Vaginitis.pptx

  • Uploaded by: Vira Maghvirah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Vaginitis.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,212
  • Pages: 24
Kelas II A Kelompok 5 : Chyntia Fulmi Yolanda Fitria Hasni Maghvirah NovretiRecika Rio Chandra Pratama ArsyYunita Hardiany

(173110160) (173110166) (173110173) (173110179) (173110186) (173110274)

DosenPembimbing : Metri Lidya, S.Kp, M.Biomed

PENGERTIAN VAGINITIS 1.

Vaginitis adalah suatu peradangan pada vagina yang dapat mengakibatkan gatal, nyeri dan keluarnya cairan dari vagina. Penyebabnya biasanya karena terdapat perubahan dalam keseimbangan normal bakteri pada vagina atau infeksi. Vaginitis juga dapat disebabkan oleh kadar estrogen yang berkurang setelah menopause

2. Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur (Manuaba. 2001). 3. Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus

4. vaginitis biasanya di sertai keluar cairan vagina atau keputihan yang abnormal,di katakan abnormal karena keputihan tersebut sangat berlebihan berbau dan terjadi iritasi di sekitar vagina,vaginitis bisa juga di sebabkan bawaan pada saat bersalin karena kurangnya keseterilan dari alat atau dari henskun si penolong yang kurang seteril.

ETIOLOGI VAGINITIS  Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans,

Trichomonas vaginalis, Neisseria gonorrhoeae, Hemophilus vaginalis.  Penyebab lain meliputi gabungan bedak tabur, cacing kremi, benda asing, hygiene perineum yang buruk.

1. Vaginitis Candida disebabkan oleh Candida albicans. Penyebab : - Hygiene yag kurang. - Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah yang tinggi, dan pemberian antibiotik berspektrum luas. Tanda dan gejala : - Pruritus vulvae. - Nyeri vagina yang hebat. - Disuria eksterna dan interna. - Rash pada vulva. - Eritematosa. - Sekret khas seperti keju lembut.

2. Vaginitis Trichomonas disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Penyebab : hubungan seksual. Tanda dan gejala : - Secret banyak dan bau busuk. - Disuria eksterna dan interna. - Pruritus vulva. - Edema vulva.

3. Vaginitis non spesifik disebabkan oleh Gardnerella vaginalis. Penyebab : - Hygiene yang kurang. - Hubungan seksual. Tanda dan gejala : - Vagina berbau busuk dan amis. - Sekret encer, kuning sampai abu-abu.

4. Vaginitis Atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisiensi estrogen. Penyebab : pasca menopause rentan terhadap infeksi. Tanda dan gejala : - Pendarahan pervaginam. - Disuria eksterna. - Pruritus. - Dispareunia. - Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpa rugae.

PATOFISIOLOGI VAGINITIS

MANIFESTASI KLINIS Menurut Universitas Padjadjaran (1981) : Vaginitis : - leukorea yang kadang-kadang berbau (anyir). - Perasaan panas/ pedih pada vagina. - Perasaan gatal pada vulva. Menurut Sinklair & Webb (1992), tanda dan gejala vaginitis : 1. Akut - Pruritus. - Panas. - Eritema. - Edema. - Perdarahan. - Nyeri (mungkin sangat, menyebabkan tidak mampu berjalan, duduk dan retensi urine akut). - Ulserasi dan vesikel.

2. Kronik - Inflamasi hebat dengan edema minimal. - Pruritus hebat ® ekskoriasi ® infeksi sekunder. - Daerah yang terserang : monpubis, perineum, paha yang berdekatan, anus, sekitar paha. - Lesi ulseratif disebabkan : granuloma, karsinoma, melanoma. - Hasil akhir mungkin berupa ekstruksi vulva.

FAKTOR PREDISPOSISI 1. Coitus, terutama dalam smegma preputium mengandung kuman-kuman. 2. Tampon-tampon di dalam vagina, misalnya untuk menampon darah haid. 3. Higiene yang kurang, pakaian kotor. 4. Atrofi epitel vagina pada mosa senile dimana epitel vagina kurang mengandung glikogen dan menjadi tipis. 5. Korpus alineum : terutama pada anak-anak tetapi juga alat-alat perangsang seks pada orang dewasa. 6. Masturbasi kronis. 7. Benda asing dalam vagina.

KOMPLIKASI 1. Endometritis Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena perubahan pH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis. 2. Salpingitis Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba uterine. 3. Servisitis Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks.

PENCEGAHAN 1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. 2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum. 3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri dari tinja ke vagina. Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi: 1. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi biasa 2. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. 3. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya.

ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien 2. Keluhan Utama · Nyeri · Luka · Perubahan fungsi seksual 3. Riwayat Penyakit a. Sekarang Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin. b. Dahulu Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi

4. Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan Bagian Luar - Inspeksi · Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien · Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria · Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus, keluaran dan nodul

b. Pemeriksaan Bagian Dalam - Inspeksi Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya - Palpasi · Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula, · Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan · Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas · Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan

DIAGNOSA 1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan, 2. Gangguan ganbaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan pembedahan 3. Perubahan pola eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik. 4. Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berhubungan dengan efek treatment.

Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan, Intervensi:  a. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk mengurangi nyeri.  b. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan aktivitas diversional.  c. Dorong penggunaan stress management seperti tehnik relaksasi, visualisasi, komunikasi therapeutik melalui sentuhan.  d. Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan pemberian medikasi sesuai kebutuhannya  e. Kolaborasi: kembangkan rencana management penanganan sakit dengan klien dan dokter. Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis yang tepat. 1.

2. Gangguan gambaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan pembedahan  Intervensi:  a. Diskusi dengan klien tentang diagnosa dan tindakan guna membantu klien agar dapat aktif kembali sesuai ADLs.  b. Review/antisipasi efek samping kaitan dengan tindakan yang dilakukan termasuk efek yang mengganggu aktivitas seksual.  c. Dorong untuk melakukan diskusi dan menerima pemecahan masalah dari efek yang terjadi.  d. Beri informasi/ konseling sesering mungkin.  e. Beri dorongan/ support psikologis.  f. Gunakan sentuhan perasaan selama melakukan interaksi (pertahankan kontak mata).  g. Kolaborasi :  1) Refer klien pada kelompok program tertentu.  2) Refer pada sumber/ahli lain sesuai indikasi.

3. Perubahan pola eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik.  a. Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine Melihat perubahan pola eliminasi klien  b. Lakukan palpasi pada kandung kemih, observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri.  Menentukan tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien.  c. Anjurkan klien untuk merangsang miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.

IMPLEMENTASI Penatalaksanaan bisa dilakukan dengan cara seperti berikut:  Menjelaskan pada klien tentang beberapa penyebab terjadinya keputihan adalah jamur/bakteri (karena kurang bersih dalam menjaga kebersihan daerah kelamin  Menjelaskan kepada klien bahwa keputihan dapat terjadi itu secara normal atau tidak normal.  Menganjurkan kepada klien untuk kontrol secara rutin dan menghabiskan obat yang diberikan dokter meskipun keluhan sudah berkurang  Menganjurkan pada klien untuk menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas.

TERIMA KASIH

More Documents from "Vira Maghvirah"