Hana Nikma Ulya 9H - 18 A.
Cerita Pendek BULAN, SI CANTIK NAN MALANG Hidup sebatang kara, tanpa orang tua. Itulah Bulan, gadis berambut ikal nan cantik jelita. Penyemangat hidupnya hanyalah adik semata wayangnya, Rico. Cerita hidupnya bak roman Siti Nurbaya. Ayah Bulan, pak Vandi, adalah manajer Perusahaan Bintang Laut yang akhirnya gulung tikar akibat ulah dari pemilik Perusahaan Kuda Laut, pak Galih. Dengan terpaksa, pak Vandi terbelit hutang pada pak Galih. Saat hutang tersebut beranak pinak, terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa pak dan bu Vandi. Sungguh berat bagi Bulan untuk melanjutkan hidup. Apalagi ketika tangan kanan pak Galih membabat habis semua harta bendanya tanpa kecuali. Jangankan untuk menyewa sebuah kamar kos, untuk makan saja sulit. Tak dapat dibayangkan, bagaimana kelanjutan hidup Bulan tanpa hadirnya Rico. Raja siang bersinar terik ketika Bulan dan Rico mengamen di sebuah perempatan. Cuaca panas, kurang istirahat, dan perut yang lapar membuat stamina Bulan dan Rico melemah. Tiba-tiba saja Rico jatuh ke tanah. Tubuhnya terkulai lemas. Pemilik Kijang yang ada di dekatnya, langsung membawa Rico ke rumah sakit. Pemilik Kijang tersebut bernama pak Bima. Setelah dinyatakan sehat oleh dokter, pak Bima membawa Bulan dan Rico ke rumahnya yang selalu ia sebut gubug. Sesampainya di gubug pak Bima yang teramat mewah, Bulan dan Rico diminta untuk makan dengan garam seadanya di ruang makan, padahal makanan yang disajikan amat banyak hingga memenuhi meja. Setelah makan, mereka dipersilahkan untuk melepas lelah di sebuah kamar yang besar. Tak berselang lama, ketukan pintu membangunkan Bulan dan Rico. Mereka diminta pak Bima untuk saling sapa dengan anggota keluarganya. Pak Bima membangun bahtera kehidupan bersama istri yang bernama ibu Rosa dan seorang anak perempuan bernama Azka. Bulan dan Rico dipersilahkan untuk tinggal di gubug tersebut karena pak Bima akan segera pergi keluar kota untuk bekerja.
Detik demi detik telah terlewati, hari demi hari telah terlampaui. Awalnya, Azka dan mamanya tak henti bersikap baik pada Bulan dan Rico. Akan tetapi, setelah pak Bima pergi keluar kota, jangankan bersikap baik, tersenyum pada Bulan atau Rico saja tidak pernah. Kelakuan ibu Rosa dan anaknya pada Bulan dan Rico sangat tidak manusiawi. Suatu hari, Bulan terlambat menyediakan sarapan karena harus mengurus Rico yang jatuh sakit. “Kamu terlalu pagi menyediakan sarapan, aku sudah menunggu di sini hampir satu jam.”, ejek Azka yang langsung memakan sarapannya diiringi dengan tawa ibu Rosa. “Uh! Pahit sekali nasi goreng ini!”, teriak Azka dengan marah. “Jangan-jangan kau ingin meracuni kami ya, hei anak setan! Sekarang enyahlah dari rumah ini!”, seru ibu Rosa sambil menarik Bulan dan Rico keluar rumah dan didorongnya keluar gerbang. Sambil berjalan tertatih-tatih, Bulan menggandeng hingga memapah Rico yang sakit sampai mereka tiba di sebuah kolong jembatan. Tetapi, tiadalah berguna usaha Bulan. Diiringi rintik hujan yang menari di kesunyian malam, Rico melepas jiwanya dari raganya. Dengan memikirkan cobaan, cobaan, cobaan yang dialaminya, Bulan mengejar Rico ke alam baka karena tertimbun puing-puing mall yang runtuh sehari kemudian.
B.
Daftar Majas Judul Alinea I
Alinea II
Alinea III
Majas Metafora kalimat 1
Majas Metafora
kalimat 2
Majas Tautologi
kalimat 3
Majas Alusio
kalimat 4
Majas Perumpamaan
kalimat 5
Majas Alusio
kalimat 6
Majas Personifikasi
kalimat 7
Majas Alusio
kalimat 8
Majas Pleonasme
kalimat 9
Majas Alusio
kalimat 10
Majas Klimaks Turun
kalimat 11
Majas Hiperbola
kalimat 1
Majas Perifrasis
kalimat 2
Majas Polisidenton
kalimat 3
Majas Pleonasme
kalimat 4
Majas Repetisi
kalimat 5
Majas Metonimia
kalimat 6
Majas Metonimia
kalimat 7
Majas Litotes
kalimat 8
Majas Litotes
kalimat 9
Majas Alusio
kalimat 10
Majas Personifikasi
kalimat 11
Majas Alusio
kalimat 12
Majas Alegori
kalimat 1
Majas Repetisi
kalimat 2
Majas Alusio
kalimat 3
Majas Klimaks turun
kalimat 4
Majas Hiperbola
kalimat 5
Majas Alusio
kalimat 6
Majas Ironi
kalimat 7
Majas Eklamasio
kalimat 8
Majas Sarkasme
kalimat 9
Majas Sarkasme
kalimat 10
Majas Klimaks naik
kalimat 11
Majas Eufimisme
kalimat 12
Majas Personifikasi
kalimat 13
Majas Asindenton, Majas Alusio