Tugas Lahan Kering Kepulauan Dan.docx

  • Uploaded by: Ilyn Kerans
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Lahan Kering Kepulauan Dan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 534
  • Pages: 4
TUGAS LAHAN KERING KEPULAUAN DAN PARIWISATA Keterkaitan ilmu kimia dengan lahan kering kepulauan dan pariwisata

Nama :Yullia Billiard Odi Kerans NIM :1806070185

Lahan kering di Nusa Tenggara Timur (NTT) mempunyai potensi yang besar dibandingkan dengan lahan sawah karena peluang pengembangan lahan kering sangat terbuka untuk mengembangkan berbagai komoditas unggulan lahan kering. Potensi pertanian lahan kering memiliki keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif karena dapat dikembangkan berbagai jenis komoditas unggulan potensial yang memiliki daya saing.Provinsi Nusa Tenggara Timur juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan, kehutanan, pariwista, dan pertambangan yang belum dimanfaatkan secara optimal.Salah satu keunggulan yaitu di bidang pertambangan, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki potensi berbagai bahan galian dan mineral seperti batu kapur, tanah liat, gypsum, pasir, silika, marmer, belerang, barit, mangan, logam mulia, dan logam dasar besi. Bahan galian yang telah diolah umumnya bahan galian C, termasuk tanah liat dan batu kapur yang dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi pabrik semen di Kupang. Salah satu potensi pertambangan yang dapat mempengaruhi perekonomian Nusa Tenggara Timur di masa mendatang adalah kemungkinan adanya sumber minyak di celah Timor yang sekarang sedang dalam tahap eksplorasi.Untuk membantu pengembanggan potensi yang di miliki ,ilmu kimia berperan dalam penelitian terhadap batubatuan (mineral), dan minyak bumi serta untuk penentuan unsur-unsur yang menyusun mineral tersebut dan pada tahap pendahuluan untuk eksplorasi, menggunakan dasar-dasar ilmu kimia juga.Sehingga para lulusan kimia yang berasal dari wilayah NTT dapat dengan mudah memperoleh lapangan pekerjaan. Selain itu Potensi pertanian lahan kering juga dapat dikembangkan secara tepat berbagai jenis komoditas unggulan seperti seperti di bidang tanaman pangan, ada jagung, di bidang hortikultura kita punya jeruk keprok Soe, pisang baranga.Salah satu pangan lokal yang paling terkenal di NTT adalah jagung. Di NTT pengolahan jagung sebagai pangan pokok belum bervariasi, hanya dalam bentuk pakan ternak, jagung bose, jagung ketemak, jagung titi, sementara pemanfaatan jagung menjadi tepung dan berbagai aneka

olahan tepung jagung belum banyak dilakukan. Melimpahnya ubi kayu maupun ubi jalar di NTT, juga perlu dilakukan antisipasi. Seperti halnya jagung, ubi kayu dan ubi jalar juga dapat diolah menjadi tepung sehingga pemanfaatan lebih luas dan dapat disimpan lebih lama. Dengan mengolah pangan lokal menjadi tepung, dapat memberikan nilai tambah ekonomi serta mengurangi ketergantungan terhadap terigu dan beras.Introduksi teknologi pengolahan tepung kepada petani akan memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.Dalam pengolahan pangan lokal yang ada ilmu kimia juga memiliki peran yaitu membantu membuat zat pengawet makanan , zat pewarna makanan yang berasal dari senyawa kimia dan zat pemanis buatan. Dalam bidang pertanian dihasilkan pula berbagai jenis tanaman, salah satunya adalah tanaman obat-obatan. Di NTT untuk pemanfaatan tanaman obat-obat itu sendiri belum dilakukan secara optimal. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat setempat tentang pengolahan tanaman tersebut untuk menjadi obat.Dalam hal ini peran seorang sarjana kimia sangat besar, seorang lulusan kimia dapat melakukan penelitian tentang tanaman obat tersebut. Walaupun potensi pemanfaatan lahan kering untuk pengembangan pertanian sangat besar, perlu dicermati pula bahwa agroekosistem lahan kering memiliki berbagai masalah yakni fisiografi lahan yang sangat beragam, dari berombak, bergelombang hingga berbukit atau berlereng dengan jenis tanah yang bervariasi, sehingga relatif rentan terhadap degradasi (erosi sangat tinggi )terutama di daerah berlereng dan perbukitan, dengan lapisan olah tanah yang dangkal. Keterbatasan biofisik lahan dan infrastruktur ekonomi menyebabkan teknologi usahatani menjadi relatif mahal bagi petani lahan kering.

Related Documents


More Documents from "Maria Megariani"