KASUS KEHAMILAN YANG DISERTAI PENYAKIT “PULMONARY DISEASE AND PREGNANCY”
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu : SUMIRAH B.P, S. Kep, M. Kep
Oleh: Sarjana Terapan Keperawatan 2B Yuniat Risky Aul Dwi Putra
(P17221174063)
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG 2017/2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... I KATA PENGANTAR. ....................................................................................................... II BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 1.1
Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3
Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 2 2.1 Etiologi .................................................................................................................. 2 2.2 Tanda Dan Gejala .................................................................................................. 2 2.3 Patofisiologi .......................................................................................................... 2 2.4
Penatalaksanaan Medis ......................................................................................... 5
BAB III Tinjauan Askep .................................................................................................... 7 3.1
Pengkajian ............................................................................................................ 7
3.2
Diagnosa Keperawatan......................................................................................... 10
3.3
Intervensi .............................................................................................................. 11
3.4
Askep Kehamilan ................................................................................................. 17
BAB IV Penutup ................................................................................................................. 26 4.1
Kesimpulan .......................................................................................................... 26
4.2
Saran .................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 27
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Maternitas yang merupakan salah satu matakuliah yang diberikan dalam Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Lawang, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Khususnya kepada Ibu Sumirah selaku dosen Keperawatan Maternitas yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini, dengan tidak mengurangi rasa hormat kami. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya membutuhkan saran, masukan serta kritikan yang membangun.
Malang, 26 Desember 2018
Penulis
ii
iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PPOK adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan karakteristik adanya hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya (GOLD, 2009). PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE) merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005). PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paruparu yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPDadalah : Bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asthma bronchiale (S Meltzer, 2001). PPOK adalah merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru (Bruner & Suddarth, 2002). PPOK merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya (Snider, 2003).
1.2 Rumusan masalah : Apa saja periode dan Pulmonary Disease and Pregnancy? Apa saja gangguan yang mempengaruhi Pulmonary Disease and Pregnancy? Apa saja aspek yang dipantau dalam Pulmonary Disease and Pregnancy?
1.3 Tujuan : Mengetahui periode dan tahapan Pulmonary Disease and Pregnancy? Mengetahui gangguan yang mempengaruhi Pulmonary Disease and Pregnancy? Mengetahui aspek yang dipantau dalam Pulmonary Disease and Pregnancy?
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etiologi Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu: 1) Infeksi : stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae. 2) Alergi 3) Rangsang : misal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll. 2.2 Tanda dan Gejala Berdasarkan Brunner & Suddarth (2005) adalah sebagai berikut :
Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin.
Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyak.
Dispnea.
Nafas pendek dan cepat (Takipnea).
Anoreksia.
Penurunan berat badan dan kelemahan.
Takikardia, berkeringat.
Hipoksia, sesak dalam dada.
2.3 Patofisiologi Saluran napas dan paru berfungsi untuk proses respirasi yaitu pengambilan oksigen untuk keperluan metabolisme dan pengeluaran karbondioksida dan air sebagai hasil metabolisme. Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi adalah proses masuk dan keluarnya udara dari dalam paru. Difusi adalah peristiwa pertukaran gas antara alveolus dan pembuluh darah, sedangkan perfusi adalah distribusi darah yang sudah teroksigenasi. Gangguan ventilasi terdiri dari gangguan restriksi yaitu gangguan pengembangan paru serta gangguan obstruksi berupa perlambatan aliran udara di saluran napas. Parameter yang sering dipakai untuk melihat gangguan restriksi adalah kapasitas vital (KV), sedangkan untuk gangguan obstruksi digunakan parameter volume ekspirasi paksa
2
detik pertama (VEP1), dan rasio volume ekspirasi paksa detik pertama terhadap kapasitas vital paksa (VEP1/KVP) (Sherwood, 2001). Faktor risiko utama dari PPOK adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses ventilasi terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan (GOLD, 2009). Komponen-komponen asap rokok juga merangsang terjadinya peradangan kronik pada paru.Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps (GOLD, 2009). Berbeda dengan asma yang memiliki sel inflamasi predominan berupa eosinofil, komposisi seluler pada inflamasi saluran napas pada PPOK predominan dimediasi oleh neutrofil. Asap rokok menginduksi makrofag untuk melepaskan Neutrophil Chemotactic Factors dan elastase, yang tidak diimbangi dengan antiprotease, sehingga terjadi kerusakan jaringan (Kamangar, 2010). Selama eksaserbasi akut, terjadi perburukan pertukaran gas dengan adanya ketidakseimbangan ventilasi perfusi. Kelainan ventilasi berhubungan dengan adanya inflamasi jalan napas, edema, bronkokonstriksi, dan hipersekresi mukus.Kelainan perfusi berhubungan dengan konstriksi hipoksik pada arteriol (Chojnowski, 2003).
