BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam ilmu kesehatan istilah penyakit tropis, ditempatkan pada wilayahwilayah beriklim panas seputar garis khatulistiwa. Istilah ini diperkenalkan para peneliti kesehatan dari barat (Eropa dan Amerika) yang keadaan wilayahnya jauh berbeda dengan Indonesia. Penyakit tropic sebenarnya memiliki konotasi yang negative yang berhubungan dengan cara hidup yang tidak sehat, hygiene yang bruk dan penyakit yang menular. Dalam perkembangan penelitian kesehatan, didapatkan fakta bahwa penyakit tropis bukanlah penyakit yang aneh dan mengerikan seperti yang disangka oleh kebanyakan orang sebelumnya. Bahkan beberapa jenis penyakit tropis mungkin saja terjadi di daerah yang beriklim sedang, hanya berbeda pada frekuensi penderitanya saja. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, demografi, sosial ekonomi, dan faktor genetic. Penyakit tropis adalah penyakit yang lazim terjadi di daerah tropis dan subtropis. Istilah ini juga sering mengacu pada penyakit yang berkembang di wilayah panas berkondisi lembab, seperti malaria, demam berdarah dan kusta.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian dari tropical deases? 2. Bagaimana epidemologi dari tropical deases? 3. Bagaimana sifat penyebab penyakit tropis? 4. Bagaimana model penyakit tropis? 5. Bagaimana mekanisme penularan dan pemberantasannya?
C. Tujuan Penulisan 1. Bagaimana pengertian dari tropical deases? 2. Bagaimana epidemologi dari tropical deases?
3. Bagaimana sifat penyebab penyakit tropis? 4. Bagaimana model penyakit tropis? 5. Bagaimana mekanisme penularan dan pemberantasannya?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tropical Penyakit tropis adalah penyakit yang lazim terjadi di daerah tropis dan subtropis. Istilah ini juga sering mengacu pada penyakit yang berkembang di wilayah panas berkondisi lembab, seperti malaria, demam berdarah dan kusta.
B. Epidemologi Penyakit Tropis Dalam ilmu kesehatan istilah penyakit tropis, ditempatkan pada wilayahwilayah beriklim panas seputar garis khatulistiwa. Istilah ini diperkenalkan para peneliti kesehatan dari barat (Eropa dan Amerika) yang keadaan wilayahnya jauh berbeda dengan Indonesia. Penyakit tropic sebenarnya memiliki konotasi yang negative yang berhubungan dengan cara hidup yang tidak sehat, hygiene yang bruk dan penyakit yang menular. Dalam perkembangan penelitian kesehatan, didapatkan fakta bahwa penyakit tropis bukanlah penyakit yang aneh dan mengerikan seperti yang disangka oleh kebanyakan orang sebelumnya. Bahkan beberapa jenis penyakit tropis mungkin saja terjadi di daerah yang beriklim sedang, hanya berbeda pada frekuensi penderitanya saja. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, demografi, sosial ekonomi, dan faktor genetic. Menurut Dr, dr. Umar Zein, ada beberapa macam penyakit tropis yang sudah dikenal sejal masa penjajahan Belanda, ratusan tahun lalu seperti penyakit cacar, polio, frambusia (paru), malaria, kolera, tuberkulpsis, kusta dan elephantiasis (kaki gajah). Kategori penyakit lainnya adalah demam berdarah, tifus, sepsis, dan hepatitis. Namun meski telah diteliti selama ratusan tahun, penyakit-penyakit tropis ini masih saja ditemui dan berkembang di kelompok masyarakat tertentu seperti, di Indonesia. Berbagai penelitian yang mengeluarkan dana yang tergolong besar yang dilakukan untuk mencari cara penanggulangan dan pemberantasan penyakit tropis ini masih belum juga menunjukan hasil yang
memuaskan karena penyakit-penyakit ini berhubungan erat dengan pola hidup masyarakat itu sendiri.
C. Sifat Penyebab Penyakit Tropis Kemajuan penguasaan
bioteknologi
dan biologi
molekuler telah
memberikan harapan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit tropis. Demikian dikemukakan pakar kesehatan dari UGM , prof Dr supargiyono di Yogyakarta, seperti demam berdarah, hepatitis, malaria, dan TBC masih menjadi masalah kesehatan yang utama. Penyebabnya adalah lingkungan fisik, kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan perubahan biologi dari vector penyakit. Penyakit tropis erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan yang sering tidak diperhitungkan dalam kehidupan seharihari masyarakat.
D. Model Penyakit Tropis 1. Penyakit infeksi oleh bakteri Bakteri mengandung informasi genetic dan banyak peralatan yang di perlukan untuk menghasilkan energy dan beraplikasi secara independen. Beberapa bakteri, namun hanya dapat memproduksi ketika tumbuh didalam sel, dari mana mereka berasal nutrisi yang dibutuhkan. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri diantaranya pertusis, tetanus, tuberculosa, typhoid, dan pest. Pencegahan : a. Bayi = imunisasi DPT (difteria, pertusis dan tetanus) b. Anak usia SD = vaksin DT (difteria, tetanus) 2. Penyakit infeksi oleh virus Virus adalah agen menular yang umumnya hanya terdiri dari materi genetic di tutupi oleh shell protein. Mereka hanya meniru dalam sel, yang menyediakan mesin sintetis yang diperlukan untuk menghasilkan partikel virus baru. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus diantaranya parotitis, campak, hepatitis B, HIV, dan flu burung.
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B yang disebarluaskan oleh artropoda. Faktor utama nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Pencegahannnya : a. Pembersihan jentik 1) Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 2) Larvasidasi 3) Menggunakan ikan (ikan kepala timah, capung, sepat) b. Pencegahan gigitan nyamuk 1) Menggunakan kelambu 2) Menggunakan obat nyamuk 3) Penyemprotan. 3. Penyakit infeksi oleh parasit Parasit adalah organisme yang hidup didalam atau pada organisme lain, tuan rumah, pada biaya yang mereka memperoleh beberapa keuntungan seperti makanan. Kelompok ini mencakup protozoa pathogen (organisme bersel tunggal yang lebih kompleks dari pada bakteri ) dan cacing (organisme multi sel sering disebut sebagai cacing). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit diantaranya malaria, askariasis, filariasis, trichiuris dan ankylostomiasis.
E. Mekanisme Penularan Dan Pemberantasannya Penyakit-penyakit yang dapat menular itu terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi agent, prosses transmisi, host (penjamu) dan lingkungan. 1. Agent infeksius Sejumlah mikro organisme menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia. Infeksi itu
adalah
masuk
dan
berkembangnya
atau
bermultiplikasinya sebuah agent yang inteksius di dalam host (penjamu) 2. Transmisi Transmisi Ini adalah penghubung kedua yang terdapat didalam rantai infeksi yang merupakan penyebaran dari sebuah agent infeksius melalui
lingkugan atau manusia yang lainnya. Transmisi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Transmisi secara langsung merupakan pemindahan dari agent infeksius yang berasal dari host yang terinfeksi atau reservoir kesuatu tempat masuk tepat, yang mengakibatkan terjadi infeksi pada manusia. Pemindahan ini dapat berupa kontak langsung, seperti sentuhan, ciuman, atau hubungan kelamin, dengan penyebaran secara langsung dari droplet, yaitu melalui bersin atau batuk-batuk. Tranfusi darah dan infeksi transplasenta dari ibu kepada fetus mungkin merupakan transmisi penting yang lain. Transmisi secara tidak langsung mungkin adalah penularan
melalui
partikel, penularan melalui vektor atau penularan melalui udara. Penularan melaui partikel itu terjadi melalui material, misalkan saja adalah makanan, pakaian, pelengkapan tidur, dan alat-alat untuk memasak. Penularan melalui vektor terjadi bila agent dibawa oleh seekor serangga atau binatang (vector) lainnya kepada seorang host yang rentang ; agent tersebut melakukan multiplikasi atau tidak dalam vector. Transmisi melalui udara dalam jarak yang amat jauh sekali terjadi bila diseminasi dari doplet yang amat sedikit itu mengenai sebuah titik masuk yang tepat, biasanya adalah saluran pernafasan. Partikel-partikel debu juga dapat berperan dalam penularan melalui udara, sebagai contoh adalah spora-spora jamur. 3. Host (penjamu) Host adalah hubungan ke tiga yang terdapat didalam rantai infeksi dan didefinisikan sebagai orang atau binatang yang memberikan tempat yang cocok bagi suatu agent yang infeksius untuk tumbuh dan memperbanyak diri dalam kondisi yang alamiah. 4. Lingkungan Lingkungan memegang peranan yang amat penting dalam penyebaran penyakit-penyakit menular. Sanitasi umum, temperature, kondisi udara, dan kualitas air adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tahap-tahap yang ada didalam rantai infeksi. Sebagai tambahan, faktor-faktor sosial – ekonomi,
sebagai contoh adalah kepadatan penduduk, kepadatan hunian, dan kemiskinan merupakan sesuatu yang amat penting.
Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam penanggulangan wabah, antara lain: 1. Penyelidikan epidemologis, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengenal sifat-sifat penyebabnya serta faktor yang dapat menimbulkan wabah. 2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan isolasi penderita termasuk karantina. 3. Pencegahan dan pengebalan,
yaitu tindakan yang dilakukan untuk
memberikan perlindungan kepada mereka yang belum sakit tetapi memiliki resiko terkena penyakit. 4. Pemusnahan penyebab penyakit, yaitu bibit penyakit yang dapat berupa bakteri, virus, dan lain-lain. 5. Penanganan jenazah akibat wabah. 6. Penyuluhan kepada masyarakat. Beberapa strategi untuk mengendalikan penyakit tropis meliputi: a. Pengeringan lahan basah untuk mengurangi populasi serangga dan vector lainnya. b. Aplikasi insektisida dan atau penolak serangga pada permukaan strategis seperti: pakaian, kulit, bangunan, habitat serangga, dan kelambu. c. Penggunan kelambu tempat tidur atas (jaga dikenal sebagai kelambu) untuk mengurangi penularan malam hari, karena spesies tertentu dari nyamuk tropis pakan terutama di malam hari. d. Penggunaan air sumur, dan atau penyaringan air, filter air, atau air pengobatan dengan tablet air untuk menghasilkan air minum bebas dari parasite. e. Pengembangan dan penggunaan vaksin untuk mempromosikan kekebalan penyakit. f. Farmakologis pra-pajanan (untuk mencegah penyakit sebelum pajanan terhadap lingkungan dan atau vector).
g. Farmakologis profilaksin pasca pajanan (untuk mencegah penyakit setelah terpapar lingkungan dan atau vector) h. Terapi farmakologis (untuk mengobati penyakit setelah infeksi atau infestasi). i. Membantu dengan pembangunan ekonomi di daerah endemik. Misalnya dengan memberikan kredit micro untuk memungkinkan investasi dibidang pertanian lebih efisien dan produktif. Hal ini pada gilirannya dapat membantu sub sisten pertanian menjadi lebih menguntungkan, dan ini keuntungan dapat digunakan oleh penduduk setempat untuk pencegahan penyakit dan pengobatan, dengan manfaat tambahan, mengurangi angka kemiskinan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpilan Penyakit tropis adalah penyakit yang lazim terjadi di daerah tropis dan subtropis. Istilah ini juga sering mengacu pada penyakit yang berkembang di wilayah panas berkondisi lembab, seperti malaria, demam berdarah dan kusta. Dalam ilmu kesehatan istilah penyakit tropis, ditempatkan pada wilayahwilayah beriklim panas seputar garis khatulistiwa, penyakit tropic sebenarnya memiliki konotasi yang negative yang berhubungan dengan cara hidup yang tidak sehat, hygiene yang bruk dan penyakit yang menular. Ada beberapa model penyakit tropis antara lain; penyakit infeksi oleh bakteri, penyakit infeksi oleh virus, dan penyakit infeksi oleh parasite. Penyakitpenyakit yang dapat menular terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi agent, prosses transmisi, host (penjamu) dan lingkungan.
B. Saran