Mimisan Jangan-Jangan Tumor? Mother And Baby Thu, 23 Jan 2003 09:40:00 WIB Orangtua mana tak panik kalau si kecil mimisan. Umumnya sih, mimisan tidak berbahaya. Tapi bisa juga pertanda adanya tumor di rongga hidung lho! Mimisan, yang ditandai dengan ngocor-nya darah dari hidung, bisa terjadi pada siapa saja. Namun menurut Dr. Suranto, dokter spesialis THT, mimisan lebih sering terjadi pada anak-anak, khususnya balita. "Selaput lendir hidung anak masih tipis, sehingga pembuluh darahnya mudah pecah. Jaringan tubuh anak pun masih sangat rentan, sehingga lebih mudah terserang infeksi." Jika darah mimisan itu banyak, menurut dokter THT di RSU Persahabatan, Jakarta, ini anakanak bahkan orang dewasa pun bisa pingsan. Bukan hanya karena syok kengerian, tapi juga karena tubuh kehilangan banyak darah. Mimisan terjadi karena pembuluh darah di hidung anak pecah. Penyebab umumnya, kebiasaan ngupil anak. Yakni, mengutak-utik kotoran hidung hingga pembuluh darah di rongga hidung rusak atau infeksi. Pecahnya pembuluh darah hidung bisa pula dipicu udara yang terlalu dingin atau terlalu kering. "Menyemprotkan atau menyedot obat hidung secara berlebihan, ngumbel (mengeluarkan ingus - Red.) terlalu keras pun bisa membuat pembuluh darah dalam hidung pecah," jelas Suranto panjang lebar. Pada kecelakaan yang menyebabkan benturan di hidung, perdarahan tak hanya karena pembuluh darah pecah, tapi juga akibat rusaknya selaput lendir hidung. "Jika mimisan segera berhenti tidak lebih dari 20 menit dan darahnya berwarna merah segar, tak perlu khawatir," ungkap Suranto. Pecahnya pembuluh darah juga sering terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, akibat gangguan mekanisme pembuluh darah. "Biasanya jumlah darah yang keluar banyak dan penderita harus segera dibawa ke dokter." Bisa Tumor, Bisa Sinusitis Umumnya, mimisan tidak berbahaya. Namun, jika darah yang keluar sangat deras dan sulit dihentikan, orangtua perlu waspada. Bisa jadi, mimisan itu pertanda anak menderita penyakit anemia, leukemia, malaria, hemofilia atau penyakit perdarahan lain. Gejala dini tumor hidung, tumor di sinus paranasal, atau di nasofaring, bisa juga ditandai dengan keluarnya darah dari hidung. Bila tumornya sudah membesar, ada gejala tambahan berupa sumbatan di hidung. Karena itu, jika sering terjadi perdarahan di hidung dan darah yang keluar sulit dihentikan, orangtua perlu curiga. Bisa jadi, itu karena tumor ganas. Meski begitu, tumor jinak pun bisa punya gejala awal yang sama, yaitu mimisan. "Untungnya, tumor hidung lebih sering terjadi pada orang di atas 40 tahun," hibur Suranto. Penyakit lain dengan gejala mimisan pada anak adalah sinusitis. Awalnya, anak lebih sering pilek dengan ingus yang kental. Namun kadang ingus itu disertai darah. "Jika anak mengalami ini, ia harus segera dibawa ke dokter. Sebab, kemungkinan ada tumor di sinus paranasal anak," saran Suranto.
