Uts Promkes[1]

  • Uploaded by: Irene Didoek
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uts Promkes[1] as PDF for free.

More details

  • Words: 3,533
  • Pages: 19
MAKALAH PERILAKU PROMOSI KESEHATAN

OLEH ANASTASIA IRENE 1807010193

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2019

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunannya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang ”PERILAKU PROMOSI KESEHATAN” dengan baik.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk dapat menyempurnakan makalah ini. Dan penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar memperoleh pengetahuan dan informasi.

Kupang, 28 Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI Judul ................................................................................................................. 1 Kata Pengantar .................................................................................................. 2 Daftar Isi ........................................................................................................... 3 Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 4 A. Latar Belakang ...................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4 C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4 Bab II Pembahasan........................................................................................... 5 A. Pengertian Promosi Kesehatan ............................................................. 5 B. Konsep Dasar Promosi Kesehatan ....................................................... 6 C. Tujuan Promosi Kesehatan .................................................................. 7 D. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ..................................................... 8 E. Batasan Promosi Kesehatan ..................................................................9 F. Sasaran Promosi Kesehatan.................................................................10 G. Ilmu Perilaku…………....................................................................... 11 H. Definisi Ilmu Perilaku......................................................................... 11 I. Tujuan Ilmu Perilaku.......................................................................... 12 J. Ruang Lingkup Ilmu Perilaku............................................................. 13 K. Peran Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku...................... 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... 14 B. Saran..................................................................................................... 15 Daftar Pustaka ........................................................................................... 18

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan UndangUndang Dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya dengan promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasiinformasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya. Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepad faktor perilaku dan faktor non perilaku(lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan sosial budaya, serta peningkatan pelayanan kesehatan. Kami telah berusaha mempelajari konsep promosi kesehatan dan ilmu perilaku dari sumber-sumber seperti, dari buku maupun internet. Namun, tidak menutup kemungkinan masih adanya kekurangan maupun kesalahan, maka kami sangat memerlukan saran dan kritik pembaca ataupun dosen pengajar. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari latar belakang itu adalah: a. Apakah definisi dari promosi kesehatan? b. Apakah tujuan dari promosi kesehatan? c. Apa saja ruang lingkup dari promosi kesehatan? d. Siapa sasaran dari promosi kesehatan? e. Apakah definisi dari ilmu perilaku? f. Apakah tujuan dari ilmu perilaku? g. Apa saja ruang lingkup dari ilmu perilaku? h. Apa peran tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku dalam Masyarakat?

C. Tujuan Masalah 1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup dari promosi kesehatan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup dari ilmu perilaku.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN Promosi kesehatan/Pendidikan Kesehatan Merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi,yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni apikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program program kesehatan lain.Ini artinya bahyaPromosi kesehatan adalah suatu bentuk intertensi atau upaya yang ditujukan pada perilaku,agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan(Notoatmojo,2007). Promosi kesehatan adalah suatu proses pemberdayaan masyarakat agar dapat berperilaku memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.Sebenarnya istilah promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara struktural tahun 1984 WHO dalam salah satu Difisinya, yaitu adalah Difisi Pendidikan Kesehatan(Defision Health Education) diubah menjadi Difisi Promosi Kesehatan dan Pendidikan(Defison Of Health Promotion and Education). Promosi kesehatan merupakan refitalisasi kesehatan pada masa lalu,dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan,melainkan upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang.Hal ini berarti promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan berupa perubahan perilaku,baik didalam masyarakat maupun lingkungan organisasi,lingkungan fisik, nonfisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya B. Konsep Dasar Promosi Kesehatan Menurut para ahli : a. Lawrence Green (1984) Lawrence Green mendefenisikan promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik,dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Jadi promosi kesehatan adalah

pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. b. Piagam Ottawa (Ottawa Charter : 1986) Konferensi internasional promosi kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa : Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali atas kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup dua dimensi yakni “ kemauan” dan “ kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Untuk mencapai status kesehatan yang paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan social, masyarakat harus mampu mengenal/mengidentifikasi dan mewujudkam aspirasinya, untuk memenuhi kebutuhannya, dan mengubah atau mengatasi keadaan lingkungannya. Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatn individu, kelompok/masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:    

Lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan non fisik Perilaku pelayanan kesehatan Keturunan atau herediter

Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik (cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non fisik, seperti lingkungan social, budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua factor diluar kehidupan manusia , baik secara individu, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, di samping determinan-determinan tersebut yang telah dirumuskan oleh Blum masih terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi atau menentukkan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.

