USIA DEWASA TENGAH Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kirakira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995) Perubahan Fisik Pada masa ini, mulai terjadi perubahan fungsi-fungsi fisik yang dimiliki manusia. Perubahan fungsi melihat dan mendengar merupakan perubahan yang paling tampak pada masa dewasa tengah ini. Fungsi melihat berkurang dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya menurunnya daya akomodasi mata, retina mata menjadi kurang sensitive terhadap intensitas cahaya yang rendah, dan berkurangnya aliran darah pada mata . Khususnya, individu pada usia tengah baya mulai mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat (Kline & Scheiber, 1985). Sedangkan fungsi mendengar berkurang, disebabkan oleh sensitivitas pada nada tinggi mulai menurun. Selain fungsi melihat dan pendengaran, juga terjadi penurunan terhadap kekuatan otot dan piringan sendi seseorang pada masa ini sehingga menyebabkan tulang-tulang bergeser lebih dekat antara satu dengan yang lainnya dan berakibat seseorang menjadi semakin pendek. Perkembangan Kognitif Aspek kognitif yang terlihat menurun pada masa dewasa tengah ini adalah daya ingat. Banyak hal yang menyebabkan daya ingat menurun. Menurut penelitian Craik (1997), daya ingat menurun pada masa dewasa tengah lebih mungkin terjadi ketika memori jangka panjang (long term memory) terlibat daripada memori jangka pendek (short term memory). Daya ingat juga lebih mungkin turub ketika organisasi dan pembayangan tidak digunakan (Hultsch, 1971 ; Smith, 1977). Daya ingat juga cenderung menurun ketika informasi yang coba diingat kembali adalah informasi yang disimpan baru-baru ini atau tidak sering digunakan (Riege 7 Inman, 1980). Daya ingat pada masa dewasa tengah akan menurun juga jika kesehatannya jelek dan sikapnya negative (Poon, 1985 ; Salthouse, 1989). Dan akhirnya, daya ingat cenderung menurun jika diharapkan mengingat (recall) daripada mengenali (recognize) (Mandler, 1980). Perkembangan Sosioemosional Teori-Teori Fase Dewasa: 1. Teori Perkembangan Psikososial Erikson – Fase Generativitas Vs. Fase Stagnasi Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah menghadapi persoalan yang signifikan, yaitu generativitas vs. stagnasi. Generativitias mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya. Melalui generativitas, orang dewasa mencapai semacam imortalitas dengan meninggalkan warisan seseorang pada generasi selanjutnya (McAdams, 1990). Sedangkan Stagnasi berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa bagi generasi selanjutnya 2. Teori Transformasi Gould Roger Gould (1975, 1978, 1980, 1994) menghubungkan fase dan krisis dalam pandangannya tentang transformasi perkembangan.
Berikut adalah tabel transformasi perkembangan Gould: Fase 1 2 3 4
Perkiraan Usia 16 hingga 18 18 hingga 22 22 hingga 28 29 hingga 34
Perkembangan Keinginan untuk lepas dari kontrol orang tua Meninggalkan keluarga ; orientasi kelompok sebaya Mengembangkan kemandirian; komitmen pada karir dan anak-anak Mempertanyakan diri; kebingungan peran; pernikahan dan karir yang
5
35 hingga 43
mudah menimbulkan ketidakpuasan Periode urgensi untuk mencapai tujuan hidup; kesadaran akan
43 hingga 53 53 hingga 60
keterbatasan waktu; penysusunan kembali tujuan hidup Menetap; menerima kehidupan seseorang Lebih toleran; menerima masa lalu; negativisme berkurang; pematangan
6 7
dan pendewasaan umum Dia menekankan bahwa paruh kehidupan adalah sama bergejolaknya dengan masa remaja, dengan pengecualian bahwa selama masa dewasa tengah usaha untuk menangani krisis barangkali akan menghasilkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat. Menurut Gould, menangani krisis paro baya kehidupan dan menyadari bahwa perasaan urgensi merupakan reaksi alami terhadap fase ini membantu kita menuju jalan kematangan yang dewasa (Santrock, 1995). 3. Musim-Musim Kehidupan Manusia – Levinson Lavinson menekankan tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai pada masing-masing fase seperti halnya Havighurst (1972). Berikut adalah tabel dari teori perkembangan orang dewasa Levinson Fase Novice phase
Usia 20-an
Tugas perkembangan Transisi dari depndensi menuju independensi harus terjadi; ditandai dengan pembentukan impian; waktu untuk eksperimen
Masa
28 hingga 33
terhadap penhujian mimpi di dunia nyata Penentuan tujuan hidup yang serius; fokus pada keluarga dan karir
Transisi BOOM
40-an
Mencapai tempat yang stabil dalam karir; mengatasi dan
(Becoming
menguasai usaha-usaha sebelumnya yang lebih lemah untuk
One’s
Own
belajar menjadi orang dewasa; melihat kedepan pada jenis
Man)
–
kehidupan yang akan dijalaninya sebagai manusia dewasa usia
menjadi diri
tengah baya
sendiri Menurut Levinson, perubahan ke masa dewasa tengah membutuhkan waktu sekitar 5 tahun dan mengharuskan orang dewasa untuk mengatasi empat konflik utama yang telah ada dalam kehidupannya sejak remaja, yaitu: Konflik Menjadi muda Vs. Menjadi tua Menjadi destruktif Vs. Menjadi konstruktif Menjadi maskulin Vs.
Menjadi feminin Terikat pada orang lain Vs. Terlepas dari orang lain 4. Perluasan Teori Erikson oleh Vaillant George Vaillant (1977; Vaillant,& Koury, 1994) berpendapat bahwa dua fase tambahan seharusnya ditambahkan pada fase-fase dewasa Erikson. Dua fase itu adalah: 1. Fase Konsolidasi Karir
adalah fase Vaillant yang terjadi antara kira-kira usia 23 hingga 34 tahun yang
merupakan periode dimana karir individu menjadi semakin stabil dan koheren 2. Fase Menjaga Arti (Rigiditas) Vs. Kekakuan
adalah fase Vaillant yang terjadi antara kira-kira usia 45 hingga 55 tahun yang
merupakan masa rileks atau santai sebagai karakteristik orang dewasa yang telah mencapai tujuan-tujuannya, atau jika mereka tidak dapat mencapai tujuannya, mereka akan menerima kenyataan itu. Pada masa ini, orang dewasa memfokuskan perhatian terhadap usaha untuk mencari makna tertentu dari kehidupannya dan berjuang agar tidak jatuh ke dalam orientasi kaku. MASA KRISIS Dalam ilmu psikologi, setiap tahap kehidupan mempunyai ciri-ciri yang khas. Beberapa ahli menekankan bahwa masa kanak-kanak adalah paling penting dalam kehidupan seseorang, sedangkan tokoh yang lain mengatakan bahwa tahap kehidupan lainlah yang lebih penting. Freud misalnya, beliau mengatakan bahwa dasar kepribadian seseorang dibentuk pada masa lima tahun pertama dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu masa balita ini adalah masa yang sangat penting. Kejadian-kejadian yang dialami pada masa kecil seorang individu akan menjadi bagian dari ketidaksadaran dan mempengaruhi tahap-tahap selanjutnya dalam kehidupan individu. Sebaliknya, Jung lebih menekankan pentingnya tahap usia dewasa pertengahan (40-60 tahun) daripada tahap-tahap lainnya. Pada masa-masa ini mulai terjadi transisi dan perubahan yang banyak. Kehidupan seseorang menurut Jung, sangat ditentukan bagaimana ia mengatasi midlife crises-nya ini. Masa krisis ialah masa dimana usaha individu untuk mengatasi kesenjangan antara masa lalu dan masa depan yang akan mengancam kontuinitas kehidupannya (Daniel Levinson). Merupakan suatu dekade untuk menilai dan mencatat kebenaran tahun – tahun remaja dan masa dewasa dan hanya sebagian kecil saja individu yang mengalaminya (George Vaillant). Midlife crisis atau krisis paruh baya seringkali lebih dikenal dengan istilah puber kedua. Sebagaimana halnya dengan masa pubertas yang dialami remaja, puber kedua ini terkait dengan terjadinya perubahan fisik yang signifikan dalam diri individu. Perbedaannya, karakter utama perubahan fisik pada masa remaja adalah penambahan kapasitas, sementara perubahan fisik pada usia paruh baya ditandai dengan penyusutan kapasitas. Puber pertama merupakan masa perpindahan dari seorang anak menjadi seorang remaja, sementara puber kedua adalah tahapan dari seorang dewasa berpindah menjadi tua. Berbeda dengan masa puber pertama yang ditunggu-tunggu dan disambut dengan suka cita, masa puber kedua justru menjadi masa-masa di mana seseorang dihinggapi rasa
