ULANGAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH K3 Nama : Ahmad Najib Hasbulloh NIM : 17509134031 Bengkel Observasi : Muliawan Motor Jl. Brigjend. Katamso, Gondomanan,Yogyakarta.
1. Jelaskan tempat kerja yang memenuhi syarat K3 sesuai peraturan undang-undang. Jawaban : Dalam undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Kerja telah menjelaskan bahwa setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja. Disini berarti bahwa temapat kerja harus aman dan memenuhi syarat k3 untuk pelaksanaan kerja. Tempat kerja yang memenuhi syarat k3 adalah tempat kerja yang aman dan nyaman untuk melakukan pekerjaan. Menghindari potensi terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya, hal-hal sederhana dalam tempat kerja yaitu menempatkan barang yang mudah terbakar jauh dari sumber panas. Menempatkan alat-alat dengan rapi dan diadakannya alat-alat penunjang k3 misalnya APAR, kotak P3K dan ramburambu K3 untuk memperingatkan pekerja agar selalu mengunakan APD dan melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang benar. juga alat yang dapat membantu saat kemungkinan terburuknya terjadi kecelakaan. Seperti di bengkel yang saya observasi yaitu Bengkel Muliawan Motor yang terletak di Jl. Brigjend. Katamso Gondomanan, Yogyakarta dapat dilihat jika tempat kerja tidak sesuai dengan syarat K3 yaitu memberikan kenyamanan dalam bekerja.
Lingkungan kerja yang berserakan kunci kunci dan pekerja melakukan pekerjaan nyekur di kursi. Tentu tidak memenuhi K3 karena mengancam kesehatan dari pekerja maupun benda kerja.
2. Identifikasi potensi bahaya di bengkel pada aspek fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi. Jawaban : setiap pekerjaan tentu mempunyai resiko terjadinya kecelakaan dan bahaya dari efek pekerjaan tersebut. Berikut ini adalah potensi bahaya di bengkel dari berbagai aspek. a. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguangangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya mengelas tidak menggunakan alat pelindung diri. b. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. Asap kendaraan jika tidak ada blower untuk membuat asap keluar atu sirkulasi udara dalam bengkel yang kurang baik. c. Potensi bahaya biologis, misalnya lingkungan bengkel yang kotor dan tidak sehat sehingga menyebabkan banyak kuman dan nyamuk yang tentunya akan membahayakan pekerja. d. Potensi bahaya ergonomis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai dengan prosedur yang baik dan benar. e. Potensi bahaya Psikologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja. 3. Identifikasi limbah yang dihasilkan oleh bengkel. Bagaimana pengelolaan limbah yang baik yang memenuhi undang-undang. Jawaban : Limbah yang dihasilkan dari bengkel tentunya sangat banyak. bisa limbah cair misalnya oli bekas. limbah padat misalnya sampah bekas sparepart dan plastik plastik bekas oli dan bungkus sparepart tersebut. Dan yang paling banyak tentunya limbah gas tentunya asap kendaraan, asap dari pengelasan,dll. Menurut undang-undang no. 32 tahun 2009 pasal 58 adalah [1]. Setiap Orang Yang Memasukkan Ke Dalam Wilayah NKRI, Menghasilkan, Mengangkut, Mengedarkan, Menyimpan, Memanfaatkan, Membuang, Mengolah, Dan/Atau Menimbun B3 Wajib Melakukan Pengelolaan B3. Dalam bengkel yang saya observasi untuk pengolahannya yaitu di kumpulkan dan dijual untuk diolah kembali. Menurut mekanik bengkel limbah logam akan dilebur
untuk di daur ulang. Dan limbah cair seperti oli digunakan untuk membantu proses membuat gamping.
limbah dikumpulkan dalam drum sebelum dijual untuk diolah kembali. 4. Apa yang dimaksud dengan program 5R. Buat rancangan penerapan prograam 5R di bengkel yang saudara observasi. Jawaban : Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan masing – masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Namun pada kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. Banyak perusahaan yang seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang waktu hanya untuk mencari data dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya itu, seringkali kita kurang nyaman dengan kondisi berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita. Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di Jepang. Untuk perancangan penerapan program 5R di bengkel muliawaan motor ini saya akan membuat poster yang akan membuat bengkel tersebut menerapkan program 5R. Misalnya poster untuk selalu menjaga kebersihan, poster untuk merawat alat-alat, bekerja dengan baik agar hasilnya bagus dan rapi dengan kata lain meningkatkan kualitas pekerjaan, dan ringkas dalam melakukan pekerjaan misalnya dengan poster Cepat, Tepat, Efisien.
5. Salah satu potensi kecelakaan di bengkel adalah kebakaran.jelaskan tentang kebakaran di bengkel dan upaya mencegah dan melakukan pemadaman bila hal itu terjadi. Jawaban : Upaya untuk mencegah kebakaran dalam bengkel yaitu bisa dengan menjauhkan barang yang mudah terbakar dari sesuatu yang memercikkan bunga api atau sumber panas. Bisa juga dengan bekerja tidak sambil merokok. Dan berhati-hati saat bekerja dengan baarang yang mudah meledak. Dan untuk melakukan pemadaman jika kemungkinan kebakaran itu terjadi yaitu dengan menggunakan APAR atau sesuatu yang bisa memadamkan misalnya pasir, tanah, dan tentunya air. Prosedur untuk
menggunakan apar sendiri yaitu dengan membuka pengunci pada handle lalu menekan dan menyemprotkan ke api. Dan di bengkel yang saya observasi sudah ada APAR untuk memadamkan kebakaran apabila dalam kemungkinan terburuknya terjadi kebakaran.