Wow !!!

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Wow !!! as PDF for free.

More details

  • Words: 924
  • Pages: 3
1

"Wow, Aku Bisa Membaca!" Wow, aku bisa…., adalah kalimat yang diharapkan mampu memberikan semangat bagi kita untuk melakukan aktivitas dengan lebih bersemangat, lebih baik, lebih menyenangkan dan lebih bermanfaat, dan lebih dan lebih. Kemampuan membaca harus kita sykuri dengan memperbannyak bacaan kita, meluaskan cakrawala pengetahuan kita melalui kebiasaan membaca dengan mengetahui bahwa nikmat kemampuan membaca adalah anugerah terindah yang pernah ada. Kalau saja kita tidak bisa membaca betapa sedih diri kita? Maka perlu kita tradisikan membaca. Membaca atau dalam bahasa arabnya adalah iqro’ yang dalam arti luas, yaitu membaca teks yang tertulis (bacaan, buku, dsb) atau yang tidak tertulis (realitas). Quraish shihab dalam tafsirnya mengemukakan bahwa yang dimaksud iqro dalam al Quran itu meliputi kegiatan membaca, memahami, menguji kebenaran, meneliti (riset). Jadi betapa hebatnya membaca itu. Betapa banyak manfaat dari kegiatan membaca yang kita lakukan sehari-hari. Seorang peneliti menyatakan bahwa orang yang rajin membaca dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak di masa tua, menumbuhkan saraf-saraf baru. Selain itu, ya astilah membaca akan mendapatkan banyak pengetahuan, ilmu, dan belajar dari pengalaman. Dan membaca adalah pintu masuk untuk membicarakan banyak hal termasuk apa itu KIR?

"Wow, Aku Bisa Menulis!" Ya, menuliskan apa saja ke selembar kertas berarti saya sebenarnya sedang berusaha keras untuk jujur kepada diri saya sendiri. Menulis adalah sebuah aktivitas yang sangat personal. Yang terlibat hanyalah diri sang penulis, meskipun dia menuliskan tentang persoalan-persoalan besar yang melingkupi dirinya. Memang betul bahwa pada saat menulis, kita dibantu oleh banyak hal. Pertama, adalah pengalaman berinteraksi dengan orang lain. Ini jelas sesuatu yang membuat saya punya bahan untuk dituliskan. Saya tidak dapat--atau akan mengalami kesulitan--menulis apabila bahanbahan yang ingin saya tuliskan tidak atau belum menjadi bagian dari pengalaman saya. Kedua, mungkin, dibantu atau, bahkan, didorong oleh gagasanhebat milik orang lain sehingga kita harus menuliskan sesuatu. Gagasan-hebat ini bisa saja saya temukan di buku-buku yang saya baca, atau saya peroleh dari menonton film, sinetron, atau saya gaet dari

2 irama musik yang saya dengarkan. Kadang-kadang gagasan yang mampu mendorong untuk menulis datang tiba-tiba, bagaikan kilat. Dan ini, kadang, tidak kita manfaatkan dengan baik. Ketiga, mungkin saja berkat ketidakstabilan emosi akibat gangguan orang lain. Misalnya saja kita dibuat kesal oleh seseorang atau saya dipuji habis-habisan oleh seseorang sehingga diri saya limbung. Energi EQ atau kecerdasan emosi sangat sering digunakan penulis untuk membuat karya-karya hebatnya dalam bentuk tulisan. Nikmat menulis merupakan nikmat yang luar biasa dahsyatnya sehingga ada pepatah bahwa pena lebih tajam dari pedang!

"Wow, Aku juga Anak KIR!" Apa itu KIR? Kelompok ilmiah remaja, karya ilmiah remaja, komunitas ilmiah remaja atau KIR itu bisa kita ganti menjadi K2R misalnya? KIR =K2R (kelompok kreatifitas Remaja). Pertama, kita jangan berfikiran bahwa KIR itu menakutkan, KIR itu eksklusive, hanya milik anak pintar dan 10 besar di kelas. Hal ini akan enjaidkan kita menjauhi kegiatan KIR smentara KIR itu kita pahami secara sempit padahal nggak juga. KIR itu bisa kita ubah menurut kreatifitas kita, bisa kita buat lebih menyenangkan diri kita. Kedua, KIR itu tidak hanya menulis karya ilmiah saja kok. KIR bisa berupa banyak komunitas, banyak karya; musik, seni rupa, pecinta sastra, penelitian, dan sebagainya. Pada prinsipnya KIR itu adalah wadah anak-anak kreatif, wadah pecinta ilmu pengetahuan, wadah remaja yang suka berkomunitas, bergerombol, dan semacamnya. So, Wow aku juga anak KIR! Ketiga, sejarah KIR sendiri adalah diawali dengan kegiatan perhelatan remaja/pemuda internasional yang dselenggarakan di Grenoble, Paris tahun 1963 oleh UNESCO-PBB yang dilatar belakangi oleh banyaknya kenakalan remaja, kurangnya wadah kreatifitas remaja dan peningkatan skill guna menunjang kemampuan akademiknya, dan ketiga adalah karena minimnya pemberian pengetahuan tentang tekhnologi di sekolah-sekolah. Dari forum ini lahirlah Youth Scientific Club yang merupakan cikal bakal KIR yang dikembangkan di Indonesia oleh LIPI pada tahun 1970-an. Ini kemudian kita sebt dengan KIR madzab LIPI dan IRM punya genre/ciri khas sendiri yang menyebut KIR itu lebih luas, menyenangkan, fleksibel, dam tidak ororiter. Keempat, dalam KIR itu tidak boleh terlepas dengan apa yang disebut komunitas. Komunitas atau kelompok adalah wadah remaja yang mempunyai hoby, keinginan, harapan, cita-cita, kesamaan ide yang sama. Selain ini juga didukung oleh karakteristik remaja yang emosional

3 (dalam arti positif), nge-Group, cenderung menciptakan hal baru (inovatif), dan yang terpenting adalah super kreatif. Mungkin ada sedikit kesimpulan dari maksud tulisan ini : pertama, dalam KIR versi LIPI ada 3 kunci : logis, sistematis, kreatif. KIR versi LIPI biasanya terbatas pada penelitian dan karya tulis (untuk dilombahkan), yang jadi anggota pun orang terbatas. KIR di IRM akan ditambah dengan fleksibel, beragam, dan base on community. KIR dalam IRM lebih variatif dan siapa saja boleh gabung. Kedua, "Pengetahuan adalah paradigma teoretis, 'apa yang harus dilakukan' dan 'mengapa', "tulis Covey. "Keterampilan adalah 'bagaimana melakukannya'. Dan keinginan adalah motivasi, 'keinginan untuk melakukan'. Agar sesuatu bisa menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita harus mempunyai ketiga komponen tersebut." Mari, kita berhenti sejenak di sini dan merenungkan secara intens apa yang kita peroleh dari semua ini? Beberapa judul buku yang sebaiknya anda baca agar anda semakin smart and semakin menjadi super dalam dunia remaja dan dunia jurnalistik; Panduan pengembangan KIR Kritis (terbitan PP IRM), Andaikan buku sepotong pizza (penulis Hernowo), Belajar Cerdas (Jalaluddin Rakhmat), MLC, Quantum Reading, quantum writing ( Hernowo, ed), Agar anak ertular virus membaca (Paul jeanning), penerbit MLC, Saya bermimpi menulis buku (Bambang Trim), penerbit Qolbu, Metodologi penelitian kualitatif (Lexy J Moleong), Rosda, Vitamin “T”, agaimana mengubah diri lewat membaca dan menulis (Hernowo), Gairah Menulis, panduan menulis dan menerbitkan buku (Lasa Hs), Alenia, dan jangan lupa baca buku andaikan buku sepotong pizza karya Mas Hernowo yang diterbitkan oleh MLC-mizan. If You can Drean its, You can Do It! Salam, semoga bermanfaat!! David Efendi, ketua PIP PP IRM 2006-2008,

Related Documents

Wow
May 2020 17
Wow
November 2019 40
Wow
August 2019 61
Wow!
May 2020 9
Wow !!!
November 2019 31
Wow
November 2019 38