Tugas Klompok 1.docx

  • Uploaded by: Megi Bunita
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Klompok 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 719
  • Pages: 5
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS PENYAKIT TROPIS (FILARIASIS)

A. Pengkajian 1. Identitas a. Identitas pasien Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : Agama : b. Identitas penanggung jawab Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : Agama : Hubungan dengan pasien : 2. Keluhan utama Pasien mengalami keluhan bengkak awalnya muncul dari telapak kaki sampai ke tungkai kaki bawah. 3. Riwayat penyakit a. Riwayat penyakit sekarang Klien merasa nyeri, panas, dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki dengan skala nyeri 7, nyeri terasa berulang-ulang b. Riwayat penyakit dahulu Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya c. Riwayat kesehatan keluarga Tidak ada dalam keluarga yang mengalami penyakit filariasis 4. Pemeriksaan fisik. a. Keadaan umum : tampak sedang sakit b. Kesadaran : compos mentis c. Ttv : TD : 120/80 mmHg, N : 88x/menit, P :24x/menit, s: 380 C d. Head to toe 1) Kepala Inspeksi : kepala simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata. Palapasi : tidak ada benjolan di kepala, nyeri/sakit kepala 2) Mata Inspeksi : konjutiva anamemis, sclera aninterik, gerakan bola mata normal Palpasi : tidak ada nyeri tekan 3) Hidung Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak ada polip dan secret Palpasi : tidak ada nyeri tekan 4) Mulut

Inspeksi : tidak ada lesi dan peradangan, bau mulut tidk sedap, indra pengecap kurang baik ditandai dengan makanan yang di makan terasa pahit 5) Telinga Inspeksi : bentuk simetris , tidak lesi dan peradangan, tidak ada secret. Palpasi : tidak ada yeri tekan 6) Leher Inspeksi :tidak ada lesi Palpasi : tidak ada pembengkakan vena jugularis dan kalenjar tiroid 7) Dada Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada batuk dan sputum, napas cepat dan dangkal Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : terdengar bunyi resonan Auskultrasi: tidak ada bunyi tambahan 8) Abdomen Inspeksi : bentuk simetris, perut kembung, pembesaran abdomen(oedem di seluruh bagian perut dengan merata) Palpasi : terdapat nyeri tekan Perkusi : terdengar bunyi tympani Auskultrasi: bising usus peris taltik. 9) Genetalia Tidak dikaji 10) Eksterimitas Atas : tidak ada kelainan tulang, dan dendi, tidak ada lesi dan fraktur. Bawah : terdapat oedem di kaki kanan bawah, teraba dingin dan pucat, terdapat nyeri tekan, dan terdapat peradangan kalenjar getah bening, kalnjar limfe

B. Diagnosa 1. Analisa data No Data 1

Ds : pasien mengatakan kaki kanannya terasa nyeri berulangulang Do : pasien tampak meringis, kaki kanan pasien tampak bengkak, tampak pucat dan lemah

2

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kalenjar getah bening

Etiologi Cacing filariodidea melalui gigitan nyamuk ↓ pembuluh limfatik tersumbat ↓ Tidak mengalirnya cairan limfe ke vena subclavia menuju jantung ↓ Terjadi penumpukan cairan getah bening ↓ Pembengkakan kalenjar limfe Peradangan kalenjar getah bening

Masalah Nyeri

Peningkatan suhu tubuh

2. Diagnose keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kalenjar limfe b. Peningkatan suhu tubunh berhubungan dengan peradangan pada kalenjar getah bening

C. Intervensi keperawatan No Diagnose Criteria hasil 1

2

Nyeri berhubungan dengan kalejar limfe

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kalenjar getah bening

intervensi

Diharapkan nyeri 1. Kaji keluhan berkurang/menghilang nyeri, perhatikan llokasi, intensitas, dan frekuensi 2. Lakukan tehnik relaksasi misalnya perubahan posisi, masase, rentang gerak pada sendi yang sakit 3. Ajarkan klien untuk mengungkapka n perasaan/rasa sakit yang di rasakan 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi Diharapkan 1. Pantau suhu perubahan suhu tubuh pasien, tubuh dalam batas perhatikan normal dan tidak adanya mengalami komplikasi menggigil/diafor yang berhubungan es 2. Pantau suhu lingkungan, batasi/tmbahka n linen tempat tidur sesuai indikasi 3. Berikan kompres mandi

Rasional 1. Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan 2. Meningkatkan relaksasi /menurunkan tegangan otot

3. Dapat mengurangi ansietas dan rrasa takut sehingga mengurangi persepsi akan ansietas rasa sakit 4. Dapat mengurangi nyeri 1. Suhu 38-41 c menunjukkan adanya infeksius akut

2. Suhu ruangan/ jumlah selimut harus di ubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal 3. Dapat membantu mengurangi demam

hangat hindari penggunaan alcohol. Pada daerah frontalis dan aksila 4. Berikan selimut pendingin

5. Anjurkan pasien memakai baju tipis dan mudah menyerap keringat. 6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antiperetik

penggunaan air es/alcohol mengkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu actual 4. Digunakan untuk menurunkan demam umumnya lebih besar dari 38 sampai 40 c pada waktu terjadi kerusakan/gangguan pada otak 5. Dengan pakaian tipis dan menyerap keringat maka akan mengurangi penguapan. 6. Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya kepada hipotalamus

Related Documents


More Documents from "Elvy Merlinda"