Urin..docx

  • Uploaded by: mutiara
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Urin..docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,488
  • Pages: 24
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Kimia Klinik ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna. Harapan saya semoga laporan yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi laporan ini menjadi lebih baik lagi. Sebagai penyusun, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki laporan ini. Terima Kasih

.

Gorontalo,

September 2018

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2 1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3 2.1 Pengertian Urinalisis ................................................................................. 3 2.2 Macam-Macam Pemeriksaan Urine .......................................................... 3 2.3 Jenis-Jenis Sampel Urine ........................................................................ 10 2.4 Fungsi Tes Urine Lengkap ...................................................................... 11 BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 15 3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................. 15 3.2 Tujuan ..................................................................................................... 15 3.3 Metode .................................................................................................... 15 3.4 Prinsip pemeriksaan ................................................................................ 15 3.5 Alat dan Bahan ........................................................................................ 16 3.6 Prosedur Kerja ........................................................................................ 16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17 4.1 Hasil ......................................................... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan.............................................. Error! Bookmark not defined.

ii

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 20 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20 5.2 Saran ....................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia klinik merupakan ilmu dasar yang memerlukan pemahaman dalam menganalisis berbagai cairan tubuh atau spesimen jaringan atau tentang fisiologi dan proses biokimia tubuh dalam keadaan normal dan terjadi penyakit. Saat ini banyak penyakit yang menyerang manusia diakibatkan pola hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan yangtidak sehat / instan, merokok, dan zat zat kimia lainnya yang dapat merusak tubuh. Seseorang yang sehat secara fisik belum tentu sehat secaraklinis, banyak kemungkinan berbagai penyakit ada dalam dirinya. Maka seseorang harus melakukan pemeriksaan secara berkala agar organ dalam tubuh dapat diketahui apakah normal atau sudah tidak abnormal. Dalam hal menjaga kesehatan merupakan prioritas utamadari mahkluk hidup apalagi manusia. Ekskresi adalah proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang airkecil, hasil buangan itu antara lain berupa urine. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbondioksida, serta zat warna empedu. Pemeriksaan/parameter yang sering digunakan dalam pengelolaan penyakit disebut urinalisis. Urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal, dimana ginjal berfungsi untuk mengatur jumlah air di dalam tubuh agar sesuai dengan kebutuhan. Jika air dalam tubuh berlebih, maka ginjal akan mengeluarkan air lebih banyak selain itu ginjal juga berfungsi untuk mengeluarkan racun dan obat-obatan dari

1

dalam tubuh yang diproduksi tubuh dalam bentuk urin yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa sepert racun, obatobatan dari dalam tubuh. Sistem urin adalah organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada praktikum

ini

dilakukan

pemeriksaan urin secara makroskopis yang meliputi, warna, bau dan kejernihan

dari urin Dimana dari hasil pemeriksaan tersebut dapat

diinterpretasikan kemungkinan penyakit yang diderita oleh seseorang (probandus). 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana cara mengidentifikasi warna urin ? 1.2.2 Bagaimana cara mengidentifikasi bau dari urin ? 1.2.3 Bagaimana cara mengidentifikasi kejernihan pada sampel urin ? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi warna, bau serta kejernihan dari sampel urin. 1.4 Manfaat Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi warna, bau serta kejernihan dari sampel urin.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Urinalisis Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum (Kaahil, 2013). 2.2 Macam-Macam Pemeriksaan Urine Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urine yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa.Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urine lengkap adalah pemeriksaan urine rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin,urobilinogen, darah samar dan nitrit (Malensang, 2015). 2.2.1 Makroskopik Urine Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urine. Pengukuran volume urine berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kwantitatif atau semi kwantitatif suatu zat dalam urine dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan. Pengukuran volume urine yang dikerjakan bersama dengan berat jenis urine bermanfaat untuk menentukan gangguan faal ginjal (Malensang,2015).

3

1. Volume Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urine seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urine dalam 24 jam antara 800 – 1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuria. Poliuria ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema. Bila volume urine selama 24 jam 300-750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri. Keadaan ini mungkin didapat pada diare, muntah - muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuria adalah suatu keadaan dimana jumlah urine selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus (Malensang,2015). 2. Warna Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urine seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik

4

volume urine dalam 24 jam antara 800 – 1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuria. Poliuria ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema. Bila volume urine selama 24 jam 300-750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri. Keadaan ini mungkin didapat pada diare, muntah - muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuria adalah suatu keadaan dimana jumlah urine selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus (Malensang,2015). 3. BJ Pemeriksaan berat jenis urine bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter, refraktometer dan reagens 'pita'. Berat jenis urin sewaktu pada orang normal antara 1,003 - 1,030 . Berat jenis urin herhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urine makin tinggi berat jenisnya, jadi berat jenis bertalian dengan faal

5

pemekat ginjal. Urin sewaktu yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih, menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake cairan yang berlebihan, hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun (Malensang,2015). 4. Bau Untuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urine normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urine yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada karsinoma saluran kemih (Malensang,2015). 5. pH Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urine normal berkisar antara 4,5 - 8,0 . Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urine bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi

6

amoniak akan menyebabkan urin bersifat basa. Dalam pengobatan batu karbonat atau kalsium fosfat urine dipertahankan asam, sedangkan untuk mencegah terbentuknya batu urat atau oksalat pH urine sebaiknya dipertahankan basa (Malensang,2015). 2.2.2 Mikroskopik Urine Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urine yaitu pemeriksaan sedimen urine. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit.Urine yang dipakai ialah urin sewaktu yang segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet formalin (Malensang, 2015). Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan penglihatan kecil atau LPK.Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan besar atau LPB. Jumlah unsur sedimen bermakna di laporkan secara semi kuantitatif,yaitu : Jumlah rata-rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit (Malensang, 2015). Unsur sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan : + (ada), ++ (banyak) +++ (banyak sekali). Unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu : * unsur organik

7

* non organik. Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam sedimen urin, sedangkan Leukosit hanya terdapat 0 - 5/LPK dan pada wanita dapat pula karena kontaminasi dari genitalia. Adanya eritrosit dalam urine disebut hematuria. Hematuria dapat disebabkan oleh perdarahan dalam saluran kemih, seperti infark ginjal, nephrolithiasis, infeksi saluran kemih dan pada penyakit dengan diatesa hemoragik. Terdapatnya Leukosit dalam jumlah banyak di urin disebut piuria. Keadaan ini sering dijumpai pada infeksi saluran kemih atau kontaminasi dengan sekret vagina pada penderita dengan fluor albus. Epitel merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal didapatkan dalam sedimen urin.Dalam keadaan patologik jumlah epitel ini dapat meningkat, seperti pada infeksi,radang dan batu dalam saluran kemih. Pada sindroma nefrotik di dalam sedimen urin mungkin didapatkan oval fat bodies. Ini merupakan epitel tubuli ginjal yang telah mengalami degenerasi lemak, dapat dilihat dengan memakai zat warna Sudan III/IV atau diperiksa dengan menggunakan mikroskop polarisasi Kristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan batu didalam saluran kemih. Kristal asam urat, kalsium oksalat, triple fosfat dan bahan amorf merupakan kristal yang sering ditemukan dalam sedimen dan tidak mempunyai arti, karena kristal-kristal itu merupakan hasil metabolisme yang normal.Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari

8

jenis makanan, banyak makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urine. Disamping itu mungkin didapatkan kristal lain yang berasal dari obat -obatan atau kristal-kristal lain seperti kristal tirosin, kristal leucin. Silinder adalah endapan protein yang terbentuk didalam tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa glikoprotein (protein Tamm Horsfall) dan kadang-kadang dipermukaannya terdapat leukosit, eritrosit dan epitel.Pembentukan silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain osmolalitas, volume, pH dan adanya glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal. Dikenal bermacam-macam silinder yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit ginjal. Banyak peneliti setuju bahwa dalam keadaan normal bisa didapatkan sedikit eritrosit, lekosit dan silinder hialin. Terdapatnya silinder seluler seperti silinder lekosit, silinder eritrosit, silinder epitel dan sunder berbutir selalu menunjukkan penyakit yang serius. Pada pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit dan pada glomerulonefritis akut dapat ditemukan silinder eritrosit. Sedangkan pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan silinder lilin.

9

2.3 Jenis-Jenis Sampel Urine 2.3.1 Urine sewaktu / urine acak (random) Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin (Irene, 2015). 2.3.2 Urine pagi Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur - unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan

berdasarkan

adanya

HCG

(human

chorionic

gonadothropin) dalam urine (Irene, 2015). 2.3.3 Urine tampung 24 jam Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus -menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar ber volume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene (Irene, 2015).

10

2.4 Fungsi Tes Urine Lengkap 2.4.1

Tes Urin Strip (Cepat) Tes urin strip adalah salah satu jenis tes urin yang dilakukan dengan cepat. Strip khusus yang digunakan dalam tes akan dicelupkan ke dalam sampel urin selama beberapa detik. Hasil warna indikator yang berbeda akan bisa dilihat dari perubahan. Semua jenis tes ini bisa dilakukan dengan mudah dan pengambilan sampel urin juga harus dilakukan dengan benar. Tes urin ini bisa dilakukan di rumah, rumah sakit, klinik, dan laboratorium (Irene, 2015). a. Fungsi tes urin cepat adalah sebagai berikut: 1. Untuk

mengetahui

salah

satu

kondisi

yang

menggambarkan penyakit pada bagian bawah perut. 2. Untuk mengetahui kondisi atau penyakit yang menyerang pada bagian punggung. 3. Untuk mengetahui kondisi penyakit pada saluran kemih. 4. Melihat kondisi kesehatan urin jika mengandung darah. 5. Untuk mengetahui kadar gula dalam urin (khusus untuk penderita diabetes) b. Penilaian Tes urin Cepat Ada beberapa penilaian yang didapatkan dari tes urin cepat.

Semua

penilain

yang

dilakukan

seharusnya

menunjukkan nilai negative (jadi jika dalam tes ada nilai

11

positif maka bisa menjadi indikasi penyakit tertentu). Berikut ini beberapa jenis standar penilaian dalam tes urin cepat (Irene, 2015). c. Penilaian Nilai Rujukan : 1. Nilai pH 5-7 2. Gula negatif 3. Nitrit negatif 4. Keton negatif 5. Bilirubin negatif 6. Urobilinogen negatif 7. Sel darah putih negatif 8. Sel darah merah negatif d.

Arti Nilai Positif dalam Pengujian Dari pengujian cepat ini maka bisa didapatkan beberapa hasil penilaian yang sesuai dengan nilai yang ditunjukkan. Berikut ini adalah beberapa indikasi penyakit yang bisa dilihat dari nilai positif atau temuan dalam tes urin:

1. Penyakit batu kemih – Jika dalam pengujian menunjukkan hasil kurang dari 5 atau lebih dari 7. Nilai dibawah 5 berarti ada infeksi yang terjadi pada bagian saluran kemih dan membutuhkan perawatan yang lebih khusus. 2. Peradangan ginjal – Jika tingkat protein yang ditemukan dalam tes urin cepat terlalu tinggi (positif).

12

3. Diabates – Jika hasil tes menunjukkan adanya keton yang berarti urin mengandung gula. 4. Infeksi bakteri dalam darah – Jika hasil tes menunjukkan adanya sel darah putih dan nitrit. 2.4.2 Tes Analisis Urin Tes

analisis

urin

yang

diperlukan

biasanya

untuk

menunjukkan kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Tes ini diperlukan oleh orang yang baru saja masuk ke rumah sakit atau untuk keperluan menjelang operasi. Penilaian dalam analisis tes urin meliputi : 1. Mengetahui tingkat warna, konsentrasi urin dan nilai yang lebih jelas pada urin 2. Mengetahui berbagai zat kimia dalam urin 3. Mengetahui kemungkinan bakteri dan sel yang terdapat pada urin a.

Fungsi Analisis Urin Analisis urin diperlukan untuk mengetahui kelainan atau indikasi jenis penyakit tertentu yang muncul pada tubuh. Hampir semua orang yang masuk ke rumah sakit atau memerlukan perawatan khusus biasanya akan diminta untuk melakukan tes urin. Berikut adalah fungsi tes urin ini : 1. Untuk mengetahui beberapa kemungkinan infeksi yang terjadi pada bagian sistem kemih

13

2. Untuk mengetahui kondisi pendarahan dalam sistem kemih 3. Untuk menetapkan kondisi penyakit ginjal dan hati 4. Tes ini juga bisa dilakukan untuk mengetahui kadar gula dalam urin b.

