Ujian Praktek Kimia Listrik Dari Koin.docx

  • Uploaded by: RaraIsparaniRafifahPutri
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ujian Praktek Kimia Listrik Dari Koin.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,325
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Koin merupakan alat transaksi jual beli di Indonesia. Namun, siapa sangka bahwa koin yang sering kita gunakan biasanya dapat beralih fungsi menjadi benda yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti baterai. Baterai merupakan salah satu sumber listrik yang sering kita gunakan setiap hari, seperti pada penggunaan remote TV, mainan-anak-anak, jam dinding, dan lain-lain. Pada percobaan kali ini kami akan membuktikan bahwa tak hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang mampu membuat baterai, semua orang pun juga bisa membuat baterai dengan cara yang sederhana. Yaitu membuat baterai dari koin logam untuk menyalakan lampu.

B. Tujuan 1.

Untuk mengetahui cara membuat baterai dari koin logam.

2.

Untuk mengetahui cara kerja baterai sehingga mampu menghidupkan lampu.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Baterai Baterai adalah perangkat yang mengandung sel listrik yang dapat menyimpan

energi

yang

dapat

dikonversi

menjadi

daya.

Baterai

menghasilkan listrik melalui proses kimia. Baterai atau akkumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan ) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan reaksi elektrokimia reversibel adalah didalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik ( proses pengosongan ) dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia ( proses pengisian ) dengan cara proses regenerasi dari elektroda - elektroda yang dipakai yaitu, dengan melewatkan arus listrik dalam arah polaritas yang berlawanan didalam sel. Baterai terdiri dari dua jenis yaitu, baterai primer dan baterai sekunder. Baterai primer merupakan baterai yang hanya dapat dipergunakan sekali pemakaian saja dan tidak dapat diisi ulang. Hal ini terjadi karena reaksi kimia material aktifnya tidak dapat dikembalikan. Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang, karena material aktifnya didalam dapat diputar kembali. Kelebihan dari pada baterai sekunder adalah harganya lebih efisien untuk penggunaan jangka waktu yang panjang.

B. Koin 1.

Koin Tembaga Tembaga adalah unsur kimia yang diberi lambang Cu (Latin: cuprum) dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU) tembaga termasuk dalam golongan 11dan menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan mempunyai bobot atom (BA) 63,546. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3 [1]. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110 °C dan kelima-lima molekul air pada 150 °C. Pada 650 °C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2) . Tembaga merupakan salah satu logam yang terdapat cukup banyak dalam keadaan bebas.Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka,

tembaga

diambil

dengan

cara

smelting,

leaching,

dan elektrolisis.Cu (Tembaga) merupakan salah satu unsur logam transisi yang berwarna cokelat kemerahan dan merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Di alam, tembaga terdapat dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawa-senyawa, dan terdapat dalam bentuk biji tembaga seperti (CuFeS2), cuprite (Cu2O), chalcosite (Cu2S), dan malasite (Cu2(OH)2CO3). Dalam badan perairan laut tembaga dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion seperti CuCO3, CuOH. Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna

kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Tembaga merupakan suatu unsur yang sangat penting dan berguna untuk metabolisme. Batas konsentrasi dari unsur ini yang mempengaruhi pada air berkisar antara 1 – 5 mg/l merupakan konsentrasi tertinggi. Dalam industri, tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida serta dapat digunakan

sebagai

pertumbuhan lumut,

katalis,

baterai

elektroda,

sebagai

pencegah

turunan senyawa-senyawa karbonat

banyak

digunakan sebagai pigmen dan pewarna kuningan. Tembaga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari komponen listrik, koin, alat rumah tangga, hingga komponen biomedik. Tembaga juga dapat dipadu dengan logam lain hingga terbentuk logam paduan seperti perunggu atau monel. Tembaga berperan khususnya dalam beberapa kegiatan seperti enzim pernapasan sebagai tirosinase dan silokron oksidasi. Tembaga bersifat racun. Ini dapat terjadi ketika tembaga menumpuk dalam tubuh akibat penggunaan alat masak tembaga. Unsur Cu yang berlebih dapat merusak hati dan memacu sirosis.

2.

Koin Perak Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa LatinArgentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat dimineral dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin, perhiasan, peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk logam mulia seperti emas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan 1.

20 buah uang koin

6.

Lampu LED

2.

Alumunium foil

7.

Tissue

3.

Karton

8.

Gunting

4.

Larutan Garam

9.

Sendok

5.

Kabel

10. Alat multitester

B. Cara Kerja 1.

Siapkan larutan garam dan koin, lalu masukkan 20 buah uang koin ke dalam larutan garam selama 3 menit.

2.

Gunting aluminium foil dan karton berbentuk koin sebanyak 19 potongan.

3.

Setelah 3 menit, tiriskan koin kemudian lap dengan tissue hingga kering.

4.

Masukkan karton yang sudah dipotong berbentuk koin tadi ke dalam larutan garam.

5.

Rangkai tumpukan koin dengan urutan pertama yaitu koin, kemudian alumunium foil, setelah itu baru karton sampai koin, alumunium foil, dan karton habis.

6.

Siapkan kabel, lalu letakkan salah satu ujung koin di bagian paling bawah, sedangkan ujung yang lain di bagian paling atas tumpukan koin.

7.

Siapkan lampu LED dan kaitkan dengan kabel yang tersisa.

8.

Setelah itu, lihatlah apakah lampu menyala atau tidak. Lalu ukur dengan menggunakan multitester berapa volt yang dihasilkan dari tumpukan koin tersebut.

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pembahasan Dari praktikum kelompok, kami dapatkan hasil bahwa lampu LED menyala dikarenakan beberapa faktor pendukung berupa alat dan bahan yang kami gunakan, seperti larutan garam, alumunium foil, dan uang koin. Larutan garam mempengaruhi nyala lampu dikarenakan larutan garam merupakan elektrolit, sehingga mampu menghantarkan arus listrik. Pada percobaan kami, koin yang dipakai terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan garam agar sifat elektrolit dari larutan garam dapat mengalir ke dalam koin, sehingga koin yang mula-mula tidak memiliki tegangan listrik menjadi bertegangan listrik.. Begitu pun halnya dengan karton yang kami gunakan. Karton merupakan bahan yang tidak mampu menghantarkan listrik, oleh karena itu karton terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan garam agar karton bersifat elektrolit sehingga mampu menghantarkan listrik dari koin ke alumunium foil. Adapun alumunium foil yang kami gunakan tidak dicelupkan ke dalam larutan garam dikarenakan alumunium foil sudah merupakan larutan elektrolit yang mampu menghantarkan listrik. Uang koin yang kami gunakan berfungsi sebagai baterai, sehingga semakin banyak tumpukan uang koin maka semakin besar kemampuan koin tersebut untuk menghidupkan lampu LED. Hal ini terbukti ketika kelompok kami awalnya hanya menggunakan sebanyak 15 koin dan lampu tidak menyala, setelah itu kami menambah tumpukan koin tersebut menjadi 20 buah koin dan kemudian lampu pun menyala. Kemudian untuk membuktikan adanya

tegangan

listrik

didalam

koin

kami

mengukurnya

dengan

menggunakan alat multitester dan kami dapatkan hasil bahwa tegangan listrik yang terjadi di dalam koin sebanyak 3 volt.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari percobaan kelompok, kami dapat menyimpulkan bahwa koin juga dapat berperan sebagai baterai. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor seperti banyaknya koin yang dipakai, larutan garam, dan juga alumunium foil. Kandungan elektrolit yang ada pada larutan garam dapat berfungsi sebagai penghantar listrik yang baik sehingga ketika karton dan koin dicelupkan ke dalam larutan garam, karton yang awalnya tidak bisa menghantarkan listrik menjadi bisa menghantarkan listrik dan koin yang mula-mula tidak ada tegangan listrik menjadi bertegangan listrik. Uang koin yang digunakan pun juga berpengaruh terhadap nyalanya lampu. Semakin banyak tumpukan uang koin maka semakin besar kemampuan koin tersebut untuk menghidupkan lampu LED.

B. Saran Disarankan kepada praktikan selanjutnya agar melakukan percobaan dengan hati-hati dan jangan sampai terlalu lama merangkai tumpukan koin. Karena jika waktu yang diperlukan untuk merangkai koin terlalu lama maka sifat keelektrolitan pada tumpukan koin akan semakin berkurang dan lamakelamaan akan hilang sehingga menyebabkan lampu tidak menyala.

DAFTAR PUSTAKA

http://andikaranisaputra.blogspot.co.id https://yadhikaizan.wordpress.com

Related Documents


More Documents from "Sarah Kartika"