Wisata Sejarah Kota Istanbul Ujian Akhir Semester
Arif Huda Pratama 1706011284 Pariwisata A 2017 Pengantar Usaha Perjalanan Wisata Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia 2018
1
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 2
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 4 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4 1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................... 4 1.4 Kajian Pustaka ....................................................................................................... 5 1.5 Sistematika Laporan.................................................................................................6
BAB 2
GAMBARAN UMUM SITUS WARISAN BUDAYA 2.1 Sejarah Destinasi Wisata ....................................................................................... 7 2.2 Peta dan Lokasi Destinasi Wisata .......................................................................... 9 2.3 Kondisi Eksisting Destinasi Wisata ...................................................................... 11 2.3.1 Informasi Tiket Masuk dan Jumlah Wisatawan…………………………...11 2.3.2 Kontribusi Untuk Negara dan Upaya Pemerintah Melindungi Destinasi Wisata.....................................................................................................................11
BAB 3
PEMBAHASAN 3.1 Perkembangan Pariwisata di Istanbul .................................................................. 12 3.1.1 Atraksi…………………...............................................................................12 3.1.2 Aksesibilitas Menuju Destinasi Wisata…………………………………….14 3.1.3 Amenitas Sekitar Destinasi Wisata…………………………………….......15 3.1.4 Fasilitas Pendukung Sekitar Destinasi Wisata………………………..........15 3.1.5 Kontribusi Masyarakat Sekitar………………………………………..........15
2
3.2 Wisata Sejarah di Istanbul ................................................................................... 16 3.2.1 Potensi Wisata Sejarah Menurut Kriteria UNESCO…………………........16 BAB 4
PENUTUP…………………………….........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 18
3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Menurut undang-undang No.10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakaukan dengan baik dan maksimal akan mampu menarik wisatawan domestik dan wisatawan asing untuk datang berkunjung dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisatanya. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan sekitarnya. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya.Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat bahkan bagi Negara sekalipun,m anfaat pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek/segi yaitu manfaat pariwisata dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, nilai pergaulan dan ilmu pengetahuan, serta peluang dan kesempatan kerja.
1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana perkembangan pariwisata yang ada di Istanbul? b. Bagaimana Istanbul disebut sebagai wisata sejarah?
1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester mata kuliah Pengantar Usaha Perjalanan Wisata dan untuk mengetahui tentang perkembangan wisata sejarah di Istanbul. Kemudian untuk manfaat dari makalah ini yaitu sebagai bahan acuan pemerintah untuk pengembangan wisata sejarah.
4
1.4 Kajian Pustaka Pengertian obyek dan daya tarik wisata menurut Marpaung (2002:78) adalah suatu bentukan dari aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Obyek dan daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan travel motivation dan travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjungannya. Menurut UU RI No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dinyatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik itu pembangunan obyek dan daya tarik wisata, yang dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola dan membuat obyekobyek baru sebagai obyek dan daya tarik wisata. Dalam undang-undang di atas, yang termasuk obyek dan daya tarik wisata terdiri dari : 1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatangbinatang langka. 2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya. 3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempattempat ibadah, tempat- tempat ziarah, dan lain-lain. 4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usahausaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu, misalnya penyediaan aksesibilitas atau fasilitas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Obyek dan Daya Tarik Wisata dalam penelitian ini adalah keindahan alam di Lokawisata Teluk Kiluan serta keasrian alam yang masih terjaga. Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT –87 yaitu : “Objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.
