Tugas Sule.docx

  • Uploaded by: Nurlela
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Sule.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,166
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010) Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998) Sedangkan pengertian LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender), secara harfiah, maka pengertiannya harus dipisah, yaitu lesbian adalah orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat sesama perempuan. Gay adalah orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat sesama pria. Biseksual adalah sebuah orientasi seksual seorang

pria/wanita

yang menyukai dua jenis kelamin baik pria/wanita. Sedangkan

transgender adalah sebuah orientasi seksual seorang pria/wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai keduanya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Lesbian, Gay, Bisekual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan orientasi seksual yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia. Seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual.Populasi berisiko tinggi maksudnya adalah kelompok populasi tertentu yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk terpapar dan menderita dari kelompok lainnya. Dalam IMS (Infeksi Menular Seksual) yang dimaksud dengan perilaku risiko tinggi ialah perilaku yang menyebabkan seseorang mempunyai risiko besar terserang penyakit. Yang tergolong kelompok risiko tinggi adalah normoseksual, homoseksual, biseksual, Streeth Youth / Anak Jalanan, pekerja seks komersial, tourism, sopir jarak jauh, pemakai napza, pegawai bank, narapidana dan teenage.

BAB II LANDASAN TEORI A. Keluarga Beresiko 1. Pengertian Keluarga resiko tinggi adalah keluarga dimana terdapat faktor resiko yang dapat mengancam kesehatan keluarga karena keadaan fisik, mental, maupun sosial ekonominya perlu mendapatkan bimbingan dan asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan karena tidak tahu, tidak mampu dan tidak memelihara kesehatan dan perawatan ( Effendi. N, 1998 : 24 ). 2. Keluarga yang Tergolong Beresiko Tinggi a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut : 1) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah. 2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri. 3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan. 4) Keluarga dengan ibu risiko tinggi kehamilan waktu hamil a) Umur ibu ( kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun). b) Menderita kekurangan gizi atau anemia. c) Menderita hipertensi. d) Primipara atau multipara. e) Riwayat persalinan dengan komplikasi. 3. Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena : a) Lahir prematur atau Berat badan lahir rendah. b) Berat badan sukar naik. c) Lahir dengan cacat bawaan. d) ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi. e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya. 4. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga : a) Anak yang tidak di kehendaki dan pernah mencoba untuk di gugurkan. b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan. c) Ada anggota keluarga yang sering sakit.

d) Sakah satu orang tua ( suami atau istri ) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan keluarga. 5. Faktor Penyebab Resiko Tinggi Faktor penyebab risiko tinggi menurut Nazziruddin (1998 : 78) antara lain : a. Kemiskinan b. Lingkungan kurang sehat Keadaan lingkungan yang merugikan adalah : a. Udara yang berdebu, mengandung gas-gas yang merugikan yang berasal dari kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik. b. Iklim yang buruk c. Tanah yang tandus d. Air rumah tangga yang buruk e. Perumahan yang memiliki syarat kesehatan, dengan memiliki ventilasi yang cukup, memiliki jamban keluarga, ubin kedap air, jumlah anggota keluarga tidak terlalu banyak. f. Pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur. B. Fungsi Keluarga Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : 1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya 2. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya, perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya. 3. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga. 4. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan

tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. 5. Mempertahankan

suasana

dirumah

yang

menguntungkan

kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga. 6. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada) Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut: 1. Fungsi Afektif Fungsi

afektif

berhubungan

erat

dengan

fungsi

internal keluarga, yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan keluarga saling

dari

mempertahankan

seluruh iklim

anggota keluarga.

yang

positif.

Hal

Tiap tersebut

anggota dapat

dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi

afektif,

seluruh

anggota

keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif. Komponen

yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi

afektif adalah : a. Saling

mengasuh

:

cinta

kasih,

kehangatan,

saling

menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubbungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memeberikan hubungan dengan orang lain diluar keluarga/ masyarakat. b. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai. c. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anakanak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya.

Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi. b. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. c. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan. d. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian. e. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

C. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya, perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya. b. Mengambil

keputusan

untuk

melakukan

tindakan

yang

tepat

bagi

keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan

seyogyanya

meminta

bantuan

orang

lain

dilingkungan sekitar keluarga. c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

