VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam setiap fluida, baik gas maupun cairan, masing-masing memiliki suatu sifat yang dikenal dengan sebutan viskositas. Viskositas dapat disebut juga sebagai kekentalan. Viskositas dibagi menjadi viskositas dinamis dan viskositas kinematis. Ada beberapa cara dalam perhitungan viskositas suatu larutan, antara lain viskositas relatif, viskositas spesifik, viskositas inheren, dan viskositas intrinsik. Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah dengan metode Ostwald dari Poiseulle. Metode Ostwald adalah salah satu cara untuk menentukan nilai viskositas dimana prinsip kerjanya berdasarkan perbedaan suhu, jenis larutan, dan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan untuk dapat mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Viskositas sendiri banyak digunakan dalam dunia industri untuk mengetahui koefisien kekentalan zat cair. Dari perhitungan itu dapat dihitung berapa seharusnya kekentalan yang dapat digunakan dalam mengomposisikan zat fluida itu dalam sebuah larutan. Salah satu penerapannya yaitu pada industri oli. Oli memiliki kekentalan yang lebih besar daripada zat cair lainnya. Dengan mengetahui komposisi dari oli tersebut, penerapan viskositas sangat berpengaruh dalam menjaga kekentalan oli agar tetap terjaga selama proses produksi. Oleh karena itu, percobaan tentang viskositas ini perlu dilakukan agar mahasiswa mampu memahami viskositas dan pengaruhnya serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2. Tujuan Praktikum 1. Menentukan viskositas dinamis Heavenly Blush, Betadine, dan Minute Maid. 2. Membuat grafik antara %V vs ηx, ρx vs ηx, dan Tx vs ηx. 3. Menentukan hubungan antara viskositas dengan %volume, densitas larutan, dan suhu Heavenly Blush, Betadine, dan Minute Maid. 1.3. Manfaat Praktikum 1. Mahasiswa mampu menentukan viskositas dinamis Heavenly Blush, Betadine, dan Minute Maid. 2. Mahasiswa mampu membuat grafik antara %V vs ηx, ρx vs ηx, dan Tx vs ηx. 3. Mahasiswa mampu menentukan hubungan antara viskositas dengan %volume, densitas larutan, dan suhu Heavenly Blush, Betadine, dan Minute Maid.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Viskositas dapat dianggap sebagai suatu gesekan antara lapisan zat cair atau gas yang mengalir. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang. Maka sebelum lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu sehingga suatu lapisan zat cair dapat meluncur diatas lapisan lainnya. Karena adanya gaya gesekan antara lapisan zat cair, maka suatu zat akan bersifat menahan aliran. Besar kecilnya gaya gesekan tersebut tergantung dari sifat zat cair yang dikenal dengan nama viskositas. Dirumuskan;
G dv A. dy
Dengan: η = viskositas G = gaya gesek A = luas permukaan zat cair dv = perbedaan kecepatan antara dua lapisan zat cair yang berjarak dy Jadi viskositas dapat didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas (dyne/cm2) yang diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1 cm/dt antara dua lapisan zat cair yang sejajar dan berjarak 1 cm. Dalam satuan cgs, viskositas sebesar 1 dyne dt cm-2 disebut 1 poise. Untuk kekentalan yang kecil dapat digunakan centipoise (10-2 poise).