5
1.5 Sistematika Penulisan Berikut susunan penulisan laporan ini BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian pustaka, dan sistematika laporan BAB II
GAMBARAN UMUM SITUS WARISAN BUDAYA
Bab ini terdiri dari sejarah destinasi wisata, peta dan lokasi destinasi wisata, kondisi eksisting wisata dengan sub-bab informasi tiket masuk dan jumlah wisatawan dan kontribusi untuk negara dan upaya negara melindungi destinasi wisata BAB III
PEMBAHASAN
Bab ini terdiri atas penjelasan mengenai perkembangan pariwisata di Istanbul dan wisata sejarah di Istanbul BAB IV
PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran penulis tentang wisata sejarah di Istanbul
6
BAB II Gambaran Umum Situs Warisan Dunia
2.1 Sejarah Destinasi Wisata Sejarah kota ini secara tepat dimulai sekitar tahun 660 SM, yaitu ketika para pemukim Yunani dari Megara mendirikan Bizantium di sisi Eropa dari Selat Bosporus. Para pemukim itu membangun sebuah akropolis yang berdekatan dengan Tanduk Emas di situs permukiman Thrakia awal mula, sehingga mendorong perekonomian kota yang baru lahir ini. Kota itu mengalami masa singkat pemerintahan Persia pada pergantian abad ke-5 SM, tetapi bangsa Yunani merebutnya kembali selama Perang Yunani-Persia. Bizantium kemudian berlanjut sebagai bagian dari Liga Athena dan penerusnya, Kekaisaran Athena Kedua, sebelum memperoleh kemerdekaan pada tahun 355 SM. Karena telah lama menjalin aliansi dengan bangsa Romawi, Bizantium secara resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi pada tahun 73 M. Keputusan Bizantium untuk memihak Pescennius Niger, seorang perampas kuasa Romawi, untuk melawan Kaisar Septimius Severus membuatnya harus membayar mahal harganya; saat Bizantium menyerah pada tahun 195 M, pengepungan selama dua tahun telah meninggalkan kota itu dalam keadaan hancur. Lima tahun kemudian Severus mulai membangun Bizantium lagi, dan kota itu memperoleh kembali—serta, menurut beberapa catatan, melampaui—kemakmuran yang sebelumnya. Konstantinus Agung efektif menjadi kaisar dari keseluruhan Kekaisaran Romawi pada bulan September 324. Dua bulan kemudian ia mengemukakan rencana pendirian suatu kota Kristen yang baru untuk menggantikan Bizantium. Sebagai ibukota bagian timur kekaisaran, kota tersebut diberi nama Nea Roma; kebanyakan menyebutnya Konstantinopel, suatu nama yang tetap digunakan sampai dengan abad ke-20. Pada tanggal 11 Mei 330, Konstantinopel dinyatakan sebagai ibukota dari suatu kekaisaran yang kemudian dikenal sebagai Kekaisaran Bizantium atau Kekaisaran Romawi Timur. Pendirian Konstantinopel merupakan salah satu prestasi Konstantinus yang paling bertahan lama, yang mengalihkan kekuasaan Romawi ke sebelah timur karena kota tersebut menjadi suatu pusat Kekristenan dan kebudayaan Yunani. Sejumlah besar bangunan gereja dibangun di seluruh kota, termasuk Hagia Sophia yang dibangun pada masa pemerintahan Yustinianus Agung dan menjadi katedral terbesar di dunia sampai dengan seribu tahun berikutnya. Konstantinus juga melakukan perluasan dan renovasi besar atas Hipodrom Konstantinopel; dengan daya tampung puluhan ribu penonton, hipodrom tersebut menjadi pusat kehidupan masyarakat dan pada abad ke5 juga abad ke-6 menjadi pusat berbagai peristiwa kerusuhan, misalnya Kerusuhan Nika. Lokasi Konstantinopel juga memastikan keberadaannya yang mampu bertahan terhadap ujian waktu; dalam kurun waktu berabad-abad, daerah tepi laut dan temboknya melindungi Eropa terhadap para pasukan penyerang dari timur dan perkembangan Islam. Selama hampir sepanjang Abad Pertengahan, yakni bagian terakhir era Bizantium, Konstantinopel merupakan kota terbesar dan terkaya di benua Eropa dan adakalanya yang terbesar di dunia. 7