3
Pathway
4
2.4 PENATALAKSANAAN MEDIS Penatalaksanaan (Medis) 1. Pencegahan : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara 2. Terapi eksaserbasi akut di lakukan dengan : A. Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia, maka digunakan ampisilin 4 x 0.250.56/hari atau eritromisin 4×0.56/hari Augmentin (amoksilin dan asam klavulanat) dapat diberikan jika kuman penyebab infeksinya adalah H. Influenza dan B. Cacarhalis yang memproduksi B. Laktamase Pemberiam antibiotik seperti kotrimaksasol, amoksisilin, atau doksisiklin pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti mempercepat penyembuhan dan membantu mempercepat kenaikan peak flow rate. Namun hanya dalam 710 hari selama periode eksaserbasi. Bila terdapat infeksi sekunder atau tanda-tanda pneumonia, maka dianjurkan antibiotik yang kuat. b. Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernapasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2 c. Fisioterapi membantu pasien untuk mengelurakan sputum dengan baik. d. Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya golongan adrenergik b dan anti kolinergik. Pada pasien dapat diberikan salbutamol 5 mg dan atau ipratopium bromida 250 mg diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin 0,25 - 0,56 IV secara perlahan. 3. Terapi jangka panjang di lakukan : A Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin 4×0,25-0,5/hari dapat menurunkan kejadian eksaserbasi akut. b. Bronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas obstruksi saluran napas tiap pasien maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif dari fungsi faal paru. c.Fisioterapi 4. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik 5. Mukolitik dan ekspektoran 6. Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal napas tipe II dengan PaO2 (7,3Pa (55 MMHg)
5
Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi.
6
BAB III TINJAUAN ASKEP
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PULMONARY DISEASE AND PREGNANCY 3.1 Pengkajian 1. Aktivitas dan Istirahat Gejala : · Keletihan, kelelahan, malaise, · Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas . Ketidakmampian untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi · Dispnea pasa saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan Tanda : · Keletihan · Gelisah, insomnia · Kelemahan umum/kehilangan massa otot 2. Sirkulasi Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah Tanda : · Peningkatan tekanan darah · Peningkatan frekuensi jantung · Distensi vena leher · Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung · Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameterAPdada) · Warna kulit/membrane mukosa : normal/abu-abu/sianosis; kuku tabuh dansianosis perifer · Pucat dapat menunjukkan anemia. 3. Integritas Ego Gejala : · Peningkatan factor resiko · Perubahan pola hidup Tanda : 7
· Ansietas, ketakutan, peka rangsang 4. Makanan/ cairan Gejala : · Mual/muntah · Nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema) · ketidakmampuan untuk makankarena distress pernafasan · penurunan berat badan menetap (emfisema), peningkatan berat badan menunjukkan edema (bronchitis) Tanda : · Turgor kulit buruk · Edema dependen · Berkeringat 5. Hyegene Gejala : · Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitassehari-hari. Tanda : Kebersihan buruk, bau badan 6. Pernafasan Gejala : · Nafas pendek (timbul tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada emfisema) khususnya pada kerja; cuaca atau episode berulangnyasulit nafas (asma); rasa dada tertekan,m ketidakmampuan untuk bernafas(asma) · Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat bangun) selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2tahun. Produksi sputum (hijau, puith, atau kuning) dapat banyak sekali(bronchitis kronis) · Episode batuk hilang timbul, biasanya tidak produksi pada tahap dinimeskipun dapat menjadi produktif (emfisema) · Riwayat pneumonia berulang, terpajan pada polusi kimia/iritan pernafasandalam jangka panjang (mis. Rokok sigaret) atau debu/asap (mis.asbes, debu batubara, rami katun, serbuk gergaji · Penggunaan oksigen pada malam hari secara terus-menerus. Tanda : · Pernafasan : biasanya cepat,dapat lambat; fase ekspresi memanjangdengan mendengkur, 8
nafas bibir (emfisema) · Penggunaaan otot bantu pernafasan, mis. Meninggikan bahu, melebarkan hidung. · Dada: gerakan diafragma minimal. · Bunyi nafas : mungkin redup dengan ekspirasi mengi (emfisema);menyebar, lembut atau krekels lembab kasar (bronchitis); ronki, mengisepanjang area paru pada ekspirasi dan kemungkinan selama inspirasi berlanjut sampai penurunan atau tidak adanya bunyi nafas (asma) · Perkusi : Hiperesonan pada area paru (mis. Jebakan udara denganemfisema); bunyi pekak pada area paru (mis. Konsolidasi, cairan, mukosa) · Kesulitan bicara kalimat atau lebih dari 4 atau 5 kata sekaligus. · Warna : pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku; abbu-abukeseluruhan; warna merah (bronchitis kronis, “biru mengembung”). Pasiendengan emfisema sedang sering disebut “pink puffer” karena warna kulitnormal meskipun pertukaran gas tak normal dan frekuensi pernafasancepat. · Tabuh pada jari-jari (emfisema) 7. Keamanan Gejala : · Riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat/faktor lingkungan · Adanya/berulang infeksi · Kemerahan/berkeringat (asma) 8. Seksualitas Gejala : · penurunan libido 9. Interaksi Sosial
Gejala : · Hubungan ketergantungan Kurang sistem penndukung · Kegagalan dukungan dari/terhadap pasangan/orang dekat · Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik Tanda : · Ketidakmampuan untuk membuat mempertahankan suara karena distress pernafasan · Keterbatasan mobilitas fisik · Kelalaian hubungan dengan anggota kelurga lain 9
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal. 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mukus, bronkokontriksi dan iritan jalan napas. 3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi perfusi 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen. 5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, kelamahan, efek samping obat, produksi sputum dan anoreksia, mual muntah. 6. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.
10
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
NOC
NIC
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d
NOC :
1. Beri pasien 6 sampai 8
bronkokontriksi, peningkatan produksi
-Respiratory status : Ventilation
gelas cairan/hari kecuali
sputum, batuk tidak efektif,
-Respiratory status : Airway
terdapat kor pulmonal.
kelelahan/berkurangnya tenaga dan
patency
2. Ajarkan dan berikan
infeksi bronkopulmonal.
-Aspiration Control
dorongan penggunaan
Kriteria Hasil :
teknik pernapasan diafragmatik dan batuk.
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3. Bantu dalam pemberian tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur 4. Lakukan drainage postural dengan perkusi dan vibrasi pada pagi hari dan malam hari sesuai yang diharuskan. 5. Instruksikan pasien untuk menghindari iritan seperti asap rokok, aerosol, suhu yang ekstrim, dan
Mampu mengidentifikasikan dan
asap.
mencegah factor yang dapat
6. Ajarkan tentang tanda-
menghambat jalan nafas
tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera: peningkatan sputum, perubahan warna sputum, kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak didada, keletihan.
11
7. Berikan antibiotik sesuai yang diharuskan. 8. Berikan dorongan pada pasien untuk melakukan imunisasi terhadap influenzae dan streptococcus pneumoniae. 1. Ajarkan klien latihan 2.
Pola napas tidak efektifberhubungan
NOC :
dengan napas pendek, mukus,
v Respiratory status : Ventilation
bronkokontriksi dan iritan jalan napas.
NOC
bernapas diafragmatik dan pernapasan bibir dirapatkan.
v Respiratory status : Airway patency
2. Berikan dorongan untuk
v Vital sign Status
menyelingi aktivitas
Kriteria Hasil :
dengan periode istirahat.
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) v Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan
3. Biarkan pasien membuat keputusan tentang perawatannya berdasarkan tingkat toleransi pasien. 4. Berikan dorongan penggunaan latihan otototot pernapasan jika diharuskan.
dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) v Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah (sistole 110-130mmHg dan diastole 70-90mmHg), nad (60100x/menit)i, pernafasan (1824x/menit))
12
3.
Gangguan pertukaran gas berhubungan
v Respiratory status : Ventilation
1. Deteksi bronkospasme
dengan ketidaksamaan ventilasi perfusi
Kriteria Hasil :
saatauskultasi .
v Frkuensi nafas normal (16-
2. Pantau klien terhadap
24x/menit)
dispnea dan hipoksia.
v Itmia
3. Berikan obat-obatan
v Tidak terdapat disritmia
bronkodialtor dan
v Melaporkan penurunan dyspnea kortikosteroid dengan tepat v Menunjukkan perbaikan dalam
dan waspada kemungkinan
laju aliran ekspirasi
efek sampingnya. 4. Berikan terapi aerosol sebelum waktu makan, untuk membantu mengencerkan sekresi sehingga ventilasi paru mengalami perbaikan. 5. Pantau pemberian oksigen
4.
Intoleransi aktivitasberhubungan dengan
NOC :
ketidakseimbangan antara suplai dengan
v Energy conservation
kebutuhan oksigen
v Self Care : ADLs Kriteria Hasil : v Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR v Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
1. Kaji respon individu terhadap aktivitas; nadi, tekanan darah, pernapasan 2. Ukur tanda-tanda vital segera setelah aktivitas, istirahatkan klien selama 3 menit kemudian ukur lagi tanda-tanda vital. 3. Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan treadmill dan exercycle, berjalan atau latihan
13
lainnya yang sesuai, seperti berjalan perlahan. 4. Kaji tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan rencana latihan berdasarkan pada status fungsi dasar. 5. Sarankan konsultasi dengan ahli terapi fisik untuk menentukan program latihan spesifik terhadap kemampuan pasien. 6. Sediakan oksigen sebagaiman diperlukan sebelum dan selama menjalankan aktivitas untuk berjaga-jaga. 7. Tingkatkan aktivitas secara bertahap; klien yang sedang atau tirah baring lama mulai melakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari. 8. Tingkatkan toleransi terhadap aktivitas dengan mendorong klien melakukan aktivitas lebih lambat, atau waktu yang lebih singkat, dengan istirahat yang lebih banyak atau dengan banyak bantuan. 9. Secara bertahap
14
tingkatkan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu diluar tempat tidur sampai 15 menit tiap hari sebanyak 3 kali sehari.
5.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
NOC :
1.Kaji kebiasaan diet,
tubuhberhubungan dengan dispnea,
v Nutritional Status : food and
masukan makanan saat ini.
kelamahan, efek samping obat, produksi
Fluid Intake
Catat derajat kesulitan
sputum dan anoreksia, mual muntah.
Kriteria Hasil :
makan. Evaluasi berat
v Adanya peningkatan berat
badan dan ukuran tubuh.
badan sesuai dengan tujuan
2.Auskultasi bunyi usus
v Berat badan ideal sesuai dengan 3.Berikan perawatan oral tinggi badan
sering, buang sekret.
v Mampu mengidentifikasi
4.Dorong periode istirahat
kebutuhan nutrisi
1
v Tidak ada tanda tanda
jam sebelum dan sesudah
malnutrisiTidak terjadi penurunan
makan.
berat badan yang berarti
5.Pesankan diet lunak, porsi kecil sering, tidak perlu dikunyah lama. 6.Hindari makanan yang
Kurang perawatan diriberhubungan 6.
dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi
NOC :
1. Ajarkan
v Self care : Activity of Daily
mengkoordinasikan
Living (ADLs)
pernapasan diafragmatik
Kriteria Hasil :
dengan aktivitas seperti
v Klien terbebas dari bau badan
berjalan, mandi,
v Menyatakan kenyamanan
membungkuk, atau
terhadap kemampuan untuk
menaiki tangga
melakukan ADLs
2. Dorong klien untuk
v Dapat melakukan ADLS
mandi, berpakaian, dan
dengan bantuan
berjalan dalam jarak dekat, istirahat sesuai kebutuhan
15
untuk menghindari keletihan dan dispnea berlebihan. Bahas tindakan penghematan energi.
