TUGAS TAREKAT MU’TABAROH 2
Nama : Ach Irham Rosyidin Nim
: E97216014
Prodi : Tasawuf dan Psikoterapi
Jurnal yang diambil dengan perincian berikut : Di gagas oleh : Agus Riyadi Judul Jurnal
: Tarekat sebagai organisasi tasawuf
Di terbitkan
: Jurnal at-Taqaddum
Objek Kajian
Artikel yang saya ambil ini membahas mengenai perkembangan tarekat serta peran tarekat dalam perkembangan dakwah islam. Awal mula tarekat berkiprah pada pendidikan spiritual muslin serta pembentukan mental salih yang sering dipahami sebagai sebuah kelompok tertutup dan cenderung mengasingkan diri akan tetapi seiring berkembangnya waktu tarekat ini membentuk sebuah organisasi yang militan karena memang terdapat berbagai gejala-gejala pada ranah sosial sehingga menjadikan peran tarekat sebagai bertanggung jawaban terhadap dakwah islam. Dan hanya itu pula terdapat juga ulasan-ulasan yang membahas mengenai tahap-tahap dalam perkembangan tarekat serta tata cara untuk mengkuti tarekat dan macam-macam tarekat.
Metodologi Kualitatif
Ulasan Objek Kajian Tarekat yang pada awalnya hanyalah dimaksudkan sebagai metode, cara, dan jalan yang ditempuh seorang sufi menuju pencapaian spiritual tertinggi, pensucian diri atau jiwa yang mana hal ini dimaksudkan bahwa para penganut tarekat melakukan berbagai macam wirid ataupun amalan-amalan lain yang dapat mengantarkan dirinya kepada Allah dan dapat membersihkan dirinya dari berbagai penyakit hati dan hal ini berada dalam bentuk intensifikasi dzikrAllah, berkembang secara sosiologis menjadi sebuah institusi sosialkeagamaan yang memiliki ikatan keanggotaan yang sangat kuat. Esensi dari institusi tersebut misalnya berupa interaksi guru-murid, interaksi antar murid atau anggota tarekat, dan norma atau kaidah kehidupan religius yang melandasi pola persahabatan di antara mereka. Secara organisatorik, tarekat merupakan organisasi dan Trimingham menyebutnya sebagai sufi order yang berbasis ketaatan atau kepatuhan yang luar biasa, yang terlembaga dalam jiwa para murid atau anggota tarekat, atau fanatisme terhadap guru atau mursyid tarekat. Namun demikian, institusi ketaatan tersebut pada ujungnya adalah mengarahkan wajah spirit para murid tarekat tertuju taat kepada Allah. Dengan demikian, secara manajerial, tarekat adalah suatu organisasi dengan pola dinamika dan otoritas yang top-down, yang sangat tergantung pada kepemimpinan mursyid tarekat. Sejarah perkembangan tarekat mencatat bahwa tarekat-tarekat itu secara natural mengalami perjalanan panjang, dengan meminjam teori Darwin struggle for life(perjuangan keras untuk mempertahankan eksistensi) dari natural selection. Hal itu benar secara historik, bahwa banyak tarekat-tarekat yang secara organisatorik lenyap ditelan masa karena tidak terdapat pendukung yang memperjuangkannya, sebagaimana tarekat-tarekat yang dinisbatkan kepada sufi besar, yaitu ibn Sab‟in. Namun demikian, terdapat pula fenomena tarekat-tarekat yang mengalami perkembangan luar biasa seperti tarekat Qadiriyyah, Naqshabandiyyah, Khalwatiyyah, dan lain-lain. Perkembangan tarekat-tarekat tersebut tidak lepas dari upaya perjuangan para pengamalnya, dengan pola-pola, strategi, dan model-model tertentu yang patut dipahami. Di lain pihak, perjuangan tarekat-tarekat tersebut tidak luput dari peran-peran sosial, budaya, politik dan sebagainya yang niscaya diambil oleh tarekat sebagai suatu keniscayaan empirik, karena tarekat adalah organisasi sosial yang praktis bersentuhan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Adapun perkembangan tarekat terjadi seiring berkembangnya zaman dan pola pemikiran manusia pada awal mula ajaran tasawuf bermula pada abad 3-4 H yang mana pada abad ini masih belom terdapat isitilah-istilah tasawuf dan masih sangat kental kemudian berlanjut pada abad 5-6 H disini para sufi melembagakan ajaran-ajaran spiritual mereka dalam sebuah sistem mistik praktikal agar mudah dipelajari dan dipraktikkan oleh para
pengikut mereka.7 Sistem mistik tersebut pada prinsipnya berisi ajaran tentang maqamat. Kemudian pada abad 6-7 mulailai terbentuk sebuah lembaga spiritual yang terdiri dari ajaranajaran yang disampaikan oleh guru mursyid terhadap para muridnya. Adapun pada perkembangan tarekat ini terdapat tahap yang harus diikuti adapun tahapan itu adalah yang pertama tahap khanaqah (tahap pertemuan sufi), kedua tahap Tariqah (terbentuknya ajaran), ketiga tahap Ta’ifah (tranmisi ajaran pada pengikut). Setelah perkembangan tarekat terjadi dengan tahap-tahap yang disebutkan terdapat pula proses dalam mengikuti tarekat yang hal ini telah ditetapkan langsung oleh para guru terhadap murid. Dan adapun macam-macam tarekat yang berkembang seiring berjalannya waktu adalah tarekat naqsabandiyah, tarekat syatariyah, tarekat qodiriyah, tarekat rifaiyah, dan masih banyak macam tarekat yang lain jika kita lihat pada zaman sekarang ini. Pada pembahasan selanjutnya adalah peran yang ada tarekat yang telah disebutkan dalam artikel ini adapun peran yang pertama adalah peran pendidikan dan dakwah islam, peran sosial ekonomi, peran sosial politik dan militer. Adapun peran-peran ini ada disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi tarekat sehingga jatuh pada ranah yang bermacam macam dan terkesan lebih memiliki peran yang penting dan tak hanya pada pensucian diri dan jiwa tetapi lebih dari hal sosial yang terjadi pada kehidupan bermasyarakat.
Pendapat pada jurnal ini mencakup berbagai banyak sejarah perkembangan yang terjadi pada tarekat yang pada awal mula tarekat yang masih bersifat kental akan pendidikan spiritual keislaman dan lebih mementingkan untuk bersembunyi dan menyepi akan tetapi seiring berjalannya waktu dan zaman peran tarekat semakin menonjol dan lebih bersosial kemasyarakatan sehingga tarekat dianggap sebagai organisasi tasawuf yang memberikan peranan penting pada ranah sosial politik dan kemiliteran.
Sumber Primer Sumber pokok dari jurnal ini adalah sejarah perkembangan tarekat sebagai organisasi tasawuf pada awal mula sampai saat ini serta tahapan dalam mengikuti tarekat. Dan tak hanya itu terdaoat pula macam-macam tarekat yang dijelaskan pada tarekat ini sehingga terjadi ulasan bekelanjutan yang membahas tentang peranan tarekat dalam perkembangan dakwah keislaman.