MAKALAH PENGEMASAN PANGAN SEBAGAI PROTEKSI SAMPAI PROMOSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan Pangan Lanjut
Oleh : DEWI ANGGI PRIYANI NPM. 240120177501
PROGRAM MAGISTER TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “PENGEMASAN PANGAN SEBAGAI PROTEKSI SAMPAI PROMOSI” dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini disusun sebagai bentuk tugas mandiri mata kuliah Teknologi Pengolahan Pangan Lanjut pada Program Magister Teknologi Agroindustri Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas segala petunjuk, arahan dan bantuan yang penulis terima dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah mengenai pengemasan pangan fungsi proteksi sampai promosi ini dapat menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Jatinangor,
Mei 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv I.
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. LATAR BELAKANG .................................................................. 1 B. TUJUAN ....................................................................................... 1
II.
PEMBAHASAN ................................................................................. 2 FUNGSI KEMASAN .......................................................................... 3 JENIS-JENIS KEMASAN ................................................................. 6 TUJUAN KEMASAN ......................................................................... 7 MACAM-MACAM KEMASAN ....................................................... 7 FAKTOR-FAKTOR DESAIN KEMASAN ..................................... 9 KEMASAN SEBAGAI BAGIAN DARI PROMOSI....................... 13
III.
KESIMPULAN .................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Contoh kemasan kertas ..................................................................................... 8 Gambar 2. Contoh kemasan kayu ....................................................................................... 8 Gambar 3. Contoh kemasan plastik .................................................................................... 9 Gambar 4. Kemasan sebagai faktor proteksi .................................................................... 10 Gambar 5. Kemasan dengan pertimbangan faktor ergonomi ............................................ 11 Gambar 6. Contoh kemasan yang mempertimbangkan faktor estetika ............................. 12 Gambar 7. Contoh kemasan sebagai identitas................................................................... 13
iv
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Kemasan atau packaging adalah suatu wadah yang mewadahi suatu barang/produk sehingga aman, menarik dan mempunyai daya pikat sehingga konsumen ingin membeli barang/produk tersebut. Kemasan juga dapat menjadi media komunikasi antara produsen dengan calon konsumen, sehingga di dalam desain kemasan tercantum informasi-informasi yang harus diketahui oleh calon konsumen, agar calon konsumen merasa tidak asing dengan produk yang dikemas. Semakin lengkap informasi yang tertera dikemasan, persepsi dari calon pembeli semakin tahu dan meyakinkan terhadap produk yang akan dibeli. Pada mulanya fungsi kemasan hanya sebatas melindungi barang dan mempermudah waktu membawanya agar tidak rusak sampai tujuan. Dengan adanya kemasan, konsumen mendapat layanan dalam menyelamatkan barang yang dibeli dan mempunyai jaminan yang ada kepuasan tersendiri dari barang produk yang akan menjadi milik dirinya, yang akhirnya terselamatkan dari hal yang tidak diharapkan selama di perjalanan sampai tujuan.
Fungsi
perlindungan ini juga disertai dengan peranan pengemasan sebagai daya tarik konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman mulai terjadi penambahan nilainilai fungsional dan peranan kemasan dalam pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar. B. TUJUAN Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan teoritis mengenai pengemasan pangan dari aspek proteksi sampai aspek promosi (estetika) pada sebuah produk.
1
II.
PEMBAHASAN
Di masa perkembangan industri yang semakin pesat seperti sekarang ini disertai adanya persaingan pemasaran produk yang semakin banyak tantangannya melahirkan fungsi baru dari kemasan. Kemasan tidak hanya mewadahi suatu produk tetapi juga dituntut untuk dapat mempengaruhi daya tarik konsumen dengan menampilkan berbagai bentuk kemasan yang khas untuk tiap-tiap produk tertentu. Bentuk yang spesifik secara psikologis memberikan kesan khusus yang akan terus melekat pada konsumen. Kemasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:537) dalam Mukhtar dan Nurif (2015) berarti hasil mengemas/bungkus pelindung barang dagangan. Kemasan atau packaging
adalah ilmu, seni dan teknologi yang
bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan atau dijajakan atau bisa juga suatu proses produksi yang bertujuan untuk mengemas. Menurut Widiatmoko (2007:20) dalam Mukhtar dan Nurif (2015) bahwa secara hakiki packaging merupakan upaya manusia untuk mengumpulkan sesuatu yang berantakan kedalam suatu wadah serta melindunginya dari gangguan cuaca. Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2006) menyatakan kata “kemasan” mengimplementasikan hasil akhir dari proses mengemas. Menurut Cenadi (2000) menyatakan kemasan dapat didefinisikan sebagai kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal yaitu : 1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan manfaat. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan material yang tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca dan kondisi perjalanan. 2. Kemasan dapat melaksanakan identifikasi
produk
menjadi
program pemasaran. lebih efektif
dan
Melalui kemasan dengan
sendirinya
mencegah pertukaran oleh produk lain. 3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan penghasilan atau omset perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang menarik akan memikat perhatian konsumen
2
untuk membeli produk. Selain itu, kemasan juga mengurangi kemungkinan kerusakan produk dan memberikan kemudahan dalam pengiriman. Menurut Marianne
Rosner Klimchuk
dan Sandra
A. Krasovec
(2006) menyatakan mengemas adalah tindakan membungkus atau menutup suatu barang. Definisi lain yang diungkapkan oleh Kothler dan Amstrong (2009) adalah kegiatan merancang desain dan memproduksi wadah atau pembungkus produk. Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2006) menyatakan desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipologi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus,
melindungi,
mengirim,
mengelarkan,
menyimpan,
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk dipasar. Sedangkan menurut Bhakti (2001) dalam Natadjaja (2002) dalam Mukhtar dan Nurif (2015) menyatakan kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan menggambarkan
merk di mata konsumen, dan bila orang mengingat merk
tersebut mereka dapat membayangkan kemasan tersebut, dalam hal seperti ini sampai dengan yang menghasilkan penjualan.
FUNGSI KEMASAN Pengemasan sebagai bagian integral dari proses produksi dan pengawetan bahan pangan dapat pula mempengaruhi mutu seperti antara lain : 1. Perubahan fisik dan kimia karena migrasi zat-zat kimia dari bahan pengemas (monomer plastik, timah putih, korosi). 2. Perubahan aroma (flavor), warna, tekstur yang dipengaruhi oleh perpindahan uap air dan oksigen. Menurut Syarief (2007), ada 6 fungsi utama kemasan yang seharusnya dipenuhi oleh suatu bahan pengemas, yaitu :
3
1. Menjaga produk bahan pangan atau hasil pertanian agar tetap bersih dan terlindung dari kotoran dan kontaminasi. 2. Melindungi makanan dari kerusakan fisik, perubahan kadar air dan penyinaran. 3. Mempunyai
kemudahan
dalam
membuka
dan
menutup,
dan
juga
memudahkan dalam tahap-tahap penanganan, pengangkutan dan distribusi. 4. Mempunyai fungsi yang baik efisien dan ekonomis, aman untuk lingkungan. 5. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak. 6. Menampilkan identifikasi, informasi, daya tarik dan penampilan yang jelas sehingga dapat membantu promosi atau penjualan. Hermawan
Kartajaya,
seorang
pakar
di
bidang
pemasaran
mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells” (Kemasan melindungi apa yang dijual)”. Sekarang, “Packaging sells what it protects”(Kemasan menjual apa yang dilindungi)”. Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Perkembangan fungsional
kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini
kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut. Kemasan juga dapat berfungsi
untuk
mengkonsumsikan
suatu citra
tertentu. Contohnya produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang sering kali lebih enak dilihat dari pada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik. Semua produk yang dijual di pasar swalayan harus benar-benar direncanakan kemasannya dengan baik. Karena produk dalam kategori yang sama akan diletakkan pada rak yang sama. Jika produsen ingin meluncurkan
4
suatu produk baru, salah satu tugas yang penting adalah membuat kemasannya stands out, lain daripada yang lain dan unik. Kalau tidak terkesan berbeda dengan produk lain, maka produk baru itu akan “tenggelam”. Sebelum mencoba isinya, konsumen akan menangkap kesan yang dikomunikasikan oleh kemasan. Dengan demikian kemasan produk baru tersebut harus mampu “beradu” dengan kemasan produk-produk lainnya (Kertajaya, 1996). Rahmatillayev
Nurnatjon
menyatakan
kemasan
produk
adalah
bagian penting keamanan produk makanan. Karena kemasan yang baik melindungi produk dari kerugian dan kerusakan sementara menjaga kualitas produk di dalamnya, yang bisa di pengaruhi oleh perubahan iklim, penyimpanan dan penanganan yang tidak benar. Ini adalah penggunaan dan tujuan primer dari kemasan yang lebih fokus pada menyampaikan kualitas keamanan. Natadjaja (2002) dalam Mukhtar dan Nurif (2015) menyatakan bahwa fungsi kemasan lebih dari fungsi teknis. Kemasan
justru
harus
berfungsi
sebagai “Ambasador” atau “Duta Besar” yang mewakili total konsep suatu produk atau jasa. Menurut Kotler dan Amstrong (2001) dalam Mukhtar dan Nurif (2015) sudah menjadi kebiasaan lama, fungsi utama pembungkus adalah memuat dan melindungi produk. Saat ini, banyak faktor yang menjadi
alat
berlimpah
pemasaran
ruahnya
menampilkan
yang
produk
berbagai
tugas
penting.
di rak toko pemasaran
membuat
kemasan
Persaingan meningkat
eceran yaitu,
dan
mengharuskan kemasan mulai
dari
menarik
perhatian, menjelaskan produk, hingga membuat penjualan. Kemasan yang baik adalah kemasan yang mampu melindungi isi produk dengan maksimal dan mampu menyediakan informasi lengkap tentang produk bagi konsumen. Informasi produk sangat penting bagi konsumen, jika konsumen masih salah menggunakan produk karena informasi tidak tertera jelas pada kemasan, maka tindakan hukum perlu dilakukan karena ada undangundang
Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen.
5
JENIS-JENIS KEMASAN Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis (Riadi, 2016), yaitu: 1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll). 2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya. 3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan misalnya bubble wrap. Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng. 2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap. 3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol. Menurut Hasti (2017) berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya. 2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
6
TUJUAN KEMASAN Menurut Louw dan Kimber (2007) dalam Riadi (2016), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. 2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya. 3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan. 4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label. 5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian. 6. Convenience.
Fitur
yang
menambah
kenyamanan
dalam
distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali. 7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
MACAM-MACAM KEMASAN 1. Kemasan Kertas Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan
logam
karena
harganya
yang murah,
mudah
diperoleh,
dan
penggunaannya yang luas. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Berikut contoh kemasan dari bahan kertas.
7
Gambar 1. Contoh kemasan kertas 2. Kemasan Kayu Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia dan secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk padat seperti barang antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena semakin langkanya hutan penghasil kayu. Desain kemasan kayu bergantung pada sifat dan berat produk, konstruksi kemasan, bahan kemasan, dan kekuatan kemasan, dimensi kemasan, metode dan kekuatan. Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti, tong kayu atau palet sangat umum di dalam transportasi berbagai komoditas dalam perdagangan internasional. Pengiriman produk kerajinan seperti keramik sering dibungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi keramik dari risiko pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier untuk melindungi kemasan lain yang ada di dalamnya. Dalam mendesain kemasan kayu, diperlukan proses alternatif dan bahan-bahan teknik yang tepat untuk membuat kemasan yang lebih ekonomis.
Gambar 2. Contoh kemasan kayu
8
3. Kemasan Plastik Kemasan yang paling banyak kita temui adalah kemasan plastik. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, poliester, nilon, dan vinil film. Enam puluh persen penjualan plastik yang ada di dunia menggunakan kemasan plastik polistiren, polipropilen, polivinil klorida, dan akrilik. Produk kerajinan banyak menggunakan kemasan plastik jenis akrilik. Akrilik adalah nama kristal termoplastik yang jernih dengan nama dagang Lucie, Barex dan Plexiglas.
Gambar 3. Contoh kemasan plastik
FAKTOR-FAKTOR DESAIN KEMASAN Menurut Mukhtar dan Nurif (2015) kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan
dan
dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut : 1. Faktor Pengamanan (proteksi) Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, serangga dan lain-lain.
9
Gambar 4. Kemasan sebagai faktor proteksi 2. Faktor Ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produkproduk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain. 3. Faktor Pendistribusian Kemasan
harus
mudah
didistribusikan
dari
pabrik
ke
distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Ditingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan. 4. Faktor Komunikasi
10
Sebagai
media
komunikasi
kemasan
menerangkan
dan
mencerminkan produk, citra merk, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik, maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal. 5. Faktor Ergonomi Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan
mudah
diambil
sangatlah
penting.
Pertimbangan
ini
selain
mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan
pemakai produk atau konsumen. Kemasan yang sangat
memperhatikan faktor ergonomi umumnya berupa kemasan botol maupun plastik. Produk berupa benda cair dikemas dalam sebuah botol untuk memudahkan pengguna dalam pemakaian. Antara produk dengan kemasan menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Gambar 5. Kemasan dengan pertimbangan faktor ergonomi 6. Faktor Estetika Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merk atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan mascot. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya
11
tarik visual secara optimal. Mengingat pentingnya peran packaging dalam mempengaruhi keputusan pembelian, pemasar dan pemilik brand sengaja mendesain kemasan sebagus mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli.
Gambar 6. Contoh kemasan yang mempertimbangkan faktor estetika 7. Faktor Identitas Untuk membedakan merek satu dengan yang lain, maka pihak pemasar merancang desain kemasan tak hanya bagus secara estetika tapi juga unik. Keunikan yang menjadi pembeda dengan merek lainnya yaitu lewat penggunaan logo sebagai identitas merek. Logo yang merupakan representasi dari brand memiliki beberapa identitas tertentu seperti penggunaan warna. Produk harus mencantumkan logo yang menjadi identitas dan selalu tampil pada setiap kemasan yang diluncurkan ke pasaran. Tak jarang pula, satu brand tertentu memiliki beberapa varian produk yang berbeda. Selain teks, penggunaan warna menjadi daya pembeda antara varian produk yang satu dengan lainnya. Pembedaan warna pada varian produk memudahkan konsumen dalam mengidentifikasi produk yang diinginkannya.
12
Gambar 7. Contoh kemasan sebagai identitas 8. Faktor Promosi Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru. 9. Faktor Lingkungan Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly), dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang (reuseable).
KEMASAN SEBAGAI BAGIAN DARI PROMOSI Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang marketing yaitu sebagai alat promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Untuk memenuhi fungsi marketing tersebut maka diperlukan kepekaan desainer terhadap kebutuhan dan keinginan khalayak sehingga mampu menciptakan kemasan yang dapat memvisualisasikan “brand”. Marketing bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan promosi sehubungan dengan setiap kombinasi paket produk. Ini termasuk periklanan 13
langsung melalui iklan langsung pada media massa dan iklan tidak langsung melalui pembentukan citra perusahaan yang diinginkan melalui hubungan masyarakat. Faktor terakhir ini juga berperan dalam pemilihan bentuk iklan lainnya. Menurut Kotler (1999) ada empat peranan kemasan sebagai alat pemasaran, yaitu : 1. Swalayan (self service) Semakin banyak jumlah produk yang dijual dengan cara pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan, kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang menguntungkan. 2. Kemakmuran konsumen (consumer offluence) Meningkatkan kekayaan konsumen berarti bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. 3. Citra perusahaan dan merk (company and brand image) Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merknya. 4. Peluang inovasi (innovational opportunity) Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan memberi keuntungan bagi produsen.
Menurut Kotler (2003), terdapat enam faktor yang penting dalam mempengaruhi kemasan sebagai bagian dari promosi, yaitu: 1. Warna (colour) Konsumen melihat warna jauh lebih cepat dari pada melihat bentuk atau rupa dan warnalah yang pertama kali produk dipajangkan. Ada beberapa fungsi warna dalam kemasan yaitu: untuk identifikasi, untuk menciptakan suatu citra dan untuk meningkatkan daya beli.
14
2. Bahan (material) Terdapat beberapa macam bahan yang digunakan untuk kemasan, diantaranya : kertas, botol, aluminium foil, plastik dan logam. 3. Bentuk (form) Bentuk kemasan merupakan pendukung utama terciptanya seluruh daya tarik visual. Bentuk biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan dan cara penggunaan. Bentuk dapat membuat produk lebih nyaman untuk dipegang atau ditumpuk di rak. Selain itu juga dapat memungkinkan komunikasi yang lebih baik dari iklan. Bentuk kemasan dapat menyiratkan kelembutan atau ketipisan, kelezatan, atau kekuatan (Griffin, 1985). Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam sebuah kemasan: bentuk kemasan yang sederhana, suatu bentuk yang teratur mempunyai daya tarik yang lebih, suatu bentuk yang seimbang, bentuk kemasan yang mudah terlihat. 4. Ukuran (size) Ukuran kemasan tergantung pada jenis produk yang dibungkusnya, baik untuk ukuran panjang, lebar, maupun tipis dan tebalnya kemasan. 5. Logo (brand) Merek dagang atau logo perusahaan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kemasan contohnya komunikatif, identitas simbol. 6. Topografi (text) Topografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk menjelaskan produk yang ditawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen.
Desain kemasan melibatkan lebih banyak estetika permukaan. Pilihan akhir konsumen untuk membeli produk dipengaruhi oleh keseluruhan program pemasaran, termasuk kombinasi paket produk, simbol perusahaan (brand), kebijakan distribusi dan harga, dan upaya promosi (Griffin, 1985). Kemasan membantu menjual produk dengan cara menarik minat membeli, mengidentifikasi produk, dan memberikan alasan untuk membeli. Cara lain untuk melihat sebuah kemasan adalah dengan menerapkan tes VIDP pada setiap pasar sebagai berikut:
15
1. Visibilitas : Kemasan harus dengan mudah dibedakan dari kompetisi visual. 2. Informatif : Kemasan harus dengan cepat menyampaikan sifat kandungannya. 3. Dampak
Emosional
:
Kemasan
harus
menciptakan
kesan
yang
menguntungkan di dalam benak pelanggan. 4. Praktis : Fungsi kemasan untuk proteksi dan digunakan di dalam rumah tangga.
16
III.
KESIMPULAN
1. Kemasan berfungsi untuk melindungi produk dalam perjalanan dari produsen ke konsumen. 2. Kemasan dapat meningkatkan laba perusahaan, tentu dengan membuat kemasan yang menarik dan berkualitas sehingga menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut. 3. Kemasan suatu identitas yang lebih efektif, dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing, karena kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. 4. Fungsinya kemasan yang dulunya hanya sebagai wadah atau pelindung, berubah menjadi alat jual yang menciptakan citra kepada produk yang dijual. 5. Kemasan membantu menjual produk dengan cara menarik minat membeli, mengidentifikasi produk, dan memberikan alasan untuk membeli. Pilihan akhir konsumen untuk membeli produk dipengaruhi oleh keseluruhan program pemasaran, termasuk kombinasi paket produk, simbol perusahaan (brand), kebijakan distribusi dan harga, dan upaya promosi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Cenadi, Christine Suharto. 2000. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran. Jurnal Nirmana 2.1 (Januari 2000) : 92-103 Griffin, Roger C. 1985. Principles of Package Development. 2nd Ed. New York : Van Nostrand Reinhold Company. Hasti.
2017.
Pengemasan
dan
Promosi.
https://hassttiblog.wordpress.com/2017/10/04/pengemasan-danpromosi/ (19 Mei 2018) Kertajaya, Hermawan. 1996. Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta: Prenhallindo. Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga. Mukhtar dan Nurif. 2015. Peranan Packaging dalam Meningkatkan Hasil Produksi Terhadap Konsumen. Jurnal Sosial Humaniora Vol 8 No.2 : 181 – 191 Syarief, Rizal (2007) Pengemasan Pangan. In: Pengemasan dan Perlindungan Mutu Bahan Pangan. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-27. Riadi, Muchlisin. 2016. Pengertian, fungsi, tujuan dan jenis-jenis kemasan. https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-danjenis-kemasan.html (19 Mei 2018)
18