takut dan keraguan diri, yaitu takut menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi, takut tidak kuat lagi, dan sebagainya. Pada usia paruh baya, banyak peristiwa besar yang dapat menimbulkan masa-masa penuh stress dan depresi seperti meninggalnya orang yang dicintai (orang tua ataupun pasangan hidup), kemunduran dalam karir, anak-anak yang mulai meninggalkan rumah (untuk hidup mandiri), gejala penuaan secara umum (munculnya keriput, uban, kulit berkurang elastisitasnya, berkurangnya vitalitas, menopause, dan lain-lain). Akibatnya, menurut satu kajian, 15% dari mereka akan mengalami “midlife turnmoil” yang mungkin saja berupa keinginan untuk membuat perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seperti karir, perkawinan, atau hubungan romantis. Beberapa ahli perkembangan yakin bahwa zaman yang berubah dan ekspektasi sosial yang berbeda akan mempengaruhi kelompok usia (kohort) yang berbeda. Sebagai contoh kelompok yang lahir dan besar pada masa penjajahan Belanda akan memiliki pemikiran dan ekspektasi yang berbeda dengan kelompok yang lahir dan besar pada masa setelah penjajahan. Neugarten percaya bahwa kohort tertentu dapat merubah jam sosial, yaitu jadwal yang mengatur individu untuk menyelesaikan tugas – tugas kehidupan seperti menikah, memiliki anak, atau berkarir. Usia tengah baya merupakan suatu waktu dalam hidup dimana terjadi banyak peristiwa besar yang memaksa kita untuk mengadakan penataan kembali. Penilaian kembali ini diadakan bukan hanya karena seseorang memasuki usia 36 atau 39 tahun, bukan juga karena kehidupan pernikahan menjadi tawar atau karena mengalami suatu kehilangan yang menimbulkan trauma dalam kehidupan. Penataan kembali ini tampaknya terjadi karena adanya satu gabungan faktorfaktor berikut yang bertemu dalam usia tengah baya. Stres apakah yang dimaksud di sini? 1. Pandangan kebudayaan kita saat ini mengenai pemuda dan usia. 2. Situasi pernikahan yang tidak bahagia atau hampir tidak hadirnya suatu kehidupan pernikahan. 3. Krisis usia tengah baya dari teman hidup kita sendiri. 4. Tuntutan dari anak-anak dan keinginan mereka yang semakin bertambah. 5. Prioritas karier. 6. Penumpukan kehilangan traumatis seperti: kematian, sakit, atau menjadi tua. 7. Desakan dari dalam diri kita agar mewujudkan impian hidup kita. 8. Keharusan untuk menilai kembali masa lampau dan merencanakan masa yang akan datang. Dalam usia tengah baya, laki-laki dan perempuan sangat mirip dalam beberapa bidang: Keduanya dipengaruhi tekanan kebudayaan mengenai masa muda dan keduanya menyadari akan tubuh mereka yang semakin tua. Akan tetapi mereka jelas berbeda dalam beberapa bidang : 1. Karier Seorang pria yang memasuki usia tengah baya bertanya, "Mengapa saya harus bekerja? Apa yang telah saya capai dalam hidup saya? Bagaimana saya dapat memperlambat atau mengarahkan kembali tenaga saya untuk mengalami karier yang lebih berarti?" Tetapi wanita tengah baya akan bertanya, "Kapan saya dapat mulai bekerja? Bagaimana saya dapat mengembangkan karier saya?" Ia memikirkan kemungkinan
bersekolah kembali guna meraih gelarnya. Ia memikirkan untuk dapat mengikuti seminarseminar. Singkatnya, ia sungguh-sungguh mulai berkembang dengan cita-cita kariernya. 2. Keintiman Seorang pria bersikap intim pada awal pernikahannya untuk mengokohkan pernikahannya, tetapi kemudian konsentrasinya beralih pada kariernya, yang telah menjadi pusat hidupnya sepanjang tahun ketika anak-anak masih berada di rumah. Tetapi pada waktu ia memasuki saat krisis usia tengah baya, ia mulai memikirkan hubungan antarpribadi yang telah hilang, terutama hubungannya dengan anak- anaknya. Ia juga menghendaki agar istrinya menjadi pacar dan kekasihnya, bukan hanya sekadar seorang ibu dan pengelola rumah tangga saja. Wanita tengah baya sering menukar keintiman dengan sikap yang tegas. Ia melihat dengan jelas ke mana ia menuju dan mulai mencapai sasarannya. Kadang-kadang, wanita tengah baya yang berorientasi pada sasaran