WASPADAI KENAIKAN HARGA PASCA AGRESI ISRAEL Agresor Israel telah meluluhlantakkan jalur Gaza dari Laut, Udara, dan Darat membumi hanguskan apa saja tanpa pengecualian, rumah kediaman, masjid, rumah sakit, sekolah, manusia yang tidak berdosa; bayi, anak usia sekolah, orang-orang sipil yang tidak terlibat dengan perseteruan antara Israel dan Mujahidin Hamas dibombardir sehingga mereka menjadi syuhada syuhada.
Ini bukanlah perang karena tidak ada lawan Israel yang ada adalah pembunuhan oleh penjahat perang Yahudi terhadap orang orang Palestine yang tak tahu menahu dengan kemauan dan ketakutan Yahudi, kita tidak mengerti kenapa bangsa Yahudi tiba tiba overstres di jelang pelantikan BARACK HUSSEIN OBAMA yang merupakan Presiden Amerika Serikat non Yahudi atau ketakutan orang orang Yahudi terhadap krisis Global yang saat ini melanda seluruh benua? Wallahu ‘Alam Bissawab. Tapi ada satu hal yang perlu kita cermati, ONGKOS agresi ini pastilah sangat besar sekali dari mana anggaran tersebut mereka peroleh, tentu tidak mungkin seluruhnya dari APBNnya negeri Yahudi tersebut bukan? Yang pasti tentu ada donatur Yahudi yang tersebar di saentro dunia ini mengkoleksi dana untuk membiayai penghancuran jalur Gaza tersebut. Kalau hal tersebut terjadi apa hubungannya dengan kita? Tentu jelas sangat erat hubungannya dengan kita, Yahudi ini adalah pebisnis yang sangat licik, di pasca penyerbuan Gaza usai, seyogianya mereka saat ini sedang dan akan mencari RUMUS MATEMATIKANYA agar harga barang barang, usaha bisnis yang sedang mereka jalankan bisa menutup dana yang telah mereka salurkan kepada mesin perang yang ada di tanah leluhurnya malah mungkin mereka sedang mengotak atik RUMUS MATEMATIKA/SEMPOA anyarnya agar pendapatan mereka jauh lebih besar lagi. Nah bila harga produk produk yang mereka produksi DINAIKKAN atau nilai jasa bisnis mereka ditingkatkan, MARKET mana yang bisa menolaknya? Jika hal ini yang terjadi ARTINYA/SEJATINYA yang ikut mendanai AGRESOR ISRAEL tersebut menghancurkan rumah rumah saudara kita, tempat sekolah anak anak saudara kita, tempat tempat ibadah saudara kita, saudara saudara kita yang tidak berdosa adalah KITA, karena apa? Karena kita turut serta membeli produk-produk hasil produksi kaum Zionis Yahudi tersebut. Bila kita bahu membahu menjauhi membeli produk produk kaum Zionis tentunya secara tidak lansung kita telah terjauh/terhindar dari ikut serta dalam mendanai penyerbuan kaum Zionis tersebut.
Kita bisa cermati saat ini, harga-harga dimana-mana mulai merangkak naik, memang saat ini dinegeri kita dalam 2 atau 3 bulan ke depan akan ada pesta demokrasi, tapi perhatikan harga harga yang merangkak tidak sewajarnya, harga kebutuhan Alat Tulis Kantor terlihat mulai awal Februari meningkat sekitar 500 perak, okelah ini mungkin di karenakan kebutuhan jelang Pemilu Legislatif dan Pemilihan Calon Presiden yang membutuhkan sangat besar produk produk tersebut di atas ditambah menjelang tahun ajaran baru. Tapi lihatlah kenaikan harga produk OTOMOTIF akhir Desember mereka sudah naikkan ada yang sampai 50 jutaan, malahan Februari ini mereka naikkan lagi dari 2,5 juta sampai 15 juta, dan kenaikan tersebut akan berlanjut begitu media cetak menginformasikan belakangan ini. Kenaikan harga terlihat dibanyak jumlah produk tapi yang jadi persoalan adalah dalam kondisi perekonomian GLOBAL yang carut marut saat ini sampai waktu beberapa tahun kedepan sangatlah tidak mungkin harga harga jadi naik, karena apa? Konsumen saat ini sedang lesu darah karena terancam di PHK dan memang sudah banyak yang di rumahkan dan di pecat, itu artinya mereka akan memfokuskan anggaran rumah tangganya untuk hal hal yang primer dan tidak mungkin membelanjakan ke hal hal yang sekunder. Mari bersama kita kencangkan ikat pinggang dan mengurangi sedikit demi sedikit mengkonsumsi produk produk Zionisme dan lebih banyak mengkonsumsi atau membelanjakan dana kita untuk produk produk dalam negeri yang nota bene akan meningkatkan pendapatan bangsa kita sendiri dan dengan itu sebenarnya kita telah membantu saudara saudara kita yang tertimpa musibah dimana saja termasuk di Palestina.