2.2. Macam-Macam Viskositas Ada dua macam viskositas, antara lain : 1. Viskositas Dinamis Adalah viskositas yang disebabkan apabila dua lapisan zat cair saling bergeseran sehingga besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan dengan banyaknya 1 gram zat cair yang mengalir sejauh 1 cm dt-1, satuannya dalam satuan SI adalah dyn.s/cm2 atau poise. 2. Viskositas Kinematis Adalah viskositas yang ditimbulkan bila dua zat cair saling bergesekan sehingga besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan dengan banyaknya zat cair yang mengalir per satuan luas tiap detik, satuannya adalah cm2dt-1 atau stokes. Satu stokes didefinisikan sebagai gaya sebesar 1 dyne yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah zat cair yang mengalir dalam penampang seluas 1 cm2 dalam satu detik.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA Hubungan antara angka kental dinamis (ηd) dengan angka kental kinematis (ηk) berdasarkan satuannya adalah: ηd = gr cm-1 det-1 ηk = cm2/dt jadi ηd/ ηk = gr/cm3 = ρ (densitas)
2.3. Viskositas Suatu Larutan Dalam suatu larutan, η0 merupakan viskositas dari pelarut murni dan η merupakan viskositas dari larutan yang menggunakan pelarut tersebut. Ada beberapa cara untuk menghitung pengaruh penambahan zat terlarut terhadap viskositas larutan. Perhitungan viskositas suatu larutan sering dihubungkan dengan penentuan berat molekul suatu polimer yang terdapat dalam suatu pelarut. Beberapa perhitungan viskositas suatu larutan yang paling umum yaitu: 1. Viskositas Relatif Adalah rasio antara viskositas larutan dengan viskositas dari pelarut yang digunakan. Dinyatakan dengan rumus:
𝜂𝑟 =
𝜂 𝜂0
2. Viskositas Spesifik Adalah rasio antara perubahan viskositas yang terjadi setelah penambahan zat terlarut dengan viskositas pelarut murni. Dinyatakan dengan rumus:
𝜂𝑠𝑝 =
𝜂 − 𝜂0 = 𝜂𝑟 − 1 𝜂0
3. Viskositas Inheren Adalah rasio antara logaritma natural dari viskositas relatif dengan konsentrasi dari zat terlarut (biasanya berupa polimer). Viskositas inheren dinyatakan dengan rumus:
𝜂𝑖 =
ln 𝜂𝑟 𝑐
4. Viskositas Intrinsik Adalah rasio antara viskositas spesifik dengan konsentrasi zat terlarut yang diekstrapolasi sampai konsentrasi mendekati nol (saat pengenceran tak terhingga). Viskositas intrinsik menunjukkan kemampuan suatu polimer dalam larutan untuk menambah viskositas larutan tersebut. Nilai viskositas dari suatu senyawa makromolekul di dalam larutan adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam karakterisasi senyawa tersebut.Secara umum, viskositas intrinsik dari makromolekul linear berkaitan dengan berat molekul atau derajat polimerisasinya. Viskositas intrinsik dinyatakan dengan rumus:
𝜂𝑠𝑝 𝑐→0 𝑐
[𝜂] = lim
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA 2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas: 1.
Densitas Pengaruh densitas terhadap viskositas dapat dilihat dari rumus:
2.
X
.t . .t X
X
a
a
a
Suhu Untuk gas, semakin besar suhu maka tekanan semakin besar. Akibatnya jarak antar molekul makin kecil dan gesekan antar molekul bertambah sehingga viskositas makin besar. Pada cairan, viskositas meningkat dengan naiknya tekanan dan menurun bila suhu meningkat.
3.
Tekanan Dari percobaan rontgen dan dilanjutkan oleh loney dan Dr.Ichman memperlihatkan bahwa untuk semua cairan, viskositas akan bertambah bila tekanan naik. Rumus:
ηp = ηl + (1+αP)
dengan
ηp =viskositas pada tekanan total P (kg/cm2) ηl = viskositas pada tekanan total i (kg/cm2) α = konstanta
4.
Gaya gesek Semakin besar gaya gesek antar lapisan maka viskositasnya semakin besar.
