoin, trimetroprim dan sulfametoksazol, biasanya 3-6 bulan.
Jenis kedua adalah dimana infeksi terjadi persisten dengan kuman yang sama. Di luar kemungkinan resistensi kuman ini biasanya merupakan tanda terdapat infeksi seperti batu atau kista. Biasanya dibutuhkan antibiotik jangka panjang. 10. Pencegahan Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara lain : a. Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari). b. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual. c. Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih. d. Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak. e. Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil f. Perempuan lebih rentan terinfeksi saluran kemih. Kenapa? Penyebabnya adalah saluran uretra (saluran yang menghubungkan kantong kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5 cm). Berbeda dengan uretra pria yang panjang, sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit masuk.
11. Berikut faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena ISK: a. Salah cebok. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi dengan cara cebok seperti ini sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing. b. Kebiasaan menahan kencing. Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluarn kencing. Sedangkan pada pria , meski dia menahan kencing, uretranya tetap panjang. c. Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. “Hal ini menyebabkan uretra penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran kencing dan mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis, jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya seperti kencing skait dan anyang-anyangan. d. Penyakit kelamin. Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra dna menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah. Kadang-kadang pada perempuan tidak terlihat gejalanya, tidak seperti pada pria. Pada pria 3-4 hari setelah terkena penyakit kelamin, gejalanya bisa terasa dan terlihat, seperti sakit dan
mengeluarkan nanah. Karena itu pria yang terkena penyakit kelamin bisa cepat berobat. e. Batu di daerah saluran kencing. Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang. “Misalnya ada infeksi berulang pada slauran kencing, kemungkinan disebabkan adanya infeksi di batu di saluran kencing. Batu tersebut dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman. B. KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu : a. Data biologis meliputi : 1) Identitas klien 2) Identitas penanggung b. Riwayat kesehatan : 1) Riwayat infeksi saluran kemih 2) Riwayat pernah menderita batu ginjal 3) Riwayat penyakit DM, jantung. c. Pengkajian fisik : 1) Palpasi kandung kemih 2) Inspeksi daerah meatus a) Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine b) Pengkajian pada costovertebralis d. Riwayat psikososial : 1) Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan 2) Persepsi terhadap kondisi penyakit
3) Mekanisme kopin dan system pendukung e. Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga 1) Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit 2) Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis 2. Diagnosa Keperawatan a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih. b. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan ISK. c. Nyeri yang berhubungan dengan ISK. d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah. 3. Perencanaan a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda infeksi. Kriteria Hasil : 1) Tanda vital dalam batas normal 2) Nilai kultur urine negative 3) Urine berwarna bening dan tidak bau Intervensi : 1) Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh 2) Catat karakteristik urine
Rasional : Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 3) Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi Rasional : Untuk mencegah stasis urine 4) Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi. Rasional : Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih. Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih 5) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering. Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra. b. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi dan atau nokturia) yang berhubunganm dengan ISK. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat
mempertahankan
pola
eliminasi
Kriteria : 1) Klien dapat berkemih setiap 3 jam 2) Klien tidak kesulitan pada saat berkemih 3) Klien dapat bak dengan berkemih Intervensi :
secara
adekuat.
1) Ukur dan catat urine setiap kali berkemih Rasional : Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put 2) Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam Rasional : Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria. 3) Palpasi kandung kemih tiap 4 jam Rasional : Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih. 4) Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal Rasional : Untuk memudahkan klien di dalam berkemih. 5) Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman Rasional : Supaya klien tidak sukar untuk berkemih. c. Nyeri yang berhubungan dengan ISK Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang. Kriteria Hasil : 1) Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih. 2) Kandung kemih tidak tegang 3) Pasien nampak tenang 4) Ekspresi wajah tenang Intervensi : 1) Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri. Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2) Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran. Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot 3) Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi Rasional : Untuk membantu klien dalam berkemih 4) Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi. Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-tanda gelisah. Kriteria hasil : 1) Klien tidak gelisah 2) Klien tenang Intervensi : 1) Kaji tingkat kecemasan Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien 2) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan 3) Beri support pada klien Rasional :
4) Beri dorongan spiritual Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support pada klien 5) Beri penjelasan tentang penyakitnya Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya. 4. Penatalaksanaan Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Doenges E Marilyn, dkk, 2000) 5. Evaluasi Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat : 1. Nyeri yang menetap atau bertambah. 2. Perubahan warna urine. 3. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih.
Daftar Pustaka
Doengoes, M., E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, EGC, Jakarta. Price, W., 1994. Patofisiologi Edisi 4, EGC, Jakarta. Suyono, S., 2001, Ilmu Penyakit Dalam edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta ____, 2009, Infeksi Saluran Kemih, http://bedah46.blogspot.com/2009/02/infeksisaluran-kemih.html di akses tanggal 19 agustus 2009 Mansjoer, A., 2000, kapita selekta Kedokteran jilid I, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia.
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J. H DENGAN GANGGUANSISTEM PERKEMIHAN ”INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)” DI RUNAGAN INTERNA KELAS III RSUD Prof. Dr. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO
Tgl MRS
: 18 Agustus 2009
Tgl dikaji
: 20 Agustus 2009
No Register
: PENGKAJIAN
I. Data Demografi a. Identitas anak Nama
: Tn. J. H
Umur
: 23 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Talumolo
Status
: Belum Nikah
Suku
: Gorontalo
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
b. Identitas penanggung jawab Nama
: Ny. A
Umur
: 39 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Pekerjaan
: wiraswasta
Hub. Dengan klien
: Ibu
Lain-lain
: Askes
II. Data Demografi A Status kesehatan sekarang 1.
Alasan Masuk Rumah Sakit Klien masuk Rumah sakit pada tanggal agustus 2009 dengan alasan panas dan tidak bisa BAK, klien mengatakan bahwa klien tidak dapat BAK di alami setelah merasa panas.
2.
Keluhan Utama Saat dikaji tanggal 20 Agustus 2009 jam 16.00, klien mengeluh tidak nafsu makan, dimana klien hanya menghabiskan 4 sendok dari porsi yang diseiakan setiap waktu makan, dengan keluhan menyertai yaitu nyeri pada daerah perut bagian bawah dengan skala 3 (0-10), nyeri dirasakan karena adanya penekanan pada daerah perut, Klien mengatakan nyeri dirasakan tidak terlalu lama, kemungkinan sekitar 15 menit, selain itu Klien mengatakan menghanbiskan ± 500 ml air aqua/hari, sudah bosan karena terpasang kateter, Klien mengatan tidak mengeahui tentang penyakit yang dideritanya, Klien ingin kateternya dicabut.