Faktor-faktor atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa disebut persyaratan untuk kesehatan terdapat 9 faktor, yakni:         

Perdamaian atau kemakmuran (peace) Tempat tinggal (shelter) Pendidikan (education) Makanan (food) Pendapatan (income) Ekosisten yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem) Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources) Keadilan social (social justice) Pemerataan (equality)

Faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi kesehatan tidaklah berdiri masing-masing melainkan bersama-sama atau secara akumulatif, karena masing-masing faktor tersebut saling mempengaruhi. Mubarak, W.I, dkk (2007) Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang berisi lima butir kesepakatan yang meliputi : 1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy) Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan. 2. Lingkungan yang mendukung (Supportive environment). Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik. Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat.

Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb. 3. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service). Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan (health provider) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan. Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll. 4. Ketrampilan individu (Personal Skill) Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat. Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll. 5. Gerakan masyarakat (Community action). Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu

diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi : “Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”. Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer. C. Tujuan Promosi Kesehatan Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya. Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada faktor perilaku dan faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan sosial budaya, serta peningkatan pelayanan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan tercantum dalam UU kesehatan RI No. 36 tahun 2009. Peraturan perundang-undangan tersebut mengatur secara jelas, cermat, dan lengkap setiap aspek kesehatan.Mulai dari pengertian-pengertian penting dalam hukum kesehatan, asas dan tujuan, hak dan kewajiban, tanggung jawab pemerintah, sumber daya di bidang kesehatan, upaya kesehatan, kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, gizi, kesehatan jiwa, penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, pengelolaan kesehatan, informasi kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta masyarakat, badan pertimbangan kesehatan, pembinaan dan pengawasan, dan berbagai hal lain yang terkait dengan kesehatan yang diatur dalam tiap babnya. Menurut Green (1991) dalam Maulana, 2009, tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu: a. Tujuan Program

Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun. b. Tujuan Pendidikan Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun. c. Tujuan Perilaku Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan. D. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu : 1. Membangun kebijakan kesehatan public 2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan 3. Memberdayakan masyarakat 4. Mengembangkan kemampuan personal 5. Berorientasi pada layanan kesehatan 6. Promote social responbility of health 7. Meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social 8. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan 9. Meningkatkan kemampuan masyarakat. 10. Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan. E. Batasan Promosi Kesehatan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik. Unsur-unsur pendidik yakni:  Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat)dan pendidiknya.  Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain)  Output (menglakukan apa yang diharapkan atau prilaku)

F. Sasaran Promosi Kesehatan Nesi Novita dan Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, maka sasaran langsung promosi kesehatan adalah masyarakat. Namun demikian, dikarenakan kebatasan sumberdaya yang ada, tidak akan efektif apabila upaya promosi kesehatan langsung ditujukan ke masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penahapan sasaran promosi kesehatan. Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut. a. Sasaran Primer (primary target) Masyarakat pada umumnya menjadi sasarang langsung promosi kesehatan, misalnya: kepala keluarga untuk masalah kesehatan uum, ibu hamil dan ibu menyusui untuk masalah kesehatan ibu dan anak (KIA), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan lain-lain. Upaya promosi ini sejalan dengan strategi promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat (empowerment). b. Sasaran sekunder (secondary target) Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat disebut sasaran sekunder. Dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya. Selain itu, apabila sasaran sekunder berpeilaku sehat sebagai hasil dari pendidikan kesehatan yang diterimanya, dapat dijadikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat di sekitarnya. Upaya promosi kesehatan ini sejalan dengan strategi promosi kesehatan dukungan social (social support). c. Sasaran tersier (tertiary target) Sasaran tersier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat puasat maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh sasaran tersier akan mempunyai dampak terhadap perilaku masyarakat selaku sasaran primer promosi kesehatan dan tokoh masyarakat selaku sasaran sekunder promosi kesehatan. Upaya promosi kesehatan ini sejalan dengan strategi global promosi kesehatan yaitu advokasi (advocacy).

