Psikopatologis

  • Uploaded by: Surabaya Rabbitry
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Psikopatologis as PDF for free.

More details

  • Words: 997
  • Pages: 4
Faktor analisis (16 PF) : prosedur untuk menganalisis korelasi antara skor hasil pengukuran dengan tujuan memperoleh jumlah trait yang sederhana dan diimplementasikan sebagai struktur dasar kepribadian, antara lain : Faktor A (Sizia-Affectia) Faktor yang paling besar proporsinya, mirip dengan polaritas schizothemescyclothemes dari Kretschmer. Tipe reserved = schizothemes adalah orang yang menarik diri, halusinasi, cenderung mempunyai bentuk tubuh tinggi kurus. Tipe outgoing = cyclothemes adalah orang yang ramah, senang tertawa dan cenderung memiliki bentuk tubuh gemuk dan pendek. Faktor B (intelligence) Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan dan kemampuan berpikir pada umumnya. Nilai rendah atau tinggi dari faktor ini berhubungan dengan skor tes inteligensi, tingkat pendidikan, kemampuan berpikir dan logika. Faktor C (Ego Strength) Faktor ini ditemukan melalui analisis faktor. Mirip dengan konsep kekuatan ego pada psikoanalisis, orang yang neurotik cenderung memiliki kekuatan ego yang rendah. Begitu pula alkoholik, adiksi narkotik, delingkuen, dan putus sekolah memiliki kekuatan ego yang rendah. Hakekat faktor ini adalah kekuatan untuk mengontrol impuls dan menangani masalah dengan realistis. Faktor E (Submissive-Dominance) Orang yang dominan pada faktor E adalah orang yang percaya diri, sombong, congkak, agresif, bersemangat, bertenaga, berkemauan, dan mementingkan diri sendiri. Sebaliknya E – cenderung ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam, dan penurut. Ini berarti E+ dan E- sama-sama memiliki sifat positif dan sifat negatif. Faktor F (Disurgency-Surgency) Faktor yang proporsinya paling besar pada masa kanak-kanak, dan tetap penting pada usia dewasa. Diperkirakan oleh Cattell trait ini dipengaruhi oleh keturunan sebesar 55%. Orang yang disurgensinya (F-) tinggi adalah orang yang depresif, pesimistis, seklusif, kelelahan, lemah, instropektif, dan khawatir. Sebaliknya, surgensi (F+) ditandai oleh sifat penggembira, ramah, mudah bergaul, responsif, bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara.

Faktor G (Superego Strength) Faktor ini mirip dengan konsep superego dari Freud, orang yang superegonya kuat cenderung memiliki ketetapan atau setia dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli dengan kontrol diri terhadap perilaku. Faktor H (Threctia-Parmia) Faktor ini dipengaruhi oleh keturunan sekitar 40%. Threctia (H-) adalah reaksi bahaya dari sistem simpatik (malu, takut-takut, menyendiri, dan menahan diri), sedangkan Parmia (H+) bercirikan dominasi saraf parasimpatik (pemberani, penjelajah, senang berkelompok, periang dan responsif). Faktor I (Harria-Premsia) Harria berhubungan dengan sikap disiplin dari orang tua, sedangkan Premsia berhubungan dengan proteksi yang berlebihan dari orang tua. I- menjadi orang masak, independen, realistik, dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran, banyak tuntutan, tidak masak, sopan, sentimental, imajinatif, kreatif, dan kecemasan. Budaya yang lama cenderung Premsik, sedangkan budaya pionir lebih Harrik. Faktor L (Alaxia-Protension) Alaxia diambil dari kata relaxation, sedan protension adalah gabungan dari kata projection dan tension. Orang yang protensif cenderung mudah curiga, cemburu dan menarik diri. Sedangkan alexis mudah percaya, memahami dan sabar. Faktor M (Praxernia-Autia) Praxernia (M-) merupakan gabungan dari istilah praktical dan concerned. Sifat ini mengacu ke orang yang konvensional, praktis, sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia (M+) dari kata autistik, orang yang tidak konvensional, kritis-rewel, perhatiannya terserap, imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotik menjadi terserap dengan pikirannya sendiri, dan tidak peduli dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan kebutuhan dengan realitas eksternal. Sebaliknya, orang yang bertipe Mpeduli dengan kebutuhan terhadap lingkungan, cenderung memperhatikan detail. Mmenurut Cattell bisa menjadi dasar dari gejala Obsesif-kompulsif. Faktor N (Artlessness-Shrewdness) N- adalah ciri orang yang naif, rendah hati-bersahaja, dan spontan, sedangkan N+ bercirikan Materialis, cerdik, berpandangan luas, pintar.

Faktor O (Assurance-Guild Proneness) O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+ adalah trait yang ditemukan pada orang-orang yang patologis – alkoholik, kriminal, depresif. Mereka hanya memiliki teman terbatas dengan standard hidup yang tidak normal, selalu khawatir dan merasa berdosa. FaktorQ1 (Consevative-Radicalism) Q2 (Group Adherence-Selsufficient) Q3 (Low Integration-High Self Concept) Q4 (Ergic Tension) Empat faktor ini proporsi pengaruhnya terhadap tingkah laku kecil. Semuanya menjelaskan tentang self, dan satu dengan yang lain saling berhubungan walupun bentuk sifatnya berbeda-beda. Orang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integritas dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu. Sebaliknya, orang yang radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan bersemangat. PSIKOPATOLOGIS  Tidak membahas sifat-sifat patologis secara mendetail namun dia setuju dengan pandangan klinis bahwa NEUROSIS dan PSIKOSIS terjadi akibat adanya konflik yang tidak terpecahkan dalam diri individu dimana setiap konflik selalu ada sekian banyak attitude, ERG, dan sentimen yang terlibat sehingga muncul pilihan tingkah laku yang tidak dikehendaki.  NEUROSIS → pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang yang merasa dirinya mengalami kesulitan emosional tetapi tidak menunjukkan gangguan psikotik (lebih ringan).. KESIMPULAN dari Teori CATTel Kepribadian memiliki banyak sekali dimensi yang dapat diukur dan teknik statistik analisis faktor dapat dipakai sebagai sarana untuk mengisolasi variabel-variabel kepribadian itu. Dorongan atau motif pembawaan oleh Cattell disebut erg. Semua dorongan primer yang dibawa bersama kelahiran disebut erg, seperti seks, lapar, haus, rasa ingin

tahu, marah, dan motif-motif lainnya yang biasanya tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga dimilii oleh primata dan mamalia lainnya. Tidak seperti psikoanalis yang menentukan drive apa saja yang dimiliki manusia secara subjektiv, Cattell kembali memakai analisis faktor terhadap data T dari sampel anak-anak dan orang dewasa dari berbagai budaya. Faktor erg pada manusia equivalen dengan pola insting binatang. Trait → elemen dasar kepribadian. Trait dipengaruhi oleh ERG (dorongan primer atau bawaan) dan sentimen (hasil belajar dari institusi sosial/sintality) yang termanifestasi dalam bentuk attitude (aksi/respon terhadap situasi tertentu) yang digunakan sebagai prediksi tingkah laku individu. Selain ERG dan sentimen, perilaku juga dipengaruhi oleh situasi, waktu, dan peran yang sedang dimainkan. Dari sisi tujuan akhir dari perkembangan teorinya, Cattell adalah seorang behavioris, yakni: bahwa psikologi sebagai ilmu bertujuan untuk memahami dan meramalkan tingkahlaku. Untuk meramalkan tingkahlaku secara akurat, Cattell memakai konsep kalkulus dinamik suatu prosedur yang kompleks untuk menentukan kekuatan dan arah tingkahlaku. Dalam kalkulus dinamik, erg dan sentimen dipandang sebagai akar dari semua motivasi dan dimasukkan kedalam persamaan tingkahlaku., yang dapat dipakai untuk meramalkan tingkahlaku seseorang. Persamaan itu memasukkan semua data tentang hubungan trait, erg, dan sentimen dengan situasi tertentu, untuk menentukan bentuk respon seseorang. PSIKOSIS → bentuk gangguan mental dimana individu kehilangan kontak dengan realita dan membutuhkan perawatan umtuk melindungi dirinya dan orang lain karena orang psikosis tidak mempunyai pemahaman tentang permasalahannya, tidak dapat merawat diri, dan mungkin membahayakan orang lain dan dirinya sendiri (lebih berat).

Related Documents

Psikopatologis
June 2020 10

More Documents from "Surabaya Rabbitry"