Penilaian Analisis Urin Tes urin diperlukan untuk mengetahui beberapa kondisi tubuh yang digambarkan dari keadaan urin. Selain itu, tes ini juga diperlukan untuk mengetahui zat yang ada pada urin. Berikut ini adalah beberapa penilaian untuk tes urin. Objek Penilain Fungsi Nilai Rujukan : 1. Bakteri Untuk mengetahui bakteri pada saluran kemih Negatif 2. Kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal Negatif 3. Kristal Untuk mengetahui tingkat zat tinggi dalam urin Negatif 4. Sel epitel untuk mengetahui kondisi sistem kemih dan uretra

14

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum yang berjudul “Pemeriksaan Urine ” dilaksanakan pada tanggal 19 September 2018 pukul 13.00 dilaboratorium

Stikes Bina Mandiri

Gorontalo 3.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui warna urine, bau urine, dan kejernihan urine 3.3 Metode Pada pemeriksaan ini menggunakan metode kualitatif untuk melihat bau, warna, dan kejernihan urine 3.4 Prinsip pemeriksaan Makroskopis 1. Pemeriksaan bau Adanya bau yang semula ada pada urin amoniak (NH3)

cukup

bermakna dalam suatu diagnosa 2. Pemeriksaan warna Untuk menggambarkan rupa urin harus dilakukan secepatnya setelah urin dikeluarkan dengan cahaya tembus pandang dimana urin dinyatakan dengan tidak berwarna hingga kuning tua 3. Pemeriksaan kekeruhan

15

untuk menggambarkan rupa urin harus dilakukan secepatnya setelah urin dikeluarkan dengan cahaya tembus pandang dimana urin dinyatakan dengan jernih atau tidak keruh 3.5 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu gelas sampel, latar putih, dan urine sewaktu 3.6 Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan 2. Masukkan urine kedalam gelas aqua 3. Dekatkan kearah hidung dan kibaskan dengan tangan 4. Setelah itu amati bau, warna dan kejernihan dengan cahaya yang cukup

16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Uji pH No

Urin

pH

1.

Urin Normal

6

2.

Urin GG

7

3.

Urin DM

5

4.

Urin Ibu Hamil

7

4.1.2 Uji Warna dan Bau No

Urin

Warna

Bau

1.

Urin Normal

Bening

Amis

2.

Urin GG

Kuning

Menyengat

3.

Urin DM

Bening

Menyengat

4.

Urin Ibu Hamil

Orange

Menyengat

4.1.3 Uji Biuret No

Urin

Warna

1.

Urin Normal

Hijau Muda

2.

Urin GG

Biru

3.

Urin DM

Hijau Bening

4.

Urin Ibu Hamil

Hijau Tua

4.1.4 Uji Asam Asetat No

Urin

Warna

1.

Urin Normal

Tidak Keruh

2.

Urin GG

Keruh

3.

Urin DM

Tidak Keruh

4.

Urin Ibu Hamil

Tidak keruh

17

4.2 Pembahasan a. Uji pH Pada percobaan ini, yaitu uji pH sediakan 4 gelas kimia yang didalamnya terdapat sampel urin, celupkan pH meter kedalam aquades kemudian pH meter yang telah dicelupkan kedalam aquades dicelupkan kedalam sampel urin fungsi dari pH tersebut yaitu untuk menentukan keasaman atau kebasaan dari suatu larutan (sampel). Pada tabung 1 yang terdapat sampel urin normal diketahui nilai pH 6, pada tabung 2 yang terdapat sampel urin GG (gagal ginjal) diketahui nilai pH 7, pada tabung 3 yang terdapat sampel DM (diabetes mellitus) diketahui nilai pH 5 dan pada tabung 4 yang terdapat sampel urin ibu hamil diketahui nilai pH 7. b. Uji Biuret Pada percobaan ini, yaitu uji biuret disediakan 4 tabung reaksi yang masing-masing tabung tersebut berisi sampel urin (GG, ibu hamil, DM dan urin normal) sebanyak 5 ml. pada setiap tabung ditambahkan NaOH 10% dan CuSO4 sebanyak 10 tetes, pada setiap tabung yang berisi sampel urin dipanaskan selama 3 menit. Setelah dipanaskan campurkan dengan baik dan amati perubahan warna pada setiap tabung yang berisi sampel urin. Pada tabung 1 yang berisi sampel urin normal perubahan warnanya menjadi warna hijau muda, pada tabung 2 yang berisi sampel urin GG (gagal ginjal) perubahan warnanya menjadi warna biru, pada tabung 3 yang berisi sampel urin DM (diabetes mellitus) perubahan warnanya menjadi warna hijau bening dan pada tabung 4 yang berisi sampel urin ibu hamil peruban warnanya menjadi warna hijau tua. c. Uji pemanasan dengan asam asetat Pada percobaan ini, yaitu uji pemanasan dengan asam asetat sediakan 4 tabung reaksi diisi dengan sampel urin (normal, GG, DM dan ibu hamil) sebanyak 5 ml. kemudian keempat tabung reaksi yang berisi sampel urin tersebut dipanaskan dengan mengunakan penanggas air selama 1-2 menit. Kemudian amati perubahan pada sampel tersebut apabila terjadi kekeruhan atau tidak. Pada tabung 1 yang berisi sampel urin normal tidak terjadi

18

kekeruhan, pada tabung 2 yang berisi sampel urin GG (gagal ginjal) terjadi kekeruhan, pada tabung 3 yang berisi sampel urin DM (diabetes mellitus) tidak terjadi kekeruhan dan pada tabung 4 yang berisi sampel urin ibu hamil tidak terjadi kekeruhan. Kemuadian pada sampel urin GG (gagal ginjal) yang terjadi kekeruhan ditambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%, kemudian dibandingkan dengan tabung blangko apabila setelah diteteskan asam asetat kekeruhan menghilang maka menunjukan tidak adanya protein dalam sampel urin GG tersebut. Lalu panaskan lagi apabila setelah diteteskan asam asetat 6% apabila sampel urin tetap keruh maka menunjukan adanya protein dalam urin sedangkan pada urin GG (gagal ginjal) tidak terdapat protein karena kekeruhanya hilang pada saat diteteskan asam asetat 6%. d. Uji warna dan bau Pada percobaan ini yaitu, uji warna dan bau pada masing-masing sampel urin yaitu pada sampel urin normal warnanya bening dan berbau amis, pada sampel urin GG (gagal ginjal) terdapat warna kuning dan baunya menyengat, pada sampel urin DM (diabetes mellitus) warnanya bening dan baunya menyengat dan pada sampel urin ibu hamil terdapat warna orange dan baunya menyengat

19

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum pemeriksaan urin sewaktu dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan warna, bau, dan kejernihan dinyatakan normal karena semua termasuk pada data interpretasi klinik. 5.2 Saran Sebaiknya dalam melakukan pengambilan sampel urine wadah yang akan digunakan harus bersih dan kering agar tidak tercampur dengan air atau kotoran lain. Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya perhatikan terlebih dahulu regen yang akan digunakan.

20

DAFTAR PUSTAKA Irene,

Maria. 2015. “Fungsi Tes Urine Lengkap Dan Jenisnya”. https://halosehat.com/gaya-hidup/cara-hidup-sehat/fungsi-tesurine (Diakses Tanggal 22 September 2018).

2013. “Pemeriksaan Urine Rutin”.https://kaahil.Wordpress.com/2 013/05/11/ lengkap-hasil-pemeriksaan urine-rutin-urinalisis-makroskopikglukosa-protein-bilirubinurobilinogenkeasamanph-berat-jenisbj-darahketon-nitrit-lekosit-esterase mikroskopik-eritro/ (Diakses Tanggal 22 September 2018) Malensang, Elsye. 2015. “Pemeriksaan Makroskopis Dan Mikroskipos”. http://elsyetmalensang.blogspot.com/2015/12/pemeriksaan-makroskopisdan-mikroskopis.html (Diakses Tanggal 23 September 2018). Kaahil,

More Documents from "mutiara"