URIN KUANTITATIF Tinjauan Pustaka Urine adalah hasil pembuangan dari metabolisme tubuh melalui ginjal. Pada keadaan normal, urine yang keluar antara 900-1500 ml per 24 jam (bervariasi dengan asupan cairan dan jumlah kehilangan cairan melalui rute lain). Komposisi urine terdiri dari air, amonia, urea (20-30g/24 jam), natrium klorida, asam urat (0,6 g/24 jam), kreatinin (1-2 g/24 jam), kalium sulfat, dan fosfat (Permadi, 2006). Urin sapi mengandung unsur hara seperti N, P, K, Ca, Mg, yang terikat dalam senyawa organik antara lain urea, ammonia, keratinin, dan keratin. Urin sapi memiliki keunggulan diantaranya memiliki unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan feses sapi yaitu hanya sebesar 0,4% (Indrawaty, 2016). Proses pembentukan urine diawali dengan darah difiltrasi menjadi filtrat glomerulus (urine primer) kemudian direabsorbsi di tubulus kontortus proksimal menjadi filtrat tubulus (urine sekunder) setelah itu diaugmentasi di tubulus kontortus distal barulah terbentuk urin. Jumlah urine dipengaruhi oleh jumlah cairan yang diminum (balans cairan), jumlah garam yang masuk, hormon antidiuretika (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior (Wahidi, 2015). Pemberian pakan pada level yang berbeda akan menyebabkan kondisi fisiologis seperti frekuensi pernafasan, denyut nadi, dan suhu tubuhberbeda akibat perbedaan proses fermentasi atau metabolisme yang terjadi dalam tubuh, sehingga akan berpengaruh terhadap respon produksi suatu ternak. Pemberian konsentrat 2 jam sebelum hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum, yang akan meningkatkan konsumsi bahan kering ransum. Konsentrat yang lebih mudah dicerna akan memacu pertumbuhan mikroba dan meningkatkan proses fermentasi dalam rumen (Astuti dkk., 2015). Jika urin mengandung gula berarti tubulus ginjal tidak menyerap gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal, dapat pula akibat kadar gula dalam darah tinggi sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrate glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi akibat dari proses pengubahan gula menjadi glikogen terhambat karena produksi hormone insulin terhambat. Orang yang demikian menderita kencing manis (diabetes militus). Bahan pengawet atau pewarna makanan membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan atau terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan juga akan merusak ginjal (Ganong, 2000).
Daftar Pustaka Astuti, A., Erwanto, dan Purnama E. S. 2015. Pengaruh cara pemberian konsentrat-hijauan terhadap respon fisiologis dan performa sapi peranakan simmental. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(4): 201-207. Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Penerbit EGC. Jakarta. Indrawaty & Veronika. 2016. Pengaruh Penggunaan Urin Sebagai Sumber Nitrogen Terhadap Bentuk Fisik dan Unsur Hara Kompos Feses Sapi. Skripsi. Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi. Permadi, Adi. 2006. Tanaman Obat Pelancar Air Seni. Penebar Swadaya. Jakarta. Wahidi. 2015. Konsep urin menurut Ibnu Sina: kajian atas Kitab Al-Qanuun fith-Thibb. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 4(2): 359.