B Riwayat Kesehatan Lalu Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, klien belum pernah mengalami kecelakaan atau pembedahan, klien tidak ada riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan, tidak ada alergi terhadap zat, makanan tertentu ataupun obat. C Riwayat Kesehatan Keluarga 1.
Genogram
Keterangan : : Laki-laki
: Keturunan
: Perempuan
: Menikah
: Klien -----2.
: Meninggal
: Tinggal serumah
Riwayat kesehatan anggota keluarga Ibu klien mengatakan keluarga dan ayah klien meninggal akibat Stroke dan Hipertensi.
D Riwayat Psikososial Orang terdekat dengan pasien adalah ibu pasien, komunikasi pasien dalam keluarga baik, pengambil keputusan dalam keluarga adalah ibu klien, hubungan klien dengan petugas kesehatan dan pasien lainnya di dalam ruangan baik. E Keadaan spiritual Klien adalah pemeluk agama islam dan sumber kekuatan klien saat ini adalah Allah SWT dan keluarga yang senantiasa mendukung kesembuhan klien, klien tidak melakukan kegiatan keagamaan selama di rumah sakit, klien hanya bisa berdoa dalam hati atas kesembuhannya. F Kondisi Lingkungan Rumah Menurut klien dan keluarganya keadaan sekitar rumahnya dalam keadaan bersih dan terdapat ventilasi yang cukup, memiliki wc, kamar mandi, dan juga sumber air bersih. Bentuk rumah sudah permanen dan status rumah milik sendiri. G Aktifitas sehari-hari 1.
Nutrisi Sebelum sakit : Frekuensi makan klien 2-4 x/ hari dengan jenis makanan yang di konsumsi klien yakni nasi, sayur, dan ikan. Nafsu makan baik, waktu makan biasanya pagi, siang dan
malam. Porsi makan dihabiskan (1 porsi = 1piring orang dewasa), klien tidak ada makanan pantangan, klien tidak mual dan muntah, tidak ada keluhan saat makan. Saat dikaji
: Klien mengatakan nafsu makan klien berkurang, klien tidak menghabiskan 1 porsi yang disediakan setiap kali makan tapi hanya menghabiskan 3-4 sendok makan, klien tidak mual muntah, makanan klien tidak dihabiskan.
2.
Cairan Sebelum sakit : Frekuensi minum klien yakni 7-10 gelas/hari dengan jenis minuman yang dikonsumsi adalah air putih, jumlah minuman yang dikonsumsi klien tidak menentu tapi biasanya yakni +250 cc tiap kali minum. Jenis minuman yang disukai klien yakni teh. Saat dikaji
: Klien mengatakan minum tidak mengunakan gelas tapi langsung menggunakan botol, klen mengatakan hanya menghabiskan ± 500 ml/hari yaitu ± ½ botol aqua (1 botol = 1 liter )
3.
Eliminasi o BAK Sebelum sakit
: Frekuensi BAK klien 4-5 x/hari, warna urine kuning, bau urine khas urine, jumlah tidak diketahui, tidak ada keluhan dalam BAK.
Saat dikaji
: klien terpasang kateter dengan urine takar sat dikaji adalah 500 ml.
o BAB Sebelum sakit
: Frekuensi BAB klien 1-2 x/hari dengan waktu yang tidak menetap, tapi biasanya tiap pagi hari, dengan
warna faeces kuning kecoklatan, konsistensi padat lunak, tidak ada keluhan dalam BAB. Saat dikaji
: Klien mengatakan BAB tidak menentu dengan jumlah feses sedikit, encer dan warna feses kehitaman.
4.
Istirahat dan tidur Sebelum sakit
: Tidur malam dari jam 23.30/24.00-07.00 wita, klien tidur siang kadang dari pukul 13.30-16.00 wita, kebiasaan sebelum tidur biasanya nonton TV.
Saat dikaji 5.
: klien mengatakan tidur pasien tidak menentu.
Aktivitas dan latihan Sebelum sakit
: Aktivitas klien sebelum sakit adal bekerja disalah satu salon penata rias di sekitaran rumahnya. Dengan waktu luang klien digunakan untuk membersihkan rumah dan rekreasi dengan temanteman klien.
Saat dikaji
: Klien belum dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, klien hanya melakukan aktivitas di dalam ruangan perawatan seperti ke WC saat BAB dan selebihnya di atas tempat tidur karena pasien merasa lemas.
6.
Personal hygiene Sebelum sakit
: Frekuensi mandi klien 2 x/hari dengan waktu pagi dan sore hari dengan menggunakan sabun dan mengganti pakain bersih, klien menyikat giginya 2 x/hari dengan menggunakan pasta gigi dan jika kuku klien sudah panjang maka klien segera memotongnya.
Saat dikaji
: Klien belum mandi hanya membersihkan badannya dengan menggunakan kain basah, klien sudah gosok gigi menggunakan pasta gigi pagi ini, kuku klien pendek dan cukup bersih.
7.
Rekreasi Sebelum sakit
: klien mengatakan setiap ada waktu luang, klien sering pergi ke tempat-tempat wisata dengan temanteman klien.
Saat dikaji
: Selama di rumah sakit klien hanya berkomunikasi dengan keluarga serta pasien lain yang berada satu ruangan dengan klien ataupun keluarga yang mengunjunginya di rumah sakit.
III.Pemeriksaan Fisik A. Keadaan Umum : 1. Kesadaran
: Compos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital : TD SB
:110/80 MmHg
N :
: 37,2°C
R : 2ox/m
3. Berat Badan
: 55 Kg
4. Tinggi Badan
: 161 Cm
5. K.U
: Lemah
92 x/m
B. Pemeriksaan Sistemik 1.Sistem Penginderaan a. Mata
:
Posisi mata simetris antara kiri dan kanan, tidak ada
peradangan, kelopak mata baik, tidak ada tekanan balik intraokuler, tidak nyeri tekan pada bola mata, konjungtiva pucat, sklera putih, pupil isokor, refleks terhadap cahaya baik, pergerakan bola mata ke segala arah baik, klien masih dapat melihat huruf dengan jelas, klien tidak menggunakan alat bantu melihat.
b. Telinga
:
Struktur telinga simetris antara kiri dan kanan, daun
telinga baik, kondisi telinga baik, tidak ada peradangan dan nyeri tekan, tidak ada cairan ataupun serumen, fungsi pendengaran cukup baik, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran. c. Hidung
: Struktur hidung simetris, tidak ada deviasi septum nasal
mukosa hidung baik, tidak ada peradangan, polip, dan tidak ada nyeri tekan, fungsi penciuman baik. d. Mulut
:
Struktur mulut simetris atas dan bawah, bibir merah
muda dan lembab, gusi merah muda, keadaan gigi baik, lidah putih, tidak ada peradangan, klien tidak sakit saat menelan, fungsi pengecapan baik. 2.Sistem Pernafasan Bentuk dada simetris kiri kanan (normal chest), pergerakan/ pengembangan dada mengikuti pola nafas, kembang kempis pada saat inspirasi dan ekspirasi, irama pernafasan eupnea, perkusi dada klien resonan, tidak ada nyeri saat dilakukan perkusi, klien sekali-sekali batuk pada malam hari namun tidak disertai sputum, vocal premitus dapat dirasakan bergetar simetris pada kiri dan kanan, bunyi nafas normal. 3.Sistem Kardiovaskuler Tidak ada distensi vena jugularis, ictus cordis teraba pada papila mamae (ICS 5) dan seirama dengan denyut nadi, pengisian kapiler 2 detik, kecepatan denyut apikal 92 x/m, bunyi jantung normal (lub dup), tidak terdengar bunyi jantung tambahan, tidak ada nyeri dada. 4.Sistem Pencernaan Warna kulit abdomen merata dengan kulit sekitarnya, bentuk abdomen simetris, kuntur datar, gerakan abdomen mengikuti gerak nafas, peristaltik usus ± 6 x/m, perkusi hepar dan lien terdengar pekak, perkusi lambung terdengar timpani, palpasi hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada perut tidak nampak distensi abdomen.
5.Sistem Perkemihan Klien mengeluh nyeri pada daerah vesika sebelah kiri tapi dirasakan saat ada pergerakan, atau ada penekanan pada daerah tersebut, nyeri dirasakan dengan skala 3 (0-10), klien terpasang kateter, UT: 500ml 6.Sistem Endokrin Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid/benjolan pada leher, tidak terjadi perubahan suara, lidah tidak tremor, pigmentasi kulit baik, nafas tidak berbau keton, klien tidak poliuria, polidipsia, dan poliphagia. 7.Sistem Persyarafan GCS : 15, yakni E = 4 V = 5
M = 6, Orientasi orang, tempat dan
waktu baik, memori jangka panjang dan jangka pendek dapat berespon baik, koordinasi baik, pemeriksaan nervus: a. N. I (Olfaktorius)
: Klien masih bisa membedakan bau (bau kopi, teh)/fungsi penciuman pasien normal.
b. N. II (Optikus)
: Klien masih bisa melihat dengan jelas
c. N. III (Okulomotor) : Mata klien dapat berespon terhadap cahaya dengan pupil isokor d. N. IV (Troklearis)
: Klien masih dapat menggerakkan bola mata segala arah dengan baik
e. N. V (Trigeminus)
: Klien dapat merasakan sentuhan kapas Ringan pada wajahnya, kontraksi otot maseter (+), refleks kornea (+)
f. N. VI (Abdusen)
: Klien dapat melihat/ melirik ke samping kiri dan kanan
g. N. VII (Facial)
: Klien dapat tersenyum dan mengerutkan kening, dan wajah simetris
h. N. VIII (auditorius)
: Klien masih bisa mendengar dengan baik
i. N. IX (Glosofaringeus) : Klien masih bisa membedakan rasa manis, Dan pahit
j. N. X (Fagus)
: tidak ada kesulitan saat menelan.
k. N. XI (Acesorius)
: otot sternokledomastoideus dan trapezius
normal, dimana dapat melawan tekanan. l. N. XII (Hipoglosus)
: klien dapat menggerakkan lidahnya sesuai
perintah 8.Sistem Muskuloskeletal Kekuatan otot: 5, klien dapat mengangkat kedua kaki dan tangannya dan dapat menahan tahanan, tidak terjadi kekakuan pada sendi, tidak nyeri pada tulang sendi, tidak ada kelainan tulang dan tidak terjadi fraktur. 9.Sistem Integumen Turgor kulit baik, kedaan kulit baik dan tidak kemerahan, kebiruan atau gatal, warna kulit sawo matang jenis kulit lembab, kulit tidak bersisik. 10.Sistem Reproduksi Tidak dilakukan pengkajian pada bagian genitalia. IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Pemeriksaan Laboratorium (19 Agustus 2009) 1. HB
: 13, 7 gr % nilai rujukan L 13-18, P 11-16,5
2. Leukosit
: 12.500/µL nilai rujukan 4000-11000/µL
3. Trombosit
: 156.000 /µL nilai rujukan 150.000-450.000
4. Hematokrit
: 41,7 Vol % L = 40-50 vol% P: 36-45 Vol%
B. Pemeriksaan Diagnostik V.PENGOBATAN -
IVFD RL 20 gtt/m
-
Ceftiaxone inj. 2X1 IV
-
Ranitidine inj. 2X1 IV
-
Paracetamol 3X500 mg KLASIFIKASI DATA
1. Data Subjektif -
Klien mengeluh nafsu makan berkurang
-
Klien mengatakan bahwa klien hanya menghabiskan 3-4 sendok/porsi makan orang dewasa.
-
Klien mengeluh lemas.
-
Klien mengeluh nyeri pada daerah perut dengan skala 3 (0-10).
-
Klien mengeluh nyeri dirasakan apabila ada penekanan pada perut atau karena ada pergerakan.
-
Klien mengatakan nyeri dirasakan tidak terlalu lama, kemungkinan sekitar 15 menit.
-
Klien mengatakan menghanbiskan ± 500 ml air aqua/hari.
-
Klien mengatakan sudah bosan karena terpasang kateter.
-
Klien mengatan tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya.
-
Klien ingin kateternya dicabut.
-
Klien mengatakan BAB tidak menentu dengan feses encer.
2.
Data Objektif -
makanan klien tidak dihabiskan.
-
Klien hanya makan ± 3 sendok.
-
BB 55 kg
-
Klien tampak lemas.
-
Klien tampak meringis saat melakukan gerakan atau saat ada penekanan.
-
Skala nyeri klien 3 (0-10).
-
KU: lemah
-
Klien terpasang kateter.
-
UT: 500 ml.
-
Terpasang IVFD RL 20gtt/m
-
TTV: TD: 110/80 mmHg, N: 92 X/m, R/: 18X/m, SB: 370 C. ANALISA DATA
NO 1.
DATA Ds: -
ETIOLOGI Infeksi saluran kemih
MASALAH Nyeri
Klien mengeluh nyeri pada daerah perut dengan skala 3
Reaksi infeksi
(0-10). -
Klien mengeluh nyeri
Kerusakan mukosa
dirasakan apabila ada
vesika urinari
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Pada Tn J. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN “Infeksi Saluran Kemih (ISK)”
penekanan pada perut atau -
karena ada pergerakan.