mengorbankan beberapa kualitas keintiman yang sebelumnya dilakukan untuk mencapai sasaran hidupnya. Mungkin ia kembali mengikuti kuliah secara penuh sebagai seorang mahasiswa. Ini merupakan waktu yang sempit dan jika ia terlalu letih pada akhir hari itu dan tidak dapat berbicara lagi -- maka pembicaraan harus ditunda sampai keesokan harinya lagi. 3. Sikap tegas Pria usia tengah baya yang selama ini menjadi pemegang kemudi dan pendorong, dalam sebagian besar dari kehidupan pernikahannya, kini mulai mundur ke belakang, mulai bersenang-senang, dan mulai menikmati beberapa hal yang telah dicapainya. Ia menghendaki masa liburan yang lebih banyak, "Marilah kita keluar kota untuk berakhir pekan lebih lama sedikit", "Marilah kita sedikit bersantai." Wanita tengah baya melakukan yang sebaliknya. Ia berkata, "Saya ingin kembali kuliah. Saya ingin maju terus. Segala sesuatu akhirnya tiba ke tempat di mana saya mampu bergerak maju. Marilah kita bergerak maju. Pandangan terhadap keluarga. Pada awal usia tengah baya pria melalaikan keluarganya sementara ia memusatkan pada kariernya. Sekarang ia sedang menghadapi rasa penyesalan yang dalam dan merasa bersalah, karena ia berharap untuk dapat mengalami kembali sebagian dari saat-saat itu. Tomy berkata, "Saya benar-benar berhasil sebagai seorang usahawan, tetapi pada waktu saya menuju proses keberhasilan itu, saya kehilangan anak-anak saya." Wanita usia tengah baya telah memakai sebagian besar waktunya dengan keluarganya. Sekarang ia telah siap menghadapi suatu tantangan baru dalam hidupnya. Ini tidak berarti bahwa ia tidak mempedulikan keluarganya, tetapi keluarga sekarang tidak menduduki tempat yang terlalu penting dalam hidupnya. 4. Seksualitas Selama masa usia tengah baya, kapasitas seksual seorang pria menjadi perhatiannya yang terutama. Nafsu seksualnya sekarang lebih lambat ketimbang dahulu ketika mencapai puncaknya pada masa remajanya; ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai ereksi dan berejakulasi. Tetapi seorang pria pada usia empat puluhan adalah seorang kekasih yang jauh lebih efektif. Ia memahami kebutuhan istrinya dengan lebih utuh dan nafsu seks yang lebih lambat menyebabkan hubungan seksualnya lebih memuaskan.
Sebaliknya, kebanyakan wanita usia tengah baya, sedang mengalami suatu kebangkitan seksual yang baru. Dorongan seksualnya yang bertambah menyebabkan mereka lebih tegas, mengalami frekuensi orgasme yang lebih banyak dan mengalami orgasme ganda dalam tempo yang lebih pendek. Dengan perkataan lain, wanita usia tengah baya sungguh-sungguh sedang memasuki masa puncak kehidupan seksualnya. 5. Pandangan terhadap kematian Pada usia empat puluhan terjadi kenaikan yang tajam dari jumlah pria yang meninggal secara mendadak, misalnya karena sakit jantung. Pria mulai memikirkan kehidupan dan kematian -- memikirkan sampai usia berapa ia akan hidup -- berapa lama lagi ia masih memiliki waktu untuk menyelesaikan kewajibannya -- apa yang benar-benar penting dalam hidupnya. Ia sedang menghadapi kematiannya sendiri. Akan tetapi seorang wanita usia tengah baya tidak terlalu memikirkan tentang kematian. Wanita cenderung untuk hidup lebih lama dan kematian mendadak karena penyakit jantung dan penyakit-penyakit yang lain tidak akan dialami oleh seorang wanita sampai ia melampaui masa menopause. Jadi, di satu pihak, pria sedang memikirkan kematian dan bertanya-tanya kapan hidupnya akan berakhir, sementara istrinya berkata, "Bagi saya, hidup baru saja dimulai