Untuk menentukan bahaya-tidaknya mimisan anak, dapat dilihat dari frekuensi mimisan. Dari sini dapat diketahui juga faktor pencetusnya. Cara paling mudah adalah melihat jumlah darah yang keluar. Bila deras dan menggumpal-gumpal, mimisan perlu diwaspadai. Untuk kasus mimisan yang dianggap berbahaya, para dokter akan memeriksa dengan CT Scan. Alat ini akan menunjukkan kondisi hidung dan dapat melihat gangguan yang terjadi di sekitar hidung. Jika alat ini tak mendeteksi kelainan di hidung, lanjut Suranto, mimisan kemungkinan lantaran penyakit lain. Misal, tumor nasofaring. Penyakit ini juga dapat menyebabkan perdarahan di hidung. Bisa juga tumor jinak seperti agiofibroma nasofaring, yang sering ditemukan pada remaja. Pada kasus ini, darah keluar dengan hebat dari hidung, juga dari mulut. "Jika tumornya membesar, anak akan merasakan desakan tumor pada langit-langit mulut," jelas Suranto. Sedangkan pada tingkat lanjut tumor ganas di sinus paranasal, terdapat pembengkakan di pipi dan kadang sampai merusak mata. Kurang Vitamin C Kebanyakan anak pernah mengalami mimisan. Dan ini menurut Suranto erat kaitannya dengan keadaan tubuh. Anak yang sering mimisan pertanda dirinya mengidap penyakit yang memicu pecahnya pembuluh darah di hidung. Tapi bisa juga karena konsumsi makanan yang tidak seimbang. "Anak yang kurang vitamin C akan sering mimisan," tegas Suranto. Vitamin C membantu lancarnya mekanisme pembuluh darah. Jika vitamin C tidak cukup terpenuhi, pembuluh darah kapiler di sekitar hidung akan rapuh sehingga mudah pecah. Pada anak yang kekurangan vitamin C, iritasi sedikit saja akan memicu pecahnya pembuluh darah di hidung. Pola hidup juga menentukan apakah anak sering mimisan atau tidak. Orangtua yang tidak memperhatikan kesehatan dan kebersihan badan anaknya, si kecil akan mudah mimisan. "Anak yang kukunya kotor dan panjang. Pada saat mengupil, tangannya meninggalkan kuman atau menggores hidung. Akibatnya, hidung mudah terinfeksi dan jadi sering mimisan," papar Suranto. Keluarnya darah dari hidung juga lebih sering terjadi pada anak yang alergi cuaca. Misalnya, alergi dingin. Saat udara dingin, pembuluh darah di hidung bisa membuka akibat teriritasi udara. Begitu juga alergi akibat udara panas. Tapi jangan cemas Bu, mimisan bukan penyakit keturunan. Jika orangtua sering mimisan, begitu juga anaknya. Namun kemungkinan yang diwariskan adalah penyakit pencetus mimisan -misalnya penyakit kelainan darah- bukan mimisannya sendiri. Menangani Anak Mimisan 1. Jangan panik. Tenangkan si anak. Kalau orangtua ikut panik, mimisan tak akan segera bisa ditangani
2. Dudukkan anak dengan kepala menghadap ke muka, agak menengadah, sambil bersandar. Jangan menunduk, karena membuat darah mengalir terus
3. Tekan hidung anak dengan jari-jari tangan, agar aliran darah terhenti
4. Tutup lubang hidung anak selama 15 menit, minta anak bernafas melalui mulut
5. Di waktu bersamaaan kompres seputar hidung dengan es atau air dingin
6. Untuk 24 jam berikutnya, pastikan posisi kepala anak lebih tinggi dari jantungnya
7. Selama 24 jam itu, cegah anak membuang ingus
8. Berikan anak banyak minum dan makan makanan bergizi.
Reda dengan Daun Sirih Cara lain menghentikan mimisan adalah dengan menyemprotkan dekongestan ke rongga hidung. Zat prokongesi dalam dekongestan akan membantu mempercepat menutupnya pembuluh darah pada hidung. Tapi bisa juga dengan obat tradisonal seperti daun sirih. Menurut Dr. Suranto, khasiat daun sirih sama dengan obat semprot dekongestan. Malah, daun sirih lebih efektif karena memiliki fungsi mekanis dan fungsi kimiawi. Fungsi mekanis daun sirih adalah menekan pembuluh darah, saat gulungan daun dimasukkan ke dalam lubang hidung yang mimisan. Penutupan pembuluh darah yang pecah bertambah cepat. Fungsi kimiawi daun sirih disebabkan adanya kandungan tanin di dalamnya. Zat ini membantu menutup pembuluh darah yang pecah. Minyak atsiri daun sirih juga mengandung betlephenol dan chavicol yang punya daya mematikan kuman, antioksidan, dan antijamur. Itulah sebabnya, daun sirih dapat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan menghentikan perdarahan (hemostatik). Sifat daun sirih sebagai desinfektan membuatnya dapat membunuh
bakteri atau kuman dalam hidung. "jadi, selain menghentikan perdarahan, juga mengurangi luka di hidung akibat infeksi," imbuh Suranto. Cara penggunaan daun sirih, pilih daun sirih yang muda, ambil selembar. Cuci bersih, remas supaya lemas tapi jangan sampai sobek. Gulung kira-kira sebesar jari tangan, sumbatkan pada lubang hidung yang mengucurkan darah. Selanjutnya, lakukan langkah 6 dan 7 di atas. b Mila