Pelepasan Mediator
Klien mengatakan nyeri
kimia
NO HARI/TGL DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN dirasakan tidak terlaluKEPERAWATAN lama, (Prostaglandin,Histamin, TUJUAN INTERVENSI RASIONAL kemungkinan sekitar 15 Bradikinin) 1 Kamis Perubahan nutrisi kurang dari Kebutuhan nutrisi 1. Kaji status nutrisi 1. Mengidentifikasi menit. 20-08-2009 kebutuhan tubuh B/D intake yang terpenuhi, d/k: luasnya masalah dan Merangsang nociceptor tidak adekuat di tandai dengan : - Nafsu makan baik intervensi yang tepat. DO: DS : - Porsi makan - Klien tampak meringis saat Transmisi - Klien mengeluh nafsu makan dihabiskan 2. Observasi adanya mual/ 2. Gejala yang menyertai melakukan gerakan atau Transduksi berkurang - Klien mau makan muntah. akumulasi toksin saat ada penekanan. Modulasi - Klien mengatakan bahwa - klien mengatakan endogen yang dapat - Skala nyeri klien 3 (0-10). klien hanya menghabiskan 3menghabiskan satu mengubah/menurunkan - TTV: TD: 110/80 mmHg, Dipersepsikan kekorteks 4 sendok/porsi makan orang porsi makan. pemasukan dan N: 92 X/m, serebri dewasa. - Ku cukup. memerlukan intervensi. R/: 18X/m, - Klien mengeluh lemas. - Turgor kulit baik. 0 SB: 37 C. Nyeri 3. Porsi kecil tapi sering DO: 3.anjurkan makan sedikit dapat meningkatkan - Makanan klien tidak tapi sering. masukan. dihabiskan.
2.
DS : -
Infeksi saluran kemih Klien mengeluh nafsu makan berkurang
Perubahan Nutrisi
Respon tubuh melawan
Kurang Dari
-
Klien hanya makan ± 3
4.Anjurkan
perawatan 4. Menurunkan
sendok.
mulut sering.
ketidaknyamanan
Klien tampak lemas.
stomatis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang
dapat
mempengaruhi masukan makanan. 5.Anjurkan
klien
untuk 5. Makanan dalam keadaan
makan makanan dalam
hangat
dapat
keadaan hangat.
meningkatkan
nafsu
makan. 6.Kolaborasi pemberian
dengan 6. Mempengaruhi obat
sesuai
keberhasilan intervensi.
indikasi 2.
Kamis 20-08-2009
Resiko kekurangan volume cairan
Tidak terjadi kekurangan 1. awasi pemasukan dan 1. membandingkan
Ditandai dengan:
volume cairan, dengan
DS:
kriteria:
diantisipasi
-
klien minum ± 1-2
dalam evaluasi adanya
liter.
atu
-
Klien mengeluh lemas.
-
Klien mengatakan
pengeluaran cariran
keluaran katual dan yang
derajat
membantu kerusakan
menghanbiskan ± 500 ml air aqua/hari. -
Klien mengatakan sudah
-
Klien
tetap
dipasang kateter
ingin
ginjal. 2. catat insiden muntah, 2. mual atau muntah dan diare.
diare
secara
bosan karena terpasang
secara
kateter.
berhubungan
DO:
umum umum dengan
kolik ginjal karena saraf
-
KU: lemah
ganglion
siliaka
-
Klien terpasang kateter.
kedua
ginjal
-
UT: 500 ml.
lambung.
-
Terpasang IVFD RL 20gtt/m
pada dan
3. tingkatkan pemasukan 3. mempertahankan cairan
3-4
sesuai
liter/hari
keseimbangan
toleransi
untuk homeostatis juga
jantung
cairan
tindakan mencuci yang dapat membilas vesika.
4. awasi
tanda
evaluasi
nadi,
pengisian turgor
vital, 4. indikator kapiler,
kulit,
hidrasi
sirkulasi dan kebutuhan intervensi.
dan
membran mukosa. 5. timbang berat badan 5. peningkatan berat badan setiap hari.
yang
tepat
mungkin
berhubungan Kolaborasi:
erat
dengan retensi
6. awasi
Hb/Ht, 6. mengkaji
elektrolit.
hidrasi
keefektifan
dan atau
kebutuhan intervensi 7. beri cairan IV
7. mempertahankan volume
cirkulasi
pemasukan
bila
oral tidak
cukup,. 8. berikan
diet
tepat, 8. makanan mudah cerna
cairan jernih, makanan
menurunkan
lembut
GI/iritasi dan membantu
sesuai
toleransi.
aktivitas
mempertahankan cairan dan
keseimbangan
nutrisi. 9. beri
obat
sesuai 9. menurunkan mual atau
inidikasi: antiemetik 3.
Kamis 20-08-2009
Nyeri B/D kerusakan mukosa vesika
Nyeri
urinarius.
teratasi dengan kriteria :
Ds:
-
Klien mengeluh nyeri pada
Nyeri
berkurang hilang
terkontrol
muntah
atau atau
1. Catat lokasi, lamanya 1. Membantu intensitas, skala 0-10,
mengevaluasi
perhatikan tanda non
obstruksi.
tempat
daerah perut dengan skala 3
-
(0-10). -
Klien mengeluh nyeri dirasakan apabila ada
-
-
Skala nyeri 0 (tidak
verbal
nyeri)
peningkatan TD, nadi,
Ekspresi Nampak rileks. tidak
gelisah , merintih , dan menggelepar.
penekanan pada perut atau
Klien
karena ada pergerakan.
nyeri pada bagian bawh
kenyamanan,
Klien mengatakan nyeri
perut dan pinggang.
pijatan punggung.
dirasakan tidak terlalu lama,
mengeluh 2. Berikan
tindakan 2. Mengarahkan
3. Ajarkan
kemungkinan sekitar 15
seperti
kembali
perhatian,dan membantu dalam relaksasi otot.
tehnik 3. Untuk
relaksasi nafas dalam.
menit.
meningkatkan
suplay O2 diderah nyeri.
4. Pantau haluaran urin 4. Untuk mengidentifikasi
DO: -
wajah
contoh
terhadap
perubahan
indikasi kemajuan atau
dan haluaran
penyimpangan dari hasil
Klien tampak meringis saat
warna
melakukan gerakan atau saat
urin setiap 8 jam.
ada penekanan.
Kolaborasi
-
Skala nyeri klien 3 (0-10).
5. beri
-
TTV: TD: 110/80 mmHg,
obat
sesuai 5.
indikasi (anti nyeri)
yang di harapkan membantu mengurangi nyeri.
N: 92 X/m, R/: 18X/m, SB: 370 C. 4.
Kamis
Risiko peningkatan Infeksi B/D
Tidak terjadi
1. beritahu
tentang 1. agar klien mengetahui
20-08-2009
tindakan inpasif (kateter)
peningkatan infeksi,
manfaat
Ditandai dengan:
dengan kriteria.:
kateter
DS:
-
-
manfaat
klien membersihkan
pengobatan
kateter dengan baik
menentu dengan feses encer.
setelah BAB
melakukan perawatan
mengurangi
kliem melakukan
kateter.
terjadinya
Klien terpasang kateter.
2. anjurkan klien untuk 2. perawatan kateter dapat
perawatan kateter -
keluhan klien tidak bertambah.
pemasangan
dan berpartisipasi dalam
Klien mengatakan BAB tidak
DO: -
pemasangan
resiko peningkatan
infeksi. 3. anjurkan klien untuk 3. pencucian mencuci
kateter
kateter
setelah BAB mencegah
hingga bersih setelah
masuknya E.Coli ke sal.
BAB.
Kemih
4. beritahu tentang resiko 4. terjadinya jika
kateter
dibersihkan
tidak
peningkatan
infeksi
setelah
BAB. 5. kaji
apakah
adanya 5. mengetahui
keluhan tambahan.
terjadi
apakah peningkatan
infeksi lebih lanjut. 5.
Kamis 20-08-2009
Kurang pengetahuan B/D kurang
Pengetahuan klien dan 1. Kaji
informasi tentang penyakit ditandai
keluarga tentang proses
pengetahuan
tingkat 1.Untuk mengidentifikasi klien
tingkat pemahaman
dengan :
terjadinya
DS :
infeksi
-
-
-
penyakit
saluran
tentang penyakit
kemih
Klien mengatakan sudah
dan cara penanganannya 2. Beri
bosan karena terpasang
bertambah,
kateter.
kriteria :
Klien mengatan tidak
-
dengan
klien
yang dideritanya.
pengertian
Klien ingin kateternya
ISK.
3. Jelaskan
penyakit
mengetahui
bahasa yang mudah di
tantang
tanda
mengerti
dan
kecemasan
dengan
Klien
Klien
pengetahuan klien
semua 3 Untuk mengurangi tingkat
prosedur yang akan di lakukan
gejala. -
tentang
dapat
menyebutkan
-
kesehatan penyakitnya
mengetahui tentang penyakit
dicabut.
pendidikan 2.Untuk meningkatkan
4. Anjurkan orang untuk 4. Untuk mengetahui mengetahui
cara pencegahan dan perawatan.
mengekspresikan
bagaimana reaksi orang
perasaan secara verbal
tua terhadap penyakitnya
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Hari/Tgl Kamis 20-08-2009
No Dx Kep. 1
Implementasi
Evaluasi .
CATATAN PERKEMBANGAN Hari/Tgl Rabu 19/08/09 Pagi
No Dx Implementasi Kep. I 1. Pukul 08.00
Evaluasi Pukul 13.40
Mencatat lokasi,lamanya , intensitas S: skala dan penyebaranya, dengan hasil :
24. Klien mengeluh
2. Klien
mengeluh
nyeri
nyeri
pada
pada bagian bawah perut
bagian bawah
sampai ke pinggang kiri
perut sampai
menyebar
ke
sampai
ke
belakang. 3. Klien
kiri menyebar
mengeluh
seperti
nyeri
ditusuk-tusuk,
lamanya bisa sampai 1-2 jam
melakukan (gerak). 5. Vital sign : TD :160/100 mmhg R :28x/menit
sampai
ke
belakang. 25. Klien mengeluh
4. Klien mengatakan nyeri dirasakan
pinggang
jika
klien aktifitas
nyeri seperti ditusuktusuk, lamanya bisa sampai jam 26. Klien
1-2
N : 102x/menit
mengatakan
SB : 37 C
nyeri
6. Nyeri sedang skala 2 (0-
mulai
berkurang.
4)
27. Klien
3. Pukul 08.12
mengatakan
Menganjurkan kembali kepada klien
merasa
untuk melakukan tehnik relaksasi
nyaman
nafas dalam, dengan hasil :
di usap.
jika
7. Klien melakukan anjuran .
O:
8. Klien mengatakan nyeri 28. Vital sign :
mulai berkurang. 9. Nyeri berkurang nyeri ringan, skala 1 (0-4).
TD :160/100 mmhg R :28x/menit N : 102x/menit
2 Pukul 08.24 Menganjurkan
kembali
kepada
keluarga untuk mengusap punggung
SB : 37 C 29. Nyeri sedang skala 2 (0-4)
klien, dengan hasil : 10. Ibu klien mengusap-usap
melakukan
punggung klien. 11. Klien
30. Klien
mengatakan
merasa nyaman jika di
anjuran 31. Nyeri berkurang
usap.
nyeri ringan,
5. Pukul 12.00 Penatalaksanaan pemberian antibiotik sesuai indikasi, dam menganjurkan untuk minum banyak air, dengan
skala 1 (0-4). 32. Ibu
klien
mengusapusap
hasil : 12. Klien
di
injeksi
Ceftriaxone 2 x 1gr 13. Klien
mengatakan
punggung klien. 33. Klien
di
minum
air,
sehari
injeksi
menghabiskan 1- 1 ½
Ceftriaxone 2
liter /hari
x 1gr 34. Klien mengatakan minum
air,
sehari menghabiska n 1- 1 ½ liter /hari. A: Masalah
nyeri
belum
teratasi. 2
P: Lanjutkan
intervensi-
intervensi ( 1-5 ) 1.Catat
lokasi,
intensitas,
lamanya
skala
0-4,
perhatikan tanda non verbal contoh
peningkatan
TD,
nadi, gelisah , merintih , dan menggelepar. 1. Pukul 09.12 Mengkaji status nutrisi, dengan hasil : 14. Klien mengatakan tidak mual lagi. 15. Klien mengatakan nafsu makan mulai baik 16. Klien mengatakan makan dengan porsi di habiskan
2.Berikan
tindakan
kenyamanan,
seperti
pijatan punggung. 3.Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. 4.Pantau
haluaran
urin
terhadap perubahan warna dan haluaran urin setiap 8 jam.
17. Ku cukup
5.Penatalaksanaan pemberian
18. Jenis makanan nasi dan lauk. 19. Turgor kulit baik -
antibotik
yang
sesuai,
anjurkan
klien
untuk
banyak minum air.
