UVEITIS
Fathya Auliannisa 1710221066 Pembimbing : dr. Diah Faridah, Sp.M KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA RSUP PERSAHABATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 2018
DEFINISI “ UVEITIS”
inflamasi primer traktus uvea
Traktus Uvea : IRIS (iritis, iridosiklitis) CORPUS CILIARE ( uveitis intermediet,
siklitis, uveitis perifer, atau pars planitis) KOROID (koroiditis)
Uveitis Posterior Inflamasi intraokular, terutama terjadi pada retina , koroid, retinal vaskulitis, atau gabungan
retina dan koroid Penyebab heterogen, berhubungan dengan sistemik
UVEITIS POSTERIOR
RETINITIS
KORIORETINITIS
KOROIDITIS
RETINOKOROIDITIS
RETINAL VASKULITIS
Manifestasi klinis Gejala : penurunan tajam penglihatan, terutama pada keterlibatan makula tidak disertai nyeri dan mata merah
Retinitis Dapat terjadi focal (soliter) atau multifocal Lesi aktif akan menggambarkan opasitas retinal yang meningkat, dengan edema batas tegas
Koroiditis Dapat terjadi focal, multifocal, atau geographic Ciri ciri dari koroiditis akut adalah gambaran bulat dan nodule berwarna kuning
Vaskulitis Dapat terjadi secara primer atau terjadi karena
fenomena sekuder dari retinitis Arteri (periarteritis) dan vena (periphlebitis) dapat
terkena Ciri ciri dari vasculitis akut adalah yellowish or grey-
white, patchy, perivaskular cufling
Diagnosis Banding Uveitis Posterior pasien <3 tahun Toksoplasmosis kongenital Toksokariasis
Infeksi perinatal, seperti : Sifilis Cytomegalovirus
Virus herpes simpleks Virus herpes zoster Rubella
• Penyebab tersering : • Toksoplasma • Toksokariasis • Penyebab yang jarang : • Sifilis • Tuberkulosis • Sarkoidosis • Sindrom Behcet • Sindrom vogt-konayagi Harada
Pasien 4-15 tahun
Pasien 16-50 tahun • Diagnosis banding untuk uveitis posterior : • Sifilis • Tuberkulosis • Sarkoidosis • Sindrom Behcet
• Sindrom vogt-konayagi Harada • Sindrom nekrosis retina akut
Pasien >50 tahun Kemungkinan diagnosis uveitis posterior : Sifilis Tuberkulosis Sarkoidosis Limfoma intraocular Retinokoroiditis “birdshot” Sindrom nekrosis retina akut Toxoplasmosis Endofthalmitis endogen
Uveitis terkait penyakit sistemik
Spondiloarthropati
Ankylosing spondilitis
Juvenile idiopatic arthritis
Reiter
Psoriatic
Sarcoidosis
Vogt koyanagi harada
Behcet
Inflamatory Bowel disease
Sarcoidosis Idiopatik multisistemik non caseating-granuloma Dapat mengenai organ : Paru Toraksik limf nodes Kulit Mata Oklusi pembuluh darah vena, Periflebitis, candle wax (perivena eksudat) Coroidal inflitrat, granuloma, multifokal coroiditis
Tatalaksana : posterior subtenon steroid injeksi 1.5 – 2 ml, sistemik Steroid, methotrexat 10-15 mg/minggu
a. Small perifer coroid granuloma, b. confluent coroid infiltrat, c. soliter coroid granuloma, d. multifocal coroiditis e. multiple small retinal granuloma, f. disc granuloma
Behcet syndrome Merupakan penyakit idiopatik dan menyakut multisystem dengan ciri ciri adanya episode
berulang berupa ulserasi pada urogenital dan vasculitis yang dapat menyerang pembuluh vena dan arteri Manifestasi pada mata terjadi pada 10 % kasus dan biasanya timbul bilateral, hanya sekitar 6
% yang terjadi unilateral Tatalaksana : steroid sistemik untuk inflamasi akut, siklosporin 5mg/kg/hari, takrolimus 0.1-
0.5 mg/kg. subcutan inf α2a 6 milion U/day, agen biologi infliximab
Vogt koyanagi harada Merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang melanosit dan menyebabkan inflamasi
pada jaringan jaringan yang mengandung melanosit seperti uvea, telinga, kulit, dan lapisan meningen Pada penyakit ini dapat ditemukan : Infiltrasi koroid yang difus Terdapat pelepasan retina yang multifocal dan papil edem Pelepasan retina eksudatif Fase kronis ditandai dengan adanya atrofi pada RPE (sunset glow fundus) Penurunan ketajama pengelihatan yang significant dapat disebabkan oleh adanya
neovaskularisasi koroid dan fibrosis sub retinal Tatalaksana : oral steroid prednison 5 mg/kg, IV metilprednisolon 1g/day, ciclosporin 0.1-0.5
mg/kg/hari
Uveitis infection
Virus
Spirocaeta
Mycobacterium
Herpes zoster
Sifilis
TB
Acute retinal necrosis
Lyme
Lepra
CMV
HIV
Congenital rubella
Protozoa
Toxoplasma
Fungal
Candidiasis
Acute retinal necrosis Disebabkan oleh virus herpes simplex pada usia muda Disebabkan herpes zoster pasien usia lanjut Tatalaksana: acyclovir IV 10 mg/kg tiap 8 jam selama 10-14 hari, lanjut oral 800 mg 5x sehari
selama 6-12 minggu
Cytomegalovirus
Indolent retinitis
Pada perifer, terdapat granular opac, progresifitas lambat, belum terdapat vasculitis
Fulminating retinitis
Warna lesi putih, berdekatan dengan perdarahan retina, terdapat venous sheathing, vaskulitis ringan brush like fire jika tidak diberi terapi, lesi mengenai seluruh bagian retina
Tatalaksana
Sistemik : ganciclovir 5mg/kgbb tiap 12 jam, foscarnet 60 mg/kgbb tiap8 jam, 2-3 minggu, cidovofir Intravitreal : ganciclovir intravitreal Stadium regresi perdarahan yang lebih sedikit, opasifitas lesi berkurang, atrofi difus, perubahan warna
Indolent : perifer, granular ringan, belum terdapat vaskulitis
Fulminating : vaskulitis, perivaskular tertutup selubung, retinal opacification, tanda geografic, brush fire like pada vaskular. Bisa bersifat difus
HIV Mikroangiopati HIV
Mikroangiopati pada retina merupakan bentuk kelainan retina paling banyak ditemukan pada pasien AIDS. Tanda: cotton wall spot, retinal hemorage, kapiler abnormal Retinitis HIV
Tanda : terdapat lesi kecil, berwarna kuning atau putih keabu-abuan pada mid perifer/ fundus anterior Treatment : antiretroviral terapi
Congenital Rubella Retinopati : salt and pepper pigmentary
disturbance, pada perifer posterior pole
Sifilis
Seksual trasmitted disease, disebabkan oleh Treponema pallidum Ditemukan pada sifilis stage 2 dan 3 Pada posterior uveitis ditemukan corioretinitis dan neuritis optic Sering ditemukan sifilis pada pasien HIV (+) Tatalaksana IV aqueous penicilin G 12-24 mega U/hari selama 10-15 hari, IM procain penicilin 2.4 MU/hari Oral probenecid 2g/hari 10-15 hari Oral amoxicilin 3g/hari selama 28 hari
Lyme
Disebabkan oleh Borrelia burdorferi Transmisi melalui kutu Ixodes sp Menyebabkan uveitis : anterior, intermediate, dan periferal miltifokal koroiditis Tatalaksana : steroid
Tuberculosis
kronik granulomatosa disebabkan oleh (M. tuberculosis) or bovine (M. bovis)
menyebabkan koroiditis
Tanda : unilateral, pada AIDS -> difus, serpiginous
coroidopati, coroidal granuloma, periflebitis bilateral Tatalaksana : rifampisin, isoniazid,
pirazinamid/etambutol
Toxoplasma retinitis Merupakan protozoa intercell Lesi ocular mungkin didapat in utero atau muncul sesudah infeksi sistemik. Cyst ruptur
takizoit ratusan ke sel retina Sumber infeksi pada manusia adalah ookista ditanah atau debu di udara, daging kurang matang yang mengandung bradizoit dan takizoit yang dirularkan lewat plasenta Gejala : floaters ,pengelihatan kabur, fotofobia , nyeri pada kasus berat
Tanda : multiple focal, severe vitritis, headlight in the fog appearance
Tatalaksana Prednisolon sistemik 1mg/kg Clindamicin 300 mg 3-4 minggu
Sulfadiazin 1g 3-4 minggu Pirimetamid 50 mg loading dose25-50 mg 4 minggu
Toxocariasis Disebabkan oleh cacing ascaris usus pada anjing Toxocara canis banyak pada anak 2-9 tahun. Gejala : leukokoria, strabismus unilateral visual loss Tanda vitritis, periferal granuloma, pars plama retina perifer terdapat eksudat berwarna putih
keabuan (snow banking) Tatalaksana : steroid oral/topikal
Fungal uveitis Disebabkan oleh Candida albicans Faktor resiko : pasien immunocompromised