16
3.4 ASKEP KEHAMILAN
A.
Data Subyektif
1.
Biodata
2.
Nama
: Ny. ”A”
Nama
: Tn'. ”S”
Umur
: 24 tahun
Umur
: 31 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku / bangsa
: Jawa / Indo
Suku/ bangsa
: Jawa / Indo
Pendidikan
: SMU
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Kawin ke
: I
Kawin ke
: I
Umur kawin
: 20 tahun
Umur kawin
: 27 tahun
Lama kawin
: 4 tahun
Lama kawin
: 4 tahun
Alamat
: Ploso, Santren
Alamat
: Ploso, Santren
Keluhan utama
Pasien mengatakan hamil 6 bulan dan ingin memeriksakan kehamilannya. 3.
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular, seperti hepatitis, paru-paru, tidak sedang menderita penyakit menurun seperti : asma, kencing manis dan tidak sedang menderita penyakit menahun seperti : jantung, darah tinggi. 4.
Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, paru-paru, tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma, kencing manis, dan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti : jantung, darah tinggi. 5.
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya maupun suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun, maupun menahun dan tidak ada riwayat keturunan kembar. 6. A.
Riwayat kebidanan Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Lama haid
: ± 7 hari 17
Siklus haid
: 28 hari
Jumlah
: ganti softex 3 x sehari pada pagi hari pertama dan kedua, pada hari-hari biasa
ganti 2x sehari. Warna
: merah pada hari ke 1 sampai ke 4 kemudian flex flex
Keluhan
: tidak ada keluhan
Flour albus
: ada, sebelum menstruasi, jumlahnya sedikit, tidak bau, warna putih jernih, tidak
gatal B.
Riwayat kehamilan sekarang
HPHT
: 21 – 04 – 2005
HPL
: 21 – 01 – 2006
UK
: 24 minggu
TT nikah 2 x di bidan, TT hamil pertama 1 x di Puskesmas, TT WUS 1 x di desa, ANC di bidan 3 x, TM I : 2 x dengan keluhan mual muntah di pagi hari, TM II : 1 x tidak ada keluhan, obatobatan yang sudah pernah didapat kalk, Fe, pasien tidak pernah mengkonsumsi obat yang dijual bebas seperti obat flu, obat sakit kepala, dsb. c.
Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu Kaw in Ke I
Umur Ana kehamil k ke an I
II
9 bln
Part us di BPS
Jenis partu s Norm al
Penyu lit
Peno long
-
Bida nn
Anak P/ BB PB L L L P
300 0g
50 cm
Usia anak sekara ng 4 th
Nifas Normal , tidak demam , menyu sui sampai usia bayi 4 bulan
Hamil ini
18
D.
Riwayat KB Pasien mengatakan setelah kelahiran anak pertama menggunakan KB pil, dan tidak ada keluhan pasien berhenti menggunakan KB pil karena ingin punya anak lagi. Rencana KB yang akan datang masih dipikirkan. 7. a.
Pola kebiasaan sehari-hari Nutrisi
Sebelum hamil :
makan 3 x/hr, porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur), nafsu makan baik. minum ± 8 gelas/hr (teh, air putih).
Saat hamil
: makan 3 x/hr, porsi sedang (nasi, lauk pauk, tempe, telur, daging, sayur : bayam, sop), nafsu makan baik. Minum ± 8 gelas/hr (teh, air putih, susu).
b.
Istirahat
Sebelum hamil : tidur siang jam 12.00 – 14.00, tidur malam jam 21.00 – 05.00, tidak ada gangguan. Saat hamil
: tidur siang jam 12.00 – 14.00, tidur malam jam 21.00 – 05.00, tidak ada
gangguan. c.
Aktivitas
Sebelum hamil : mengerjakan semua pekerjaan ibu rumah tangga seperti memasak, mencuci piring, menyapu Saat hamil d.