Ku cukup. Pukul 13.00
2.Pukul 09.17
S: 20. Mengbservasi
adanya
35. Klien
mual/ muntah, dengan
mengatakan
hasil :
tidak
21. Klien mengatakan tidak
mual
lagi.
mual lagi.
36. Klien mengatakan
3.Pukul 11.00
nafsu makan
Menganjurkan
kembali
kepada
mulai baik
klien makan sedikit tapi sering, dan menjelaskan
manfaatnya
37. Klien
dengan
mengatakan
hasil :
makan dengan porsi
22. Klien mengerti, dan mau melakukan anjuran. 6.Pukul 12.00
di habiskan. O: 38. Ku cukup.
Kolaborasi dengan pemberian obat sesuai indikasi, dengan hasil : 23. Klien di injeksi via bolus ranitidine 2 x 1 ampul
39. Jenis makanan nasi dan lauk. 40. Turgor
kulit
baik 41. Klien mengerti, dan mau melakukan
anjuran. 42. Klien injeksi
di via
bolus ranitidine 2 x 1 ampul. A:
Masalah
perubahan
nutrisi teratasi. P: Pertahankan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN Hari/Tgl Rabu 19/08/09 Sore
No Dx Implementasi Kep. 1 1. Pukul 15.30
Evaluasi Pukul 21.03
Mencatat lokasi,lamanya , intensitas S: skala dan penyebaranya, dengan hasil
48. Kien
:
mengatakan 43. Kien mengatakan nyeri
nyeri
mulai berkurang.
mulai
berkurang.
44. Vital sign :
49. Klien
TD :160/100 mmhg
mengatakan
R :28x/menit
minum
N : 102x/menit
sehari
SB : 37 C
menghabiska
45. Nyeri ringan skala 1 (04).
air,
n 1- 1 ½ O: 50. Vital sign :
6. Pukul 21.00
TD :160/100 mmhg
Penatalaksanaan pemberian antibiotik
R :28x/menit
sesuai indikasi, dan menganjurkan
N : 102x/menit
untuk minum banyak air, dengan
SB : 37 C
hasil :
51. Nyeri sedang skala 1 (0-4). 46. Klien
di
injeksi
52. Klien
Ceftriaxone 2 x 1gr 47. Klien minum
injeksi
mengatakan air,
Ceftriaxone 2
sehari
menghabiskan 1- 1 ½ liter
di
x 1gr. A: Masalah teratasi.
nyeri
belum
P: Lanjutkan
intervensi-
intervensi ( 1-5 ) 1.Catat
lokasi,
intensitas,
lamanya
skala
0-4,
perhatikan tanda non verbal contoh
peningkatan
TD,
nadi, gelisah , merintih , dan menggelepar. 2.Berikan
tindakan
kenyamanan,
seperti
pijatan punggung. 3.Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. 4.Pantau
haluaran
urin
terhadap perubahan warna dan haluaran urin setiap 8 jam. 5.Penatalaksanaan pemberian antibotik
yang
sesuai,
anjurkan
klien
untuk
banyak minum air.
CATATAN PERKEMBANGAN No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi Kep. Kamis 1 1. Pukul 09.00 Pukul 13.03 20/08/09 Mencatat lokasi,lamanya , intensitas S: Pagi skala dan penyebaranya, dengan hasil 63. Kien :
mengatakan 53. Kien mengatakan nyeri
nyeri
mulai berkurang.
mulai
berkurang.
54. Vital sign :
64. Klien
TD :160/100 mmhg
mengatakan
R :28x/menit
minum
N : 102x/menit
sehari
SB : 37 C
menghabiska
55. Nyeri ringan skala 1 (04).
air,
n 1- 1 ½ O: 65. Vital sign :
6. Pukul 12.00
TD :160/100 mmhg
Penatalaksanaan pemberian antibiotik
R :28x/menit
sesuai indikasi, dan menganjurkan
N : 102x/menit
untuk minum banyak air, dengan
SB : 37 C
hasil :
66. Nyeri sedang skala 1 (0-4). 56. Klien
di
injeksi
67. Klien
di
Ceftriaxone 2 x 1gr 57. Klien
injeksi
mengatakan
Ceftriaxone 2
minum air, sehari
x 1gr. A: Masalah
nyeri
belum
teratasi. P: Lanjutkan
intervensi-
intervensi ( 1-5 ) 1.Catat
lokasi,
intensitas,
lamanya
skala
0-4,
perhatikan tanda non verbal contoh
peningkatan
TD,
nadi, gelisah , merintih , dan menggelepar. 2.Berikan
tindakan
kenyamanan,
seperti
pijatan punggung. 3.Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. 4.Pantau
haluaran
urin
terhadap perubahan warna dan haluaran urin setiap 8 jam. Kamis 20/08/09 Sore
1.
5.Penatalaksanaan pemberian
1. Pukul 16.00
antibotik
yang
sesuai,
anjurkan
klien
untuk
banyak minum air.
Mencatat lokasi,lamanya , intensitas skala dan penyebaranya, dengan hasil :
Pukul 21.03
58. Kien mengatakan nyeri S: mulai berkurang.
68. Kien
59. Vital sign :
mengatakan
TD :160/100 mmhg
nyeri
R :28x/menit
berkurang.
N : 102x/menit
mulai
69. Klien
SB : 37 C
mengatakan
60. Nyeri ringan skala 1 (0-
minum
4).
air,
sehari menghabiska
2 Pukul 21.00
n 1- 1 ½
Penatalaksanaan pemberian antibiotik O: sesuai indikasi, dan menganjurkan
70. Vital sign :
untuk minum banyak air, dengan
TD :160/100 mmhg
hasil :
R :28x/menit N : 102x/menit 61. Klien
di
injeksi
SB : 37 C
Ceftriaxone 2 x 1gr 62. Klien
71. Nyeri sedang
mengatakan
skala 1 (0-4).
minum air, sehari
72. Klien
di
injeksi Ceftriaxone 2 x 1gr. A: Masalah
nyeri
belum
teratasi. P: Lanjutkan
intervensi-
intervensi ( 1-5 ) 1.Catat
lokasi,
intensitas,
skala
lamanya 0-4,
perhatikan tanda non verbal contoh
peningkatan
TD,
nadi, gelisah , merintih , dan menggelepar. 2.Berikan
tindakan
kenyamanan,
seperti
pijatan punggung. 3.Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. 4.Pantau
haluaran
urin
terhadap perubahan warna dan haluaran urin setiap 8 jam. 5.Penatalaksanaan pemberian antibotik
yang
sesuai,
anjurkan
klien
untuk
banyak minum air.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI
FASE AWAL Hari / tanggal : Kamis / 20 Agustus 2009 Ruangan
: G3, Kelas 3
A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien 2. Diagnosa Keperawatan 3. Tujuan Membina hubungan saling percaya 4. Tindakan Keperawatan -
Salam terapeutik
-
Memperkenalkan diri
-
Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan
-
Menjelaskan tujuan pertemuan
-
Jujur dan menepati janji
-
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien.
B. Strategi Komunikasi 1. Orientasi a. Salam Terapeutik Assalam ‘alaikum wr. wb.. selamat pagi Pak. Perkenalkan nama saya Jafri Supriyanto Biga biasa dipanggil Jafri. SAya mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Gorontalo yang ujian di ruangan ini selama tiga hari kedepan terhitung mulai hari ini dengan jam dinas mulai dari pukul 07.30 sampai 21.00. Saya akan membantu perawatan Bapak disamping saya ujian. Bisa saya tahu nama Bapak? Dan senangnya dipanggil apa? b. Validasi
Bagaimana perasaan Bapak saat ini? c. Kontrak Topik
: bagaimana kalau kesempatan kali ini kita bicarakan mengenai keadaan bapak sekarang, semoga dengan pembicaraan ini kita bisa menemukan cara penyelesaian masalah yang bapak rasakan, atau ada hal-hal yang ingin bapak sampaikan mengenai keluhan bapak agar dapat membantu proses perawatan bapak.
Waktu : kira-kira berapa lama waktu yang bapak inginkan untuk kita berbincang-bincang?,bagaimana jika 15 menit? Tempat : bagaimana jika kita berbincang-bincang diruangan ini saja? karena bapak sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk proses penyembuhan. Apa bapak bersedia? 2. Fase Kerja -
Apa yang Bapak rasakan hingga dirawat di RS?
-
Bagaimana perasaan Bapak saat keluhan itu datang?
-
Apa penyebabnya hingga keluhan itu datang?
-
Apa yang Bapak lakukan saat keluhan itu datang?
-
Apa yang memperberat atau yang memperingan keluhan itu?
-
Berapa lama keluhan itu Bapak rasakan?
3. Fase Terminasi a. Evaluasi S: Bagaimana perasaan Bapak sekarang? O: pertahankan kontak mata dan senyum b. Tindak lanjut Apakah masih ada hal-hal yang ingin Bapak ceritakan yang berhubungan dengan masalah kesehatan Bapak?
c. Kontrak yang akan datang Waktu
: sebentar saya akan kembali lagi sekitar pukul 10.00.
Topik : saya akan melakukan pemeriksaan fisik, untuk membantu dalam hal penentuan diagnosa keperawatan dan penempatan tindakan untuk pengatasian masalah yang bapak rasakan. Tempat : masih tetap diruangan ini, karena bapak memerlukan istrahat yang cukup. Apa bapak bersedia?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI FASE PERTENGAHAN Hari / tanggal : Jum’at / 21 Agustus 2009 Ruangan
: G3, Kelas 3
A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Tn. J. H, 23 tahun dengan diagnosa ISK, TD: 110/70, R/: 22X/m, SB: 37,2 0C, N: 80X/m.Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang di deritanya saat ini. 2. Diagnosa Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit. 3. Tujuan Pengetahuan pasien tentang penyakit yang diderita bertambah atau pasien mengetahui tentang penyakitnya. 4. Tindakan Keperawatan Beri informasi tentang penyakit dengan cara penuluhan atau Pendidikan Kesehatan. B. Strategi Komunikasi 1. Orientasi a. Salam Terapeutik Assalam ‘alaikum wr. wb.. selamat pagi Pak !! sesuai yang bapak katakana kemarin bahwa bapak tidak mengetahui tentang penyakit yang bapak derita. Jadi saat ini, untuk menambah pengetahuan bapak tentang penyakit tersebut saya akan melakukan penyuluhan tentang penyakit yang bapak derita. b. Kontrak Topik :
saat ini kita akan membahas tentang penyakit yang diderita bapak saat ini yaitu Infeksi Saluran Kemih (ISK), dimana saya akan
melakukan penyuluhan, dengan tujuan pengetahuan bapak tentang ISK tersebut bertambah. Waktu : untuk penyuluhan kali ini kita membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Tempat : tempatnya diruangan ini agar anggota keluarga dan pasien lainnya dapat ikut serta dalam kegiatan penyuluhan ini. Apa bapak bersedia? c. Validasi Bagaimana perasaan Bapak hari ini? 2. Fase Kerja -
Menjelaskan tentang pengertian ISK,
-
Menyebutkan penyebab ISK,
-
Menyebutkan Klasifikasi,
-
Menyebutkan penatalaksanaan,
-
Menyebutkan cara pencegahan, dan
-
Menjelaskan cara perawatan.
-
Membagikan leaflet
3. Fase Terminasi a. Evaluasi S: Bagaimana perasaan Bapak sekarang? O: pertahankan kontak mata dan senyum b. Tindak lanjut Apakah masih ada hal-hal yang ingin Bapak ceritakan yang berhubungan dengan masalah kesehatan Bapak? c. Kontrak yang akan datang Waktu
: sebentar saya akan kembali lagi sekitar pukul12.00
Topik
: untuk melakukan pengukuran tanda-tanda vital seperi TD,N,SB,R/ serta untuk melakukan tindakan pada masalah lain yang bapak keluhkan.
Tempat : masih tetap diruangan ini, karena bapak memerlukan istrahat yang cukup. Apa bapak bersedia?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI FASE TERMINASI Hai / tanggal : Sabtu / 22 Agustus 2009 Ruangan
: G2, Kelas 3
A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Tn. J. H, 23 tahun dengan diagnosa ISK, TD: 120/80, R/: 20X/m, SB: 37 0C, N: 82X/m. klien mengatakan BAB encer dangan frekuensi tidakmenentu dank lien terpasang kateter 2. Diagnosa Keperawatan Resiko peningkatan Infeksi B/D tindakan inpasif (pemasangan kateter). 3. Tujuan -
Tidak terjadi peningkatan infeksi.
4. Tindakan Keperawatan -
Anjurkan klien untuk membersihkan kateter setelah BAB.
B. Strategi Komunikasi 1. Orientasi d. Salam Terapeutik Assalam ‘alaikum wr. wb.. selamat pagi Pak. Hari ini adalah hari terakhir saya dinas di ruangan ini untuk membantu perawatan bapak dan Sesuai dengan yang bapak katakan bahwa bapak BAB encer dengan frekuensi tidak menentu sedangkan bapak menggunakan kateter. e. Validasi Bagaimana perasaan Bapak hari ini? f. Kontrak Topik : saat ini kita akan membahas tentang resiko terjadinya peningkatan infeksi.