Namun masa kejayaan Konstantinopel dibawah kekuasaan Bizantium berakhir ketika pasukan Ottoman dibawah komando Sultan Mehmed II mengepung kota tersebut selama 53 hari dari tanggal 6 April hingga 29 Mei 1453. Pengepungan tersebut dimenangkan oleh pasukan Ottoman dan kemenangan tersebut menandakan berakhirnya masa Kekaisaran Bizantium. Sultan Mehmed II pun mendapatkan gelar Fatih Sultan Mehmet setelah keberhasilannya menguasai Konstantinopel. Sang sultan pun memindahkan ibukota Ottoman dari Edirne ke Konstantinopel. Mehmed II memperbaiki infrastruktur kota yang rusak, mulai membangun Grand Bazaar dan Istana Topkapı yang menjadi kediaman resmi sang sultan. Dengan pemindahan ibukota dari Edirne (dulunya Adrianopel) ke Konstantinopel, negara barunya dinyatakan sebagai penerus dan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi. Kekaisaran Ottoman dengan cepat mentransformasi kota tersebut dari sebuah kubu pertahanan Kekristenan menjadi suatu simbol budaya Islam. Berbagai yayasan keagamaan didirikan untuk mendanai konstruksi masjid-masjid kekaisaran yang penuh ornamen, yang seringkali disatukan dengan sekolah, rumah sakit, dan pemandian umum. Kekaisaran Ottoman mengklaim status kekhalifahan pada tahun 1517 dan Istanbul tetap menjadi ibukota kekhalifahan terakhir ini selama empat abad berikutnya. Masa pemerintahan Suleiman I (Suleyman The Magnificent) dari tahun 1520 sampai 1566 merupakan suatu periode yang secara khusus memiliki prestasi arsitektural dan seni yang sangat besar; Mimar Sinan sebagai kepala arsitek merancang beberapa bangunan ikonik di kota tersebut seiring dengan perkembangan seni miniatur, kaligrafi, kaca patri, dan keramik Ottoman. Populasi Istanbul mencapai 570.000 penduduk pada akhir abad ke-18. Pada awal abad ke-20, Revolusi Turki Muda menyebabkan Sultan Abdul Hamid II turun takhta dan serangkaian peperangan melanda ibukota kesultanan yang sedang bermasalah itu. Akhir dari semuanya ini, yakni Perang Dunia I, mengakibatkan terjadinya pendudukan Konstantinopel oleh bangsa Italia, Perancis, dan Britania. Populasi bangsa Armenia di kota tersebut juga terkena dampak oleh adanya deportasi kaum intelektual Armenia pada 24 April 1915, di mana para pemimpin masyarakat Armenia ditangkap dan sebagian besar dibunuh sebagai bagian dari peristiwa Genosida Armenia. Untuk memperingati para korban Genosida Armenia, tanggal 24 April kini menjadi hari peringatannya. Sultan Ottoman yang terakhir, yaitu Mehmed VI, diasingkan pada bulan November 1922; pada tahun berikutnya, pendudukan atas Konstantinopel berakhir dengan penandatanganan Perjanjian Lausanne dan pengakuan terhadap Republik Turki yang dideklarasikan oleh Mustafa Kemal Atatürk. Pada tahun-tahun awal Republik Turki, Istanbul dikesampingkan demi keberpihakan terhadap Ankara yang terpilih sebagai ibukota republik untuk menjauhkan negara sekuler yang baru ini dari sejarah Ottoman. Sejak akhir tahun 1940-an dan awal tahun 1950-an, Istanbul mengalami perubahan struktural yang sangat besar; berbagai jalan pepohonan, bulevar, dan ruang terbuka publik yang baru dibangun di seluruh kota, terkadang dengan mengorbankan bangunanbangunan bersejarah. Populasi Istanbul mulai meningkat pesat pada tahun 1970-an karena kedatangan imigran dari Anatolia untuk mencari pekerjaan di banyak pabrik baru yang dibangun di pinggiran kota metropolitan yang luas ini. Kenaikan populasi kota secara tajam dan tiba-tiba menyebabkan banyaknya kebutuhan akan perumahan; banyak hutan dan desa terpencil yang kemudian berubah dan menyatu ke dalam wilayah metropolitan Istanbul.