: hanya memasak, mencuci piring dan setrika.
Aliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x/hr, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, tidak nyeri. BAK ± 6 x/hr, warna kuning jernih, bau khas, tidak nyeri. Saat hamil
: BAB 1 x/hr, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, tidak nyeri. BAK ± 6 x/hr, warna kuning jernih, bau khas, tidak nyeri.
e.
Seksual
Sebelum hamil : melakukan hubungan seksual 3 x seminggu, tidak ada keluhan. Saat hamil f.
: melakukan hubungan seksual 1 x seminggu, tidak ada keluhan.
Personal hygiene
Sebelum hamil : mandi 2 x /hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari, keramas 3 x seminggu. Saat hamil
: mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari, keramas 3 x
seminggu. 19
8.
Keadaan psikososial
-
Sat ini pasien merasa lebih nyaman, sudah tidak takut lagi, klien semakin ingin tau tentang pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
-
Hubungan pasien dengan suaminya, keluarga dan tetangganya.
9.
Latar belakang sosial budaya
-
Tidak ada kebiasaan yang menghambat dalam keluarga pasien maupun suaminya, seperti : kebiasaan pantangan terhadap makanan tertentu, kebiasaan minum jamu yang mengandung alkohol, dsb.
-
Kebiasaan dalam keluarga yang mendukung, yaitu : selalu menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dan minum susu, menganjurkan ibu untuk periksa ke bidan.
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Tinggi badan
: 155,5 cm
BB sebelum hamil
: 52 kg
BB saat hamil
: 55 kg
Kenaikan berat badan : 3 kg Lila 2.
3.
: 24 cm
Tanda-tanda Vital : T
: 110/70 mmHg
N
: 84 x/mnt
S
: 366 oC
RR
: 20 x/mnt
Pemeriksaan fisik
A. Inspeksi Kepala
: simetris, rambut hitam, tidak rontok, tidak berketombe, kulit kepala bersih.
Muka
: simetris, tidak pucat, tidak oedem.
Mata
: simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih porselen, tidak oedem.
Hidung
: simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut
: simetris, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries.
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis. 20
Dada
: simetris, terdapat hyperpigmentasi areola dan papilla mammae, tidak ada striae gravidarum, tidak ada retraksi intercosta, ada pembesaran payudara, puting susu menonjol.
Abdomen
: ada pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, tidak terdapat striae gravidarum, tidak terdapat luka bekas operasi.
Genetalia
: bersih, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada condiloma matalata, tidak oedem, tidak varises, terdapat bekas luka jahitan episiotomi.
Ekst. atas
: simetris, tidak oedem, tidak ada gangguan pergerakan.
Ekst. bawah : simetris, tidak oedem, tidak varises, tidak ada gangguan pergerakan. B. Palpasi Kepala
: tidak ada benjolan
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada
: tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan.
Abdomen :
LI
: TFU 1 jari diatas pusat (22 cm), teraba bokong pada bagian fundus.
L II : teraba punggung bayi pada bagian kiri perut ibu, teraba bagian kecil janin pada bagian kanan perut ibu. L III : teraba kepala pada bagian bawah perut ibu dan masih dapat digoyangkan (kepala belum masuk PAP) L IV : tidak dilakukan. C. Auskultasi Dada
: tidak ada wheezing, tidak ada ronchi.
Abdomen
: DJJ Å (12-12-12) : 144 x/mnt pada bagian kiri bawah pusat perut ibu. d. Perkusi
Abdomen
: tidak kembung
Ekst. bawah : reflek patela Å/Å 4. Pemeriksaan panggul Tidak dilakukan. 5. Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan.
Kesimpulan : GIIPI0001 Umur Kehamilan 24 minggu, hidup, tunggal, intra uterin, letak kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik. 4. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan 21
Diagnosa :
Ny. ”A” GIIP10001 umur kehamilan 24 minggu, hidup, tunggal, intrauterin, letak kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik.
DS
: Ibu mengatakan hamil 6 bulan dan ingin memeriksakan kehamilannya yang kedua.
DO : -
Keadaan umum ibu baik
-
Kesadaran composmentis
-
TTV T
: 110/70 mmHg
N
: 84 x/mnt
S
: 366 oC
RR : 20 x/mnt -
HPHT : 21 – 04 – 2005
-
HPL
-
Usia kehamilan : 24 minggu
-
Payudara terdapat hyperpigmentasi areola dan papilla mammae, terdapat
: 28 – 01 – 2006
pembesaran payudara, terdapat putting susu menonjol. Abdomen :
LI
: TFU 1 jari diatas pusat (22 cm) teraba bokong pada bagian fundus.
L II : teraba punggung bayi pada bagian kiri perut ibu, teraba bagian kecil janin pada bagian kanan perut ibu. L III : teraba kepala pada bagian bawah perut ibu dan masih dapat digoyangkan (kepala belum masuk PAP). L IV : tak dilakukan. -
Auskultasi : DJJ Å (12-12-12) : 144 x/mnt pada bagian kiri bawah perut ibu.
Masalah
:
Kebutuhan
:
5.
-
HE tentang gizi ibu hamil
-
HE tentang istirahat
-
HE tentang personal hygiene
-
HE tentang tanda bahaya kehamilan pada TM II
-
HE tentang senam hamil
-
HE tentang kunjungan ANC
-
Pemberian tablet Fe dan kalk
Antisipasi Masalah Potensial -
6.
Identifikasi Kebutuhan Segera 22
7.
Intervensi : Ny. ”A” GIIP10001 umur kehamilan 24 minggu, hidup, tunggal, intrauterin, letak
Diagnosa
kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik. Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 15 menit, diharapkan ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh petugas.
Kriteria hasil : - pasien dapat mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas. - pasien dapat mengulang penjelasan yang diberikan oleh petugas.
Intervensi : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien R/
Dengan penjelasan diharapkan pasien dapat mengerti tentang keadaannya saat ini.
2. Anjurkan pasien untuk makan makanan dengan gizi seimbang dalam sehari, misalnya : beras 2 gelas, daging 3 x kotak korek api tebal, tempe 4 x kotak korek api tebal, sayur padat 3 gelas/daun 6 gelas, buah (pepaya) 8 x kotak korek api tebal, susu ½ gelas. R/
Ukuran tersebut diatas merupakan kebutuhan wanita hamil selama trimester II dan III. Gizi yang seimbang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, pemeliharaan dan kesehatan ibu, persediaan untuk masa laktasi baik untuk janin maupun untuk ibu.
3. Beri tablet Fe, anjurkan pasien untuk minum tablet Fe / zat besi setiap hari, dan ajarkan cara minumnya, tidak boleh diminum dengan teh, sebaiknya diminum malam hari dan setelah makan. R / - Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah, pada saat hamil keperluan zat besi sangat meningkat untuk pembentukan darah janin dan persediaan bagi bayi untuk masa laktasi ± 6 bulan sesudah dilahirkan, persediaan ini diperlukan karena air susu ibu tidak mengandung garam besi. Kebutuhan zat besi sehari pada wanita hamil ± 17 gram. - Fe tidak diminum dengan teh karena teh dapat mengganggu / menghambat penyerapan Fe. - Diminum malam hari setelah makan, karena Fe dapat meningkatkan asam lambung dan meningkatkan peristaltik lambung sehingga dapat menyebabkan rasa mual. 4. Beri tablet kalk, anjurkan pasien untuk minum tablet kalk setiap hari R/
Karena kalsium sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang janin, kebutuhan kalsium seharihari saat hamil ± 1 gram.
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang berat R/
Dengan istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang berat diharapkan keadaan umum ibu dapat selalu dalam keadaan baik sehingga ibu tidak rentan terkena penyakit. 23
6. Anjurkan pasien untuk selalu menjaga personal hygiene R/
Dengan personal hygiene mencegah masuknya kuman-kuman patogen penyebab infeksi.
7. Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester II R/
Agar pasien dapat mengerti dan segera meminta bantuan pada tenaga kesehatan apabila tanda bahaya tersebut terjadi pada dirinya.