Waktu : pada perbincangan kita pada kali ini hanya membutuhkan waktu 20 menit. Tempat : tempatnya diruangan ini agar anggota keluarga juga dapat ikut serta dalam diskusi kita dan mereka juga mengetahui tentang fungsi dari pemasangan kateter serta cara untuk mencegah terjadinya resiko infeksi. Apa bapak bersedia? 2. Fase Kerja -
Jelaskan tentang fungsi pemasangan kateter.
-
Jelaskan tentang cara mencegah terjadinya resiko peningkatan infeksi.
-
Jelaskan cara perawatan kateter.
3. Fase Terminasi a. Evaluasi S: Bagaimana perasaan Bapak sekarang? O: pertahankan kontak mata dan senyum b. Tindak lanjut Apakah masih ada hal-hal yang ingin Bapak ceritakan yang berhubungan dengan masalah kesehatan Bapak? c. Kontrak yang akan datang InsyaAllah saya akan datang lagi jam 9.30, saya akan melakukan evaluasi kembali tentang apa yang telah kita bicarakan untuk mengatasi semua maalah yang bapak keluhkan. Tempatnya tetap diruangan ini, karena bapak memerlukan istirahat yang cukup.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Cabang Ilmu
: Urologi (Perkemihan)
Topik
: Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Hari / Tanggal
: Jum’at, 21 Agustus 2009
Waktu
: 30 Menit
Tempat
: Ruang Interna, Kls 3 RSUD Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo Sasaran
: Klien, Keluarga dan Pengunjung
Metode
: Ceramah dan Diskusi
Media
: Leaflet, Lembar balik
Materi
: Terlampir
Rancangan Pembelajaran 1. Tujuan a. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan pendidikan kesehatan tentang Infeksi Saluran Kemih (ISK) selama 30 menit diharapkan pasien, keluarga serta pengunjung mampu mengenal, memutuskan, merawat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit dan PKM. b. Tujuan Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga dan klien dapat menjelaskan : 1. Pengertian penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2. Etiologis
3. Tanda dan gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK)Komplikasi penyakit 4. Penatalaksanaan -
Pencegahan
-
Perawatan
2. Metode
♠
Ceramah : Memberikan penyuluhan / penjelasan tentang Infeksi Saluran Kemih
♠
Diskusi tanya jawab
3. Media
♠
Leaflet
♠
Lembar balik
4. Kegiatan Penyuluhan NO 1.
TAHAP PEMBUKAAN
KEGIATAN 1. Memberi salam
MEDIA
WAKTU 3 Menit
-
Leaflet
10 Menit
-
Lembar
2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 2.
PENYAJIAN
4. Kontrak waktu 1. Menyebutkan pengertian Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2. Menyebutkan
balik
Penyebab/Etiologi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK)
4. Menyebutkan Komplikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
5. Menyebutkan Penatalaksanaan Infeksi 3.
PENUTUP
Saluran Kemih (ISK) 1. Memberikan kesempatan bertanya 2. Memberikan hal-hal yang belum dimengerti 3. Memberi salam penutup
5. Evaluasi 1. Menyebutkan pengertian Infeksi Saluran Kemih (ISK)
7 Menit
Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
3 : Menyebutkan
sebagian benar Score 2 : Menyebutkan tapi tidak benar
4 : Menyebutkan dengan
baik dan benar 2. Menyebutkan Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
3 : Menyebutkan
sebagian benar Score 2 : Menyebutkan tapi tidak benar
4 : Menyebutkan dengan
baik dan benar 3. Menyebutkan tanda dan gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK) Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
3 : Menyebutkan
sebagian benar Score 2 : Menyebutkan tapi tidak benar
4 : Menyebutkan dengan
baik dan benar 4. Menyebutkan komplikasi Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
3 : Menyebutkan
sebagian benar Score 2 : Menyebutkan tapi tidak benar
4 : Menyebutkan dengan
baik dan benar
5. Menyebutkan penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK) Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
3 : Menyebutkan
sebagian benar Score 2 : Menyebutkan tapi tidak benar baik dan benar
4 : Menyebutkan dengan
Leaflel
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
OLEH: Zulkarnain Kadingo
POLTEKKES DEPKES GORONTALO JURUSAN KEPERAWATAN Agustus 2009
Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat suatu organisme. 2. Etiologi / Penyebab Organisme penyebab infeksi E.Coli Staphylokokus. 3. Klasifikasi / jenis 1) ISK uncomplicated (simple) ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E.Coli 2) ISK complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit diberantas dan resisten terhadap obat. 4. Manifestasi Klinis/ tanda dan gejala 1. Disuria, Polakisuria 2. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis. 3. nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal. 5. Penatalaksanaan Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. 6. Komplikasi b. Pielonefritis akut c. Epttikemia d. Infeksi ginjal 7. Pencegahan a. Munumlah banyak b. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual. c. Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
d. Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. e. Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil. 8. Cara Perawatan a. Banyak minum air untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. b. Makan sedikit tapi sering, untuk membantu pemenuhan nutrisi agar sesuai kebutuhan tubuh. c. Melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan relaksasi otak dan peningkatan suplai O2 (Oksigen) ke otak sehingga menurunkan nyeri. d. Lakukan perawatan kateter setiap selesai BAB untuk mencegah terjadinya peningkatan infeksi. e. Meperhatikan Pencegahan.
9.Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat suatu organisme.
10.Etiologi / Penyebab Organisme penyebab Staphylokokus.
infeksi
E.Coli
11.
Klasifikasi / jenis
1)ISK uncomplicated (simple) ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E.Coli 2)ISK complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit diberantas dan resisten terhadap obat.
12.Manifestasi Klinis/ tanda dan gejala 4.Disuria, Polakisuria 5.Nyeri suprapubik dan daerah pelvis. 6.nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal.
13.Penatalaksanaan Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai.
14.Komplikasi e.Pielonefritis akut f.Epttikemia g.Infeksi ginjal
15.Pencegahan a.Munumlah banyak b.Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual. c.Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih. Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. d.
e.Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
16.Cara Perawatan a.Banyak minum air untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. b.Makan sedikit tapi sering, untuk membantu pemenuhan nutrisi agar sesuai kebutuhan tubuh. c.Melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan relaksasi otak dan peningkatan
suplai O2 (Oksigen) ke otak sehingga menurunkan nyeri. d.Lakukan perawatan kateter setiap selesai BAB untuk mencegah terjadinya peningkatan infeksi. e.Meperhatikan Pencegahan.