8
2.2 Peta dan Lokasi Destinasi Wisata Berikut peta dan lokasi destinasi wisata di Istanbul.
Berikut adalah peta lokasi wisata di kota Istanbul. 9
L
Destinasi wisata yang ada di kota Istanbul : a. Haghia Sophia b. Sultanahmet Meydanı c. Grand Bazaar d. Topkapı Sarayı Müzesi (Museum Istana Topkapi) e. Sultanahmet Camii (Masjid Biru) f. Hippodrome 10
g. Süleymaniye Camii
2.3 Kondisi Eksisting Destinasi Wisata 2.3.1 Informasi Tiket Masuk dan Jumlah Wisatawan Wisatawan yang ingin mengunjungi Istana Topkapi dikenakan biaya sebesar 20 TL (Turkish Lira) atau sekitar Rp. 90.000,-, sementara untuk masuk ke Harem (Tempat tinggal selir sultan) dikenakan 15 TL atau sekitar Rp. 67.000,-. Kemudian wisatawan yang ingin mengunjungi Sultanhamet Camii atau Blue Mosque dan Süleymaniye Camii atau Masjid Suleyman tidak dikenakan biaya alias gratis. Untuk masuk ke Haghia Sophia, wisatawan dikenakan biaya sebesar 45 TL atau sekitar Rp. 134.000,-. Masuk ke Grand Bazaar tidak dikenakan biaya karena Grand Bazaar adalah pasar yang menjual oleh-oleh khas Turki. Kemudian wisatawan yang ingin mengunjungi Hippodrome dan Sultanahmet Meydanı juga tidak dikenakan biaya karena Sultanahmet Meydanı adalah sebuah lapangan luas dan Hippodrome termasuk didalamnya. Menurut data dari Kementerian Budaya dan Pariwisata Turki dan Institut Statistika Turki, jumlah wisatawan lokal dari provinsi lain di Turki yang mengunjungi Istanbul di tahun 2018 dari bulan Januari hingga Maret berjumlah 2.135.401 orang. Di tahun 2018 terjadi peningkatan sebesar 108.91 % dibanding tahun sebelumnya, di tahun 2017 per bulan Januari hingga Maret berjumlah 1.022.141 orang. Kemudian untuk wisatawan asing, dari bulan Januari hingga Maret tahun 2018 berjumlah 5.128.406 orang. Di bulan maret angka kunjungan wisatawan asing bertambah 34.83 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2017 per bulan Januari hingga Maret berjumlah 3.802.314 orang. Dan jumlah wisatawan Indonesia yang mengunjungi Istanbul dari bulan Januari hingga Maret berjumlah 13.585 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7.895 orang di tahun 2017 dan 3.688 orang di tahun 2016.
2.3.2 Kontribusi Untuk Negara dan Upaya Negara Melindungi Destinasi Wisata Menurut Institut Statistika Turki, kontribusi pariwisata bagi pendapatan Pemerintah Turki sangat besar. Pendapatan pariwisata di Turki per bulan Januari hingga Maret tahun 2018 meningkat 31.8 % dan berjumlah sebesar 4 miliar dolar Amerika. Salah satu upaya pemerintah Turki untuk melindungi destinasi wisata yang ada di Istanbul yaitu dengan adanya restorasi dan renovasi beberapa obyek wisata. Kemudian dengan peraturan ketat akan kebersihan menjadi cara pemerintah Turki untuk melindungi kebersihan obyek wisata yang ada di Istanbul.
11
BAB III Pembahasan
3.1 Perkembangan Pariwisata di Istanbul 3.1.1 Atraksi a. Haghia Sophia Haghia Sophia adalah sebuah bangunan bekas basilika, masjid, dan sekarang museum, di Istanbul, Republik Turki. Dari masa pembangunannya di tahun 537 M sampai 1453 M, bangunan ini merupakan katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel, kecuali pada tahun 1204 sampai 1261, ketika tempat ini diubah oleh Pasukan Salib Keempat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel. Bangunan ini menjadi masjid mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa kekuasaan Kekaisaran Ottoman. Kemudian bangunan ini disekulerkan dan dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki. Walaupun pada masa Kekaisaran Ottoman bangunan ini diubah menjadi masjid, tetapi lukisan bernuansa kristen masih bisa dilihat, seperti adanya lukisan yang menggambarkan Yesus Kristus dan Bunda Maria. Di bagian tengah dalam Haghia Sophia terdapat empat kaligrafi besar yang dipajang di atas museum yang bertuliskan empat khalifah (Khulafaur Rasyidin) diantaranya Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali. Di Haghia Sophia juga terdapat batu nisan seorang pemimpin Venesia yang bernama Enrico Dandollo. b. Sultanahmet Camii (Blue Mosque) Masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul. Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Akan tetapi cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid, maka cat tersebut dihilangkan. Sekarang, interior masjid ini tidak terlihat berwarna biru. Arsitek Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi mandat untuk tidak perlu berhemat biaya dalam penciptaan tempat ibadah 12
umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter. Seperti halnya di semua masjid, masjid ini diarahkan sedemikian rupa sehingga orang yang melakukan Salat menghadap ke Makkah, dengan mihrab berada di depan. c. Grand Bazaar Berusia lebih dari 500 tahun, Grand Bazaar selain pasar tertua juga yang terbesar dari yang sejenis di seluruh dunia. Pasar ini telah berdiri sejak tahun 1450-an pada pemerintahan Kekaisaran Ottoman dan bertahan hingga kini. Pasar dengan atap dan tembok batu ini memuat 61 ruas jalan di dalamnya yang menampung lebih dari 3.000 toko. Tahun 2014, Grand Bazaar merupakan tempat wisata yang paling banyak dikunjungi turis, yaitu mencapai 91.250.000 pengunjung per tahun. Lokasinya terletak di kompleks kota tua Istanbul, tepatnya di distrik Fatih, selemparan batu dari Masjid Biru dan Museum Haghia Sofia. Jadi, kita bisa langsung berjalan kaki ke Grand Bazaar setelah menikmati arsitektur Masjid Biru yang megah dan kekayaan sejarah dua agama di Haghia Sophia. Sebelum masuk, pastikan anda mengingat pintu gerbang yang masuki. Pasalnya, pasar ini terdapat 21 pintu gerbang dengan jalan berliku layaknya labirin. Seorang pemandu wisata di Istanbul bahkan mengaku sampai sekarang belum hapal jalanan di Grand Bazaar dan seringkali tersesat di dalam. Tersesat adalah sebuah keniscayaan di tempat ini, malah justru akan menyenangkan. Karena anda akan menjelajahi jutaan barang dan souvenir berbagai macam bentuk dan harga. Termurah anda bisa mendapatkan dompet rajut khas Turki dengan harga 1 lira, hingga lampu berwarna-warni yang jika di kurs rupiah bisa mencapai puluhan juta rupiah. d. Sultanahmet Meydanı (Hippodrome) Hippodrome (Hipodrom) kuno dari Konstantinopel kini menjadi taman kota dengan pemandangan mengesankan yang dikenal penduduk setempat sebagai Sultanahmet Meydanı (Lapangan Kuda). Alun-alun ini adalah tempat bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan kota tua Istanbul dengan pemandangan Masjid Sultan Ahmed dan Haghia Sophia. Jalur perlombaan Hippodrome, bangunan yang didirikan untuk pertama kalinya pada abad ketiga, pernah menampung lebih dari 100.000 penonton yang menyaksikan lomba kereta kuda dari galeri sekelilingnya. Di bawah kekuasaan Kekaisaran Bizantium, tempat ini digunakan untuk menyelenggarakan perayaan kerajaan, parade dan acara penobatan. Banyak bagian asli Hippodrome yang hilang, tapi Anda masih dapat mengikuti jalur perlombaan orisinal yang kini tentu saja telah dilapisi perkerasan jalan. Kagumi salah satu monumen tertua di Istanbul, Monumen Theodosius. Monumen ini dibangun di masa Mesir kuno sebelum dibawa ke Istanbul 13
oleh kaisar Theodosius Agung di akhir abad keempat. Pilar lebih tua yang bahkan masih berdiri di Hippodrome adalah Tripod Plataea, yang lebih dikenal dengan sebutan Pilar Ular, yang merayakan kemenangan Yunani atas Persia di tahun 480 S.M. Tripod perunggu ini diambil dari Delphi oleh Kaisar Konstantin dan dibawa ke situs ini saat memugar Hippodrome lama sebagai bagian dari perluasan umum kota. Pergilah ke sebelah utara alunalun untuk melihat penambahan bergaya Eropa pada Hippodrome yang lebih modern: Ada gazebo yang didalamnya terdapat air mancur yang dikenal bernama Alman Çeşmesi. Air mancur ini merupakan hadiah dari Jerman kepada Sultan Abdulhamid II dan didirikan pada tahun 1900. e. Topkapı Sarayı Müzesi (Museum Istana Topkapi) Istana Topkapı adalah istana di Istanbul, Turki, yang merupakan kediaman resmi Sultan Ottoman selama lebih dari 600 tahun (1465-1856). Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II. Istana Topkapi didirikan di atas reruntuhan kuno para kaisar Bizantinum. Istana ini memiliki pemandangan yang sangat bagus. Dari istana ini terlihat keindahan Tanjung Golden Horn, Selat Bosphorus, dan Laut Marmara dengan kapal-kapalnya. Kompleks istana terdiri dari empat lapangan utama dan banyak bangunan-bangunan kecil. Di dalamnya antara lain ada tiga buah istana, dapur yang sangat besar, harem yaitu bangunan tempat tinggal istri-istri kaisar dan anak-anaknya, serta gedung-gedung pemerintah. Istana ini juga memiliki empat halaman yang luas dengan taman yang indah. Masing-masing halaman dibatasi oleh tembok dan pintu gerbang yang indah. Pada puncaknya, istana ini dihuni oleh 4.000 orang. Selain sebagai tempat tinggal kerajaan, istana digunakan untuk acara-acara kenegaraan dan hiburan kerajaan. Sekarang menjadi daya tarik wisata dan berisi peninggalan suci penting dari dunia Muslim, termasuk pedang dan jubah Nabi Muhammad. Kepentingan Istana Topkapi memudar pada akhir abad ke-17 karena sultan lebih suka menghabiskan waktu di istana baru mereka di Bosporus. Pada tahun 1856, Sultan Abdülmecid I memindahkan kediamannya ke Istana Dolmabahçe. Setelah jatuhnya Ottoman pada tahun 1921, Istana ini dijadikan museum berdasarkan dekret pemerintah tanggal 3 April 1924. Istana ini merupakan bagian dari "Wilayah Bersejarah Istanbul", yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
3.1.2 Aksesibilitas Menuju Destinasi Wisata Pintu masuk ke Istanbul yaitu melalui İstanbul Atatürk Havalimanı (Bandar Udara Internasional Ataturk). Perjalanan dari bandara menuju kota tua Istanbul (daerah Sultanahmet) memakan waktu sekitar 30 menit, jika terjadi kemacetan mungkin memakan waktu hingga satu jam. Bagi wisatawan yang menginap di 14
daerah yang tidak dekat dengan Sultanahmet, maka wisatawan dapat menggunakan tram, atau wisatawan juga dapat menggunakan taksi dan bus. Letak obyek wisata di daerah Sultanahmet sangat berdekatan, kecuali Masjid Suleyman. Letak masjid Sultan Ahmed sangat dekat dengan Haghia Sophia, jarak dari dua obyek tersebut dapat ditempuh dengan jalan kaki. Kemudian dari Haghia Sophia ke Topkapi juga dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Kemudian akses dari Sultanahmet menuju Grand Bazaar untuk bisa berjalan kaki melalui jalan Divan Yolu. Jika wisatawan merasa kelelahan, ada tram yang siap membawa wisatawan menuju Grand Bazaar. Wisatawan naik dari halte Sultanahmet, kemudian turun di halte Beyazit. Dari sana wisatawan akan berjalan masuk sembari melihat toko-toko yang menjual oleh-oleh khas Turki.
3.1.3 Amenitas Sekitar Destinasi Wisata Beberapa hotel yang disarankan oleh Tripadvisor yang dekat dengan daerah Sultanahmet diantaranya: Four Seasons Hotel, White House Hotel, Levni Hotel and Spa,dan Dersaadet Hotel. Terdapat juga banyak restoran di area Sultanahmet yang menyajikan masakan khas Turki, masakan barat, dan masakan oriental. Terdapat juga beberapa cafe yang bisa wisatawan kunjungi, dan wisatawan bisa menikmati kopi khas Turki di cafe-cafe yang ada.
3.1.4 Fasilitas Pendukung Sekitar Destinasi Wisata Pemerintah kota Istanbul telah menyediakan beberapa fasilitas bagi wisatawan yang mengunjungi obyek wisata disana. Pusat informasi untuk wisatawan disediakan di setiap obyek wisata. Kemudian pemerintah juga menyediakan tempat penukaran valuta asing (Money Changer) bagi wisatawan yang ingin menukarkan mata uangnya ke mata uang Turki.
3.1.5 Kontribusi Masyarakat Sekitar Banyak masyarakat sekitar yang mendaftar sebagai guide di setiap obyek wisata di Istanbul, seperti di Haghia Sophia. Berdasarkan pengalaman penulis, saat penulis mengunjungi Haghia Sophia di tahun 2015, pemandu wisata disana mengatakan bahwa banyak warga sekitar yang bekerja sebagai pemandu wisata untuk obyek-obyek wisata di Sultanahmet. Kemudian banyak juga masyarakat yang menjual cemilan dan cinderamata khas Turki di sekitaran area Sultanahmet.