2.5. Cara-Cara PenentuanViskositas 1. Cara Ostwald Dasarnya adalah hukum Poiseuille II yang menyatakan bahwa volumen cairan yang mengalir dalam waktu t keluar dari pipa dengan radius R, panjang L dan beda tekanan P
R4Pt dirumuskan sebagai: V 8L Viskosimeter Ostwald terdiri dari dua labu pengukur dengan tanda s1 dan s2, pipa kapiler dan labu contoh. Dengan alat ini viskositas tidak diukur secara langsung tapi menggunakan cairan pembanding misalnya aquadest atau cairan lain yang Gambar 2.1: Viskosimeter Ostwald
telah diketahui viskositas dan densitasnya. Cairan dihisap melalui labu pengukur dari viskosimeter sampai permukaan
cairan lebih tinggi daripada batas ”s1”.Cairan kemudian dibiarkan turun. Ketika permukaan cairan turun melewati batas ”s2”, stopwatch dinyalakan dan ketika cairan melewati batas ”s2”, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang diperlukan untuk melewati jarak antyara ”s1” dan ”s2” dapat ditentukan. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap zat x yang akan dicari harga viskositasnya.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA 2. Cara Hoppler Dasarnya adalah hukum stokes yang menyatakan bahwa jika zat cair yang kental mengalir melalui bola yang diam dalam aliran laminer atau jika bola bergerak dalam zat cair yang kental yang berda dalam keadaan diam, maka akan terdapat gaya penghalang (gaya stokes) sebesar: f = 6ηπrv dengan :
f = frictional resistance η = viskositas r = jari-jari bola v = kecepatanyaitujarak yang ditempuh per satuanwaktu
2.6. Kegunaan Viskositas dalam Industri 1. Menentukan jenis pompa. Jenis air yang dialiri dalam suatu pompa mempengaruhi jenis pompa yang dipilih sesuai dengan kekentalan cairan yang di pompa. Biasanya pengukuran kekentalan dilakukan dengan metode dan alat penentuan viskositas. Contohnya pompa jenis perpindahan positif banyak digunakan untuk mengalirkan cairan dengan viskositas tinggi. 2. Kekentalan oli Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan dengan seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. 3. Pembuatan pasta gigi Pasta gigi dibuat dalam bentuk pasta agar viskositasnya lebih besar daripada dalam bentuk cair, sehingga saat penggunaan tidak berceceran.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Bahan dan Alat yang digunakan 3.1.1. Bahan yang digunakan 1. Heavenly Blush, Betadine, dan Minute Maid 2. Aquadest 3.1.2. Alat yang digunakan 1. Viskosimeter Ostwald 2. Beaker glass 3. Picnometer 4. Corong 5. Stopwatch 6. Neraca analitik 7. Gelas ukur 8. Erlenmeyer
3.2.GambarAlat Utama
Data yang diperlukan 1.
Massa jenis larutan
2.
Waktu alir
3.3. Cara Kerja 1. Tentukan densitas Heavenly Blush, Betadine, dan Minute Maid dengan menggunakan picnometer. 2. Tentukan batas atas ”s1” dan batas bawah ”s2” pada viskosimeter ostwald. 3. Isi viskosimeter ostwald dengan menggunakan 15 ml cairan pembanding (aquadest). 4. Hisap air (melalui selang karet) sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas atas ”s1” yang telah ditentukan. Kemudian biarkan cairan mengalir secara bebas. 5. Hidupkan stopwatch pada saat cairan tepat berada di garis batas atas ”s1” dan matikan stopwatch saat cairan tepat berada pada garis batas bawah ”s2”.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA 6. Catat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk mengalir dari batas atas ”s1” ke batas bawah ”s2”. 7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk sampel yang akan dicari viskositasnya. 8. Tentukan harga viskositas dengan rumus
X
.t . .t X
X
a
a
a
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA DAFTAR PUSTAKA
Apriani, dkk. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu Hutan dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui Kualitas Madu. Pillar of Physics Vol.2. Oktober 2013,91-98. West Sumatera. Badger, W.Z. and Bachero, J.F., ”Introduction to chemical Engineering”,International student edition, McGraw Hill Book Co.,Kogakusha,Tokyo. Chandler, David. 2012. Density vsConcentration.http://www.ehow.com/facts_5779387_ density-vs_-concentration.html. Diaksestanggal 8 April 2015 Daniels, F.,1961, “experimental physical Chemistry”,6th ed., McGraw Hill book., Kogakusha, Tokyo. Hakim, dkk. 2014. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit RBD dengan Menggunakan Katalis Berpromotor Ganda Berpenyangga γ-Alumina (Ca)/MgO/γ-Al2O3) dalam Reaktor Fluidized Bed. Jurnal Teknik Industri POMITS Vbol 3, No. 2 (2014). Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) : Surabaya, Indian
Academy
of
Sciences.
“Chapter
6:
Viscosity”
www.ias.ac.in/initiat/sci_ed/resources/chemistry/Viscosity J.P.
Prismas,
Antonius,
dkk.
2012.
