USULAN TUGAS AKHIR I
GEOLOGI DAERAH JUGO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KESAMBEN, KABUPATEN BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR
Oleh : Fuad Ivan Nugraha 410014114
Diajukan untuk pengurusan ijin dan pembuatan SK pembimbingan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Bulan/tahun : Maret, 2018
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2018
JUDUL
: GEOLOGI DAERAH JUGO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KESAMBEN, KABUPATEN BLITAR , PROVINSI JAWA TIMUR.
Nama
: Fuad Ivan Nugraha
No. Mahasiswa
: 410014114
Diajukan untuk pengurusan ijin dan pembuatan SK pembimbingan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Bulan/tahun : Maret 2018
Disetujui oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Hita Pandita, S.T., M.T. Okki Verdiansyah, S.T., M.T. NIK. 1973 0099 NIK. 1973 0262 Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Geologi
Winarti, S.T.,M.T. NIK. 1973 0134
A. JUDUL “Geologi Daerah Jugo Dan Sekitarnya, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur”. B. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian pada Kecamatan Kesamben (Desa Sukoanyar, Desa Jugo, Desa Pagergunung, Desa Pagerwojo, Desa Kesamben, Desa Siraman, Desa Pagergunung), Kecamatan Binangun (Desa Ngadri, Desa Sambigede, Desa Birowo, Desa Tawangrejo, Desa Ngembul, Desa Umbuldamar, Desa Ngadri, Desa Jati, Desa Rejoso, Desa Sambigede), Kecamatan Wlingi (Desa Ploso, Desa Selopuro) yang berada di Kabupaten Blitar, dan Desa Arjosari, Desa Kalirejo, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Malang, Provinsi JawaTimur. Daerah penelitian termasuk dalam Peta Geologi termasuk dalam Peta Geologi Lembar Blitar dengan skala 1:100.000. C. KESAMPAIAN DAERAH Daerah penelitian dapat ditempuh baik menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dari Yogyakarta. Rute yang dapat diambil dari Yogyakarta yaitu Yogyakarta – Klaten – Sukoharjo – Wonogiri – Ponorogo – Trenggalek – Tulungagung - Blitar. Perkiraan lama waktu tempuh ± 9 jam dengan jarak tempuh ± 340 km. D. TAHAPAN PENELITIAN Tahapan yang dilakukan untuk melakukan penelitian sebagai berikut : Penelitian pendahuluan (Studi pustaka, ijin penelitian, dan proposal), penelitian lapangan, tahap pra-mapping (survey awal dan “recognaize”, observasi, perijinan tempat dan persiapan peta-peta), tahap mapping (pengamatan geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi), pengolahan data (laboratorium dan studio), analisis data, pembuatan laporan dan presentasi hasil laporan.
E. GEOLOGI REGIONAL 1. Fisiografi Berdasarkan pembagian zona fisiografi daerah Jawa Timur dan Madura oleh van Bemmelen (1949), daerah penelitian termasuk dalam Zona Pegunungan Selatan. Zona Pegunungan Selatan memanjang sepanjang pantai selatan Jawa Timur dan Wonosari dekat Yogyakarta sampai ujung paling timur Pulau Jawa. Daerah ini mempunyai topografi yang dibentuk oleh batugamping dan volkanik dan sering di jumpai gejala karst. Zona Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi tiga subzona, yaitu Subzona
Baturagung,
Subzona
Wonosari
dan
Subzona
GunungSewu
(Harsolumekso dkk., 1997 dalam Bronto dan Hartono, 2001). Subzona Baturagung terutama terletak di bagian utara, namun membentang dari Barat (tinggian G. Sudimoro, ± 507 m, antara Imogiri-Patuk), utara (G. Baturagung, ± 828 m), hingga kesebelah Timur (G. Gajah mungkur, ± 737 m). Di bagian timur ini, Subzona Baturagung membentuk tinggian agak terpisah, yaitu G. Panggung (± 706 m) dan G. Gajah mungkur (± 737 m). Subzona Baturagung ini membentuk relief paling kasar dengan sudut lereng antara 100 – 300 dan beda tinggi 200-700 meter serta hamper seluruhnya tersusun oleh batuan asal gunungapi. Subzona Wonosari merupakan dataran tinggi (± 190 m) yang terletak di bagian Tengah Zona Pegunungan Selatan, yaitu di Daerah Wonosari dan sekitarnya. Dataran ini dibatasi oleh Subzona Baturagung di sebelah Barat dan Utara, sedangkan di sebelah selatan dan Timur berbatasan dengan Subzona Gunung Sewu. Aliran sungai utama di daerah ini adalah K. Oyo yang mengalir kebarat dan menyatu dengan K. Opak. Sebagai endapan permukaan di daerah ini adalah lempung hitam dan endapan danau purba, sedangkan batuan dasarnya adalah batugamping. Subzona Gunung Sewu merupakan perbukitan dengan bentang alam karts, yaitu bentang alam dengan bukit-bukit batugamping membentuk banyak kerucut dengan ketinggian beberapa puluh meter. Di antara bukit-bukit ini dijumpai telaga, luweng (sink holes) dan di bawah permukaan terdapat gua batugamping
serta aliran sungai bawah tanah. Bentang alam karts ini membentang dari pantai Parangtritis di bagian barat hingga Pacitan di sebelah Timur. Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur pada umumnya merupakan blok yang
terangkat
dan
miring
kearah
selatan.
