Bagian 1: Mengidentifikasi tren umum dan keterampilan yang dibutuhkan di dalam pariwisata Uni Eropa dan sekitarnya. Tren dan keterampilan umum yang dibutuhkan di dalam sektor pariwisata di Eropa. Ini adalah versi dokumen dari pidato utama terkait tentang situasi saat ini, tren umum dan kebutuhan keterampilan dalam sektor pariwisata Eropa. Pandangan umum untuk sektor yang sangat dinamis ini ialah, berkaitan dengan sektor ekonomi di Eropa yang positif dan cukup optimis untuk tahun – tahun mendatang. Secara umum dan mendunia, sektor pariwisata merupakan salah satu dari sedikit sektor ekonomi yang memiliki peluang pertumbuhan yang lebih signifikan dan dikategorikan sebagai sebuah katalisator untuk perdamaian dan kemakmuran. Di waktu yang sama, sektor ini terkenal akan tingkat pergantian pekerja yang tinggi, kurangnya pekerja yang berkualitas serta perubahan kebutuhan keterampilan yang sangat cepat. Jika Eropa ingin mempertahankan posisinya sebagai tujuan wisatawan nomer satu di dunia, hal tersebut akan sangat bergantung pada kualitas layanan dan orang – orang yang terlibat di dalamnya. Ketika berbicara mengenai tren dan kebutuhan keterampilan dalam sektor pariwisata, hal ini selalu menarik untuk dimulai dari beberapa fakta dan tokoh pada situasi pariwisata Eropa saat ini. Pandangan secara umum untuk sektor yang dinamis ini ialah berkaitan dengan sektor ekonomi tradisional Eropa lainnya yang cukup positif dan optimis untuk tahun – tahun mendatang. Secara umum dan mendunia, sektor pariwisata merupakan salah satu dari sedikit sektor ekonomi yang memiliki peluang pertumbuhan yang lebih signifikan dan dikategorikan sebagai sebuah katalis untuk perdamaian dan kemakmuran. Meskipun persaingan semakin meningkat dalam pariwisata dunia secara keseluruhan, Eropa masih menjadi tujuan nomor satu. Ini memiliki kepadatan tertinggi dan keragaman tempat wisata. Jika Eropa ingin memegang posisi ini, tren umum dan kebutuhan keterampilan di sektor ini sangatlah penting. Kapasitas akomodasi wisatawan di Eropa menunjukkan perbedaan antara hotel dan tempat perkemahan. Secara umum, sektor hotel mendominasi di sebagian besar tujuan, kecuali beberapa
daerah di barat dan selatan Perancis, timur laut Spanyol, wilayah pesisir Belgia, Belanda dan Inggris. Pada tahun 2000, terdapat hampir 200.000 hotel di 15 Negara Anggota Uni Eropa (UE). Pariwisata di Eropa menyumbang lebih dari EUR 800 miliar pengeluaran setahun oleh warga negara Uni Eropa. Ini merupakan 30% dari perdagangan eksternal UE dalam layanan dan menciptakan potensi untuk naik hingga tiga juta pekerjaan tambahan (1). Pariwisata adalah salah satu sektor terpenting dalam ekonomi Eropa; PDB yang dihasilkan oleh pariwisata sudah mewakili 5% di industri inti dengan 7% lainnya di hasilkan di ekonomi terkait. Dengan dua juta perusahaan di Eropa, sektor pariwisata bertanggung jawab atas tujuh juta pekerjaan di industri inti (atau 5% dari total tenaga kerja) dan 20 juta total pekerjaan dengan ekonomi terkait (atau tambahan 8% tenaga kerja). Ini berarti bahwa sektor pariwisata juga mampu menciptakan 100.000 pekerjaan baru per tahun (2). Sebagian besar pengeluaran konsumen (12%) dialokasikan untuk pariwisata. Pariwisata, bagaimanapun, masih merupakan fenomena internal Eropa karena 87% dari wisatawan yang mengunjungi Eropa berasal dari negara-negara UE. Meskipun sebagian besar perjalanan masih dilakukan untuk liburan, serta 20% untuk bisnis. Tren tertentu di pariwisata Eropa telah dapat dikenali, menunjukkan bahwa kedatangan wisatawan akan berlipat pada 25 tahun kedepan dan hal ini akan terjadi di Eropa. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2020 akan ada lebih dari 720 juta wisatawan lintas batas yang tiba pertahunnya di Eropa (3). Di wakyu yang sama, akan ada peningkatan yang besar pada wisatawan manula, pariwisata warisan budaya dan alam akan menjadi segmen dengan pertumbuhan paling cepat dan beberapa kekuatan pendorong UE seperti liberlisasi, pasar internal dan euro akan menjadi lebih penting di dalam evolusi pariwisata selanjutnya. Melihat dari kinerja komisi Eropa sejauh ini pada hal tersebut, kita harus memulainya dengan Kelompok Tingkat Tinggi dalam Pariwisata dan Ketenagakerjaan. Salah satu hasil kinerja mereka ialah pembentukan lima kelompok kerja tematik pada tahun 1998 guna meningkatkan sektor pariwisatanya beserta ketenagakerjaannya. Kelompok kerja B, meningkatkan pelatihan guna meningkatkan keterampilan di dalam industri pariwisata, hadir dengan tiga kesimpulan terkait. Inti kesimpulannya ialah untuk menarik tenaga kerja terampil dan mendukung usaha kecil di sektor pariwisata.
Usulan kedua terdiri dari penciptaan sebuah observatorium permanen pada proses belajar, pekerjaan dan lingkungan kerja dari industri pariwisata. Usulan ini, pada akhirnya, tidak dipertahankan oleh Komisi Eropa meskipun hal ini, dan masih, dipandang sebagai ide yang sangat berharga. Pengembangan buku panduan terkait bidang – bidang pembelajaran terkait industri pariwisata Eropa merupakan usulan ketiga dari kelompok kerja B yang sedang diambil dan dijalankan. Tujuan dari adanya Unit Pariwisata Direktorat Jenderal Komisi Eropa ialah untuk mempersembahkan buku panduan pada akhir tahun 2004. Pariwisata di Jerman: tren, fakta dan tokoh. Pariwisata di Jerman merupakan industri yang bertumbuh, terlepas dari permasalahan – permasalahan yang tengah terjadi seperti resiko terjadinya terorisme, ketidakstabilan ekonomi, dan lain sebagainya. Pada tahun 2003, pasar perjalanan liburan Jerman dapat dikatakan cukup stabil, pada tingkat yang biasanya tinggi. Banyak orang Jerman mempertimbangkan liburan tahun mereka sebagai sesuatu yang sangat penting ketimbang sesuatu yang mewah. Jerman sendiri merupakan tujuan wisata terfavorit bagi warga Jerman, yaitu 33% dari total keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke Jerman. Walaupun demikian, durasi liburan telah menurun. Pada tahun 2003, durasi liburan rata – rata ialah 12.8 hari. Biaya perjalanan per hari liburan telah mengalami peningkatan di tahun – tahun terakhir. Penelitian di dalam menentukan kualifikasi tren di dalam pariwisata telah menggambarkan bahwa perkembangan sektor ini yang utamanya dibentuk oleh aspek social seperti perubahan preferensi waktu luang, meningkatnya individualisasi, perubahan demografi dan peningkatan kesadaran kesehatan. Tren – tren ini, beserta dampaknya terhadap pariwisata, tercerminkan dari berbagai produk dan layanan wisata yang berbeda yang juga mengubah aktivitas pekerjaan bagi orang – orang yang bekerja dalam sektor ini. 1. Megatren Sosial dan dampaknya terhadap pariwisata di Jerman. Artikel ini menyajikan beberapa temuan di dalam kualifikasi tren proyek sebagai sebuah dasar untuk identifikasi awal dari perkembangan kualifikasi, didukung oleh Kementrian Federal Pendidikan dan Penelitian. Penelitian ini berfukus pada sektor pariwisata.Penelitian isw terhadap
kualifikasi tren di pariwisata dikemukakan bahwasanya pengembangan di sektor jasa ini utamanya ditentukan oleh tren sosial seperti perubahan perilaku liburan (Opaschowski, 1997 dan 2000), peningkatan individualisasi, perubahan demografis (Kantor Statistik Federal Jerman, 2002) dan meningkatnya kesadaran kesehatan ((Mühlhausen, 2000; Horx-Strathern et al., 2000) Waktu luang yang dipicu oleh pengurangan jam kerja yang konstan merupakan salah satu trenn sosial yang berdampak pada pariwisata. Rata – rata waktu kerja perminggu pada tahun 1950 ialah 48jam/minggu. Kini, waktu rata – rata seseorang untuk bekerja ialah enam hingga delapan jam perhari dan 35 atau 388 jam per/6hari (Opaschowski, 1997, p. 28 et seq.). Sikap terhadap waktu luang ini, yang sebelumnya dinilai sebagai waktu istirahat setelah bekerja atau mengisi kembali tenaga untuk bekerja, telah berubah secara drastic pada awal tahun 290. Waktu luang masih digunakan sebagai waktu untuk memulihkan diri, namun hal ini tidaklah bertahan lama sejalan dengan hal tersebut tidak lagi menjadi satu – satunya tujuan. Sebagian besar warga Negara Jerman telah menghabiskan waktu luangnya untuk hal lain. Mereka menggunakannya untuk rekreasi, hiburan atau hanya istirahat. Waktu luang sekarang, telah berkembang lebih dari itu. Ia memberikan kesempatan untuk memuaskan kebutuhan utama dari manusia guna menemukan tujuan dalam hidup. Pekerjaan seseorang, yang sebelumnya adalah tujuan dari mereka, kini menjadi kurang penting dibandingkan dengan keluarga, teman, dan waktu luang. (Opaschowski, 1997, p. 259 et seq.). Peningkatan status waktu uang telah menggeser pola rekreasi dan pertumbuhan komersialisasi dari waktu luang tersebut. Waktu luang telah menjadi komponen penting di dalam kualitas hidup; seluruh industri bermunculan di dalam menawarkan layanan untuk menghabiskan hal tersebut. Aktivitas di dalam waktu luang haruslah menyenangkan dan menyediakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang – orang selalu menginginkan pengalaman dan juga mencari hal – hal yang baru. Sektor pariwisata diuntungkan di dalam hal “waktu yang menyenangkan” ini. Wisata petualangan dan wisata event menawarkan semakin banyak aksi, atraksi, sensasi, dan pengalaman yang berharga di dalam kurun waktu yang lebih singkat.
4.1 Liburan singkat membangkitkan perkembangan dalam pariwisata budaya, event, dan kota. Pasar perjalanan mencerminkan pekerjaan dan pendapatan orang – orang Jerman. Hal ini mencerminkan bahwa semakin banyak orang – orang Jerman tidak mampu, atau memilih untuk tidak mampu untuk menikmati liburan selama 3 minggu. Namun, anggaran terbatas mereka bukanlah alasan utama atas keenganan mereka. Kurangnya waktu yang dihasilkan dari komitmen kerja setidaknya memiliki dampak yang sama. Prinsipnya jelas: perjalanan lebih pendek, lebih murah. Kecenderungan untuk mengambil liburan singkat dan membagi cuti kerja tahunan guna mendapatkan liburan kedua atau ketiga menguntungkan pariwisata lokal. Hasilnya ialah terjadi sebuah perkembangan sektor pariwisata di Jerman dan sekitarnya. Popularitas dari liburan singkat menguntungkan pariwisata dalam kota. Kota – kota dengan jaringan transportasi yang baik, serta akomodasi dan fasilitias budaya yang menarik menjadi daya tarik utama. Pariwisata budaya secara keseluruhan juga diuntungkan dari kepopuleran liburan singkat. Faktor ketertarikan, situs bersejarah dan daya tarik wisata lokal semakin memikat wisatawan baik warga Jerman maupun wisatawan mancanegara. Perkembangan yang terjadi terkait dengan hal ini ialah meningkatnya daya tarik wisatawa petualangan dan event; para pelancong menginginkan pengalaman yang lebih. Taman hiburan dan rekreasi dapat memberikan kesenangan yang pasti. Wisatawan event akan pergi untuk event olahraga dan budaya besar serta konser dengan artis – artis ternama dan selebriti. 5. Profil pekerjaan baru untuk pariwisata Tren yang dijelaskan di atas tidak hanya mempengaruhi produk dan layanan wisata, mereka juga mempengaruhi pekerjaan karyawan pariwisata. Perubahan dalam segmen perjalanan liburan fokus pada desain liburan, organisasi perjalanan, konsultasi dan penjualan dan layanan panduan wisata. Dalam perjalanan bisnis, organisasi perjalanan dan pemrosesan sedang mengalami perubahan besar. Hingga sekarang, tugas utama karyawan agen perjalanan adalah menawarkan produk dan layanan wisata tetap dari katalog liburan kepada pelanggan, memesan transportasi dan akomodasi, serta yang terakhir ialah, menjual paket. Agen perjalanan juga dulu berperan untuk menjawab pertanyaan pelanggan tentang kesepakatan dan tujuan wisata. Tugas karyawan
agen perjalanan telah disesuaikan dengan keinginan perjalanan individual (solo travelling) dan tuntutan beragam dari berbagai kelompok konsumen. Operator tur dan tenaga penjualan mereka sekarang diminta untuk menyesuaikan dan mengatur liburan sesuai dengan preferensi pelanggan tertentu. Kualifikasi tren dalam industri pariwisata Jerman (Abicht dan Freikamp, dalam buku ini) menjelaskan jenis pengembangan keterampilan konkret yang diamati dan keterampilan baru yang dibutuhkan.