8. Anjurkan ibu untuk mengikuti senam hamil R/
Karena senam hamil pada usia kehamilan 24 minggu bertujuan untuk pembentukan sikap tubuh, latihan kontraksi dan relaksasi, latihan pernafasan untuk mengatasi nyeri kala I.
9. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang R/
Dengan pemeriksaan secara rutin diharapkan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan janin serta mendeteksi terhadap kelainan yang ada.
8.
Implementasi Tanggal 06 Oktober 2005
1.
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2.
Menganjurkan pasien untuk makan makanan dengan gizi seimbang, dalam sehari misalnya : 2 gelas, daging 3 x kotak korek api tebal, tempe 4 x kotak korek api tebal, sayur padat 3 gelas / daun 6 gelas, buah (pepaya) 8 x kotak korek api tebal, susu ½ gelas.
3.
Memberikan tablet Fe, menganjurkan pasien untuk minum tablet Fe / zat besi setiap hari dan ajarkan cara minumnya, tidak boleh diminum dengan teh, sebaiknya diminum malam hari dan setelah makan.
4.
Memberikan tablet kalk, menganjurkan pasien untuk minum tablet kalk setiap hari.
5.
Menganjurkan pasien untuk beristirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang berat, seperti : mencuci, menimba air, dsb.
6.
Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga personal hygiene, yaitu dengan mandi minimal 2 x sehari, gosok gigi minimal 2 x sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), ganti pakaian minimal 2 x setelah mandi, ganti celana dalam bila lembab / basah, selalu mencuci kemaluannya setelah BAK, keramas 2 – 3 x dalam seminggu.
7. -
Menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan pada TM II, yaitu apabila : Pergerakan janin yang dirasakan ibu kurang atau tidak bergerak sama sekali
-
Terjadi perdarahan
-
Terjadi kontraksi yang sering dan kuat 24
-
Mengeluarkan cairan ketuban
-
Ibu merasakan sakit kepala yang amat sangat dan pandangan menjadi kabur
-
Terjadi kejang pada ibu
-
Panas badan ibu lebih dari 38 oC
8.
Menganjurkan ibu untuk senam hamil, yaitu dengan latihan :
a.
Latihan pembentukan sikap tubuh Sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua tangan disamping badan dan relax.
b.
Latihan kontraksi dan relaksasi Sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping dan relaks, pergerakan : relaksasi seluruh tubuh, kepalkan kedua tangan dan tegangkan selama beberapa detik, rasakan ketegangannya dan lemaskan kembali, lakukan 8 x.
c.
Latihan pernafasan untuk mengatasi nyeri kala I Sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping dan relaks.
Pergerakan : lakukan pernafasan diafragma selama 1½ menit. Lakukan pernafasan dada, frekuensi sedikit demi sedikit dipercepat, sampai max 26 – 28 per menit (dilakukan 8 x dengan interval 2 menit). Permulaan halus, lemaskan seluruh tubuh dan pernafasan diafragma, dalam his kuat pernafasan dada, dengan frekuensi dipercepat. 9.
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan lagi.
9.
Evaluasi
Tanggal 06 Oktober 2005 S
:
O :
Jam 07.20 WIB
Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas. - pasien dapat mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas. - Pasien dapat mengulangi penjelasan yang diberikan oleh petugas.
A :
Ibu menerima dan memahami kondisi kehamilan.
P
Kontrol ulang 1 bulan lagi.
:
25
BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPDadalah : Bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asthma bronchiale (S Meltzer, 2001). PPOK merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat yang menyebabkan 26.000 kematian/tahun di Inggris. Prevalesinya adalah ≥ 600.000. Angka ini lebih tinggi di negara maju, daerah perkotaan, kelompok masyarakat menengah ke bawah, dan pada manula 4.2 SARAN Dalam makalah ini terdapat penjelasan tentang PPOK supaya semua mahasiswa dapat memahami dan mengetahui, baik ciri-ciri, pentalaksanaan medis, maupun cara pencegahannya.
26
DAFTAR PUSTAKA Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002.Buku Saku Keperawatan Pediatrik .EGC: Jakarta. Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis .EGC: Jakarta. NANDA, 2012. Diagnosis keparawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/viewFile/1620/1492
27