TUTORIAL BLOK 8 ( Ginjal dan Cairan Tubuh) Modul III Gangguan Glomerulus
KELOMPOK 21 • • • • • • • • •
Vickrei Yosafat T Janice Surjana Patricia Sowita I Made Dhama K A Stephanie Wijaya Albertcornus Maria Jessica Yulianti Tjahyadi Claudia Yevinni V
(1110011) (1110040) (1110064) (1110048) (1110096) (1110098) (1110135) (1110156) (1110136)
Istilah Asing 1. 2. 3. 4.
BCG Scar DPT Tonsil
: Bacille Calmette-Guérin : Jaringan parut : Diptheri Pertusis Tetanus : Organ lomfoid yang berada dikanan-kiri amandel 5. Retraksi Intercostal : penarikan otot diantara costa saat bernafas
Skenario Anak AS, laki-laki, umur 10 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik anak RSI dengan keluhan utama ,mata sembab, muka dan kedua tungkai bawah bengkak. Pada heteroanamnesis diperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut : Sembab pada kelopak mata sejak 2 hari sebelum dibawa ke RS dan semakin bertambah Buang air kecil semakin berkurang dan warnanya kemerahan Sejak 14 hari yang lalu sebelum ke RS, anak AS mengalami panas badan, suhu badannya turun sehabis diberi obat penurun panas, tetapi naik lagi kirakira 4 jam kemudian. Anak AS setelah 2 hari panas terus mengalami batuk-batuk, mula-mula tidak berdahak, namun anak merasa sakit bila menelan. Hidungnya mengeluarkan cairan jernih Ibu pasien menyatakan suara nafas anaknya berbunyi. Nampak agak sesak nafas, tapi tidak dipengaruhi cuaca, asap, debu atau aktivitasnya.
Riwayat Imunisasi : BCG (Scar+), DPT dan Polio masing-masing sudah 3 kali Riwayat Penyakit Dahulu : belum pernah sakit se[erti sekarang Riwayat penyakit keluarga : tidak ada sakit seperti ini Usaha berobat : sudah berobat ke dokter tapi belum membaik Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Keadaan umum
Keadaan sakit Kesadaran Letak posisi tubuh Berat badan Nutrisi
: kesan sakit denag, lemah : Compos mentis : tidak ada ;etak paksa : 32 kg : 93 % (baik)
Tanda vital
Nadi Respirasi Suhu Tekanan darah
: 91x/menit, regular, equal, isi cukup : abdominotorakal 34x/menit : 36,2° C (aksiler) : 160/90 mmHg
Pemeriksaan sistematik
Kulit : pucat (+), sianosis (-) KGB leher : tidak teraba membesar Mata : palpebral edema, konjungtiva anemis Hidung : pernapasan cuping hidung +/+, secret +/+ Mulut : bibir : kering, sianosis (-), Tonsil : T1/T1, hiperemis (-) Pulmo : bentuk dan pergerakan simetris kanan=kiri, retraksi intercostal (+); ronki +/+; wheezing -/ Cor : jantung membesar, bunyi jantung murmur sistolik (+) Abdomen : datar, supel, nyeri tekan (-);
Hepar : 2 cm bawah arcus costalis (BAC) 3 cm bawah processus xiphoideus (hepatomegaly) Lien : tidak teraba Bising usus (+) normal, asites (-) Genital Ekstremitas
: laki-laki, edema scrotum (-) : edema pretibial (+)
Pemeriksaan laboratotium Hematologi lengkap : Hb : 9,7 g/dl Ht : 30% Leukosit : 17.340/mm3 Trombosit: 219.000/mm3 Differential count :
Basophil : 0% Eosinofil : 2% Staff : 2% Segmen : 45% Limfosit : 49% Monosit : 2%
LED
: 35mm/jam
Kimia klinik Cholesterol total : 188mg/dL Trigliserida : 96mg/dL Ureum : 55mg/dL Natrium : 120 mEq/L Kalium : 3,9 mEq/L Total protein : 6,2 mg/dL Albumin : 3,3 g/dL Globulin : 2,9 mg/L Urinalisis Makroskopik Warna Kejernihan BJ pH
: Merah : Keruh : 1,030 : 5,5
Mikroskopik Eritrosit Leukosit
: penuh/LPB : 5-8/LPB
Kimia Protein : positif (++) Glukosa : negatif Nitrit : negatif Bilirubin : negatif Urobilinogen : normal Keton : (+) Epitel : 3-5/LPK Cast : Eritrosit Granular
: 8-10/LPK : 3-5/LPK
Foto Toraks : pembesaran jantung dengan edema paru dan efusi pleura kanan minimal
Histologi Ginjal
Ginjal terbagi menjadi 2 bagian : Korteks dan Medulla Korteks Corpuscullum Renalis Malphigi : Capsula Bowman, Glomerulus Tubulus Contortus Proksimal Tubulus Contortus Distal Lengkung Henle Pars Descenden segmen tebal Lengkung Henle Pars Ascenden segmen tebal
- Medulla - Lengkung Henle Pars Descenden segmen tipis - Lengkung Henle Pars Ascenden segmen tipis - Tubulus Kolingentes - Ductus Papillaris Bellini
Terdiri dari capsula bowman dan glomerulus Terdiri dari 2 kutub yaitu polus vascularis dan polus urinalis. -Glomerulus : anyaman pembuluh darah kapiler yang berasal dari arteriol afferen glomerulus. Terdapat lamina basalis yang terdiri dari lamina rarae interna, lamina rarae eksterna, dan lamina densa. -Kapsula Bowman : terdiri dari lamina visceralis dan lamina parietalis. Lamina visceralis : terdapat sel podosit lamina parietalis : epitel selapis gepeng
Terdapat ruang yang terdapat di antara kedua lapisan tersebut yang disebut dengan spatium Bowmani yang berisi ultra-filtrat
Corpuscullum Renalis Malphigi
Barrier Filtrasi Fungsi : penyaring ukuran komponen darah sehingga dapat mencegah sel darah dan protein yang memiliki molekul yang besar untuk masuk ke ruang urinarius. Barrier filtrasi meliputi : Diafragma yang menutupi lubang-lubang kapiler (capillary fenestration) Penyatuan lamina basalis sel endotel kapiler dan podosit Diafragma yang meliputi filtration slits yang terdapat di antara pedikel
Definisi Penyakit ginjal di mana mekanisme immunologi memicu peradangan dan proliferasi jaringan glomerulus yang dapat mengakibatkan kerusakan pada membrane basal, mesangium, endotel kapiler.
Etiologi Streptococcus sp grup A beta hemolitik Serotype 12 karena infeksi saluran pernafasan atas biasanya pada musim dingin Serotype 49 karena infeksi kulit biasanya pada musim dingin dan gugur
Insidensi Laki:perempuan = 2:1 Insidensi tertinggi umur 5-15 tahun.
Klasifikasi Primer = cedera glomerulus Post infectious GN IgA nephropaty Anti glomerular basement membrane(anti-GBM) GN Idiopatik Sekunder = akibat pernyakit sistemik SLE Vaskulitis Kanker Thrombosis
Faktor Resiko Usia Jenis kelamin Faringitis Infeksi kulit
Patogenesis
Patofisiologi
Kerusakan pada glomerulus(membran basal,podosit,kapiler)
Aktivasi endothelin
Kehilangan permeabilitas
Hematuria
anemia
Perfusi turun, GFR turun Proteinuria hipoalbumi nemia
Renin >
Hipertensi
Tek osmotik <
Kulit pucat
Reabsorp si di t distal >
Oligouria
Ureum >
DC
Hepatomegali oedem Efusi pleura dyspnoe
Oedem pretibia
Dasar Diagnosis Anak AS, laki-laki, umur 10 tahun → factor resiko Keluhan utama: Anamnesis mata sembab, muka dan kedua tungkai bawah bengkak. → (hipoalbuminia) Buang air kecil semakin berkurang → (GFR ↓), warnanya kemerahan→(kebocoran glomerulus) Panas badan → (infeksi)
Batuk→ (infeksi) Sakit menelan → (infeksi) Terdapat secret di hidung → (infeksi) Agak sesak nafas → (hidung tersumbat secret) Suara nafas berbunyi → ( hidung tersumbat secret) Riwayat Imunisasi : BCG (Scar+), DPT dan Polio masing-masing sudah 3 kali Riwayat Penyakit Dahulu : belum pernah sakit seperti sekarang Riwayat penyakit keluarga : tidak ada sakit seperti ini Usaha berobat : sudah berobat ke dokter tapi belum membaik
Pemeriksaan fisik : Keadaan umum Keadaan sakit : kesan sakit denag, lemah Kesadaran : Compos mentis Letak posisi tubuh: tidak ada letak paksa Berat badan : 32 kg Nutrisi : 93 % (baik)
Tanda vital espirasi : abdominotorakal 34x/menit → (↑↑→sesak nafas) Suhu : 36,2° C (aksiler) Tekanan darah : 160/90 mmHg → (hipertensi)
Pemeriksaan sistematik : pucat (+) →( ↓darah inavaskular) : palpebral edema → (hipoalbuminia) konjungtiva anemis →(↓ darah intravascular) Hidung : pernapasan cuping hidung +/+ → (kompensasi) secret +/+ → (infeksi) Mulut : bibir : kering, sianosis →( ↓darah intravaskular) Cor : jantung membesar → (hipertrofi, ↑kerja) bunyi jantung murmur sistolik (+) →(pembebanan volume darah) Abdomen : (hepatomegaly) Ekstremitas : edema pretibial (+) Kulit Mata
• Pemeriksaan laboratotium Hematologi lengkap : Hb : 9,7 g/dl (↓; N. Anak : 11,5-14,8 g/dL) Ht : 30% (↓; N. Anak 33-38 %) Leukosit : 17.340/mm3 (↑; N : 4000-11000/mm3) Trombosit : 219.000/mm3 Differential count : Basophil : 0% Eosinofil : 2% Staff : 2% Segmen : 45% Limfosit : 49% (↑; N 20-40) Monosit : 2% LED : 35mm/jam (↑; N Pria : 0-10 mm/jam)
Kimia klinik Cholesterol total Trigliserida Ureum Natrium Kalium Total protein Albumin Globulin Urinalisis Makroskopik Warna Kejernihan BJ pH
: 188mg/dL : 96mg/dL : 55mg/dL (↑; N : 20-40 mg/dl) : 120 mEq/L (↓; N. Anak : 132-145 mEq/L) : 3,9 mEq/L (N) : 6,2 mg/dL : 3,3 g/dL (↓; N : 4,0-5,8 g/dL) : 2,9 mg/L
: Merah : Keruh : 1,030 : 5,5
Mikroskopik Eritrosit : penuh/LPB (↑↑↑) Leukosit : 5-8/LPB (↑; N. Pria: 0-1/LPB) Kimia Protein : positif (++) Glukosa : negatif Nitrit : negatif Bilirubin : negatif Urobilinogen: normal Keton : (+) Epitel : 3-5/LPK Cast : Eritrosit: 8-10/LPK Granular: 3-5/LPK Foto Toraks : pembesaran jantung dengan edema paru dan efusi pleura kanan minimal
Diagnosis Banding Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis (APSGN)
Sindrom Nefrotik
Definisi GNA Suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Akibat infeksi bakteri Streptococcus SN Kumpulan gejala yang terdiri dari protein di urine, menurunnya kadar protein di darah, kadar kolesterol yang tinggi, kadar rigliserida yang tinggi dan edema.
Insidensi GNA 5-15 tahun Laki-laki : Wanita = 2:1 SN 2-3 tahun / >40 tahun Laki-laki > Wanita Kulit putih & Asia < kulit hitam
Gejala Klinik GNA Hematuria Proteinuria Oliguria Edema Hipertensi Malaise Azotemia/uremia Efusi pleura Ascites Nyeri pangggul
Iritabilitas Demam Muntah, somnolen, sakit kepala, seizure Dyspnea, tachypnea, hepar membesar dan nyeri
Gejala Klinik SN Proteinuria Edema Hipertensi BB naik Anoreksia Diare Hiperkolesterolemia Hipoalbuminemia Hipoproteinemia
Hiperkoagulabilitas
Pemeriksaan Lab GNA Urinalisis : Hematuria (tjd 10 hari stlh faringitis) Proteinuria Streptokokus + Anti-DNAase B : + Serum ASO : (faringitis) Streptolysin O : + Biopsi ginjal : Tdpt subepithelial humps
Kadar lipid : N Albumin : Serum komplemen : Serum Ig-A : N
Pemeriksaan Lab SN Urinalisis : Proteinuria Anti-DNAase B : Serum ASO : Streptolysin O : Biopsi ginjal : Obstruksi filtration slit Kadar lipid : Albumin : (<2,5 g/dL) Serum komplemen : N
Serum Ig-A : N
Diagnosis Kerja Glomerulonefritis akut (GNA)
PP 1. Hematologi rutin : Hb (menurun karena hipervolemia), Ht (menurun), leukosit (meningkat), trombosit, LED (meningkat) 2. Urinalisis : Makroskopis
: warna, bau, kekeruhan (keruh), pH (meningkat), berat jenis Mikroskopis : eritrosit,leukosit, dan epitel (meningkat),cast -urinalisis: proteinuria
3. Kimia darah Lemak: kolesterol dan trigliserida normal Protein: albumin menurun, globulin normal Kimia: ureum meningkat, kreatinin menurun Elektrolit: natrium turun, kalium normal Imunoserologi: ASTO, CPR
Pemeriksaan antistreptolysin (ASTO) merupakan pemeriksaan darah yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi, misalnya demam rematik akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptokokus. (ASTO : < 200 (lu/dl) Pemeriksaan CPR Untuk melihat apakah arteri meradang sebagai akibat dari atherosclerosis (arteri yang meradang menghasilkan C-reactive protein (CRP)
4. Pemeriksaan bakteri apus tenggorok untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme yang dapat menyebabkan infeksi di tenggorokan.
5. C3 & C4 komplemen Pemeriksaan ini berperan dalam imunitas bawaan.Penurunan C3 berkaitan dengan penyakit autoimun,neonatal respiratory distress syndrome , bakteremia , kerusakan jaringan , hepatitis kronik , dan bebrbagai tipe penyakit ginjal. (infeksi Streptokokus, metode: aglutinasi) Males: 12 to 72 mg/Dl,Females: 13 to 75 mg/dL
6 Foto thorax Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah : untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler) untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax) untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB) untuk memeriksa keadaan jantung untuk memeriksa keadaan paru-paru 7. USG dan EKG: untuk melihat pembesaran ginjal dan jantung 8. Renal Biopsy: bukan untuk diagnosa, digunakan untuk menentukan prognosis dan treatment secara histopatologis
Penatalaksanaan Tidak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi penyembuhan kelainan di glomerulus. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. Dulu dianjurkan istirahat mutlah selama 6-8 minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi penyebaran infeksi Streptococcus yang mungkin masih ada.
Pemberian penisilin dapat dikombinasi dengan amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3 dosis selama 10 hari. Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis. Makanan. Pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari). Bila ada anuria atau muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%. Pengobatan terhadap hipertensi. Pada hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mulamula diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgbb secara intramuskular. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan dosis rumat, 0,03 mg/kgbb/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi efek toksis.
Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan lambung dan usus (tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar). Diurektikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini pemberian furosemid (Lasix) secara intravena (1 mg/kgbb/kali) dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus
Pencegahan Terapi awal terhadap infeksi streptococcal dengan antibiotik (mis, selama 36 jam of onset) akan mencegah perkembangan PSGN. Diet rendah garam selama fase akut untuk mengontrol edema dan hipertensi Monitor BP pada periode interval tertentu Monitor jangka panjang pada pasien dalam keadaan abnormalitas urin yang lama dan tekanan darah yang tinggi
• Mempertimbangkan pengurangan protein dan ACE inhibitors (pada pasien yang menunjukkan keadaan abnormalitas yang lama atau pada pasien yang memperlihatkan perkembangan yang lambat menjadi penyakit yang progresif) • Terapi antibiotic (bila diperlukan) • Menjaga kebersian lingkungan
Komplikasi Anemia AKI Edema otak ensefalopati hipertensi (gangguan penglihatan, pusing, muntah, kejang) Gagal jantung
Prognosis Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam