Tugas : Metode Penelitian Bisnis Dosen : Dr. Luh Kadek Budi Martini, SE,MM Nama : Anak Agung Alit Putra Adnyana Nim : 1602612010557
I. PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KOPERASI UNIT DESA PEDUNGAN II. 1.1 Kepemimpinan Kepemimpinan yang di kembangkan pada Koperasi Unit Desa Pedungan adalah kepemimpinan yang demokratis dan terbuka, selalu berkoordinasi dengan karyawannya, memberikan kesempatan pada karyawan maupun anggota untuk mengajukan usul, pendapat, maupun kritikan. misalnya pada setiap minggu selalu berkoordinasi dengan kepala bagian masing-masing unit misalnya dengan kepala bagian kredit apa masalahnya di lapangan biar target yang telah ditentukan selama satu bulan tercapai,begitu juga dibagian unit lainnya selalu diadakan kordinasi. Kendala dan permasalahan tersebut akan dilakukan evaluasi, serta menyiapkan plan-plan yang akan dilakukan untuk bulan selanjutnya. 1.2 Motivasi Jumlah Motivasi Finansial yang diberikan oleh Koperasi Unit Desa Pedungan kepada karyawannya dalam Tahun 2018
No
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Jumlah
Gaji (Rp) 41.500.000 41.500.000 41.500.000 41.500.000 41.500.000 41.500.000 41.500.000 41.500.000 41.500.000 373.500.000
T.Jabatan T.Transport T.Makan (Rp) T.Masa Kerja Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 5.100.000 6.500.000 16.250.000 6.250.000 75.600.000 5.100.000 6.500.000 16.250.000 6.250.000 75.600.000 5.100.000 6.250.000 15.625.000 6.250.000 74.725.000 5.100.000 7.000.000 17.500.000 6.250.000 77.350.000 5.100.000 6.750.000 16.875.000 6.250.000 76.475.000 5.100.000 6.750.000 16.875.000 6.250.000 76.475.000 5.100.000 6.500.000 16.250.000 6.250.000 75.600.000 5.100.000 6.750.000 16.875.000 6.250.000 76.475.000 5.100.000 6.500.000 16.250.000 6.250.000 75.600.000 45.900.000 59.500.000 148.750.000 56.250.000 683.900.000
1.3 Disiplin Kerja Absensi karyawan pada Koperasi Unit Desa Pedungan Tahun 2018
1.4 Kinerja Karyawan Rekapan nasabah tabungan harian masing-masing group Bulan September 2018 Rekap Nasabah Tabungan Harian Masing-Masing Group Bulan September 2018
Group Sabtu Senin SelasaRabu Kamis Jumat Sabtu Senin Rabu Kamis Jumat Sabtu Senin SelasaRabu Kamis Jumat Sabtu Senin Selasa KamisJumat Sabtu Total Tanggal 1 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 24 25 27 28 29 Bulan September Group AA 110 158 162 168 161 165 128 161 153 163 165 122 165 173 158 172 138 108 152 157 154 158 128 3479 BB 115 165 165 165 171 165 110 165 165 165 165 100 166 169 165 171 165 115 167 160 165 169 111 3539 CC 128 167 165 177 180 175 134 175 172 181 171 118 174 182 166 172 168 112 167 167 171 167 123 3712 DD 113 167 165 170 163 165 110 160 163 152 168 115 161 166 165 173 167 115 153 156 155 163 110 3495 EE 139 189 188 194 192 176 133 194 166 178 195 148 185 184 176 181 180 121 173 172 180 192 128 3964 T.L 60 85 90 86 88 90 51 86 85 96 91 60 91 100 81 82 82 54 89 77 91 93 58 1866 Target Masing-Masing Group Target TL Senin s/d Jumat 100 Nasabah Target Hari Senin s/d Jumat 165 Nasabah Target TL Sabtu 80 Nasabah Target Hari Sabtu 110 Nasabah Target Mulai Bulan Maret 2018 Mencapai Target Mendapat Tambahan Rp50.000 Tiap Bulan
III. Hubungan Antar Variabel 2.1 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Menurut Teori Michigen , Robin (2003: 44): “Bahwa pemimpin yang berorientasi karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja kelompok kerja”. Teori Jalur Tujuan, Robin (2003: 55) Menggambarkan : 1. Kepemimpinan yang suportif menghasilkan kinerja dan kepuasan pegawai yang tinggi bila bawahan mengerjakan tugas terstruktur. 2. Kepemimpinan yang berorientasi prestasi akan meningkatkan pengharapan bawahan bahwa upaya akan mendorong kinerja yang tinggi bila tugas-tugas terstruktur.
Keberhasilan suatu lembaga atau instansi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu lembaga atau instansi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam lembaga atau instansi yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu lembaga atau instansi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan lembaga atau instansi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para karyawannya (Siagian, 2006).
2.2 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Menurut (Rivai dan Sagala,2009:837), Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai-nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Penelitian yang dilakukan Hidayat (2007:56) menunjukkan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh positif yang signifikan dengan kinerja karyawan. Artinya, motivasi kerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.
2.3 Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan dan pegawainya. Oleh karena itu pimpinan selalu berusaha agar bawahannya selalu mempunyai disiplin yang baik. Seorang pemimpin dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika bawahannya berdisplin baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor mempengaruhinya. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin pegawai yang baik, lembaga atau instansi sulit untuk mewujudkan tujuannya yaitu pencapaian kinerja optimal pegawai. Jadi, disiplin adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Hasibuan, 2001:194). Sedangkan Singodimendjo dalam Edi Sutrisno (2011:96) menyatakan bahwa: “Semakin baik disiplin kerja seorang pegawai/karyawan, maka semakin tinggi hasil kerja (kinerja) yang akan dicapai”. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dipta Adi dan Susilo Toto Raharjo (2012) menunjukkan bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.
3.1 Indikator Kepemimpinan Variabel Kepemimpinan
Sumber Umar,
(2001:31)
Indikator menyatakan 1)
Cara Berkomunikasi.
bahwa kepemimpinan yang efektif Merupakan tergantung
dari
suatu
landasan dipergunakan
cara
oleh
yang seorang
manajerial yang kokoh. Lima pemimpin
didalam
landasan atau indikator yang harus mengkomunikasikan
pekerjaan
diperhatikan
diberikan
pemimpin yaitu :
oleh
seorang ataupun
tugas
yang
kepada para pegawai atau bawahan.
2)
Pemberian Motivasi.
Pemberian
motivasi
merupakan
langkah yang ditempuh seorang pemimpin
agar
para
pegawai
memiliki semangat dan kegairahan kerja,
selain
itu
memberikan
bimbingan atau kelompok secara teknis terhadap suatu pekerjaan tentang pelaksanaan tugas yang belum dimengerti pegawai. 3)
Kemampuan Memimpin.
Kemampuan merupakan seorang
memimpin kemampuan
pemimpin
mempengaruhi memberikan
didalam
pegawai petunjuk
dari
dengan tentang
pemeliharaan
dan
penciptaan
suasana
yang
baik
kerja
menyenangkan.
dan
4)
Pengambilan Keputusan.
Pengambilan
keputusan
pemimpin
mengenai
kegiatan
yang
oleh segala
dilakukan
perusahaan akan melibatkan para pegawai sehingga dapat dipakai sebagai dasar para pegawai didalam melaksanakan tugas. 5)
Kekuasaan yang positif.
Sikap seorang pemimpin dalam melaksanankan tugas sehari-hari memiliki
wewenang
didalam
menyelesaikan tugas-tugas yang ada didalam suatu perusahaan.
3.2 Indikator Motivasi Variabel Motivasi
Sumber Teori
hirarki
Abraham
Indikator
kebutuhan
Maslow
dari 1)
Kebutuhan fisiologis.
menurut Kebutuhan fisiologis merupakan
Sofyandi dan
hirarki kebutuhan
Garniwa (2007 : 102). terdiri dari:
manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. 2)
Kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi perlindungan
keamanan dari
kecelakaan kerja, jaminan
akan bahaya
akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. 3)
Kebutuhan sosial.
Kebutuhan
untuk
persahabatan,
afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan
orang
lain.
Dalam
organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok
kerja
yang
kompak, supervisi
yang
baik,
rekreasi
bersama dan sebagainya. 4)
Kebutuhan penghargaan.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. 5)
Kebutuhan aktualisasi diri.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya Kebutuhan
dari
untuk
seseorang. menunjukkan
kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang.
3.3 Indikator Disiplin Kerja Variabel Disiplin Kerja
Sumber
Indikator
Menurut H. Malayu Hasibuan 1) (2014:194) pada dasarnya banyak indikator tingkat suatu
yang
mempengaruhi
kedisiplinan organisasi.
sebagai berikut :
karyawan Diantaranya
Tujuan dan kemampuan.
Tujuan
dan
kemampuan
ikut
mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.
Tujuan
yang
akan
dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja dengan sungguh-sungguh dan
disiplin
dalam
mengerjakannya. 2)
Teladan Pimpinan.
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan
karena
pimpinan
dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. mengharapkan
Pimpinan
jangan
kedisiplinan
bawahannya baik jika ia sendiri kurang disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani bawahannya. Hal inilah yang
mengharuskan
pimpinan
mempunyai kedisiplinan yang baik agar para bawahan pun mempunyai disiplin yang baik pula. 3)
Balas jasa.
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan
kepuasan
dan
kecintaan karyawan
terhadap
perusahaan/pekerjaannya.
Untuk
mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik, perusahaan
harus
memberikan
balas jasa yang relatif besar. 4)
Keadilan.
Keadilan
ikut
mendorong
terwujudnya kedisiplinan karyawan karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas
jasa
(pengakuan)
atau
hukuman akan
merangsang
terciptanya
kedisiplinan karyawan yang baik. Manajer
yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua
bawahannya.
keadilan
yang
Dengan
baik
akan
menciptakan kedisiplinan yang baik pula. 5)
Waskat.
Waskat
(pengawasan
melekat)
adalah tindakan nyata dan paling efektif
dalam
mewujudkan
kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung
mengawasi
perilaku,
moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya.
6)
Sanksi Hukuman.
Sanksi hukuman berperan penting dalam
memelihara
kedisiplinan
karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturanperaturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Sanksi hukuman harus ditetapkan
berdasarkan
pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau
terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya.
7)
Ketegasan.
Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani
dan
diakui
kepemimpinannya oleh bawahan. Sebaliknya kurang
apabila tegas
menghukum
pimpinan
atau
tidak
karyawan
yang
indisipliner, sulit baginya untuk memelihara
kedisiplinan
bawahannya,
bahkan
indisipliner
karyawan
sikap semakin
banyak karena mereka beranggapan 8)
Hubungan Kemanusiaan.
Manajer
harus
berusaha
mencipatakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, horizontal
vertikal di
karyawannya.
maupun
antara Hal
ini
semua akan
memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan.
3.4 Indikator Kinerja Karyawan Variabel
Sumber
Indikator
Kinerja
Menurut Notoatmodjo, (2005:203) 1)
Inisiatif.
Karyawan
Indikator – indikator yang dinilai Inisiatif yang dimaksud adalah dalam proses penilaian kinerja tekad dan kesanggupan mentaati, pada umumnya adalah :
melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dalam keadaan mendesak dengan penuh tanggung jawab. Tekad dan tanggung jawab tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku tenaga kerja yang bersangkutan dalam kegiatan sehari-hari
serta
dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Inisiatif tenaga kerja terhadap lembaga atau organisasi
sangat
berhubungan
dengan pengabdiannya. Pengabdian yang dimaksud adalah sumbangan pikiran dan tenaga yang ikhlas dengan
mengutamakan
kepentingan
publik
diatas
kepentingan pribadi. 2)
Prestasi Kerja.
Yang
dimaksud
prestasi
kerja
adalah kinerja yang dicapai oleh seseorang
tenaga
kerja
dalam
melaksankan tugas dan pekerjaaan yang diberikan kepadanya.
3)
Tanggung Jawab.
Tanggung
jawab
adalah
kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan
yang
kepadanya
diserahkan
sebaik-baiknya
dan
tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. 4)
Ketepatan Waktu.
Yang dimaksud dengan ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja
untuk
mentaati
segala
ketetapan, peraturan perundangundangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati peraturan kedinasan yang diberikan atasan yang
berwenang,
kesanggupan
untuk
serta tidak
melanggar larangan yang telah ditetapkan lembaga atau organisasi maupun pemerintah, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. 5)
Kejujuran.
Yang dimaksud kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.
6)
Kerja Sama.
Kerja sama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. 7)
Prakarsa.
Prakarsa seorang
adalah tenaga
kemampuan kerja
untuk
mengambil keputusan, langkahlangkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lainnya. 8)
Kecepatan Kerja.
Yang dimaksud kecepatan kerja adalah kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja seberapa cepat bisa menyelesaikan pekerjaan rutin tanpa mengurangi kualitas kerja dan tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan.