Variabilitas Iklim-laut Perairan Indonesia Dan Sekitarnya

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Variabilitas Iklim-laut Perairan Indonesia Dan Sekitarnya as PDF for free.

More details

  • Words: 1,077
  • Pages: 1
Variabilitas Iklim-Laut Perairan Indonesia dan sekitarnya

Pola Arus Permukaan Laut Rata-rata Bulanan

U

U

U

U

U

U

S

S

S

S

S

S

April 1996

Januari 1996

April 1997

Januari 1997

April 1998

Januari 1998

Tukul Rameyo Adi1), Agus Supangat1), Nining Sari Ningsih2), Widodo Setiyo Pranowo1), Dian Noor Handiani2), Bagus Hendrajana1), Paulus Agus Winarso3) Perangkat Riset: Model Numerik 3 Dimensi (COHERENS), Software Transform versi 3.3 for Windows, PC Intel Pentium 4-2GHz

U

U

U

U

S

S

S

S

Agustus 1996

0.00 – 0.25 m/det

Agustus 1997

Oktober 1996

0.25 – 0.75 m/det

0.75 – 1.50 m/det

0.00 - 0.50 m/det

U

S

S

Agustus 1998

Oktober 1997

0.50 - 1.50 m/det

U

1.50 - 2.50 m/det

0.00 - 0.50 m/det

Oktober 1998

0.50 - 1.50 m/det

1.50 - 2.50 m/det

Pola sirkulasi arus permukaan pada kondisi tahun normal (tahun 1996) secara umum menunjukkan pergerakan ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia yang melalui Selat Makassar. Fenomena ARLINDO yang bergerak dari arah utara ke selatan di Selat Makassar terlihat pada bulan April, Agustus, dan Oktober. Fenomena Mindanao Eddy merupakan arus yang mengalir di Pantai Midanao membentuk arus yang berlawanan arah dengan jarum jam. Fenomena lainnya adalah Halmahera eddy, yaitu arus yang mengalir di atas “kepala burung” Irian Jaya dan membentuk arus yang searah dengan jarum jam, terlihat jelas pada bulan Januari dan April. Selain itu, pada musim barat (Januari), arus dari Laut Jawa lebih kuat dibandingkan dengan arus yang ke selatan sehingga pergerakan arus di Selat Makassar dominan ke arah utara.

Pola sirkulasi arus permukaan pada kondisi El-Niño (tahun 1997) umumnya menunjukkan pola yang tidak begitu berbeda dengan kondisi pada waktu tahun normal (1996). Pola pergerakan arus di Selat Lombok yang berasal dari Laut Jawa dan Selat Makassar yang kemudian mengalir ke arah selatan, yaitu menuju Samudera Hindia. Perbedaan yang terlihat jelas adalah pola pergerakan arus permukaan di Selat Makassar yang tidak lagi didominasi oleh pergerakan dari utara ke selatan, melainkan sebaliknya (Agustus – Oktober). Hal ini dapat disebabkan karena melemahnya nilai volume transpor ARLINDO pada perioda El-Niño. Selain itu, perbedaan terjadi pada arus Mindanao eddy dan Halmahera eddy, yaitu pada kondisi periode El-Niño terlihat arusnya melemah jika dibandingkan dengan kondisi waktu normal, bahkan pada bulan Agustus fenomena Mindanao eddy ini tidak terlihat.

Pola sirkulasi arus permukaan pada perioda La-Niña (tahun 1998) umumnya menunjukkan pola yang tidak begitu berbeda dengan kondisi pada perioda El-Niño (tahun 1997). Tetapi fenomena Mindanao eddy yang mengalir sepanjang tahun di Pantai Mindanao tidak terlihat pada bulan Agustus 1998 (musim timur). Sedangkan fenomena eddy lain yang terlihat adalah Halmahera eddy, yang terlihat jelas pada bulan Oktober 1998. Pergerakan ARLINDO dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia yang melalui Selat Makassar hanya terlihat jelas pada simulasi bulan Oktober 1998, arus bergerak dari arah utara ke selatan di selat tersebut. Pola arus selama Januari-Agustus di Selat Makassar selalu bergerak dari arah selatan ke utara, dimana pada bagian ini, pengaruh perioda tahun normal, El-Niño, dan LaNiña hanya dilihat terhadap pola arus permukaan.

Normal (1996)

EL-Niño (1997)

La-Niña (1998)

U

U

S

( oC )

( oC )

S

Januari 1996

( oC )

April 1996

U

U

S

S

Agustus 1996

( oC )

Oktober 1996

( oC )

( oC )

U

U

S

S

Januari 1997

April 1997

( oC )

U

U

S

S

Agustus 1997

( oC )

Oktober 1997

( oC )

( oC )

U

U

S

S

Januari 1998

U

S

S

( oC )

Kontur Salinitas (o/oo)

Kontur Salinitas (o/oo)

Kontur Salinitas (o/oo)

Zona konvergensi/Front Salinitas

Zona konvergensi/Front Salinitas

Zona konvergensi/Front Salinitas

Zona konvergensi adalah suatu daerah pertemuan antara massa air hangat yang bersalinitas rendah dengan massa air dingin yang bersalinitas cukup tinggi. Zona konvergensi ini diidentifikasi sebagai suatu daerah dimana terdapat front (kontras) salinitas. Zona konvergensi dan front salinitas di perairan Indonesia terlihat jelas pada musim timur (Agustus), lokasinya adalah di selatan Selat Makassar, sekitar Laut Arafura, dan Laut Banda. Perairan bersalinitas tinggi (34,2 – 34,4 o/oo) ditemukan di selatan Selat Makassar (di bawah Kalimantan dan Sulawesi) sedangkan di sekitarnya bersalinitas lebih rendah (33,8 – 34,0 o/oo). Hal yang sama juga terdapat di Laut Arafura dan Laut Banda, yaitu terdapat perairan bernilai salinitas tinggi (34,2 – 34,5 o/oo) dibandingkan dengan nilai salinitas di sekitarnya yang lebih rendah (33,7 – 34,0 o/oo), yaitu di sekitar pantai barat Irian Jaya. Terdapatnya zona konvergensi dan front salinitas di lokasi-lokasi tersebut juga dibuktikan dengan munculnya upwelling, pada lokasi-lokasi yang sama dan pada musim yang sama pula (musim timur).

Zona konvergensi dan front salinitas di perairan Indonesia pada kondisi ElNiño (tahun 1997) pada umumnya juga terlihat jelas pada musim timur (Agustus 1997), lokasinya adalah di Laut Jawa hingga Laut Flores, Laut Banda menuju ke arah selatan hingga Laut Timor, Perairan selatan Jawa-Bali. Perairan bersalinitas tinggi (34,2 – 34,5 o/oo) ditemukan di sepanjang perairan Selatan Jawa, Laut Sawu, Laut Timor, menuju perairan sekitar daerah kepala burung Irian Jaya, dan perairan Pasifik barat di utara Irian Jaya. Sedangkan salinitas lebih rendah (32,7 – 33,0 o/oo) ditemukan di sekitar perairan pedalaman Indonesia yaitu di Sepanjang perairan pantai Kepulauan Riau hingga Laut Jawa dan Selat Makassar. Fenomena upwelling terlihat jelas pada bulan April di sebelah baratdaya Selat sunda, dan pada bulan Agustus 1997 di beberapa lokasi seperti; perairan selatan Jawa-Bali, Selat Makasar, dan Laut Arafura.

April 1998

( oC )

U

Agustus 1998

1) Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-hayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan 2) Laboratorium Oseanografi Lingkungan Jurusan Geofisika dan Meteorologi Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung 3) Badan Geofisika dan Meteorologi Departemen Perhubungan

Oktober 1998

Zona konvergensi dan front salinitas di perairan Indonesia pada kondisi LaNina (tahun 1998) pada umumnya juga terlihat jelas pada musim timur (Agustus 1998), lokasinya adalah di Samudera Hindia bagian barat hingga periran sekitar Kepulauan Mentawai, perairan selatan Jawa hingga selat Lombok, Selat Makassar, perairan sekitar Halmahera, perairan Sulawesi Tengah ke arah tenggara menuju Laut Banda. Perairan bersalinitas tinggi (34,0 – 34,3 o/oo) ditemukan di sekitar pantai barat Sumatera, perairan barat Sulawesi, perairan pantai barat Irian Jaya. Sedangkan salinitas lebih rendah (32,3 – 33,6 o/oo) ditemukan di sekitar perairan pantai selatan Kalimantan dan utara aceh (Januari 1998), perairan Lessar Sunda (April 1998), Selat Karimata (Oktober 1998). Fenomena upwelling terlihat jelas pada bulan April 1998 di Laut Jawa hingga perairan Lesser sunda, dan pada bulan Agustus 1998 di beberapa lokasi seperti; perairan selatan Jawa-Bali, Selat Makasar, dan Laut Arafura.

Zona Konvergensi dan Front Salinitas

Dicetak tahun 2004 - PusrisWilnon

Related Documents