PengaruhKonsentrasidanViskositasLarutanPolistirenterhadapMorfologiPermukaandanKe tebalanLapisanZnPcpadaPermukaan
QCM.
http://physics.studentjournal.ub.ac.id/index.php/psj/article/download/142/77. Diaksestanggal8 April 2015 Pancoko, Marliyadi, dkk. 2011. KRITERIA PEMILIHAN POMPA UNTUK MENGALIRKAN LARUTAN ASAM FOSFAT KE MIXER SETTLER PADA PROSES RECOVERY URANIUM DARI ASAM FOSFAT. Proseding Pertemuan Ilmiah Rekayasa Perangkat Nuklir PRPN-BATAN, 30 November 2011. Rizkullah, Faiz, dkk. 2013. VISKOSITAS. Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya Samyono, dkk. 2017. Nilai Koefisien Viskositas Diukur dengan Metode Bola Jatuh dalam Fluida Viskos. Prodi Teknik Mesin. Universitas Pancasakti Tegal. Toto, dkk. 2017. Analisis Aplikasi Konsep Gaya dalam Fisika yang Berkaitan dengan Bidang Biologi. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 3 Nomor 1, Juni 2017. Universitas Galuh Ciamis. Wirawan, S. 2012. PENGUKURAN TEGANGAN MUKA DAN KEKENTALAN ZAT CAIR. Diakses dari https://www.slideshare.net/swirawan/pengukuran-tegangan-mukadan-kekentalan-zat-cair pada 26 April 2018.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tegangan muka merupakan gaya atau tarikan yang arahnya ke dalam cairan yang menyebabkan permukaan zat cair tersebut berkontraksi. Tegangan permukaan suatu zat cair terjadi karena adanya resultan gaya tarik-menarik molekul yang berada di permukaan zat cair tersebut. Gaya tarik-menarik antar molekul dalam cairan bernilai sama ke segala arah, akan tetapi molekul-molekul pada permukaan cairan akan lebih tertarik ke dalam cairan. Hal inilah yang menyebabkan cairan akan cenderung mempunyai luas yang sekecil-kecilnya bila keadaan memungkinkan, sehingga tetesan zat cair akan cenderung berbentuk bulat. Dalam menentukan nilai tegangan muka suatu zat dapat menggunakan metode kenaikan pipa kapiler dan metode tetes. Penentuan tegangan muka dengan metode pipa kapileryaitu berdasarkan pada tinggi kenaikan cairan dalam pipa kapiler tersebut. Sedangkan penentuan tegangan muka dengan metode tetes yaitu berdasarkan pada jumlah tetesan dan volume tetesan yang didapat. Fenomena tegangan muka dapat diaplikasikan dalam berbagai industri, seperti dalam industri barang-barang ekstrak plastik untuk melepaskan hasil cetakan dari cetakannya. Selain itu masih banyak lagi aplikasi mengenai fenomena tegangan muka baik dalam bidang industri maupun dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, tegangan muka penting untuk dipelajari.
1.2. Tujuan Percobaan 1. Menentukan nilai tegangan muka berdasarkan metode kenaikan pipa kapiler dan metode tetes 2. Menentukan pengaruh %V terhadap tegangan muka. 3. Mengetahui pengaruh tinggi, jumlah tetesan, dan volume tetesan terhadap tegangan muka.
1.3. Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa mampu menentukan nilai tegangan muka berdasarkan metode kenaikan pipa kapiler dan metode tetes 2. Mahasiswa mampu menentukan pengaruh %V terhadap tegangan muka. 3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh tinggi, jumlah tetesan, dan volume terhadap tegangan muka.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Molekul-molekul yang terletak didalam cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain sehingga mempunyai resultan gaya sama dengan nol. Sedangkan untuk molekul yang berada di permukaan cairan, gaya tarik ke bawah tidak diimbangi oleh gaya tarik ke atas. Akibat dari gaya tarik ke bawah ini, maka bila keadaan memungkinkan cairan akan cenderung mempunyai luas permukaan yang sekecil-kecilnya. Misalnya tetesan cairan akan berbentuk bola, karena untuk suatu volume tertentu bentuk bola akan mempunyai luas permukaan yang sekecil-kecilnya, maka ada tegangan pada permukaan cairan yang disebut tegangan permukaan. Sehingga tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja sepanjang permukaan cairan dengan sudut yang tegak lurus pada garis yang panjangnya 1 cm yang mengarah ke dalam cairan.