BAB III PERMASALAHAN LGBT merupakan isu sosial yang sedang hangat di perbincangan oleh seluruh kalangan masyarakat saat ini. Hal tersebut mulai menjadi perhatian umum semenjak banyak kasuskasus yang mencuat di area publik tentang kasus tersebut. Menurut istilah sendiri, LGBT merupakan akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, yang kesemuanya merupakan orientasi seksual menyimpang. Seperti lesbian yang memiliki orientasi seksual dimana seorang wanita berhubungan secara seksual dengan sesama wanita. Sedangkan gay yang memiliki orientasi seksual dimana seorang pria berhungan secara intim dengan sesama pria. Sedangkan biseksual merupakan kesalahan orientasi seksual dimana seorang pria maupun wanita memiliki ketertarikan dengan lawan jenisnya maupun sesama jenisnya. Untuk transgender sendiri ialah ketidaksamaan identitas gender seseorang terhadap jenis kelamin yang ditunjuk kepada dirinya. Keempat orientasi seksual tersebut menurut saya JELAS merupakan perilaku abnormal. Seperti pada pengertian perilaku abnormal sendiri yang memiliki arti perilaku yang tidak pada normalnya/umumnya. Sedangkan yang terjadi pada LGBT juga bukan orientasi seksual yang pada umumnya dilakukan oleh manusia. Untuk dapat lebih memahami perilaku abnormal pada LGBT akan di lihat dari beberapa kriteria yang menghubungkan antara keduanya. Menurut Davison & Neale (2004): perilaku abnormal merupakan pola-pola emosi, pikiran, dan perilaku yang dianggap patologis karena: a. Jarang terjadi b. Bertentangan dengan nilai/norma kelompok c. Menimbulkan stres pribadi d. Menunjukkan disability atau disfungsi e. Tidak diharapkan Dari kelima karakteristik yang di berikan Davison dan Neale hampir kesemuanya mengarah pada karakteristik LGBT. Seperti pada karakter jarang terjadi, LGBT merupakan orientasi seksual yang jarang terjadi atau tidak sesuai pada umumnya. Sehingga kejarangan LGBT tersebut membentuk pengertian bahwa hal tersebut merupakan orientasi seksual yang bersifat menyimpang. Lalu bertentangan dengan nilai dan norma, jelas bahwa LGBT sangat menyimpang akan nilai selama ini dianut oleh masyarakat umum. Apalagi di Indonesia yang mayoritas penduduknya berpedoman pada agama. Hal tersebut melanggar kodrat atau pemahaman yang di berikan agama. Sehingga hal tersebut menjadi hal yang tidak diperkenankan untuk dilakukan menurut agama karena banyak hal negative yang terkandung

di dalamnya. Kemudian menimbulkan stress pribadi. Pengucilan masyarakat terhadap LGBT jelas dapat menimbulkan stress pribadi. Ketakutan masyarakat akan pengaruh-pengaruhnya yang bersifat negative menjadikan LGBT dapat di tolak dari seluruh kalangan masyarakat. Seperti contoh, jika seseorang terbukti LGBT akan berdampak pada pekerjaan, hubungan sosial, maupun instansi pendidikan. Seperti dapat di keluarkan dari pekerjaannya atau di kucilkan dari lingkungan tempat tinggalnya. Lalu karakteristik lainnya ialah menunjukkan disfungsi. Jelas bahwa LGBT menunjukkan disfungsi dalam hal seksualitas. Kesalahan orientasi yang tidak sesuai dengan nilai biologis dimana seorang laki-laki tidak bisa memaksimalkan fungsi dari sperma untuk bisa membuahi ovum yang nantinya dapat menjadi zigot yang merupakan cikal bakal seorang manusia baru, begitu pula seorang wanita yang tidak akan bisa memaksimalkan ovumnya untuk dapat dibuahi oleh sperma. LGBT merupakan perilaku menyimpang, hal tersebut beralasan karena bertentangan dengan perspektif teori biologik tentang psikoseksual. Pada perspektif tersebut dikatakan bahwa; seseorang secara genetic ditentukan sebagai laki-laki dan perempuan. Secara fisik dapat dilihat bahwa seseorang laki-laki maupun perempuan dapat dibedakan secara somatotipe yang mencakup kromosom, hormone, genitalia internal maupun eksternal, dan gonad. Lalu perbedaan pada seks ditentukan oleh kromosom Y. Kromosom laki-laki dan perempuan adalah kromosom yang menentukan jenis kelamin dari suatu organisme. Ini juga dikenal sebagai gonosom. Jadi sungguh lgbt merupakan perilaku abnormal dimana lgbt bertolak belakang dengan teori tersebut. Seperti transgender yang memiliki ketidaksamaan identitas gender seseorang terhadap jenis kelamin yang ditunjuk kepada dirinya. Sehingga kromosom yang membedakan antara laki-laki dan perempuan dianggap sebagai sesuatu kesalahan. Lesbian ialah suatu orientasi seks yang mana perempuan menyukai sesama jenis perempuan. Lalu, gay adalah sebutan untuk seorang laki-laki yang menyukai sesama lakilaki. Sementara biseksual ialah sebutan untuk seseorang yang dapat tertarik dengan laki-laki maupun perempuan. Lalu transgender ialah seseorang yang memiliki penampilan atau perilaku berkebalikan dengan jenis kelaminnya. Dalam kasus ini transgender tidak menginginkan adanya perubahan organ seksualnya. Seseorang yang menginginkan adanya perubahan organ intimnya disebut transeksual. LBGT ini tergolong sebagai masalah kejiwaan seperti yang diungkapkan oleh Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita F Moeloek saat berkunjung ke Kota Padang, Sumatera Barat pada Februari 2016 lalu. "Dari sisi kesehatan, LGBT itu masalah kejiwaan. Beda dengan gangguan kejiwaan, kalau gangguan mereka yang tergabung di dalamnya tidak bisa berinteraksi".

BAB V PEMBAHASAN Kegiatan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat bahkan sudah melakukan kerjasama dengan pemerintah Kota Banda Aceh untuk melakukan tindakan pencegahan atau penanggulangan bagi kaum LGBT maupun bagi generasi muda Aceh. Hal ini tentunya sangat membantu masyarakat dalam menjaga anak-anaknya dari perbuatan yang dilarang Allah Swt. Kalau melihat lebih jauh, negara Barat melegalkan perkawinan sejenis, seperti Amerika Serikat. Amerika Serikat mengakui tentang perkawinan sesama jenis, semangat yang dilakukan oleh kaum-kaum LGBT menyerang berbagai kawasan untuk turut serta diakui. Bukan hanya untuk satu kawasan AS saja yang harus mengakui keberadaan LGBT ini, namun semua kawasan negara bagian di negara mengakuinya.

Pada

adidaya

tersebut

harus

turut

serta

dasarnya permasalahan seksual adalah permasalahan Hak Asasi

Manusia yang oleh orang lain tidak boleh untuk dilanggar. Namun persoalan sosial bahwa

mengingat dampak penyakit pada masyarakat yang akan ditimbulkan, tentunya

permasalahan ini bukan hanya membahas tentang HAM, namun lebih menitik beratkan pada kepatutan dan norma-norma yang ada di masyarakat. Kadangkala terjadi kesalahpahaman dalam masyarakat mengenai pelaksanaan HAM. Pelaksanaan HAM di masyarakat lebih menganggap bahwa hak-hak

dan

apapun

yang

menjadi hak miliknya harus dipenuhi. Tanpa memperdulikan hak-hak orang lain. Kalau dikaitkan dengan hak pribadi pengikut LGBT, maka tentunya kaum tersebut tidak melanggar hak orang lain atau tidak mengganggu hak orang lain. Namun persoalannya, kaum LGBT dilarang keberadaannya dalam masyarakat. karena kaum ini memiliki perilaku seks yang menyimpang yang pada akhirnya akan menimbulkan penyakit HIV/AIDS, penyakit kelamin menular, bisa terkena kanker, seperti kanker anal, kanker mulut dan radang selaput otak Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang risikonya lebih tinggi pada kaum LGBT: Depresi dan bunuh diri Menurut data yang dipublikasikan oleh Western Journal of Medicine, masalah kesehatan utama yang menyerang kaum LGBT adalah gangguan psikis seperti depresi dan bunuh diri. Sebanyak 40% orang LGBT berpikir serius untuk melakukan percobaan bunuh diri. Pria homoseksual enam kali lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri dibandingkan pria heterokseksual. Pada wanita lesbian, mereka dua kali lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri daripada wanita heteroseksual.

Sedangkan untuk kasus depresi, sebanyak 40% pria biseksual cenderung memiliki gangguan depresi dibandingkan dengan pria homoseksual dan heteroseksual. Penyalahgunaan obat terlarang, rokok, dan alkohol Penyalahgunaan obat terlarang, rokok, dan alkohol juga meningkat pada kaum LGBT. Untuk kasus kecanduan rokok saja, pria homoseksual yang merokok berat (minimal 1 bungkus rokok dalam sehari) didapatkan sebanyak 19% dibandingan pria heteroseksual sebanyak 13%. Sementara untuk pemakaian obat terlarang, pada kaum LGBT jumlahnya sembilan kali lebih banyak menggunakan obat suntik, kokain, dan mariyuana dibandingkan kaum heteroseksual. Jika dilakukan terus-menerus tentunya akan mengacaukan fungsi tubuh, seperti hipertensi, gangguan jantung, serta gangguan mental. Kanker Wanita lesbian dan biseksual berisiko lebih tinggi untuk terkena kanker. Pertama, kebanyakan dari mereka tidak mempunyai anak dan studi menyebutkan bahwa risiko kanker lebih tinggi pada wanita yang tidak memiliki anak. Selain itu, tingginya angka perokok—dua kali lebih banyak—pada wanita lesbian dan biseksual dibandingkan wanita heterokseksual, merupakan faktor risiko terjadinya kanker payudara dan kanker endometriosis. Gangguan pola makan Suatu penelitian menyebutkan bahwa gangguan pola makan lebih tinggi persentasenya pada pria homoseksual dibandingkan dengan pria heterokseksual. Pada pria homoseksual didapatkan angka sebanyak 17%, 4,2% pada wanita lesbian, 1,4% pada wanita heteroseksual, dan 3,4 % pada pria heteroseksual. Kanker anus Salah satu faktor risiko terjadinya kanker anus adalah riwayat seks anal yang berulang kali. Kanker anus merupakan jenis kanker yang jarang terjadi, tetapi jika makin banyak orang yang melakukan seks anal maka kasusnya pun akan makin meningkat. Risiko kanker anus tertinggi ada pada pria homoseksual yang positif terkena virus HIV. Penyakit akibat gangguan hormon Penyakit akibat gangguan hormon sering dialami oleh kaum transgender. Apabila seorang pria ingin mengubah identitas menjadi wanita, ia akan mendapatkan terapi hormon estrogen yang rutin. Hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan liver, tumor kelenjar endokrin, dan kanker prostat.

Sedangkan jika seorang wanita ingin mengubah identitas menjadi pria, ia akan mendapatkan terapi hormon androgen. Ini dapat menaikkan risiko terjadinya pemyakit jantung dan kanker endometrium. Ada beberapa faktor yang dapat membuat kaum LGBT lebih banyak mengalami masalah kesehatan. Salah satunya stres dan gaya hidup yang kurang teratur. Jika Anda seorang LGBT dan memiliki gangguan kesehatan yang telah disebutkan, segeralah melakukan perubahan gaya hidup atau konseling kepada ahlinya. Anda berhak untuk hidup sehat dan bahagia tanpa tekanan, seperti orang lainnya. Karena dampak LGBT sangat mengerikan, sebaiknya ada upaya untuk mencegah timbulnya LGBT. Caranya antara lain sebagai berikut ini: 1. Menjaga pergaulan 2. Menutup segala celah pornografi misalnya dari gadget. Orang tua harus aktif dalam hal ini. 3. Diadakan kajian atau seminar mengenai bahaya LGBT di sekolah-sekolah 4. Adanya undang-undang yang melarang adanya LGBT sehingga hal ini tidak menyebar semakin parah. 5. Diadakan penyuluhan keagamaan mengenai LGBT yang menyimpang dari aturan agama. Dengan hal-hal tersebut, diharapkan LGBT dapat dicegah dan penyebarannya tidak semakin luas. LGBT merupakan suatu masalah kejiwaan yang perlu ditangani oleh semua pihak baik dari pelaku maupun lingkungan sekitar. Dengan adanya kerja sama yang baik, bukan tidak mungkin masalah LGBT yang menjadi kontroversi ini bisa diatasi dengan baik.

BAB V PENUTUP Perilaku LGBT merupakan perilaku yang tidak biasa terjadi pada masyarakat, karena kaum LGBT merupakan sebuah penyimpangan dari orientasi seksual seseorang dari kodratnya. Bahkan keberadaan LGBT membuat masyarakat resah dan homophobia terhadap kelompok LGBT. Bahkan LGBT bertentangan dengan hukum Islam maupun hukum adat di dalam masyarakat, karena dianggap sebagai kelompok yang menyalahi kodrat Allah Swt. tidak hanya itu, kelompok LGBT juga tidak bergaul dengan masyarakat lainnya, karena kekhawatiran terbongkar rahasia mereka

DAFATAR PUSTAKA Aspek Psikoseksual dalam keperawatan, (Achir Yani s.Hamid) 01 Pertemuan Ke-1 Konsep Normal Abnormal-Pengantar.pptx http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-kromosom-pria-dan-wanita.html Reza Leonindya Nur Chaecyandini London School of Public Relation Maramis W. F., Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, (Surabaya: Airlangga University Press, 2004) Mohd Yasir Alimi, Dekonstruksi Seksualitas Poskolonial Dari Wacana Bangsa Hingga Wacana Agama (Yogyakarta: LKIS, 2004) Ardhanary Institute, Orientasi seksual, identitas gender dan Hak Manusiadalam Prinsip-prinsip Yogyakarta. (Jakarta: Ardhanary Institute,2007).

Asasi

Demartoto, Seks, Gender, dan Seksualitas Lesbian. (Solo: Universitas Negeri Surakarta, 2013). Setiadi, M. Elly dan Kolip Usman, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial; Teori Aplikasi dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2011). Sinyo, Anakku Bertanya Tentang LGBT, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014).

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"

Contoh Poa.docx
April 2020 15
Borang Utp1
October 2019 29
Tugas Sule.docx
June 2020 3
Tugas Fauzan.docx
May 2020 2
Infodatin_olahraga.pdf
April 2020 6