Batas
utaranya
ditandai escarpment yang cukup kompleks. Lebar maksimum Pegunungan Selatan ini 55 km di sebelah selatan Surakarta, sedangkan sebelah Selatan Blitar hanya 25 km. Diantara Parangtritis dan Pacitan merupakan tipe karts (kapur) yang disebut Pegunungan Seribu atau Gunung Sewu, dengan luas kurang lebih 1400 km2 (Lehmann. 1939). Sedangkan antara Pacitan dan Popoh selain tersusun oleh batugamping (limestone) juga tersusun oleh batuan hasil aktifitas vulkanis berkomposisi asam-basa antara lain granit, andesit dan dasit (Van Bemmelen, 1949).
Gambar1. Peta fisiografi Jawa Timur dan Madura (van Bemmelen, 1949).
2. Stratigrafi Regional Daerah Penelitian
Gambar 2. Geologi Regional Lembar Blitar
Gambar 3. Kolom Stratigrafi Lembar Blitar
Aluvium (Qa) : Pasir, Lempung, lumpur dan tuf pasiran Endapan Lahar (Qvlh): Kerakal – pasir gunungapi, tuf, lempung dan sisa tumbuhan Endapan Gunungapi Kelud (Qvk)
: Endapan lahar, breksi gunungapi, tuf dan
lava Endapan Tuf (Qptm) : Tuf lapili, tuf batuapung dan lava Batuan Gunungapi Kelud Tua (Qpvk) tuf dan lahar Lava Andesit Parasit (Qlk)
: Lava andesit
: Lava, breksi gunungapi, breksi tuf,
Endapan Gunungapi Butak (Qpkb)
: Lava, breksi gunungapi, tuf breksi dan tuf
pasiran F. Wonosari (Tmwl) : Batugamping koral, batugamping lempungan-tufanpasiran, napal, batulempung hitam bergambut dan kalsirudit F. Nampol (Tmn)
: Batupasir gampingan-tufan, batulempung dan napal
F. Wuni (Tmw)
: Breksi andesit-basal, lahar breksi, lava andesit dan sisipan
batupasir tufan F. Campurdarat (Tmcl)
: Batugamping kristalin dan sisipan batulempung
Anggota Tuf Formasi Mandalika (Tomt)
: Tuf kaca, tuf kristal, tuf breksi dan
umumnya berbatuapung F. Mandalika (Tomm) : Lava andesit-basal, latit porfiri, riolit dan dasit Batuan Terobosan (Tomi(da,di,t))
: da- dasit, di- diorit kuarsa, t- tonalit
F. RENCANA PENELITIAN Tipe I : Maret – Mei 2018 G. PENELITI TERDAHULU 1. Van Bemmelen (1949) 2. M. Z. Sjarifudin dan S. Hamidi (1992) LAMPIRAN 1. Peta geologi regional daerah penelitian 2. Peta topografi daerah penelitian
PETA GEOLOGI
PETA TOPOGRAFI