2.2. Metode Penentuan Tegangan Muka Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan muka, antara lain : 1. Metode Kenaikan Pipa Kapiler Berdasarkan rumus: γ = Dengan:
1
2
hρgr
γ = tegangan muka h = tinggi kenaikan zat cair ρ = densitas zat cair g = tetapan gravirasi r = jari-jari pipa kapiler
Karena kadang-kadang penentuan jari-jari pipa kapiler sulit maka digunakan cairan pembanding (biasanya air) yang sudah diketahui nilai tegangan mukanya. 2. Metode Tetes Jika cairan tepat akan menetes maka gaya tegangnan permukaan sama dengan gaya yang disebabkan oleh gaya berat itu sendiri, maka: mg = 2πγr Dengan : m = massa zat cair Harus
diusahakan
agar
jatuhnya
tetesan
hanya
disebabkan
oleh
berat
tetesannyasendiri dan bukan oleh sebab yang lain. Selain itu juga digunakan metode pembanding dengan jumlah tetesan untuk volume (V) tertentu. Berat satu tetesan = v. ρ/n
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA 3. Metode Cincin Dengan metode ini, tegangan permukaan dapat ditentukan dengan cepat dengan hanya menggunakan sedikit cairan. Alatnya dikenal dengan nama tensiometer Duitog, yang berupa cincin kawat Pt yang dipasang pada salah satu lengan timbangan. Cincin ini dimasukan ke dalam cairan yang akan diselidiki tegangan mukanya dengan menggunakan kawat. Lengan lain dari timbangan diberi gaya sehingga cincin terangkat di permukaan cairan. 4. Metode Tekanan Maksimum Gelembung Dasarnya adalah bahwa tegangan muka sama dengan tegangan maksimum dikurangi gaya yang menekan gas keluar
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan muka: Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tegangan muka, antara lain : 1. Densitas 2. Konsentrasi 3. Suhu 4. Viskositas
2.4. Kegunaan Tegangan Muka 1. Mengetahui kelembaban tanah seperti yang ditunjukan tumbuhan dengan proses kapilaritas 2. Digunakan pada industri barang-barang ekstrak plastik untuk melepaskan hasil cetakan dari cetakannya 3. Mengetahui konsentrasi suatu larutan dengan membuat kurva kalibrasi γ vs konsentrasi 4. Mencegah timbulnya vortex pada tangki pengaduk Vortex timbul akibat tegangan muka tinggi. Terbentuknya vortex dapat mengakibatkan cairan keluar tangki. Vortex dapat dicegah dengan cara menyemprotkan surfaktan. 5. Pada proses Enhanced Oil Recovery (EOR), penambahan surfaktan pada minyak bumi akan menurunkan tegangan muka minyak, sehingga minyak lebih mudah diambil. 6. Alat semprot obat nyamuk menggunakan prinsip tegangan muka dalam menyemprotkan cairan. 2.5 Jenis-jenis Surfaktan 1. Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Surfaktan ini membentuk kelompok surfaktan yang paling besar dari jumlahnya. Sifat hidroliknya berasal dari bagian kepala ionik yang biasanya merupakan gugus sulfat atau sulfonat. Pada kasus ini, gugus hidrofob diikat ke bagian hidrofil dengan ikatan C-O-S yang labil, yang mudah dihidrolisis.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA Beberapa contoh dari surfaktan anionik adalah linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alpha olefin sulfonat (AOS) dan parafin atau secondary alkane sulfonat (SAS). Surfaktan jenis ini banyak digunakan pada industri laundri dan juga dimanfaatkan dalam proses perbaikan atau perawatan tanah yang tercemar minyak. Surfaktan ini dapat bereaksi dalam air cucian dengan ion air sadah bermuatan positif seperti kalsium dan magnesium. 2. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Kegunaanya pada industri pelembut pakaian dan deterjen, surfaktan kationik akan membuat bahan menjadi lebih lembut. Biasanya juga ditemui sebagai agent pembersih pada pembersih rumah dan toilet. Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil ammonium. 3. Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Surfaktan sejenis ini tidak berdisosiasi dalam air, tetapi bergantung pada struktur (bukan keadaan ion-nya) untuk mengubah hidrofilitas yang membuat zat tersebut larut dalam air. Surfaktan nonionik biasanya digunakan bersamasama dengan surfaktan aniomik. Jenis ini hampir semuanya merupakan senyawa turunan poliglikol, alkiloamida atau ester-ester dari polihidroksi alkohol. Contohnya ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil amina oksida. 4. Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negative, bergantung pada kondisi pH lingkungan. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain. Surfaktan pada umumnya disintesis dari turunan minyak bumi, seperti linier alkilbensen sulfonat (LAS), alkil sulfonat (AS), alkil etoksilat (AE) dan alkil etoksilat sulfat (AES).
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA BAB III METODE PERCOBAAN
3.1. Bahan dan Alat yang digunakan 3.1.1. Bahan yang digunakan 1. Superpel dan Susu Cair. 2. Aquadest secukupnya. 3.1.2. Alat yang digunakan 1. Pipa Kapiler 2. Alat Metode Tetes 3. Picnometer 4. Corong 5. Beaker glass 6. Neraca analitik 7. Gelas ukur 8. Mistar 9. Erlenmeyer
3.2. Gambar Alat Utama
Keterangan: 1. Alat untuk metode tetes 2. Alat untuk metode pipa kapiler Data yang diperlukan: - Densitas
- Jumlah tetesan
- Tinggi cairan
- Volume tetesan
3.3. Cara Kerja 3.3.1. Metode Kenaikan pipa kapiler 1. Tentukan densitas Superpel dan Susu Cair dengan menggunakan picnometer. 2. Tuangkan 100 ml cairan pembanding (air) ke dalam beaker glass 100 ml.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA 3. Masukan pipa kapiler ke dalam beaker glass, biarkan beberapa saat agar aquadest naik ke pipa. 4. Setelah tinggi air konstan, tutup bagian atas dari pipa kapiler dengan ibu jari lalu angkat, kemudian ukur tingginya menggunakan mistar . 5. Ulangi langkah 1, 2 dan 3 untuk superpel dan susu cair yang akan dicari tegangan mukanya . 6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus:
. .h. h X
X
a
a
X
a
3.3.2. Metode Tetes A . Volume Konstan 1. Tentukan densitas superpel dan susu cair dengan menggunakan air sebagai cairan pembanding. 2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebanyak 15 ml sebagai cairan pembanding. 3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selama percobaan, biarkan air menetes sampai habis. 4. Hitung jumlah tetesan. 5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk superpel dan susu cair yang akan dicari tegangan mukanya. 6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus
X
.n . .n X
a
a
X
a
B. Tetes Konstan 1. Tentukan densitas superpel dan susu cair dengan menggunakan picnometer. 2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebagai cairan pembanding. 3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selam percobaan, biarkan air menetes sejumlah tetesan yang telah ditentukan (30 tetesan). 4. Hitung volume tetesan. 5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk superpel dan susu cair yang akan dicari tegangan mukanya. 6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus
. .v. v X
X
a
a
X
a
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA DAFTAR PUSTAKA
Badger, W.Z. and Bachero, J.F., ”Introduction to chemical Engineering”,International student edition, McGraw Hill Book Co.,Kogakusha,Tokyo. Daniels, F.,1961, “experimental physical Chemistry”,6th ed., McGraw Hill book., Kogakusha, Tokyo. Juniarti, dkk. 2013. Tegangan Permukaan Zat Cair. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Bengkulu. Putri, Adinda Diandri, dkk. 2015. TEGANGAN PERMUKAAN. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia : Depok Ponco, dkk. 2017. Tegangan Permukaan Metode Berat Tetes. Jurnal Kimia Fisika. Wirawan, S. 2012. PENGUKURAN TEGANGAN MUKA DAN KEKENTALAN ZAT CAIR. Diakses dari https://www.slideshare.net/swirawan/pengukuran-tegangan-muka-dankekentalan-zat-cair pada 26 April 2018.
.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA