Nama
: Okky Alfido
NIM
: 08720020
Prodi
: Sosiologi
Pranata sosial dalam al-qur’an Pengadilan sebagai sebuah Lembaga (pranata) sosial Al-quran mengajarkan prinsif-prinsif hukum yan mengatur tata tertib hidup manusia , baik secara kelompok maupun secara perorangan. Setiap individu muslim tentulah mengetahui bahwa
didalam ketentuan syariat islam terdapat hukum-hukum yang mengatur tata hidup
manusia baik yag berhubungan dengan manusia maupun yang berhubungan dengan Allah sebagai zat yang mencipta, yang salah satunya adalah peradilan. Peradilan atau pengadilan merupakan salah satu lembaga (pranata) yang berfungsi untuk usaha menegakkan keadilan hukum terhadap pelaanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh individu-individu maupun kelompok. Al-quran memberikan bebera prinsif-prinsif umum untuk menegakkan keadilan, baik untuk para hakim, jaksa pennuntut, para pembela,
para saksi, para penuntut dan bagi para
terdakwa. Pada masalah ini kami hanya akan membahas tentang peradilan pedoman bagi para hakim yang ada dala pengadilan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-maidah ayat 49 yang berbunyi :
Artinya : dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.(QS. Al-maaidah: 49) Kemudian dalam ayat 42 yang berbunyi :
Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram, Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS. Al-maaidah: 42) Tafsir : Kaum muslimin memiliki kewajiban untuk menegakkan keadilan dan menegakkan hukum allah dimana saja dengan memberikan kebabasan dalam kepada penganut agama lain untun menjalankan syariat dan keyakinan mereka. Seorang hakim juga tidak boleh menerima uang sugokan ataupun yang lainnya melainkan harus bertuindak adil seadil-adilnya sebagaimana yang telah di tetatkan oleh Allah SWT.
Komentar : Pengadilan sebagai sebuah pranata atau lembaga dalam suatu masyarakat atau negara hendaklah meniru atu melaksanakan apa ya g telah ditetapkan oleh allah sebagai mana prinsif-p rinsif yang ada dalam al-quran. Ayat diatas saya rasa sangat memberikan sebuah pedoman bagi para hakim. Dalal ayt lain allah juaga banyak menegaskan untuk berlaku adil. Dalam ayat diatas jika dilihat dalm arti kebahasaannya saja sydah dapat di mengerti bahwa berlaku adil sangat dianjurkan. Bagi lembaga-lembaga yang berhubungan dengan hukum saya kira sanagat tepaty jika uia berpedoman kepada al-quran, kaeran memang pengadilan sebagai sebuah lembaga haruslah besifat adil sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT. Kesimpulan : Pengadilan sebagai Pranata sosial hendaklah mengikuti apa yang telah di tetapkan oleh Allah, terutama dalam menjatuhkan hukuman kepada yang terdakwa, karena allah menurunkan al-quran bukan hanya untuk di baca saja tetapi juga diamalkan. Maka kesempurnaan al-quran dak dapat dibantahkan lagi, dengan adanya petunjuk yang diberikan oleh allah maka diharapkan terciptanya suatu keadilan, tertama dalam pengadilan.
Daftar pustaka Al-Qur’an dan terjemahannya Qu’an digital versi 2,1 Drs. Charisma, Moh. Chadzio, 1991. Tiga aspek Kemu’jizatan al-Qur’an. PT. Bina Ilmu : Surabaya