Ilmu Perilaku Ilmu perilaku adalah ilmu yang mempelajari semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Peilaku manusia antara satu dengan yang lain tidak sama baik dalam hal

kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian. Nesi Novita dan Yunetra Fransika (2011) Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Perilaku adalah respons individu terhadap stimulasi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Perilaku adalah respons yang terdiri atas respons motorik: berbicara, berjalan, dan sebagainya; respons fisiologik: reaksi hormonal, aktivitas system saraf otonomik, dan sebagainya; respons kognitif: pernyataan yang muncul dipikiran, imajinasi, dan sebagainya; respons afektif: rasa benci, kecewa, marah, dan sebagainya. Aktivitas manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:  Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya: berjalan, menulis, menyunyik, merawat orang sakit, menolong persalinna dan sebagainya.  Aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain (dari luar) misalnya: berfikir, bersikap, berfantasi, dan sebagainya. Ahli psikologi social Sears, at.al, (1985), mengemukakan empat pendekatan dalam memahami proses terbentuknya perilaku social, yaitu:  Pendekatan Biologis, yang melihat perilaku sebagai karakteristik bawaan atau mekanisme fisiologis,  Pendekatan Belajar, yang melihat perilaku sebagai refleksi dari apa yang pernah dipelajari seseorang di masa lalu,  Pendekatan Insentif, yang melihat perilaku sebagai upaya untuk mendapatkan keuntungan dan memperkecil kerugian,  Pendekatan Kognitif, yang melihat perilaku sebagai sesuatu yang terutama ditentukan oleh persepsi seseorang terhadap situasi sosial di sekitarnya. Ahli antropologi Suparlan (1986), melihat terbentuknya perilaku individu sebagai totalitas atau resultan dari tiga buah komponen internal diri manusia yang secara bersama-sama membentuk perilaku manusia, yaitu:  Adanya kebutuhan individu pada saat tertentu;  Adanya upaya individu untuk memenuhi kebutuhan tersebut;  Adanya pengetahauan kebudayaan yang dimiliki individu sebagai warga negara/masyarakat, yang diperoleh melalui proses belajar dari lingkungannya sejak ia dilahirkan, kemudian secara selektif

dipergunakannya sebagai kerangka rujukan untuk menginterprestasikan suatu objek, secara selektif pula dijadikannya acuan untuk bertindak sesuatu terhadap objek tersebut. Tujuan Ilmu Perilaku I.

II. III. IV.

V.

VI. VII.

Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi bidang ilmu kesehatan masyarakat khususnya di kawasan Kepulauan Tropis Semi Ringkai sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada. Mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam bidang ilmu pendidikan kesehatan dan perilaku. Mampu menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Mampu mengantisipasi dan tanggap terhadap berbagai perubahan pembangunan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat positif dan negatif. Menyelenggarakan penelitian dan inovasi teknologi guna memanfaatkan sumberdaya lokal secara optimal dan berkelanjutan sehingga dapat mempercepat proses pembaharuan, pengembangan dan penerapan IPTEKS. Menyelenggarakan, mengembangkan dan membina kehidupan masyarakat akademik melalui sistem manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Mengembangkan dan membina kerjasama kemitraan pada tingkat regional, nasional dan internasional.

Ruang Lingkup Ilmu Perilaku Benjamin Bloom (1977), seorang psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni kognitif, afektif, danpsikomotor. Kemudian dalam perkembangannya, domain perilaku yang diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga tingkat: a. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya. b. Sikap (attitude) Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktorpendapat dan emosi yang bersangkutan.

c. Tindakan atau praktik (practice) Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dansikap yang telah dimiliki.

Bentuk-bentuk perubahan perilaku  Perubahan Alamiah (natural change)  Perubahan Terencana (planned change)  Kesiapan Berubah (readiness to change) Proses Perubahan Perilaku Tujuan promosi kesehatan adalah mempengaruhi perilaku, sehingga pemahaman tentang proses perubahan perilaku menjadi sangat penting strategi promosi kesehatan berhasil.pada intinya promosi kesehatan adalah proses mengkomunikasikan kesehatan yang didefenisikan sebagai modifikasi periaku masia serta faktor-faktor sosial yang berkaaitan dengan perilaku yang secara langsung maupun tidak langsung mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit atau melindungi individu-individu terhadap bahaya. Kegiatan promosi kesehatan sangat dipengaruhi oleh komunikasi,psikologi, dan berbagai ilmu yang berhubungan dengan perilaku.

Peran Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku di Masyarakat Perubahan pemahaman konsep sehat dan sakit serta makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menggugurkan paradigma kesehatan lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif digantikan paradigma pembangunan kesehatan baru, yaitu Paradigma Sehat yang bersifat proaktif. Dalam Indonesia sehat 2010, yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif, ditunjang dengan perilaku masyarakat yang proaktif serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat, diperlukan strategi pembangunan kesehatan, sasaran serta kebijaksanaan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, berkelanjutan, menyeluruh, merata dan terintegrasi. Dalam pembangunan kesehatan, tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya guna meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi pada pelayanan

kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga terlatih di bidang promosi kesehatan termasuk pakar yang memahami sosiologi, antropologi, perilaku, ilmu penyuluhan dan lain-lain. Di samping itu, tenaga kesehatan masyarakat juga dapat berperan dibidang kuratif dan rehabilitatif. Tenaga kesehatan masyarakat mempunyai peran strategis dalam mengubah perilaku masyarakat menjadi kondusif terhadap Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) melalui promosi kesehatan. Promosi yang dilakukan perlu mengikuti 4 tahapan yaitu: 1)

Memperkenalkan gagasan dan teknik perilaku sehat,

2) Melakukan identifikasi dan mengembangkan strategi perubahan perilaku sehat, 3)

Memotivasi masyarakat sehingga terjadi perubahan perilaku sehat dan

4)

Memahami cara berkomunikasi serta merancang program komunikasi.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Promosi Kesehatan Merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya. Ruang lingkup dari promosi kesehatan meliputi: membangun kebijakan kesehatan public, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan,memberdayakan masyarakat,mengembangkan kemampuan personal,berorientasi pada layanan kesehatan, meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social, meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan, memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat,Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan. Sasaran Promosi kesehatan ada tiga yaitu 1) Sasaran Primer (primary target), 2) Sasaran sekunder (secondary target), 3) Sasaran tersier (tertiary target). Ilmu perilaku adalah ilmu yang mempelajari semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Peilaku manusia antara satu dengan yang lain tidak sama baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian. Tujuan dari ilmu perilaku yaitu menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi bidang ilmu kesehatan masyarakat khususnya di kawasan Kepulauan Tropis Semi Ringkai sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada. Menurut Benjamin Bloom (1977), ruang lingkup ilmu perilaku adalah: 1)Pengetahuan (knowledge), 2) Sikap(attitude), 3) Tindakan atau praktik(practice). Promosi yang dilakukan perlu mengikuti 4 tahapan yaitu memperkenalkan gagasan dan teknik perilaku sehat, melakukan identifikasi dan mengembangkan strategi perubahan perilaku sehat, memotivasi masyarakat sehingga terjadi perubahan

perilaku sehat dan memahami cara berkomunikasi serta merancang program komunikasi.

B. Saran  Perawat Dalam melakukan promosi kesehatan perawat harus menjaga hubungan dengan klien, agar isi dari promosi kesehatan yang disampaikan dapat diterima dan diterapkan oleh klien.  Klien Dalam menerima promosi kesehatan klien harus berperan dalam menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA D.J.,M. (2009). Promosi Kesehatan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Dian, Ayubi. 2010. Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI. Hidayat,Syarif. Strategi Promosi Kesehatan.18 September 2014.. http://www.pdfcoke.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi Mubarak, W.I, dkk. 2007. Promosi Kesehatam: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo.(2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.

Related Documents

Promkes1.docx
November 2019 19
Uts
June 2020 48
Uts Bioper.docx
April 2020 26
Uts Kuuu..............
June 2020 23
Tugas Uts
June 2020 30
Uts Bispar.docx
June 2020 22

More Documents from "Oming Kun"