DISASTER GENERAL CONCEPTS MARISA J. MANIK, BSN., M.KEP
TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Memahami definisi dan jenis-jenis bencana 2. Mengidentifikasi potensi bencana di Indonesia 3. Memahami kebijakan penanganan bencana di Indonesia
DEFINISI Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU no. 24 tahun 2007)
A disaster: is an occurrence disrupting the normal conditions of existence and causing a level of suffering that exceeds the capacity of adjustment of affected community (WHO, 2002)
Data Informasi Bencana Indonesi (DIBI)-BNPB,lebih dari 1.800 kejadian bencana pada periode tahun 2005 hingga 2015 lebih dari 78% (11.648) kejadian bencana merupakan bencana hidrometeorologi dan hanya sekitar 22% (3.810) merupakan bencana geologi Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusdalops BNPB selama tahun 2017, tercatat kejadian bencana sebanyak 654 bencana. Dampak Gempa Lombok 2018 : 460 Orang Meninggal Dunia dan Kerugian Ekonomi 7,45 Trilyun Rupiah
JENIS-JENIS BENCANA MENURUT UU NO. 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA Bencana Alam: gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor
Bencana Non Alam: gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit Bencana Sosial:
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror
PETA INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA TAHUN 1815 - 2012
SEISMO-TEKTONIK INDONESIA
Eurasian Plate
Pacific Plate
India-Australian Plate
Wilayah Indonesia rawan terhadap gempabumi, baik dari jalur subduksi maupun sesar yang ada di daratan. Penataan ruang pada daerah rawan gempa sangat berperan penting. Sebab bukan gempa yang menyebabkan korban, tapi kualitas bangunan yang menyebabkan korban jiwa.
WILAYAH INDONESIA = WILAYAH GEMPA
Lokasi gempa di Indonesia tahun 1973-2014
153 kabupaten/ kota berada di zona bahaya tinggi; 60,9 juta jiwa 232 kabupaten/ kota berada di zona bahaya sedang; 142,1 juta jiwa
WILAYAH INDONESIA = RAWAN TSUNAMI
Bahaya sangat tinggi
Bahaya tinggi
127 kabupaten/kota berada di zona bahaya sangat tinggi, tsunami > 5 meter; 3,2 juta jiwa 46 kabupaten/kota berada di zona bahaya tinggi , tsunami 3-5 meter; 758 ribu jiwa 26 kabupaten/kota berada di zona bahaya sedang , tsunami 1-3 meter; 109 ribu jiwa
WILAYAH INDONESIA = RAWAN ERUPSI GUNUNG API
ANCAMAN BENCANA BANJIR
ANCAMAN BENCANA LONGSOR
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BENCANA KOMBINASI ANTARA ALAM & ANTROPOGENIK 1. Dampak Perubahan Iklim Global temperatur meningkat & pola hujan berubah bencana hidrometeorologi meningkat, penyebaran penyakit, gagal panen dll
3.
2. Kependudukan kerentanan, urbanisasi. Lemahnya Penegakan Hukum 99%penyebab karlahut dan bencana asap adalah dibakar. Peraturan & kewenangan dimiliki tetapi lemah implementasinya.
4. Degradasi lingkungan & Tata Ruang 5. Lemahnya Leadership
DAMPAK BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2014 Rata-rata setahun kerugian dan kerusakan akibat bencana di Indonesia (di luar bencana besar) sekitar Rp
30 trilyun.
1. Kerugian dan kerusakan banjir Jakarta Rp 5 triliun. 2. Kerusakan banjir dan longsor di 16 kab/kota di Jawa Tengah Rp 2,01 triliun. 3. Kerugian dan kerusakan banjir bandang di Sulut Rp 1,4 triliun. 4. Kerugian dan kerusakan banjir di Pantura Jawa (dari BantenJabar-Jateng dan Jatim) Rp 6 triliun. Dampak banjir di Pantura menyebabkan inflasi pada Januari 2014 menjadi 1,07% (sebelumnya 1,03%). 5. Kebakaran hutan dan lahan Februari-April 2014 sekitar Rp20 trilyun.
MANAJEMEN BENCANA
?
TSUNAMI ACEH 2004
WAKE UP CALL
SEBAGAI
Bencana menjadi masalah global • Internasional
Hyogo Framework for Action 2005 – 2015 disepakati 168 negara sebagai pedoman DRR (Disaster Risk Reduction) dunia Sendai Framework DRR 2015-2030 • Indonesia Tsunami Aceh 2004 menjadi Kebangkitan Nasional Jilid II timbul kesadaran nasional arti pentingnya penanggulangan bencana lahirlah UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan produk lainnya
PENANGGULANGAN BENCANA Prinsip-prinsip penanggulangan bencana: a.
Cepat dan tepat
b.
Prioritas
c.
Koordinasi dan keterpaduan
d.
Berdaya guna dan berhasil guna
e.
Transparansi dan akuntabilitas
f.
Kemitraan
g.
Pemberdayaan
h.
Nondiskriminatif
i.
Nonproletisi
PENYELENGGARAAN PB (PP NO. 21 TAHUN 2008) Adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
SIKLUS MANAJEMEN BENCANA
Pra Bencana
Tanggap Darurat
Saat terjadi bencana prinsipnya cepat, tepat, dan prioritas. Tim Pra Bencana melakukan kajian ilmiah dan upaya PRB. Tim Penanganan Darurat dan Logistik/ Peralatan melakukan upaya TD. Tim RR melakukan pendataan kerusakan dan kerugian .
Siklus manajemen bencana bukanlah suatu siklus yang terpotong antara tiap tahapan bencana. Pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana berkolaborasi bersama dengan proporsi berbeda dalam setiap penanganan bencana.
PENYELENGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA
Psl 5: Pemerintah/ pemda menjadi penanggungjawab PB Psl 26 & 27: Hak & Kewajiban Masyarakat dalam PB Psl 28 & 29: Peran Lembaga Usaha/ sektor swasta dalam PB (Corporate Social Responsibility). Tanggungjawab PEMERINTAH PUSAT dan PEMDA: BNPB dan BPBD BNPB merupakan Lembaga Pemerintah Nondepartemen setingkat menteri
HAK MASYARAKAT DALAM PB Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan dengan memperhatikan hak masyarakat; antara lain
Mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, Mendapatkan perlindungan sosial, Mendapatkan pendidikan dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
KEWAJIBAN MASYARAKAT Setiap orang berkewajiban:
a. menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup; b. melakukan kegiatan penanggulangan bencana; dan c. memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana.
PENDANAAN & PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA
Dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah dan pemerintah daerah. Pada saat tanggap darurat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menggunakan dana siap pakai yang disediakan oleh Pemerintah dalam anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pada saat tanggap darurat, kegiatan penanggulangan bencana selain didukung dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, juga disediakan dana siap pakai dengan pertanggungjawaban melalui mekanisme khusus.
REFERENSI: Website BNPB: https://bnpb.go.id/ Nugroho, S. (2016). Manajemen Bencana di Indonesia. BNPB Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana