Gambaran Masalah Kependudukan di Kota Kupang, Meliputi: 1. PENDIDIKAN Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu Negara adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan Pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dibidang pendidikan adalah tingkat buta huruf, makin rendah persentase penduduk yang buta huruf menunjukkan keberhasilan pendidikan.Ketersediaan sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Menurut data BPS Kabupaten Kupang Tahun 2016, penduduk yang berumur 5 tahun ke atas dengan status Tidak/ Belum Pernah Sekolah sebesar 10,22 %, Masih Sekolah sebesar 33,82% dan yang Tidak Bersekolah lagi 55,96 %, .Penduduk yang dapat membaca dan menulis yang berumur 10 tahun keatas terdiri dari perempuan sebesar 10.67% dan laki-laki sebesar 9.19% , yang buta hufuf sebesar 8,56 %.(dinkes,2016) 2. EKONOMI Sektor pertanian mempunyai peranan yang besar dalam menunjang kegiatan perekonomian di Kabupaten Kupang, sehingga sektor ini diharapkan mampu menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduk dan menjadi tulang punggung bagi perkembangan sektor lain seperti sektor perdagangan,sektor industri dan lain-lain. Yang menjadi potensi unggulan daerah antara lain, padi sawah, padi ladang, palawija seperti jagung,ubi kayu,ubi jalar,kacang tanah dan kacang hijau.(dinkes,2016) 3. KESEHATAN A. Mortalitas(Angka Kematian) Salah satu indikator keberhasilan program pembangunan kesehatan adalah tingkat kematianyangterjadidandapatterlihatdariuraianberikutini:
1.
Angka Kematian Bayi(AKB) Data kematian yang akurat yang terjadi di masyarakat dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian terjadi bukan di fasilitas kesehatan. Kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi atau AKB, yaitu jumlah kematian bayi (usia 011 bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Data yang diperoleh dari sarana pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kupang menunjukkan AKB pada tahun 2016 sebesar 7 per 1.000 Kelahiran Hidup, (Tabel 5, Terlampir). Angka tersebut melampaui target Milenium Development Goals atau MDGs pada tahun 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000 Kelahiran Hidup sedangkan berdasarkan RPJMD Target AKB tahun 2015 dibawah 40 per 1.000 Kelahiran Hidup.Upaya menurunkan AKB ini terus dilakukan. Kondisi yang mempengaruhi AKB, antara lain infrastruktur, taraf sosial ekonomi masyarakat serta kebiasaan masyarakat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).(dinkes,2016)
B. Morbiditas(Angka Kesakitan) Data kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui hasil pengumpulan data dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) melalui system pencatatan dan pelaporan. Penyakit Malaria Penyakit Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan, dimana penyakit ini menjadi penyebab kesakitan bagi bayi, balita dan ibu hamil serta kelompok umur lainnya. Laporan dari fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa jumlah kasus saspek malaria pada tahun 2016 sebanyak 8,003 kasus. Sedangkan kasus malaria positif pada tahun 2016 sebanyak24,009 kasus.Jumlah penyakit suspek malaria tertinggi di kecamatan Kupang Timur (Puskesmas Oesao) sebanyak 1.656 kasus, Kecamatan Kupang Tengah (Puskesmas Tarus) sebanyak 1.084 kasus dan di kecamatan Amarasi (Puskesmas Oekabiti) sebanyak 747 kasus. sedangkan jumlah kasus malaria positif tertinggi di Kecamatan Amfoang Utara(Puskesmas Naikliu) sebanyak 364 kasus, kecamatan Amfoang Barat Laut (Puskesmas Soliu) sebanyak 350 kasus dan kecamatan Amarasi Barat (Puskesmas Baun) sebanyak 178 kasus . Penyebab kasus malaria di Kabupaten Kupang antara lain : banyaknya tempat perindukan nyamuk, perilaku masyarakat yang sering berada di luar rumah pada malam hari, kurangnya kebersihan lingkungan..(dinkes,2016) C. StatusGizi Status gizi Balita diukur melalui indikator antara lain :Berat Badan menurut Umur (BB/U),Tinggi Badan menurut Umur(TB/U),BeratBadan menurutTinggiBadan(BB/TB) dan klinis. Problem gizi berakar pada masalah Pendapatan, ketersediaan dan akses pangan , pola makan asal kenyang, pola asuh dan kurangnya perhatian pada anak. Kondisi ini berdampak pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dimana ibu selama hamil menderita Kurang Energi Kalori (KEK), Anemia Gizi Besi (AGB) pada ibu hamil dan menyusui, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium(GAKY). 1. Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) BBLR (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Jumlah BBLR di Kabupaten Kupang pada tahun 2016 sebanyak 291 orang (5,0% dari total bayi lahir). Presentase Kecamatan dengan BBLR tertinggi terdapat di Kecamatan Nekamese (Puskesmas Oemasi) yaitu sebesar 11,5%, Kecamatan Fatuleu (Puskesmas Camplong sebesar 10.3 % dan Kecamatan Kupang barat (Puskesmas Batakte)sebesar9.5%.(dinkes,2016)