15
3.2 Wisata Sejarah di Istanbul 3.2.1 Potensi Wisata Sejarah Menurut Kriteria UNESCO Berikut empat kriteria yang UNESCO berikan tentang wisata sejarah di Istanbul : a. Kriteria I : Beberapa bangunan dan monumen yang ada di kawasan Sultanahmet sudah diakui sebagai mahakarya yang unik dari zaman Bizantium dan Ottoman b. Kriteria II : Sepanjang sejarah, monumen-monumen di Istanbul telah memberi pengaruh besar pada perkembangan arsitektur, seni monumental dan pengaturan ruang, baik di Eropa maupun Timur Tengah. c. Kriteria III : Istanbul memiliki kesaksian unik untuk peradaban Bizantium dan Ottoman melalui sejumlah besar bangunan yang memiliki kualitas yang tinggi, beberapa berhubungan dengan karya seni. Bangunan termasuk benteng, gereja dan istana dengan mosaik dan lukisan dinding, tangki monumental, makam, masjid, sekolah agama dan tempat pemandian. d. Kriteria IV : Kota ini merupakan kumpulan monumen, ansambel arsitektur dan teknis yang luar biasa yang mengilustrasikan fase-fase sejarah manusia yang sangat berbeda. Khususnya, Istana Topkapi dan kompleks Masjid Suleymaniye dengan karavan, madrasah, sekolah kedokteran, perpustakaan, tempat pemandian, rumah perawatan dan makam sultan-sultan Ottoman, menyediakan contoh-contoh ensemble istana dan kompleks keagamaan periode Ottoman.
16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Istanbul adalah kota terbesar di negara Turki, dimana kota ini dulu menjadi ibukota dua kekaisaran yang sangat kuat, Kekaisaran Bizantium dan Ottoman. Di kota ini terdapat banyak bangunan-bangunan dan monumen-monumen yang berasal dari zaman Bizantium dan Ottoman. Salah satu kawasan yang terdapat banyak bangunan dan monumen bersejarah di Istanbul adalah Sultanahmet. Di kawasan Sultanahmet terdapat Haghia Sophia, Sultanahmet Camii (Masjid Sultan Ahmed), Istana Topkapi, dan Hippodrome. Karena banyaknya bangunan dan monumen bersejarah disana,banyak wisatawan lokal Turki bahkan wisatawan asing yang berkunjung ke Istanbul untuk melihat mahakarya yang dibangun di masa Bizantium dan Ottoman.Akhirnya, UNESCO menetapkan kawasan Sultanahmet sebagai obyek wisata sejarah dan warisan dunia. Saran dari penulis, pemerintah Turki harus tetap melindungi obyek wisata yang ada di Istanbul, karena obyek-obyek wisata yang ada di Istanbul merupakan bukti konkrit tentang sejarah Turki dari masa Bizantium dan Ottoman. Disana juga terdapat obyek yang menunjukan rasa toleransi antar umat beragama yang harus dijaga agar tidak rusak ditelan zaman. Kemudian pemerintah juga memperbanyak petugas keamanan di sekitar kawasan Sultanahmet demi menjaga keamanan di kawasan tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://whc.unesco.org/en/list/356/documents/ https://www.tripadvisor.com/Restaurants-g293974-zfn7811844-Istanbul.html https://www.tripadvisor.com/Hotels-g293974-zfn7811844-Istanbul-Hotels.html https://www.google.co.id/maps/dir/Tarihi+Sultanahmet+Köftecisi+Selim+Usta,+Alemdar+Mh., +Divan+Yolu+Cd.+No:12,+34122+Fatih%2Fİstanbul,+Turkey/Grand+Bazaar,+Beyazıt+Mh.,+3 4126+Fatih%2Fİstanbul,+Turkey/@41.0093558,28.967448,18z/data=!4m14!4m13!1m5!1m1!1s 0x40887 https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Topkap%C4%B1 https://en.wikipedia.org/wiki/Hippodrome_of_Constantinople https://wikitravel.org/en/Istanbul/Sultanahmet-Old_City https://id.wikipedia.org/wiki/Grand_Bazaar,_Istanbul https://en.wikipedia.org/wiki/Sultan_Ahmed_Mosque http://www.kultur.gov.tr/EN,153018/number-of-arriving-departing-visitors-foreigners-and-ci.html http://www.topkapisarayi.gov.tr/tr http://ayasofyamuzesi.gov.tr/en/visiting-information https://en.wikipedia.org/wiki/German_Fountain
18