Tugas Kepribadian Manajerial Bahan.docx

  • Uploaded by: mzakialamsyah wika
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kepribadian Manajerial Bahan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 17,030
  • Pages: 73
ANALISIS PEMBAHASAN

Meikarta telah melakukan strategi pemasaran dan bauran pemasaran yang terintegrasi untuk menjual produknya berupa property. Riset pasar yang dilakukan Meikarta dilakukan sebagai efektifitas

TUGAS KEPRIBADIAN MANAJERIAL

STRATEGI MARKETING MEIKARTA

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Medio Mei 2017 public Jakarta dibombardir dengan berbagai materi promosi penjualan property, Meikarta. Baliho baliho meikarta bertebaran di tempat tempat strategis yang terlihat jelas dari ruas ruas jalanan utama ibukota. Setiap hari, beberapa media cetak (Koran, tabloid dan majalah), online dan TV juga menampilkan iklan dihalaman dan waktu utama (primetime). Belum lagi radio yang memperdengarkan iklan, adlips maupun talkshow tentang Meikarta. Ditambah, materi materi iklan online Meikarta (pop ups, link video, banner and link website) yang tiba tiba hadir di smartphone, tablet atau laptop. Brand Meikarta akhirnya masuk dalam benak dan pikiran sebagian warga. Meikarta menjadi pembicaraan di sudut sudut ruang aktivitas sebagian orang. Dalam waktu yang relative singkat, orang orang mulai mencari informasi lebih lanjut tentang Meikarta. Mesin pencari google menampilkan 2.580.000 laman yang terkait kata kunci Meikarta, jumlah ini fantastis dibandingkan dengan kata kunci Grand Kamala Lagoon yang hanya menghasilkan 399.000 laman, atau Grand Dhika City dengan 1.110.000 laman (kedua nama adalah brand dengan entitas yang sama). Meikarta seakan menjadi kosakata baru dalam jagad perbincangan masyarakat jakarta khususnya dan Indonesi pada umumnya. Promosi, publikasi, iklan yang masif, terstruktur dan sistematis mengangkat nama Meikarta menjadi brand yang tadinya belum dikenal menjadi sangat dikenal masyarakat. Meikarta adalah nama kawasan hunian/property yang dikembangkan oleh group Lippo sebuah perusahaan yang bergerak di berbagai jenis usaha termasuk property. Berlokasi di pinggiran ibukota, tepatnya di perbatasan Cikarang dan Karawang, Jawa Barat, Meikarta merupakan sebuah kawasan kota terpadu dengan luas 500 hektar. Disebut kawasan kota terpadu Meikarta terdiri dari

kawasan hunian, industri dan komersial/bisnis yang terintegrasi dengan beragam pilihan moda transportasi yang dikembangkan pemerintah diantaranya; kereta api cepat Jakarta-Bandung, jalan tol Jakarta – Cikampek elevated highway, belum lagi sederet fasilitas seperti Bandara internasional Kertajati dan Patimban Deep seaport.

-

Kebutuhan property Apartemen sebagai gaya hidup baru Target segmen meikarta Jor joran pemasaran meikarta Polemik meikarta (dilarang ombudsman tapi pemasaran jalan terus, ijin belum ada dari pemprov jawab tapi proyek jalan terus)

LATAR BELAKANG MASALAH -

Membedah strategi marketing meikarta Etika pemasaran dilanggar?(kasus ombudsman) Berhasilkah strategi marketing meikarta?

Bahan:

Oleh : Hersubeno Arief

Konsultan Media dan Politik Jika sempat membuka-buka halaman di sejumlah media cetak nasional, dalam beberapa pekan terakhir Anda akan mendapati iklan besar-besaran penjualan apartemen di kota Meikarta. Begitu juga jika berkunjung ke mal-mal yang dimiliki oleh Lippo Group, Anda malah akan mendapati kounter penjualan kota Meikarta. Promosi kota yang akan dibangun oleh kelompok usaha milik taipan James Riady itu sangat gencar. Di harian Kompas mereka memasang iklan display dua halaman berwarna. Sementara di harian Media Indonesia (22/5) bahkan sampai lima halaman berwarna. Desain, visual dan promosi yang dijanjikan sangat menarik. Inilah sebuah kota di Cikarang, Bekasi, kawasan yang tengah berkembang pesat dan dijanjikan akan menjadi kota paling modern, terindah dengan infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara. Bukan hanya itu yang dijanjikan oleh Lippo. Kawasan seluas 500 hektar itu juga terhubung dengan berbagai moda transportasi yang kini tengah dibangun pemerintah, antara lain kereta api cepat Jakarta-Bandung. Belum lagi sederet fasilitas seperti pembangunan Patimban Deep Seaport, pembangunan bandara internasional Kertajati, dan pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated Higway. Siapa yang tidak tergiur? Media memberitakan ketika dilakukan penjualan perdana pada 13 Mei di Orange County Lippo Cikarang, para calon pembeli datang berduyun-duyun. Tapi jangan dulu buruburu memutuskan membeli sebelum sepenuhnya mendapatkan dan memahami informasi produk yang akan Anda beli. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku terkejut ketika mengetahui Lippo Group sudah memasarkan “kota baru” tersebut. Berdasarkan data dari Provinsi Jabar, Meikarta belum mempunyai izin. Dalam tata ruang provinsi, “kota’ tersebut juga tidak ada dalam perencanaan. Pemprov Jabar mempunyai rencana tata ruang berupa pembangunan kota Metropolitan BogorDepok-Bekasi-Karawang dan Purwakarta (Bodebekarpur) untuk mengimbangi pertumbuhan Jakarta. Jadi bagaimana mungkin tiba-tiba muncul “kota raksasa” Meikarta? Ini sungguh sebuah “keajaiban” baru di pinggiran paling Timur Kabupaten Bekasi. Sebuah proyek raksasa senilai Rp 278 triliun dan merupakan proyek terbesar sepanjang 67 tahun sejarah berdirinya Lippo, tiba-tiba bisa menyembul begitu saja dari muka bumi. Diperlukan sebuah kepiawaian sulap tingkat super tinggi untuk mewujudkannya. Negara dalam negara Dalam siaran pers yang disampaikan kepada media, Lippo Group menyebutkan persiapan kota Meikarta sudah dimulai sejak 2014. Pada tahap pertama lahan yang akan dibangun seluas 22 juta m2 untuk perumahan sebanyak 250 ribu unit dan dapat menampung 1 juta jiwa. Diharapkan Desember 2018 sudah siap huni. Harga tanah di kawasan Meikarta dihargai Rp12.5 juta/m2, menurut mereka 50 persen lebih rendah harga di koridor Bekasi-Cikarang yang sudah mencapai Rp 18-20 juta/m2. Harga ini jauh lebih tinggi dan berlipat dibandingkan dengan beberapa lokasi di Kota Bandung. Pembangunan fisik sudah mulai

dilakukan sejak Januari 2016, dengan membangun sekaligus 100 gedung pencakar langit dengan tinggi masing-masing 35-46 lantai. Perencanaannya sungguh sangat matang dan terencana. Tapi sekali lagi yang mengherankan kok bisa-bisanya Pemprov Jabar dan Pemkab Bekasi tidak tahu dan belum pernah mengeluarkan izin. Wagub Jabar Deddy Mizwar saking kesalnya sampai menyebut “Lippo seperti negara dalam negara.” Gaya yang dilakukan oleh Lippo mengingatkan kita pada para pengembang besar di proyek reklamasi Teluk Jakarta. Para pengembang di kawasan ini juga sudah mengiklankan produknya sampai ke media-media di Cina, padahal perizinannya belum tuntas. Mereka agaknya masuk dalam kelompok pengusaha yang menganut paham “Jual dulu, izin baru diurus kemudian.” Nilai total keseluruhan proyek di Teluk Jakarta untuk lahan seluas 5.100 hektar diperkirakan mencapai Rp 500 triliun, sementara Meikarta sebesar Rp 278 triliun. Bila proyek tersebut telah jadi , nilai ekonomisnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat. Namun harap dicatat reklamasi Teluk Jakarta dilakukan oleh 9 pengembang, sementara Meikarta adalah proyek Lippo yang menggunakan dana sendiri dengan menggandeng beberapa partner asing. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan bisnis kelompok usaha yang dirintis oleh taipan Moctar Riady ini. Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung Coba perhatikan harga tanah yang ditawarkan oleh Lippo Rp 12.5 juta/m2. Angka ini sungguh fantastis. Mengapa bisa begitu mahal? Alasan Lippo karena mempunyai banyak akses transportasi. Salahsatunya adalah jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung. Masih ingat soal kontroversi rencana pembangunan jalur Shinkansen sepanjang 142 Km ini? Direktur PT KAI Ignasius Jonan adalah penentang keras proyek tersebut. Menurutnya proyek ini tidak berkeadilan dan tidak ada urgensinya dibangun. Apalagi bila proyek tersebut dibiayai dengan dana APBN. Jonan menilai jauh lebih penting mengembangkan proyek kereta api Trans-Sumatra, TransKalimantan, Trans-Sulawesi atau Trans-Papua. Jonan sangat benar, karena jalur Jakarta-Bandung sudah terhubung dengan jalur tol Purbaleunyi, maupun jalur kereta api. Khusus untuk kereta api, tinggal dikembangkan beberapa ruas jalur rel ganda. Penentangan Jonan berlanjut bahkan ketika dia dipercaya menjadi Menhub Kabinet Jokowi. Dia menolak hadir ketika Presiden Jokowi melakukan ground breaking, sebagai tanda dimulainya proyek. Namun Jonan agaknya kalah lobi dibandingkan Meneg BUMN Rini Soemarno yang menginisiasi proyek tersebut. Singkat cerita proyek tersebut akhirnya tetap berjalan dengan ditunjuknya China Railway International. Jonan terpental dari posisinya sebagai Menhub. Penunjukkan perusahaan Cina ini juga menimbulkan kontroversi dan sedikit mengganggu hubungan dengan Jepang. Konsorsium perusahaan Jepang yang juga mengincar proyek ini kalah, padahal secara teknologi jauh lebih tepercaya dan berpengalaman. Lobi politik dan bisnis Cina mulai menampakkan tajinya.

Total biaya proyek tersebut sebesar USD 5.5 miliar atau dengan kurs Rp 13.600/USD, maka nilai proyeknya setara Rp 74.8 triliun. 75 persen dana berupa pinjaman Bank Pembangunan China (CDB). Pelaksana proyek tersebut adalah PT Kereta Cepat Indonesia China, dengan saham dimiliki PT Pilar Sinergi BUMN, yang terdiri dari 4 BUMN, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Bukan hanya Jonan yang menentang proyek tersebut. Banyak kalangan yang mengkhawatirkan proyek yang didanai dengan menggadaikan aset 4 BUMN tersebut. Bila sampai gagal, aset 4 BUMN itu menjadi taruhannya. Melalui investasinya, Cina sering menerapkan strategi yang disebut sebagai Turnkey Project. Ini adalah sebuah model investasi asing yang ditawarkan Cina kepada negara peminta dalam satu paket. Mulai dari pendanaan, mesin, bahan baku, manajemen, tenaga ahli, bahkan sampai kuli kasar didrop dari Cina. Modus Turnkey Project ini sukses dijalankan di Afrika. Warga Cina migrasi besar-besaran bahkan tak sedikit yang menikah dengan penduduk lokal. Televisi BBC pernah membuat sebuah laporan menarik tentang investasi Cina di Gambia dan bagaimana mereka kemudian menguasai ekonomi dan politik negara tersebut. Bantuan proyek dan tenaga kerja Cina juga membanjiri berbagai proyek di Zambia, Gabon, Angola dan negara yang baru terbentuk Sudan Selatan. Cengkeraman kuku investasi Cina juga terjadi di Srilanka. Mereka banyak membangun infrastruktur antara lain bandar udara dan pelabuhan laut di Hambantota. Dengan gelontoran dana jutaan dolar bantuan Cina, proyek mercusuar itu berhasil dibangun. Namun karena letaknya yang cukup jauh --250 Km dari ibukota Kolombo--jumlah penumpang yang sepi, akhirnya proyek bandara itu merugi. Majalah Forbes pernah membuat laporan menarik dan menggambarkan bandara Hambantota sebagai bandara internasional paling sepi di dunia. Srilanka tidak bisa membayar hutangnya ke Cina sebesar USD 1.1 miliar. Sebagai gantinya Srilanka menyerahkan pengelolaan pelabuhan tersebut kepada perusahaan Cina. Sejumlah sumber di kalangan diplomatik menyebutkan pelabuhan laut itu dipersiapkan oleh Cina sebagai pangkalan kapal selam mereka untuk mengawasi Laut Cina Selatan. Inilah contoh perang assimetris yang sering disebut-sebut oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam berbagai kesempatan. Dengan munculnya dengan tiba-tiba kota Meikarta, publik menjadi ngeh dan mulai mengait-ngaitkan dengan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Meminjam judul buku RA Kartini kita bisa menyebutnya “Habis Kereta Api cepat Jakarta-Bandung, terbitlah Kota Meikarta.” Munculnya kota Meikarta yang diambil dari nama ibu James Riady bernama Mei, sekali lagi menunjukkan kepiawaian dan ketangguhan lobi bisnis keluarga Riady. Sebagai pebisnis maupun lobi politik, mereka punya kelas dunia. Langkah mereka seratus bahkan seribu langkah di depan.

Mereka bisa mengubah lahan tempat ‘jin buang anak’ di ujung paling Timur kawasan Cikarang, menjadi hamparan mutiara yang tak ternilai harganya. Kepiawaian Keluarga Riady sudah terbukti dengan masuknya mereka ke pusat kekuasaan di pemerintahan Amerika Serikat pada masa Bill Clinton menjadi presiden. Mereka bahkan bisa mempengaruhi kebijakan bisnis, politik dan diplomasi AS. William Safire menggambarkan sepak terjang mereka dengan sangat menarik di harian New York Times. (Baca http://www.nytimes.com/1996/10/07/opinion/the-asian-connection.html). Jadi kalau hanya level Indonesia, apalagi Jabar, buat mereka hanya kelas teri. Kelas ecek-ecek. Melalui kekuatan dana dan kepiawaian lobi politiknya, mereka sudah terbiasa “beternak” penguasa. Indra penciuman dan instink politiknya sangat tajam. Mereka bahkan bisa mengenali Bill Clinton bakal menjadi penguasa AS sejak dia masih berada di kota kecil Little Rock di negara bagian Arkansas. Di Indonesia, keluarga ini juga disebut-sebut sebagai dirijen para taipan dalam lobi-lobi politik termasuk dalam pendanaan pilkada dan pilpres. Namun seperti, maaf, kentut, lobi politik tingkat tinggi ini bisa tercium baunya, tapi sulit untuk membuktikannya. Dampak terhadap Pilkada Jabar 2018 Melihat dinamika politik di Jakarta yang erat kaitannya dengan kepentingan para taipan, utamanya proyek reklamasi, bisa dipastikan kontroversi kota Meikarta sedikit banyak akan mempengaruhi dan ikut menentukan Pilkada Jabar. Pilkada Jabar akan digelar pada bulan Juni 2018. Hunian pertama kota Meikarta direncanakan akan diserahterimakan bulan Desember 2018. Lippo dipastikan tidak menginginkan proyek masterpiecenya terganggu, bila gubernur yang terpilih tidak sejalan dan mendukung proyek terbesar mereka sepanjang 67 tahun kerajaan bisnis itu berdiri. Dengan mengambil nama ibunya, bagai James kota Meikarta tampaknya bukan lagi sekedar proyek. Tapi sudah menjadi passion. Jadi tidak boleh ada kata gagal. Sikap keras Deddy Mizwar yang memperingatkan Lippo agar berhati-hati, jangan membuat “negara dalam negara” bisa menjadi signal kemana haluan politik mereka akan diarahkan. Bila Deddy Mizwar tak bisa dipengaruhi dan diajak bicara, maka sangat logis bila mereka melirik, atau jangan-jangan malah sudah mempersiapkan calon gubernur lainnya. Politik dan bisnis memang tidak bisa disatukan. Politik yang ideal, berbicara bagaimana melayani kepentingan warga sebanyak-banyaknya. Sementara bisnis, berbicara bagaimana mendapatkan keuntungan dari warga sebanyak-banyaknya. Sayangnya dalam demokrasi langsung, praktiknya menunjukkan sebaliknya. Kebanyakan politisi berusaha mendapatkan dukungan dari warga sebanyak-banyaknya dan kemudian mereka mengabdi kepada sekelompok kecil pengusaha yang sudah mengeluarkan banyak dana untuk membiayai kampanyenya.

Story ini adalah kiriman dari user kumparan, isi dari story di luar tanggung jawab redaksi kumparan. Ingin membuat story kamu sendiri? Klik di sini sekarang!

Read more at https://kumparan.com/hersubeno-arief/misteri-di-balik-kota-raksasa-meikarta-olehhersubeno-arief-konsultan-media-dan-politik#6EaPQOYMKyXK8aEy.99

akarta - Warga negara asing (WNA) mulai membicarakan kota baru Meikarta di Cikarang, Bekasi. Hunian hingga fasilitas di Meikarta menjadi pembicaraan hangat mereka. Contohnya komunitas Jepang di Indonesia yang terkesima dengan promosi besar-besaran, lalu mengerucut ke konsep dan harga yang ditawarkan oleh pengelola. Demikian yang disampaikan pengamat Indonesia dari Jepang Toshihisa Komaki, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (16/9/2017). Dia sudah puluhan tahun mengamati Indonesia. Membangun sebuah kota baru, menurut mantan spesialis Indonesia dari Nikkei Shimbun ini adalah tugas berat dan kalau sukses bisa menjadi tonggak kemajuan besar bagi industri real estate Indonesia.

Foto: Pengamat Indonesia dari Jepang Toshihisa Komaki (Dok.Meikarta)

Sejauh ini, menurut CEO Nusantara Research Institute yang berbasis di Tokyo ini, Meikarta telah berhasil memancing awareness masyarakat Jepang tentang lahirnya sebuah pemukiman baru di timur Jakarta. Untuk memproleh kemajuan besar, katanya, masih memerlukan waktu sejalan dengan kemajuan proses pembangunannya. Kemajuan itu kini sudah berada di tangan Meikarta terbukti dengan kesanggupannya menjual lebih dari 100 ribu unit dalam empat bulan. Sebuah keberhasilan yang belum pernah tercatat oleh siapapun di Indonesia. Warga negara Australia yang pernah lama bermukim di Indonesia Valdez B Williamson berpandangan sama. Dia bahkan berminat untuk membeli sebuah unit hunian bila nanti ditugaskan kembali ke Indonesia. Alasannya Meikarta sedang dikembangkan menjadi sebuah kota modern

bertaraf internasional. Seorang mantan diplomat Mesir yang beristrikan orang Indonesia bahkan sudah memutuskan untuk membeli sebuah unit hunian. Berdasarkan konsep, Meikarta sangat cocok untuk kehidupan keluarga dan kesehatan. Semua, katanya, direncanakan dengan seksama untuk kepentingan penghuninya. Soal harga murah, orang-orang asing berpandangan sama yakni kurang menarik. Mereka beralasan, para ekspatriat di Jakarta pada umumnya berpenghasilan jauh di atas rata-rata orang Indonesia. Apalagi banyak dari mereka berasal dari negara maju. Kenyataan ini membuat mereka lebih tertarik pada keamanan dan kenyamanan ketimbang harga. Sebagaimana diungkapkan seorang warga negara Jepang Komaki san dan negara-negara maju pada umumnya paling tertarik pada struktur dan bahan bangunan. Bagi mereka buat apa mewah tapi cepat rusak dan tidak tahan gempa. Para perancang Meikarta tentu saja sudah memperhatikan hal tersebut. Mereka hanya menggunakan bahan terbaik, dan memasukkan gempa bumi sebagai unsur utama dalam semua struktur bangunan. Dengan demikian, siapapun yang tinggal di Meikarta, termasuk mereka yang berasal dari negara paling maju di dunia, tak perlu khawatir tentang kenyamanan dan keamanan meski harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan yang lain. Meikarta memang dibangun berdasarkan standar keindahan dan kualitas berkelas dunia. (nwy/hns)

Apa itu Meikarta? Meikarta melampaui segala hal tentang kota baru yang pernah ada di Indonesi, sebagai kota yang akan benar-benar terintegrasi di masa depan dengan segala fasilitasnya. Meikarta tidakhanya mendifinisikan seperti apa rupa kota yang modern, bahkan membuat standar baru untuk kota – kota dunia di Asia Tenggara dan sekitarnya. Dengan luas total 22 juta meter persegi, Meikarta memiliki ukuran lebih dari cukup untuk selalu berkembang setiap saat. Keseimbangan ruang dan bentuk yang sempurna merupakan ciri khas Grup Lippo dalam membangun Kota baru Meikarta. Dengan investasi langsung sebesar Rp 278 triliun, Meikarta mengembangkan 500 hektare dengan 100 hektar diperutukan lahan hijau terbuka, 250.000 unit hunian utama dan 1.500.000 meter persegi ruang komersial utama. Meikarta merupakan sebuah kawasan kota terpadu (mixed-use development) yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 5000 hektar di kawasan industri dan bisnis Cikarang – Bekasi. Kawasan yang mulai pembangunannya sejak Mei 2017 lalu ini telah terlihat pengerjaannya menjadi sebuah kota metropolitan yang mapan, dinamis dan akan menjadi primadona di wilayah Indonesia. Terdiri dari kawasan industrial, residensial serta area komersial yang akan terintegrasi dengan fasilitas pendukung lainnya. Kota Meikarta menghadirkan sebuah kenyamanan, sekaligus

kemudahan hidup yang sulit ditemui di kawasan lain. Berbagai fasilitas berkualitas premium mulai dari pendidikan, hiburan, kesehatan,Taman Kota hingga pusat perbelanjaan akan hadir dan kian melengkapi kota ini. Hadirnya akses tol Cibatu di km 43 tol Jakarta-Cikampek, yang diluncurkan September 2014 membuat Meikarta menjadi lebih dekat dan mudah dijangkau dari Jakarta dan Bandung. Tak hanya itu, aksesibiltas lengkap yang akan hadir tersebut juga mampu menyediakan manfaat baik dari aspek sosial maupun ekonomi bagi kawasan kota dan sekitarnya. Sebagai kota baru yang memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan, seluruh proses perencanaan maupun pelaksanaan pengembangan kawasan merupakan implementasi dari ecological planning method, yaitu dalam setiap pengembangannya, Meikarta selalu mengutamakan kondisi alam sekitar, meliputi segi topografi, hidrologi, akses, hingga demografi. Dengan seluruh proses ini, diharapkan berhasil dalam menciptakan lingkungan yang berkesinambungan dan berkontribusi bagi seluruh warganya. Meikarta memiliki Konsep Kota yang berambisi menyaingi Jakarta, Adapun Konsep tersebut : 4 layer (tingkat) of well planned networks. Central Park dengan luas 100 HA Indonesian Sillicon Valley yang akan ditempati perusahaan IT besar dunia seperti google, Twitter, Facebook, Oracle, Intel Ebay, Yahoo Dll. International Exhibition and Convention Centre dengan perbandingan jika JHCC menampung 15.000 orang dan ICE BSD 10.000 orang maka Meikarta memiliki kapasitas ruang yang menampung 200.000 orang. Pusat Penelitian Industri. Mengingat lokasi nya terletak dipusat Industri Indonesia yang 60 persen lokasi industri di Indonesia berada di sekitar wilayah Meikarta. Yaitu di wilayah antara Bekasi dan Cikarang. Pusat Keuangan internasional. Meikarta akan membangun 10 Mall dan pusat perdagangan dengan luas 1, 500, 000 M2 Shopping Street 10 Hotel Berbintang Lima Terkenal Tiga Universitas terkemuka Indonesia Sekolah-sekolah terkemuka dan ternama bertaraf Internasional. Perpustakaan Nasional. Healthcare Centre dan International Hospital yang akan menjadikan pusat rumah sakit terbesar di Asia. Pusat Kegiatan Seni dan Budaya.

Opera Theater dan Pusat Olah Raga bertaraf International Dengan melihat konsep tersebut, terhitung penjualan pada saat hari pertama acara Grand Launching cukup besar mencapai 16.800 unit sampai dengan pukul 14.00 wib. Terdapat Progress ( Dua Puluh Type Kamar dan luas) Apartement di Meikarta. Jumlah peminat pun tercatat dan akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan kawasan yang pesat tersebut. Daya tarik tingginya peminat Meikarta ini, karena lokasinya yang strategis, hanya berberapa ratus meter dari pintu tol Cibatu. Terdapat kereta cepat dan dekat dengan bandara menjadi magnet tersendiri bagi mereka yang menginginkan transportasi masal terpadu. Tidak hanya itu, disekitarnya terdapat kawasan industri menjadikan konsumen ingin mempunyai apartemen di Meikarta. Selain itu, harganya masih sangat terjangkau, apalagi ditambah diskon lainnya, sehingga sangat menarik Pesatnya pertumbuhan dan pembangun tahap pertama kawasan ini, telah membuat Meikarta akan semakin dipercaya oleh masyarakat sebagai pilihan dalam menciptakan hidup berkualitas. Kota Baru ini percaya bahwa semua upaya pengembangan harus mengedepankan faktor lingkungan. Bagi Meikarta, faktor lingkungan bukan hanya sebatas strategi pemasaran melainkan sebuah komitmen yang harus konsisten dilaksanakan. Meikarta dalam Sorotan Media Internasional adv , CNN Indonesia | Jumat, 22/09/2017 13:27 WIB Bagikan :

Jakarta, CNN Indonesia -- Riuh soal kota baru Meikarta tak hanya terjadi di penduduk Indonesia, tapi juga media-media interansional. Mulai dari Nasdaq, Reuters UK, hingga Dow Jones telah

menurunkan berita tentang pemukiman di daerah industri, Kabupaten Bekasi ini. Mereka menyoroti Meikarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, tak hanya untuk Jakarta dan sekitarnya tapi bahkan Indonesia. Media-media international tersebut menilai Meikarta bisa meredakan tekanan Jakarta akibat kepadatan penduduk dan tingginya konsentrasi penanaman modal asing maupun domestik.

Di dalam negeri, 130 ribu orang telah tercatat sebagai pembeli meski baru lima bulan ditawarkan. Proyek yang digarap Lippo Group ini juga merupakan pemukiman terbesar di Indonesia. Lippo Group sendiri yang merupakan perusahaan properti terbesar di Indonesia sendiri telah 67 tahun malang-melintang di bidang properti. Bagi mereka, Meikarta adalah langkah lanjutan dari rangkaian pengalamannya membangun kota mandiri. Kecuali ukuran dan daya tampungnya yang lebih besar, Meikarta pada dasarnya tak jauh berbeda dengan kota mandiri Lippo Village Karawaci, yang terletak 30 kilometer di barat Jakarta. Di sana, Lippo tak hanya membangun hunian tapi juga memenuhi kebutuhan penduduk lewat berbagai fasilitas. Di kedua kota mandiri tersebut, terdapat berbagai sarana pendidikan dari prasekolah sampai unversitas, rumah sakit, pusat perdagangan kuliner, hotel, dan tempar rekreasi. Di Meikarta bahkan ada Industrial Research Center untuk membantu mereka yang berkepentingan dan berminat pada riset untuk pengembangan produk, manajemen, perluasan pasar dan lain sebagainya. Kemiripan lainnya adalah lokasi keduanya yang berada di tepi jalan tol. Lippo Karawaci berada di tepi tol yang menghubungkan Jakarta dengan kota industri Cilegon dan jalan lintas Sumatra.

Lebih dari 100 ribu orang telah membeli unit apartemen di kota baru Meikarta. (Dok. Lippo Group) Meikarta berada di tepi tol Jakarta-Bandung yang telah berkembang sebagai pusat wisata dan industri nasional. Jalan tol ini juga terhubung langsung dengan kota pelabuhan Cirebon dan jalan trans Jawa. Mengingat lokasinya di daerah yang sedang berkembang pesat di bidang industri manufaktur, Meikarta juga dirancang untuk tumbuh sebagai sebuah pusat perekonomian modern yang efisien. Sebuah perekonomian berbasis industri dan perdagangan nasional maupun internasional. Namun tak berarti hanya kaum berduit yang bisa tinggal di Meikarta. "Meikarta adalah upaya kami untuk menyediakan hunian dengan harga terjangkau yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas dengan kualitas terbaik yang ditujukan bagi semua lapisan masyarakat," tutur James Riady dalam talkshow BTN Golden Property Awards 2017. Ketika saatnya tiba, keberadaan Meikarta diperkirakan akan mendorong tumbuhnya empat ribu perusahaan internasional dan 10 ribu dalam negeri. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang diserap bisa mencapai dua juta pekerja. Maka tak berlebihan bila Meikarta bisa mengurangi ketegangan sosial di Jakarta, dan bahkan Indonesia, sebagai akibat dari tingginya angka pengangguran. Kehadiran pendatang baru di dunia kerja bahkan diprediksi bisa mencapa 3,9 juta per tahun.

Meikarta dibangun oleh Lippo Group yang telah memiliki banyak pengalaman dalam membangun proyek skala raksasa. (Dok. Meikarta) Terbiasa Proyek Skala Raksasa Menghadapi tantangan di atas bukanlah hal baru bagi Lippo Group karena sudah terbiasa dengan proyek properti berskala raksasa, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk di Iuar Indonesia, salah satu contohnya adalah Midan City di Korea Selatan. Kota mandiri ini tak hanya didesain sebagai pemukiman yang mandiri, tapi bahkan juga sebagai pusat bisnis dan hiburan terpenting di kawasan Asia timur laut. Kawasan seluas 2,7 juta meter persegi ini dibangun Lippo berdasarkan konsep All-in-One City. Jaraknya hanya 10 menit dari bandara internasional Incheon, yang memiliki jalur penerbangan langsung dengan kota kota besar di dunia seperti Tokyo, Beijing, Shanghai, Hongkong, dan Vladivostok. Kini jalan untuk merealisasikan Meikarta sebagai sebuah pusat pemukiman dan pertumbuhan ekonomi bertaraf internasional kian terbentang. Penyebabnya adalah keseriusan pemerintah membangun infrastuktur yang akan membuat kehidupan di Meikarta dan enam kawasan industri di sekitarnya bergairah. Pembangunan Infrastuktur yang sedang dikebut oleh pemerintah adalah pelabuhan laut dalam Patimban, bandara internasional Kertajati, jal tol layang Jakarta-Cikampek, LRT Bekasi TimurSemanggi, dan kereta cepat Jakata-Bandung. Maka tak berlebihan bisa ada yang mengatakan bahwa Indonesia tinggal selangkah lagi memiliki

sebuah kota madiri yang bermanfaat besar untuk menekan defisit pasok perumahan dan angka pengangguran.

Pemasaran Proyek Meikarta di Kantor Kementerian Menuai Penolakan Kemenko Perekonomian dan Kementerian ESDM menolak penawaran proyek Meikarta di kantornya. Penawaran itu bisa memberikan impresi salah, seakan-akan pemerintah telah memberikan ‘implisit approval’.

WWW.MEIKARTA-LIPPOCIKARANG.COM Minggu 10/9/2017, 23.30 WIB

Martha Ruth Thertina Dimas Jarot Bayu

KOMENTAR 5 TERBACA 3.4K

Pemerintah Segera Lelang Ulang Blok Migas yang Tak Laku Tahun Lalu

Kementerian ESDM Dorong SMI Berikan Pinjaman Bunga Rendah untuk EBT

Dirjen Migas Dorong Penerapan Metode EOR di Awal Pengembangan Lapangan Grup Lippo gencar memasarkan megaproyek kota baru Meikarta, baik melalui iklan di media massa maupun tenaga promosi secara langsung. Bahkan, pemasarannya merambah kantor-kantor pemerintah, seperti Kementerian dan Lembaga. Padahal, hingga kini, proyek yang direncanakan menelan investasi Rp 278 triliun tersebut belum mengantongi izin dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Desk pemasaran Meikarta sempat muncul di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat lalu (8/9). Selain tenaga pemasaran, deskitu dilengkapi banner proyek tersebut. Namun, belakangan, aksi pemasaran tersebut dihentikan atas perintah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Daftar newsletter Katadata sekarang! Dapatkan berita terbaru pilihan kami melalui email Anda setiap hari (Senin - Jumat).

Saya setuju untuk menerima promosi dari produk & layanan Katadata.

Kode Keamanan Baru

Sign Up New sletter

Pelarangan itu berdasarkan dua poin pertimbangan Darmin. Pertama, Kemenko Perekonomian masih melakukan kajian dan belum menyetujui proyek Meikarta secara menyeluruh. Apalagi, masih banyak perizinan yang harus dipenuhi. (Baca juga: Meikarta Diluncurkan Tanpa Izin, Pemprov Jabar Bahas "Nasib" Lippo)

Kedua, Kemenko Perekonomian tidak pernah memberikan persetujuan maupun 'implisit blessing' terhadap proyek yang masih kontroversial tersebut. “Hari ini, Menko Perekonomian meminta agar penawaran properti di Kantor Menko Perekonomian dihentikan,” kata Policy Advisor Menko Perekonomian, Lin Che Wei, melalui akun Facebook pribadinya, Jumat (8/9). Menurut dia, penawaran properti yang masih kontroversial di kantor pemerintah tidak etis dan tidak pantas. Sebab, penawaran properti tersebut bisa memberikan impresi salah, seakan-akan pemerintah telah memberikan ‘implisit approval’ terhadap properti terkait. (Baca juga: Lippo Anggap Grand Launching Meikarta Tak Langgar Aturan) Sebelumnya, PT Mahkota Sentosa Utama, anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk., pengembang Meikarta sempat akan menggelar sosialisasi di Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, niatan tersebut pupus lantaran Sekretaris Jenderal Minerba Iwan Prasetya menginstruksikan pembatalan acara tersebut. Pembatalan dilakukan pasca beredar luasnya Nota Dinas terkait sosialisasi tersebut. Dalam Nota Dinas dari Sekretaris Jenderal Minerba yang ditandatangani Sekretaris Kepala Bagian Umum, Kepegawaian, dan Organisasi Yuli Wahono, disebutkan bahwa akan dilakukan sosialisasi pemasaran Meikarta di aula Gedung C Ditjen Minerba pada 15 Agustus 2017. Untuk itu, para direktur di lingkungan Ditjen Minerba diminta mengikutkan pegawainya yang berminat dalam sosialisasi tersebut. Dalam keterangan tertulisnya, Iwan menjelaskan, Nota Dinas tersebut merupakan inisiatif sendiri dari Kepala Bagian Umum. Nota Dinas dibuat lantaran ingin membantu pegawai yang belum memiliki rumah. “Karena ada penawaran promo sebelum 17 Agustus maka yang bersangkutan inisitatif sendiri membuat Nota Dinas internal untuk merespons surat dari pengembang untuk melakukan sosialisasi,” kata dia. Sang Kepala Bagian lantas mendapat surat peringatan atas tindakannya itu. Selain melakukan pemasaran di kantor pemerintahan, Lippo Group juga gencar beriklan melalui media massa. Belakangan, Komisioner Ombudsman Alamsyah Saragih menyebut iklan Meikarta melanggar Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Ia menjelaskan, dalam Pasal 42 ayat 2 UU tersebut tertulis, pemasaran dapat dilakukan jika pengembang telah memiliki kepastian peruntukan ruang, hak atas tanah, status penguasaan rumah susun, perizinan pembangunan rumah susun, serta jaminan pembangunan rumah susun dari lembaga penjamin. Sementara itu, Meikarta belum merampungkan seluruh perizinan yang dibutuhkan. Merespons Ombudsman, Direktur Komunikasi Lippo Group Danang Kemayan Jati membantah jika iklan yang disiarkan pihaknya melanggar hukum. Danang mengatakan, iklan Meikarta bukanlah bagian dari pemasaran. Menurut dia, iklan merupakan bagian dari pre-selling yang dilakukan bersamaan dengan pengajuan izin yang sedang dilakukan. (Baca juga: Ombudsman Anggap Iklan Meikarta Terlalu Bombastis dan Langgar Aturan)

Adapun proyek properti Meikarta direncanakan berdiri di atas lahan seluas 130-140 hektare dan bakal berkembang hingga 500 hektar. Di atas lahan tersebut bakal berdiri perumahan, taman, apartemen serta sarana lain seperti universitas. Untuk merealisasikannya, Lippo Group menyiapkan dana investasi sebesar Rp 278 triliun. Perkembangan terakhir, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan Lippo masih harus menyelesaikan perizinan di tingkat Kabupaten maupun tingkat provinsi untuk pembangunan Megaproyek Meikarta. Saat ini, sebagian besar lahan untuk Meikarta yang dimiliki oleh Lippo Cikarang Tbk sejak 1994 itu berstatus izin kawasan industri. Hanya 84,6 hektar lahan yang mendapatkan izin untuk pembangunan pemukiman. (Baca juga: Lippo Klaim Belum Terima Surat Penghentian Pembangunan Meikarta)

Pemasaran Membabi Buta ala Meikarta Estimasi kasar, jika Lippo mulai gencar memasarkan brand-nya per awal Juli, perkiraan dana iklan Meikarta di surat kabar nasional saat ini (sekitar 2,5 bulan) telah mencapai Rp33,75 miliar sampai Rp 52,5 miliar Ekonomi

11 September 2017 , 18:05

Suasana di dalam area Tanda Terima Booking Fee (TTBF) Meikarta di Maxxbox, Orange County, Lippo Cikarang, Jawa Barat. Validnews/Faisal Rachman. JAKARTA – Bawa aku pergi dari sini… Aku ingin pindah ke Meikarta… Hampir semua penonton televisi, pendegar radio, pembaca koran dan berita online dipastikan pernah mendengar kalimat dalam iklan properti tersebut. Ya, iklan dari proyek kota mandiri besutan Lippo Group ini memang menjadi iklan yang paling sering didengar belakangan.

Frekuensinya bahkan mengalahkan iklan sebuah partai yang mars-nya terngiang-ngiang di telinga dan membuat orang tak sadar menyanyikannya. Iklan sejauh ini memang masih menjadi senjata ampuh untuk memperkenalkan suatu produk dan memasarkannya. Tak terkecuali iklan produk properti atau perumahan yang kerap membeli sejumlah slot waktu di televisi. ‘Besok harga naik,” menjadi mantra yang sering didengungkan iklan properti. Tapi itu dulu, sekarang iklan kota mandiri Meikarta membalik semua persepsi iklan sektor properti. Frekuensi yang lebih sering dengan media coverage yang lebih banyak dan beragam dilakukan Lippo saat ini. Kendati sederet izin belum terlengkapi dan menuai sejumlah kontroversi, pemasaran unit properti di Meikarta tak boleh harus terhenti. Mungkin begitu prinsip yang dianut group usaha yang dimiliki oleh taipan Mohctar Riady dan keluarga. Siap tak acuh dan cenderung santai dari Lippo Group sebagai pemilik proyek Meikarta menjadi pertanyaan banyak pihak. Padahal fakta di lapangan menyebutkan, Meikarta baru mengantongi izin lokasi dan izin peruntukan penggunaan tanah (IPPT). Jenis izin yang digenggam Meikarta itu pun belum mencakup seluruh lahannya seluas 500 hektare yang akan digunakannya. Pemerintah Kabupaten Bekasi yang mengeluarkan izin, mengaku baru menyetujui IPPT untuk lahan seluas 84,6 hektare. Izin tersebut diperoleh pada 12 Mei 2017 silam, dua hari sebelum Lippo Group memperkenalkan proyek ini ke publik. Izin belum benar terurus, pemasaran Meikarta jalan terus, begitu istilahnya. Pemasaran dengan cara ini jugalah yang membuat Meikarta dianggap fenomena baru. Tak Lazim Praktisi Marketing Hermawan Kertajaya kepada Validnews menyebut, pemasaran yang dilakukan oleh Meikarta tidak lazimnya seperti pemasaran properti lain di Indonesia. “Ini kasus khusus. Ini bukan konteks Indonesia lagi,” ujarnya, Senin (11/9). Menurut Hermawan, cara Lippo Group mempromosikan Meikarta bisa dibilang gila-gilaan. Di tengah lesunya pasar properti nasional dan pengembang lain lebih memilih mengerem belanja iklannya, Meikarta justru sebaliknya. Ia menjelaskan, kecenderungan pengembang properti lain adalah melakukan penjualan terlebih dahulu untuk kemudian mendapatkan dana guna promosi, termasuk iklan di berbagai media konvensional maupun digital. Akan tetapi, yang dilakukan Lippo justru melakukan promosi berbarengan dengan penjualan sekaligus. Hal inilah yang oleh Hermawan dianggap sebagai fenomena baru. “Ini orang (Lippo Group-red) memang mengambil risiko,” serunya. CEO MarkPlus Inc. ini menilai, perhatian masyarakat memang menjadi tujuan dari iklan-iklan Meikarta di berbagai media. Hermawan berpandangan, pemasaran membabi buta yang dilakukan pihak Meikarta saat ini setidaknya telah menghasilkan tiga hal yang sangat berguna untuk mencetak uang ke depannya.

Pertama, munculnya awareness (perhatian) masyarakat dari promosi properti ini di segala lini. Kedua, adanya appealing (ketertarikan). Ketiga, yang sangat menentukan adalah munculnya asking (pertanyaan) di masyarakat mengenai jenis iklan yang ditawarkan tersebut. “Terus kemudian orang itu mencoba menaruh uang beberapa,” lanjutnya. Baru kemudian setelah itu, promosi dapat terbantukan dengan adanya advokasi dari para pelaku yang sudah menaruh uang. Promosi dari mulut ke mulut pun menjadi tidak terhindari ketika dampak pemaasaran telah sampai di tahap advokasi. Setidaknya melalui strategi pemasaran tersebut, per tanggal 31 Agustus 2017, Meikarta telah membukukan pesenan sebanyak 117.797 unit apartemen. Kalaupun para pemesan tersebut hanya membayar booking fee sebesar Rp 2 juta guna mengamankan unit apartemen yang mereka kehendaki, rupiah yang telah diperoleh Meikarta telah sebesar Rp235,59 miliar. Ketika tim Validnews mengunjungi show case unit Meikarta yang berada di kawasan Maxxbox, Orange County Lippo Cikarang, Kamis (31/8), suasana transaksi pemesanan memang ramai. Meski hari menjelang petang, masih banyak orang yang mengantre untuk bertransaksi mendapatkan Nomor Urut Pemesanan (NUP) dengan para staff sales marketing yang memakai seragam kaus biru dengan badge Meikarta. Sofa-sofa nyaman yang berada di tengah ruangan Maxxbox sebagian diduduki calon pemesan unitunit apartemen. Terlihat pula beberapa orang masih berbincang dengan pihak marketing sales guna menimbang-nimbang pembelian unit hunian di calon kota mandiri modern tersebut. Sebagian lagi melonggok sejumlah contoh unit ditemani oleh staff pemasaran. Deretan baliho bank-bank yang bekerja sama dengan Meikarta pun terpajang rapi di area show case unit. Salah satu x-banner yang terpajang di dekat boothderetan bank tersebut semakin menarik perhatian calon pembelian. Bagaimana tidak, untuk pembelian unit apartemen di kawasan Meikarta, pembeli dapat mengajukan kredit pemilikan apartemen (KPA) dengan suku bunga hanya 7,5% per tahun.

Silouet salah satu sales menjajakan apartemen di kawasan Meikarta, Cikarang, Jawa Barat. Validnews/Agung Natanael Uang (Tidak) Kembali Diragukan keabsahan cara pemasarannya, Direktur Komunikasi Lippo Group Danang Kemayan Jati dalam diskusi dengan Ombudsman, Jumat (8/9) berusaha mengklarifikasi isu yang menyudutkan pihaknya. Ia pun menekankan, transaksi yang telah dilakukan Meikarta bukanlah penjualan, melainkan hanya pre-selling, sesuatu hal yang dianggap wajar dilakukan di sektor properti. “Sekarang juga belum ada transaksi. Uang yang dibayarkan sekarang hanya untuk pemesanan. Itu untuk mengatur agar antreannya bagus. Siapa yang lebih cepat bisa mengambil posisi bagus. Kalau

tidak dapat yang sesuai, dananya bisa dikembalikan secara penuh (refundable)," ungkap Danang dalam diskusi tersebut. Pernyataan Danang jelas membingungkan. Sebab berdasarkan pantauan langsung tim Validnews ke kantor pemasaran Lippo Cikarang maupun ke Maxxbox yang menjadi tempat show case unit Meikarta, para marketing sales berkata kompak. Salah satu tenaga pemasaran di kantor Lippo menyebutkan, per 17 Agutus 2017, booking fee yang telah dibayarkan tidak dapat dikembalikan lagi. “Jadi sejak 17 Agustus kemarin uang booking fee sudah tidak bisa ditarik kembali,” ucap FS, salah satu marketing sales di Lippo Cikarang. Sama persis. ZA yang merupakan tenaga pemasaran yang ditempatkan di Maxxbox menyebutkan booking fee akan hangus apabila calon pembeli membatalkan NUP-nya terhadap unit apartemen yang dipilih. “Sudah nggak refundable per 17 Agustus kemarin. Sebelumnya memang bisa,” akunya kepada tim Validnews, Kamis (13/8). Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi dalam siaran persnya menuturkan, praktik semacam itu pada akhirnya membuat posisi konsumen berada dalam kondisi yang sangat rentan dirugikan, karena tidak memiliki jaminan atas kepastian pembangunan. Padahal pemasaran yang dilakukan tersebut, diduga keras melanggar ketentuan Pasal 42 UU No. 20 Tahun 2011, yang mewajibkan pengembang untuk memiliki jaminan atas Kepastian peruntukan ruang, kepastian hak atas tanah, kepastian status penguasaan gedung, perizinan, dan jaminan pembangunan sebelum melakukan pemasaran. Menurut data YLKI, sistem pre-project selling dan pemasaran yang dilakukan oleh banyak pengembang sering kali menjadi sumber masalah bagi konsumen di kemudian hari. Terbukti sejak 2014-2016, YLKI menerima sekurangnya 440 pengaduan terkait perumahan, yang mayoritas masalah tersebut terjadi akibat tidak adanya konsistensi antara penawaran dan janji promosi pengembang dengan realitas pembangunan yang terjadi. “Bahkan 2015, sekitar 40% pengaduan perumahan terjadi sebagai akibat adanya pre project selling, yakni adanya informasi yang tidak jelas, benar dan jujur, pembangunan bermasalah, realisasi fasum/fasos, unit berubah dari yang ditawarkan,” kata Tulus. Ketua Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengungkapkan, banyak pengembang memang kerap memberlakukan booking fee untuk properti yang hendak dibangunnya. Dalam ilmu akuntansi, pembayaran ini memang tidak bisa dikategorikan sebagai pembelian, melainkan pemesanan. Pembeli maupun penawar pun biasanya sama-sama tahu mengenai kesepakatan yang termaktub dalam transaksi pemesanan ini. “Sama-sama tahu risikonya. Memang risikonya lebih banyak ditanggung oleh konsumen,” ujarnya kepada Validnews, Rabu (6/9). Ali melihat kesulitan memperoleh perizinan tidak hanya dialami Meikarta, melainkan berbagai pengembang yang berusaha mewujudkan kota mandiri. Hanya saja, Meikarta menjadi berbeda lantaran strategi pemasaran yang dilakukan demikian masif.

“Yang membedakan Lippo dengan yang lain, Lippo ini sangat masif promosinya. Itu yang membuat suatu pertanyaan muncul, termasuk Pemda pun ngomong. Ada kekhawatiran karena ini sangat masif,” seru Ali. Pemasaran Lippo Group untuk brand terbarunya ini memang gila-gilaan. Sejak mulai diluncurkan pada Mei silam, Lippo bahkan dengan terang-terangan mencari ribuan marketing sales untuk menjaring para calon pembeli apartemennya. Tak tanggung-tanggung, Meikarta dalam situs www.mekartasales.com bahkan menyediakan dana hingga Rp700 miliar untuk insentif para tenaga penjual. Berdasarkan info yang Validnews peroleh, tenaga pemasaran Meikarta diganjar minimal Rp5 juta. Bagi supervisor penjualan, disediakan gaji berkisar Rp 13 juta – Rp 15 juta per bulan. Jumlah tersebut di luar insentif jika tenaga pemasar tersebut mampu membuat deal dengan calon pembeli.

Banjir Iklan Meikarta Patut diingat, Rp700 juta barulah pundi yang dipersiapkan untuk membiayai tenaga pemasaran Meikarta. Rupiah yang dipersiapkan untuk iklan tentunya berbeda lagi. Untuk saat ini, iklan Meikarta memang telah merebak di mana-mana Mulai dari billboard yang terpajang di beberapa sudut ibu kota, hingga iklan di media massa tidak sulit untuk dijumpai. Diketahui saat ini Meikarta telah rutin beriklan di setidaknya lima koran nasional. Tiap hari terpajang minimal satu halaman full yang menampilkan lambang “M” dari Meikarta di halaman surat kabarsurat kabar tersebut.

Asumsinya jika saat ini pemasangan iklan di surat kabar nasional berkisar Rp90juta- Rp140 juta per halaman per hari, maka dana yang dikeluarkan Meikarta untuk beriklan di jenis media ini mencapai Rp450- Rp700 juta per hari atau Rp 13,5 milar-Rp21 miliar per bulan. Jika Lippo mulai gencar memasarkan brand-nya per awal Juli, perkiraan dana iklan Meikarta di surat kabar nasional saat ini (sekitar 2,5 bulan) telah mencapai Rp33,75 miliar sampai Rp 52,5 miliar. Ini tentu baru estimasi kasar. Pasalnya, belanja iklan di media cetak ini tak ikut memperitungkan kontrak iklan ekslusif antara media cetak dengan Lippo. Seperti dikatahui, pada beberapa surat kabar, pemuatan iklan Meikarta, beberapa kali tak hanya dalam satu halaman saja, melainkan sampai 5 halaman penuh. Tuus pun menilai, kegiatan promosi, iklan dan marketing yang begitu masif, terstruktur dan sistematis, boleh jadi membius masyarakat konsumen untuk bertransaksi Meikarta. Bahkan, YLKI pun kata Tulus sempat memprotes sebuah redaksi media masa cetak, karena lebih dari 30% isinya adalah iklan full colour Meikarta lima halaman penuh dari media cetak bersangkutan. “Dengan nilai nominal yang relatively terjangkau masyarakat perkotaan (Rp 127 jutaan), sangat boleh jadi 20.000-an konsumen telah melakukan transaksi pembelian/pemesanan,” tuturnya. Itu pun baru satu jenis media. Berdasarkan data dari Adstensity, bujet yang dikeluarkan Lippo untuk mendongkrak nama Meikarta lewat iklan di stasiun televisi jauh lebih tinggi lagi. Dalam jangka waktu seminggu saja, yakni 4—10 September, Meikarta telah menghabiskan dana Rp44,03 miliar. Dana iklan tersebut disebar ke-10 stasiun televisi nasional, yakni ANTV, Global TV, Indosiar, Kompas TV, MNC TV, Metro TV, RCTI, SCTV, TV One, dan Trans TV. Stasiun SCTV menjadi stasiun televisi yang paling banyak mendapatkan pundi dari Meikarta setidaknya dalam seminggu terakhir. Untuk penayangan 37 kali iklan properti tersebut dengan durasi 60 detik per tiap tayangan, Meikarta mengeluarkan dana Rp6,48 miliar untuk stasiun televisi yang satu ini. Sementara itu, stasiun televisi yang paling minim memperoleh dana iklan dari Meikarta dalam rentang seminggu terakhir adalah Kompas TV. Nilai iklan Meikarta di stasiun milik grup Kompas ini hanya berada di angka Rp1,24 miliar dalam seminggu. Jumlah iklan brand Lippo tersebut di Kompas TV selama tujuh hari terakhir sejumlah 37 tayangan dengan durasi 60 detik tiap kali iklan. Gencarnya periklanan di media televisi pun disinyalir sudah semenjak awal Juli kemarin. Dari waktu tersebut, 10 minggu telah berlalu. Dengan asumsi nilai iklan yang sama dengan data Adstensity, rupiah yang telah digelontorkan untuk iklan Meikarta di 10 stasiun televisi nasional mencapai Rp440,30 miliar. Angka-angka tersebut belum lagi ditambah dari masifnya iklan Meikarta di sejumlah media online. Saat ini, di hampir semua media online nasional, iklan Meikarta menjadi iklan terbesar yang langsung muncul begitu para pengkases membuka lama media online tersebut. Meski belum terakapitulasi, bujet iklan di jenis media online tentu juga tak kalah besar. Besaran belanja iklan ini pun masih ditambah oleh baya pemasangan iklan dalam bentuk billboardbillboard di ibu kota maupun kota lainnya. Begitu juga dnegan pendirian booth marjeting Meikarta yang ada di tiap stasiun kereta api, gedung-gedung perkantoran dan lokasi publik lainnya.

Hermawan pun menganggap cara pemasaran Meikarta terbilang unik karena masih memercayakan promosinya lewat media konvensional. Padahal, pengembang-pengembang properti lain kini lebih menyukai promosi lewat digital. Lippo sebagai pemilik brand Meikarta pun oleh Hermawan dinilai tengah melakukan inovasi lantaran cara pemasaran Meikarta dianggap berbeda, bahkan dibandingkan cara promosi Lippo sendiri selama ini. Banyak pengembang lebih mengarahkan penjualan langsung untuk propertinya lebih disebabkan karena hasil akhir berupa keputusan pembelian yang lebih pasti. Namun, ia tak memungkiri, dengan jumlah unit yang ditawarkan yang sangat besar, seperti Meikarta, bantuan dari media massa untuk promosi mutlak diperlukan. Meskipun dengan demikian, biaya untuk promosi yang dikeluarkan memang lebih besar. “Kalau ini bisa menghabiskan bujet 5%-10% menurut saya,” ujar Hermawan. Tentu ini menunjukkan keberanian Lippo dalam membakar rupiah demi menggapai rupiah yang lebih banyak. Sebagai informasi, nilai total investasi Meikarta sendiri mencapai Rp278 triliun. Persentase iklan mengabiskan dana sekitar 5%-10% seperti yang diungkapkan Hermawan, berarti Lippo menghabiskan belanja iklan di kisaran Rp13,9- Rp 27,8 triliun. Suatu jumlah yang sangat-sangat besar buat pasar periklanan. Namun, Hermawan meyakini cara beriklan yang dilakukan Lippo untuk Meikarta seperti sekarang ini, tak mungkin dilakukan secara terus-menerus. Diungkapkannya, dalam strategi periklanan, tiga bulan pertama adalah waktu yang strategis untuk menggencarkan iklan. Kemudian, akan ada penurunan aktivitas pemasaran sedikit demi sedikit. Tapi, apapun itu, melihat banyaknya biaya yang tak kembali (sunk cost) tersebut, Lippo Group pasti sudah sangat yakin bakal meraup lebih besar lagi cuan dari proyek ini. Soal izin, Lippo pasti sudah ikut memperhitungkan sebagai faktor yang bukan masalah. Indikasinya, sejauh ini pemerinah pusat selain lembaga Ombudsman tak banyak mengomentari soal meikarta. Indikasi lainnya, meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berteriak soal izin, hari ini Senin (11/9) pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPu-Pera) justru memberikan reward kepada Lippo Group untuk Proyek Meikarta-nya. Meikarta menerima penghargaan dalam ajang property Awards 2017 sebagai kota yang menawarkan integrasi dan fasilitas berskala internasional. Meikarta juga dianggapa sebagai gebrakan di dunia properti yang belakngan tengah lesu sekaligus upaya mendukung upaya pemerintah dalam program sejuta rumah. Sudah jelas kan? (Teodora Nirmala Fau, Dian Catriningrum, Faisal Rachman)

Promosi Besar-besaran, Meikarta Diserbu Pembeli Reporter: Tempo.co

Editor: Endri Kurniawati Selasa, 22 Agustus 2017 10:40 WIB 0 KOMENTAR 01001

image: https://cdn.tmpo.co/data/2017/08/17/id_633535/633535_620.jpg

Seorang calon pembeli tertidur di ruang tunggu MaxxBox pada acara Grand Launching Meikarta, Cikarang, Jawa Barat, 17 Agustus 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto TEMPO.CO, Bekasi -Iklan Meikarta yang gencar dipasang pemilik proyek pembangunan kota Lippo Group di berbagai media menuai banyak pemesan. Masyarakat antusias memesan hingga hampir 100 ribu unit apartemen. CEO Meikarta Ketut Budi Wijaya mengaku tidak memiliki target pemasaran hingga akhir tahun nanti. "Ikuti pasar saja," ujar dia di Maxx Box Orange County, Cikarang, Jawa Barat, Kamis, 17 Agustus 2017. Chief Marketing Officer (CMO) Lippo Homes Jopy Rusli mengatakan hingga 17 Agustus 2017, pemesan Meikarta sebanyak 99.300 unit. Meski begitu, Ketut mengatakan iklan di berbagai media hanya upaya untuk menggairahkan pasar. Ia membantah jor-joran berpromosi tapi unit apartemennya laris-manis lantaran tidak punya saingan. “Kami melalukan ini karena properti sedang lesu." Sektor properti, kata Ketut, sudah lesu sejak 2014.

Baca: Kota Meikarta Diklaim Berada di Posisi Segitiga Emas Dikelilingi Proyek Pemerintah, Lokasi Meikarta Dinilai Strategis Menurut dia, iklan mampu membangkitkan permintaan terhadap properti. Iklan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk kembali berinvestasi di properti. Lippo Group mempromosikan Meikarta ke berbagai media, mulai dari baliho serta pusat perbelanjaan. Tak lupa, surat kabar, televisi, hingga situs berita online. Di surat kabar, misalnya, Meikarta bisa memasang iklan hingga lebih dari satu halaman penuh. Ketut yakin iklan ampuh mememicu sektor properti bergairah kembali. Meikarta adalah kota baru yang akan dibangun setelah Jababeka, Delta Mas dan Suryacipta di wilayah Bekasi-Karawang. Luas kota yang dibangun sebesar 2.200 hektare atau setara dengan luas tiga kecamatan di perkotaan. Saat peluncuran Meikarta, lantai satu Maxx Box penuh dengan calon pembeli hingga ruang untuk berjalan pun begitu sedikit. Ketut mengatakan kondisi itu mencerminkan animo masyarakat yang tinggi terhadap Meikarta. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebelumnya sempat mengkritik promosi Meikarta yang begitu masif. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan promosi, iklan, dan pemasaran Meikarta yang begitu masif, terstruktur dan sistematis boleh jadi membius masyarakat konsumen untuk bertransaksi Meikarta. Baca juga: Dituding Tutup Jalan, Legislator Nurdin: Mereka Hanya ... Warga: Jalan di Kayu Putih yang Ditembok Nurdin Itu Tanah ... YLKI memprotes sebuah media masa cetak karena lebih dari 30 persennya berisi iklan Meikarta. "Lima halaman penuh dari media cetak bersangkutan." Tulus menyampaikan dalam keterangan tertulis, 8 Agustus 2017. Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat (Walhi Jabar) menyatakan pembangunan kota Meikarta tidak ada dalam rencana tata ruang dan wilayah termasuk dalam lampiran peta rencana wilayah. Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan mengatakan, rencana proyek itu nihil dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Barat 2009-2029 dan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011-2031. "Walhi Jawa Barat tidak setuju dengan pembangunan kota Meikarta dan meminta Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Pemprov Jawa Barat menghentikan rencana pembangunan," kata Dadan, Sabtu, 19 Agustus 2017. Ia juga meminta Pemerintah Bekasi dan Jawa Barat mengaudit perizinan pembangunan kota baru itu. VINDRY FLORENTIN | ANWAR SISWADI

Reporter: Damianus Andreas & Suhendra 21 Agustus, 2017dibaca normal 3 menit Calon konsumen harus menebus Rp2 juta untuk dapat antrean pemesanan unit apartemen Meikarta

Di antara sumber dana lain, uang konsumen akan dipakai Lippo sebagai modal membangun Meikarta 0 Shares Dalam 1,5 bulan terakhir, Meikarta menanam iklan di televisi hingga Rp93,7 miliar dan merekrut ribuan tenaga pemasaran. tirto.id - “Bawa aku pergi dari sini...” ucap bocah perempuan dari kabin mobil saat menyaksikan sebuah sudut kota yang jorok dan suram. Ada rangkain gambar serupa teror bahwa adegan di jalanan yang disaksikan si bocah itu bikin hati si buah hati siapa pun jadi cemas. Lalu si gadis sumringah selepas mobil keluar dari sebuah lorong—penanda transisi bahwa kota di belakangnya adalah masa lalu—menuju kota bermandikan cahaya, menjanjikan masa depan yang segalanya menyenangkan. Itulah sepotong tayangan pariwara “Kota Meikarta” berdurasi 0:58 yang gencar menghiasi pelbagai stasiun televisi sejak beberapa bulan terakhir. Sebuah imaji kota baru yang modern, rapi, kinclong, dengan hutan beton menjulang secara apik dan resik, jauh dari realitas kota lama—anggap saja Jakarta—yang lekat dengan kemacetan, polusi, banjir, dan aksi kriminal. “Aku ingin pindah ke Meikarta,” ujar si gadis, dengan nada riang, penutup iklan tersebut. Perusahaan publik milik konglomerat Riady itu memang getol mengiklankan proyek Meikarta. Ragam promosi Meikarta membombardir media massa, dari elektronik (teve dan radio), cetak, dan online. Namun, pihak pengembang Meikarta, PT Mahkota Sentosa Utama—anak usaha Lippo Cikarang Tbk—menepis anggapan bahwa iklan Meikarta disebut jorjoran. “Istilah jorjoran sebenarnya kurang tepat,” ujar CEO Meikarta Ketut Budi Widjaja. “karena enggak ada yang ngejar kita juga. Jorjoran, kan, ada saingannya gitu. Memang kami melakukan iklan.” Dalam konferensi pers saat peluncuran utama Meikarta di Orange County, 17 Agustus lalu, Ketut berdalih bahwa iklan Meikarta ialah pemacu agar iklim sektor properti di Indonesia tidak lagi lesu. “Dari sudut pandang pengembang, iklan yang masif mampu membangkitkan kembali permintaan terhadap properti di Indonesia,” menurut Ketut, yang enggan menyebut berapa duit yang digelontorkan oleh Lippo untuk iklan Meikarta tersebut. Proyek Meikarta sendiri mulai dipasarkan sejak 13 Mei 2017. “Kalian bisa hitung sendiri dari iklan yang ada di luar,” ujar Ketut.

Baca juga: Kota Baru dan Mimpi James Riady di Meikarta

Redaksi Tirto mengecek iklan TV melalui Adstensity—sebuah lembaga pemantauan iklan produk.

Hasilnya, iklan Meikarta selama 1,5 bulan (1 Juli - 15 Agustus 2017) telah diputar sebanyak 782 kali di 11 stasiun televisi nasional. Atau, bila dihitung per hari, ada 60-an kali iklan Meikarta yang diputar di 11 stasiun teve atau 6 kali iklan per teve. Biaya iklan selama periode itu menembus Rp93,7 miliar, dengan mengambil jam tayang utama antara pukul 18:00-22:00—waktu menonton yang menyedot paling banyak pemirsa. Iklan paling rendah saja mencapai Rp32 juta untuk sekali tayang. Spot tertinggi mencapai Rp260 juta dan Rp300 juta untuk diputar di tengah jeda siaran Premier League dan Go-Jek Traveloka Liga 1. Frekuensi terbanyak iklan Meikarta di MNC TV (74 kali pemutaran), berikutnya di TV One (73 kali), paling sedikit di Trans 7 (66 spot) dan Metro TV (65 spot). Sisanya, memutarkan iklan Meikarta sebanyak 72 kali dalam periode yang sama. Meikarta juga khusus menanam iklan pada acara yang berpotensi menyedot banyak pemirsa. Seperti program Go-Jek Traveloka Liga 1 yang ditayangkan di TV One, iklan Meikarta muncul sebanyak 40 kali. Program Go-Jek Traveloka Liga 1 meraup paling banyak iklan Meikarta dengan total Rp9,8 miliar. Selain itu, iklan Meikarta paling banyak nongol di program bioskop 1 Trans TV. Selain berpromosi di media teve, pemasaran Meikarta juga tak kalah gencar. Selain di galeri utama pemasaran mereka di Maxxbox, Orange County, pemasaran secara masif disebar ke beberapa mal besar di Jakarta termasuk di Gandaria City, Jakarta Selatan. Ada juga upaya promosi dengan membangun tenda dadakan di stasiun-stasiun kereta rel listrik Jabodetabek. Bagi kalangan pebisnis, tim Meikarta melakukan acara khusus pemasaran di hotelhotel.

Mengerahkan Ribuan Tenaga Pemasaran Sejak awal dipasarkan, proyek Meikarta sedikitnya membutuhkan tenaga pemasaran hingga 10.000 orang. Direktur komunikasi Lippo Group, Danang Kemayan Jati bahkan sempat mengatakan tenaga pemasaran itu mencapai sekitar 16.000 orang. Mereka mencanangkan langkah ambisius untuk tahap pertama: target 250.000 hunian selama 3-5 tahun ke depan. Ini setara bahwa satu orang pemasaran harus menjual sekitar 25 unit apartemen. Di sisi lain, Lippo harus mengejar pemasukan dari uang konsumen, yang akan dipakai sebagai modal membangun Meikarta. “Sebagian dari modal, pinjaman, sebagian dari pre-selling (uang konsumen), sebagian lagi dari kemitraan (investor),” kata CEO Lippo Group, James Riady, awal Mei lalu. Satu dari ribuan tenaga pemasaran adalah Fifi—hanya ingin dipanggil dengan nama tersebut. Fifi baru beberapa pekan bekerja. Ia direkrut oleh seorang kenalan yang mengabarkan soal lowongan pekerjaan tersebut lewat pesan berantai. Tanpa ragu, ia menyerahkan berkas lamaran kepada

rekannya. Fifi belakangan tahu kenalannya punya posisi setingkat supervisor di tenaga pemasaran Meikarta. Setelah menyerahkan berkas, Fifi segera menjalani tahap rekrutmen, dari wawancara dengan manajer pemasaran hingga manajer utama Meikarta. “Dua minggu kemarin sudah mulai di Lippo Plaza Kramat Jati (Jakarta Timur), tapi ini baru mau tanda tangan kontrak di Maxxbox,” ucap Fifi kepada Tirto, menyebut kantor penjualan Lippo seluas 1,6 ha di Cikarang tersebut. Ia menerima pekerjaan ini karena diimingi gaji besar. Yani, tenaga pemasaran Meikarta lain, berkata gaji yang ditawarkan selama kontrak 3 bulan sebesar Rp5 juta per bulan. Ia akan mendapatkan imbalan uang bila berhasil menggaet konsumen membeli apartemen. “Dapat komisi 1 persen kalau berhasil menjual (unit apartemen) seharga Rp400 juta. Satu persennya, kan, Rp4 juta. Tinggal ditambahkan saja sendiri,” ujar Yani di Maxxbox, beberapa waktu lalu. Namun, iming-iming ini perlu keringat ekstra. Seorang tenaga penjualan harus lebih dulu mengajak calon konsumen mendapatkan nomor urut pemesanan per unit, yang harus ditebus Rp2 juta. Selanjutnya adalah proses transaksi—bisa makan waktu panjang terlebih bagi konsumen yang membelinya lewat kredit. Menurut Yani, bagi yang gagal memenuhi target dari supervisor, gaji bisa dipotong hingga menjadi Rp3 juta, dan kontraknya tak diteruskan. Di balik jorjoran iklan dan pengerahan besar-besaran tenaga pemasaran, semua itu bermuara pada biaya yang harus ditanggung konsumen. Ditambah soal hak konsumen dalam masalah perizinan Meikarta yang hingga kini belum rampung. Baca juga: Di mana Hak Konsumen dalam Polemik Perizinan Meikarta? Baca juga artikel terkait MEIKARTA atau tulisan menarik lainnya Damianus Andreas (tirto.id - dam/fhr)

Laporan 1: Mencari Fulus saat Izin Meikarta Belum Terurus Laporan 2: Kota Baru dan Mimpi James Riady di Meikarta Laporan 3: Lahan Megaproyek Meikarta: Beli Murah Jual Mahal ala Lippo Laporan 4: Jorjoran Promo Miliaran Rupiah Proyek Meikarta Laporan 5: Terbius Mega Proyek Meikarta Laporan 6: Mochtar Riady "Menyulap" Lahan Tandus Jadi Duit

YLKI Ingatkan Soal Pemasaran Meikarta

Adhitya Himawan Minggu, 13 Agustus 2017 | 09:47 WIB

Peluncuran proyek Kota Mandiri Meikarta oleh Lippo Group, di Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (13/5/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan] MEIKARTA, seolah menjadi kosa kata baru dalam jagad perbincangan di kalangan masyarakat konsumen di Indonesia. Meikarta seolah menjadi kosa kata baru dalam jagad perbincangan di kalangan masyarakat konsumen di Indonesia. Promosi, iklan dan marketing yang begitu masif, terstruktur dan sistematis, boleh jadi membius masyarakat konsumen untuk bertransaksi Meikarta. Bahkan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pun sempat memprotes sebuah redaksi media masa cetak, karena lebih dari 30 persennya isinya adalah iklan full colour Meikarta lima halaman penuh, dari media cetak bersangkutan. "Dengan nilai nominal yang relatif terjangkau masyarakat perkotaan (Rp 127 jutaan), sangat boleh jadi 20.000-an konsumen telah melakukan transaksi pembelian/pemesanan," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Jumat (11/8/2017). Kendati Wagub Provinsi Jawa Barat Dedi Mizwar, telah meminta pengembang apartemen Meikarta untuk menghentikan penjualan dan segala aktivitas pembangunan (karena belum berizin), namun promosi Meikarta tetap berjalan untuk menjual produk propertinya. BACA JUGA Ini Klarifikasi Kementerian ESDM soal Kontroversi Meikarta Lippo Klaim Polemik Izin Pembangunan Kota Meikarta Sudah Tuntas Nilai Proyek Adhi Karya di Meikarta Ditargetkan Rp1,5 Triliun Launching Perdana Meikarta, 16.800 Unit Properti Telah Dipesan Boleh saja pihak Lippo Group menilai bahwa apa yang dilakukannya tersebut sudah lumrah dilakukan pengembang dengan istilah Pre-project Selling. Namun, praktik semacam itu pada akhirnya konsumen berada dalam posisi yang sangat rentan dirugikan karena tidak memiliki jaminan atas kepastian pembangunan. "Padahal pemasaran yang dilakukan tersebut, diduga kuat melanggar ketentuan Pasal 42 UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, yang mewajibkan pengembang untuk memiliki jaminan atas kepastian peruntukan ruang; kepastian hak atas tanah; kepastian status penguasaan gedung; perizinan; dan jaminan pembangunan sebelum melakukan pemasaran," ujar Tulus. Menurut data YLKI, sistem pre-project selling dan pemasaran yang dilakukan oleh banyak pengembang sering menjadi sumber masalah bagi konsumen di kemudian hari. Terbukti sejak 20142016, YLKI menerima sekurangnya 440 pengaduan terkait perumahan, yang mayoritas masalah

tersebut, akibat tidak adanya konsistensi antara penawaran dan janji promosi pengembang dengan realitas pembangunan yang terjadi. Bahkan 2015, sekitar 40 persen pengaduan perumahan terjadi sebagai akibat adanya pre project selling, yakni adanya informasi yang tidak jelas, benar dan jujur; pembangunan bermasalah; realisasi fasum/fasos; unit berubah dari yang ditawarkan. "Praktik semacam itulah yang menyerimpung komedian tunggal Mukhadly, alias Acho: janji dan promosi pengembang tidak sesuai dengan realisasi di lapangan," tambahnya. Maka dari itu, untuk menghindari terulangnya kasus Acho dengan skala yang lebih luas, YLKI menghimbau masyarakat untuk menunda pemesanan dan/atau membeli unit apartemen di Kota Meikarta sampai jelas status perizinan dan legalitasnya. Jangan tergiur dengan iming-iming dan janji fasum/fasos yang ditawarkan oleh pengembang. "Sebelum menandatangani dokumen pemesanan, bacalah dengan teliti, dan saat pembayaran booking fee harus ada dokumen resmi, jangan dengan kwitansi sementara," jelas Tulus. Selain itu, YLKI mendesak managemen Lippo Group untuk menghentikan segala bentuk promosi, iklan, dan bentuk penawaran lain atas produk Apartemen Meikarta sampai seluruh perizinan dan aspek legal telah dipenuhinya. "Lippo Group jangan berdalih bahwa pihaknya sudah mengantongi IMB, padahal yang terjadi sebenarnya adalah baru pada tahap proses permohonan pengajuan IMB saja," tuturnya. Terakhir, YLKI mendorong Pemerintah menindak tegas, bahkan jika perlu menjatuhkan sanksi atas segala bentuk pelanggaran perizinan dan pemanfaatan celah hukum yang dilakukan oleh pengembang dan terbukti merugikan konsumen. "Siapapun pengembangnya," pungkas Tulus.

Ombudsman Minta Meikarta Hentikan Pemasaran atau Dipidana Posted by lucky Date: 08-09-2017 | 21:25 in: Nasional, News (13) Comments Share

Foto: Komisioner Ombudsman RI, Alamsyah. (Iqlima/swamedium) Jakarta, Swamedium.com — Polemik Kota Meikarta besutan Lippo Group mendapat perhatian Ombudsman RI. Ombudsman mempertanyakan legalitas proses pemasaran, sebab sampai saat ini Lippi belum juga mengantongi izin yang lengkap baik dari pemda maupun pemprov. Komisioner Ombudsman RI, Alamsyah menyarankan agar Meikarta menghentikan proses pemasarannya, hal tersebut ia utarakan dengan pertimbangan regulasi dalam UU nomor 20 tahun 2011. “Seperti yang saya bilang tadi, Lippo harusnya nggak melakukan marketing untuk sesuatu yang belum fix dan tidak sama dengan izin UU nomor 20 tahun 2011,” kata Alamsyah usai berdialog dengan Grup Lippo di Gedung Ombudsman RI, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (8/9). Alam berharap Grup Lippo bisa menerima sarannya dengan cepat, serta mengatakan secara terus terang kepada masyarakat bahwa Meikarta baru merupakan sebuah rencana, karena memang keberadaannya yang belum jelas. “Mudah-mudahan nanti Lippo mulai koreksi agar iklannya itu tidak terlalu bombastis atau kalau di TV terus terang saja kami baru rencana, yang sekarang kami punya 84 hektar saya kira begitu,” kata Alamsyah. Dia menambahkan, jika Meikarta terus menerus melakukan proses pemasaran, dengan tegas ia sampaikan kepada Grup Lippo akan dijerat sanksi pidana. “Pemasaran atau iklan yang dilakukan sebelum izin keluar, karena kan UU menyarankan begitu harus ada izinnya keluar dulu, clear, nah kalau itu (pemasaran) dilakukan ada sanksi administratif dari kota atau kabupaten dan dari pemerintah provinsi. Tapi kalau sampai terjadi transaksi kalau izin belum ada, bisa kena sanksi pidana,” tegas Alamsyah. (Ima)

FacebookTwitterEmail Meikarta Punya Cara Jitu Untuk Sedot Perhatian Rakyat Selasa, 5 September 2017 18:24 WIB

TRIBUNNEWS.COM - Kota baru Meikarta, proyek terbesar Lippo Group yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, mendapat penghargaan kategori Inovasi Pemasaran dalam ajang Apresiasi Inovasi untuk Negeri di Jakarta, yang diselenggarakan Koran Sindo di Jakarta, Selasa (29/8/2017). PT Mahkota Sentosa Utama, di bawah naungan Lippo Group yang membangun kota dengan total investasi Rp 278 triliun ini, memang pantas memenangkan penghargaan tersebut. Pasalnya, dalam kurun waktu empat bulan saja, kota yang dirancang memiliki fasilitas lengkap bertaraf internasional ini berhasil mencatat penjualan yang fantastis. Tidak cukup sampai di situ, Lippo juga menggelar acara musik bertajuk Meikarta Music Festival, yang berlangsung di The Central Park Meikarta, Cikarang, Jawa Barat. Acara ini terdiri dari panggung hiburan musik selama seminggu, yakni 19-27 Agustus 2017. Belasan penyanyi dan grup musik papan atas meramaikan kegiatan tersebut, diantaranya Bunga Citra Lestari, Lala Karmela, Tompi, Andien, Astrid, Titi DJ, Once, The Rain, Samsons, The Virgin, Mulan Jameela, Ari Lasso, Sandhy Sandoroo, JKT48, Tompi, The Groove dan yang lainnya. Pemasaran Meikarta juga didukung dengan kemudahan dalam distribusi penjualan, dimana pembelian apartemen bisa dilakukan di mall, stasiun kereta api atau datang langsung ke kantor pemasaran di Cikarang.

Strategi ini terlihat menjanjikan, terbukti dengan antrean pengunjung yang ingin mendapatkan informasi mengenai pembangunan kota terpadu tersebut. Animo besar itu juga dipicu dengan harga yang memang terjangkau. Bagaimana tidak, apartemen di Meikarta dipatok dengan harga mulai Rp 127 juta saja, tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku. Fasilitas yang diberikan juga terbilang dahsyat. Misalnya saja, keberadaan Central Park atau taman di tengah Meikarta yang merupakan inovasi terbaru bagi sebuah hunian. Lokasi Meikarta juga sangat strategis karena berada di jantung ekonomi Indonesia, tepatnya di koridor Jakarta-Bandung. Tak tanggung-tanggung, kota baru ini bahkan didukung infrastruktur transportasi yang lengkap, antara lain jalan tol dan jalan layang tol Jakarta-Cikampek yang sedang dibangun. Ada pula kereta api cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung, serta Bandara Internasional Kertajati dan Pelabuhan Internasional Patimban di Subang yang tengah dibangun pemerintah. Di sini juga segera dibangun mal terbesar, hotel bintang lima, convention center, dan ruang publik yang luas. Dengan konsep one stop living, Meikarta ternyata mampu menyedot perhatian masyarakat yang memang tengah mencari solusi tempat hunian yang nyaman.

Pemasaran Meikarta Tabrak Tiga Aturan Hukum September 18, 2017

Share on Facebook

Tweet on Twitter

Kota Raksasa Meikarta/Foto Ilustrasi/Nusantaranews NusantaraNews.co, Jakarta – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan, hingga saat ini marketing dan promosi yang dilakukan oleh pengembang Meikarta begitu bombastis. tetapi di sisi lain patut diduga kuat pengembang Meikarta belum melengkapi berbagai perizinan dan bahkan menabrak banyak aturan. “Sedikitnya ada 3 (tiga) aturan yang diduga kuat ditabrak oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan Lippo Group terkait projek Meikarta, yakni: Pasal 42 UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, dan Etika Pariwara Indonesia,” ungkap Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, 17 September 2017. Sehingga, kata dia, tidak pantas dan tidak etis jika pemasaran yang melanggar hukum dan etika tersebut justru diberikan apresiasi oleh BTN yang notabene representasi pemerintah. Sebelumnya, Bank BTN diketahui telah memberikan penghargaan kepada managemen Meikarta melalui BTN Golden Property Awarduntuk kategori The Breakthrough Phenomenal Marketing Campaign pada 11 September yang lalu. Padahal, persoalan izinnya saja, mega proyek Meikarta masih belum mengantonginya. Tulus pun menyampakain bahwa, YLKI dengan tegas mendesak agar, pertama managemen BTN melakukan evaluasi terhadap penghargaan terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Meikarta. Kedua, pengembang Kota Meikarta untuk beritikad baik dengan menunda seluruh kegiatan pemasaran, iklan dan promosi yang sudah terlanjur dilakukan.

“Dan ketiga, Pemerintah segera menyelesaikan kewajibannya untuk membuat Peraturan Pelaksanaan sesuai amanah UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun agar kejadian semacam ini tidak terulang kembali,” imbuh Tulus. Baca: YLKI Minta BTN Evaluasi Penghargaan Inovasi Marketing kepada MEIKARTA Lippo Launching Pemasaran Perumahan Meikarta 13 Mei Besok Hatim | Kamis, 04/05/2017 16:23 WIB

James Riadi Jakarta - Perusahaan Multinasional berbasis di Indonesia Lippo Grouptengah menggarap mega kawasan perkotaan bernama Meikarta. Mega proyek tersebut dibangun di kawasan Cikarang. Ceo Lippo Group James Riadi mengatakan kawasan perkotaan Meikartajuga diintegrasikan dengan pembangunan perumahan untuk hunian. Rumah-rumah tersebut, menurutnya, telah siap dilempar ke pasaran untuk dijual. "Lippo akan memasarkan launching penjualan perumahan pada acara gebyar akbar pada hari Sabtu 13 Mei 2017 di Maxx Box, Orange County, Lippo Cikarang di dalam sales office lengkap sebesar 16,000m2. Diperkirakan penjualan mencapai puncak 3,000 sampai 5,000 unit per hari," ujar James dalam konferensi persnya di hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2017). James menyampaikan rumah disekitar koridor Bekasi-Cikarang tersebut dipatok dengan harga Rp 18-

20juta per meter2 dengan potongan sebesar 50%. "Terobosan harga dibawah Rp 12.5juta per meter2 dan disertai dengan kredit pemilikan rumah/apartment 20-25 tahun dengan bunga dimulai dari 8,25%, cukup dengan booking fee hanya Rp2 juta dan selanjutnya uang muka sebesar 10%," ungkapnya. James menyampaikan Meikarta menjamin investasi penghunian terbaik di Asia Tenggara karena investasi masif infrastruktur dan fasilitas yang dibangun. Selain itu, kata dia, Meikarta juga akan menampung sebagian penting dari 112,000 staf atau karyawan Kelompok Lippo sendiri. "Infrastruktur dan fasilitas yang dibangun berskala dan bertaraf kualitas dunia termasuk diantaranya, tujuh pusat perbelanjaan mall dan komersial dengan total luasan 1.500,000m2. Kedua, Pusat Kesehatan dan Rumah Sakit Internasional. Ketiga, Pusat Keuangan Internasional (International Financial Center)," sebutnya. Selain itu, James menambahkan sepuluh hotel internasional berbintang lima turut dibangun di kawasan tersebut. Lebih dari itu, Meikarta juga disertai pembangunan pusat baca berupa Perpustakaan Nasional (National Library). "Juga Opera Theatre & Art Centre. Seratus SD Internasional dan Nasional Plus. Limapuluh SMP/SMA Nasional dan Internasional. Tiga universitas nasional. Pusat Riset Industri. International Exhibition Centre. Indonesian Silicon Valley," paparnya. TAGS : Lippo Group James Riadi Meikarta

Oleh : Hersubeno Arief MEDIAHARAPAN.COM – Siapapun Anda orangnya, punya duit atau tidak, kalau Anda tergolong orang yang masih normal, pasti tergiur untuk membeli apartemen di Kota Meikarta. Apalagi bagi warga Jakarta dan belum punya tempat tinggal. Yang sudah punya pun, pasti tergiur. Iklan-iklan Kota Meikarta yang bertebaran di media massa, terutama di televisi, sungguh menggoda. Salah satu iklannya menggambarkan bagaimana frustrasinya warga di sebuah kota besar yang muram (Jakarta), terjebak kemacetan gila-gilaan. Pemukiman padat dan kumuh, banjir, polusi dan ancaman keamanan. Lewat seorang bocah perempuan di dalam sebuah mobil, kita disuguhi sebuah kontras. Setelah melewati terowongan, tiba-tiba muncul sebuah kota yang sungguh indah, tertata, tidak ada kemacetan, karena tersedia transportasi publik berupa kereta layang ringan (LRT).

Meikarta adalah sebuah kota impian, fasilitas modern, _high tech,_ wajah-wajah penghuni terlihat sangat bahagia. Yang lebih menggoda lagi, ketika anak-anak pulang dari sekolah atau bermain, kedua orang tuanya ada di rumah. Dengan kecanggihan teknologi, mereka cukup bekerja di rumah. Iklan berdurasi 60 detik dengan judul “Aku ingin pindah ke Meikarta” itu, benar-benar disiapkan sebagai sebuah strategi pemasaran yang bisa menghipnotis alam bawah sadar kita, terutama warga Jakarta. Iklan itu adalah gambaran nyata kehidupan sehari-hari di Jakarta yang telah didramatisir. Jika hanya dalam beberapa menit dengan asumsi kereta api cepat Jakarta-Bandung jadi dibangun ada sebuah kota “impian” seperti itu, mengapa pula kita tidak segera bergegas untuk pindah. Banyak nitizen yang membandingkan iklan Meikarta seperti film Hollywood berjudul Elysium (2013). Film yang dibintangi aktor Matt Damon itu menggambarkan setting bumi pada tahun 2154 yang tidak lagi mampu menampung ledakan populasinya. Peperangan, polusi udara yang tinggi, penyakit, kemiskinan, kejahatan jadi warna keseharian. Sejumlah penduduk super kaya memutuskan untuk pindah ke sebuah koloni di luar angkasa bernama Elysium. Koloni yang dikelola oleh seorang wanita bernama Rhodes ini adalah sebuah tempat tinggal impian yang nyaman, tidak ada penyakit dan kejahatan. Pada iklan lain dengan durasi yang lebih panjang, tersebar di situs berbagi video youtube, kita diajak menikmati kota-kota dunia. Mulai dari London, New York, Paris, sampai Sidney di Australia. Warga di kota-kota dunia, tampak berbahagia, keluar masuk toko, menenteng produk _branded,_ menikmati jalan kaki di trotoar jalan yang lebar dan bersih, menikmati sore di taman-taman kota yang indah. Setelah terbuai dan terlena mimpi indah di kota-kota dunia itu, kita dibawa masuk ke Kota Meikarta. Kehidupan warganya persis sama atau malah jauh lebih berbahagia dibanding warga kota dunia tadi. Judul iklan tersebut “The world is ours.”

Tidak perlu jauh-jauh ke London, New York, Paris, Sidney. Semua tersedia di kota bernama Meikarta, yang lokasinya hanya sepelemparan batu dari Jakarta. Menyaksikan iklan Meikarta, kita seperti dibawa ke sebuah mimpi yang tiba-tiba menjadi nyata. Itu yang menjelaskan mengapa warga berbondong-bondong–kalau benar klaim Meikarta–membeli apartemen di kota yang dibangun oleh kelompok usaha Lippo tersebut. Sampai grand launching tanggal 17 Agustus lalu, Lippo mengklaim sudah 100 ribu orang yang membeli unit apartemen di kawasan Cikarang, Bekasi itu. Mereka datang berbondong-bondong memadati sebuah mall di kawasan Cikarang untuk antri. Suasananya hanya kalah dengan antrian warga yang berebut membeli sepatu Nike diskon di Grand Indonesia, Jakarta. Tak seindah yang dijanjikan Benarkah Meikarta seindah itu? Tunggu dulu. Jika Anda membaca berbagai brosur maupun pernyataan dari direksi Meikarta, luas kota yang dijanjikan akan menjadi terindah, dengan fasilitas terlengkap di Asia Tenggara itu mencapai 500 hektar. Luas Meikarta kira-kira sama dengan Matraman yang merupakan kecamatan terkecil di Jakarta Timur seluas 485 hektar, atau sedikit lebih luas dari kampus Universitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat, seluas 320 hektar. Sejauh ini Lippo kabarnya sudah menguasai tanah seluas 360 hektar di kawasan Cikarang, Bekasi. Mereka sudah mengajukan perizinan seluas 140 hektar dan yang diperkenankan untuk pemukiman, hanya 84 hektar. Jadi hanya 16.8% dari luas lahan yang dijanjikan dalam brosur. Mulai dari sini sudah terlihat keanehan, lebih tepatnya misteri dari kota Meikarta. Mereka menjual sebuah “kota” yang lahannya saja belum jelas dan izinnya belum ada. Wajar bila kemudian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkhawatirkan nasib konsumen yang sudah terlanjur memesan.

Bagaimana Lippo dapat mewujudkan mimpi-mimpi para pembeli seperti yang mereka janjikan? Sebagai gambaran, Central Park taman di kota New York yang sering dipakai shooting film Hollywood, luasnya 843 acre, atau sekitar 341 hektar. Hyde Park di London luasnya 140 hektar. Untuk mewujudkan mimpi menjadi seperti kota-kota dunia tersebut menjadi nyata, Lippo memerlukan tanah ribuan hektar. Luas lahan yang mereka kuasai saat ini hanya seluas Central Park. Jadi tidak mungkin mampu mewujudkan kota seperti New York atau London. Kalau toh bisa diwujudkan, mungkin hanya dalam bentuk miniatur. Wajar jika kemudian muncul kecurigaan terhadap pemerintah Bekasi yang mengajukan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) ke Pemprov Jabar. Dalam RDTR tersebut terdapat rencana alih fungsi lahan pertanian dan sawah irigasi teknis seluas 6.000 hektar. Untuk apa dan untuk siapa alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman tersebut. Apa ini ada kaitannya dengan Meikarta yang mau membangun kota “kelas dunia?” Bau permainan kotor sangat menyengat di balik rencana Pemkab Bekasi itu. RDTR Pemkab Bekasi langsung ditolak oleh Pemprov Jabar. “Apa alasannya. Untuk apa alih fungsi itu dan dimana penggantinya?” tanya Wagub Jabar Deddy Mizwar (Demiz) yang juga Kepala Badan Koordinasi dan Penataan Ruang Daerah (BKPRD). Pemprov Jabar, tegas Demiz, tidak anti investasi. Namun semua aturan harus ditaati dan ditegakkan. Bila semua pemilik modal dibiarkan membangun tanpa mengindahkan peraturan, maka pembangunan suatu kota atau daerah akan menjadi amburadul. Sampai tahun 2014 area pertanian di Kabupaten Bekasi tinggal 96.288 hektar. Luas lahan untuk produksi pertanian terus mengalami penurunan seiring terjadinya alih fungsi lahan, yang mengubah sawah menjadi pemukiman, perniagaan, hingga industri.

Dalam kondisi normal, Dinas Pertanian Bekasi mencatat, setiap tahun produksi padi mengalami penurunan sekitar 6,12%. Penurunan produksi akan meningkat bila terjadi bencana seperti banjir besar atau kemarau panjang. Kehadiran Kota Meikarta dipastikan akan mengurangi secara signifikan area pertanian di Bekasi. Masalah Meikarta juga tidak hanya sebatas belum adanya izin dari Pemprov Jabar. Munculnya sebuah kota di kawasan tersebut menyalahi rencana tata ruang metropolitan Bodekarpur (Bogor, Depok, Karawang, Puncak Cianjur). Bodebekarpur merupakan satu kawasan metropolitan yang titik beratnya adalah kawasan industri. Mayoritas industri manufaktur Indonesia berada di Jabar, sebagian besar berada di Kabupaten Bekasi. Kalau tiba-tiba kemudian menyembul sebuah kota baru di kawasan itu, jelas akan merusak tata ruang. Selain itu dari sisi konsumen juga akan sangat dirugikan. Kawasan industri punya dampak lingkungan yang serius terhadap kawasan pemukiman di sekitarnya. Implikasinya pada polusi udara, pencemaran air tanah karena limbah industri, tingkat kebisingan suara dan problem transportasi banyaknya kendaraan angkutan berat yang melintas. Deddy Mizwar ketika bertemu Presiden Komisaris Lippo Theo Sambuga menegaskan pembangunan Meikarta harus disesuaikan dan dilakukan sinkronisasi dengan konsep Metropolitan Bodekarpur. Theo kala itu menyanggupinya. Artinya kalau Lippo bersedia melakukan penyesuaian dan sinkronisasi, maka Meikarta bukan lagi sebuah kota baru seperti yang dijanjikan. Meikarta menjadi sebuah kota industri, tak beda dengan kota-kota lainnya seperti kawasan Jababeka di Cikarang, kawasan MM2100 di Cibitung Dll. Kawasan itu dibangun sebagai penunjang pemukiman untuk para pekerja industri yang berdiri disana. Meikarta bukan kota baru sekelas London, New York, Paris maupun Sidney. Bagi Lippo ada dua pilihan. Pertama, mengubah rencananya membangun sebuah kota impian model Elysium, menjadi kota industri. Kedua, menunggu perubahan kekuasaan di Pemprov Jabar.

Pilkada Jabar akan dilaksanakan 27 Juni 2018. Bila Demiz tidak terpilih kembali, maka terbuka peluang untuk bagi Lippo untuk meneruskan rencananya. Lippo tinggal memilih siapa lawan Demiz yang bisa dikooptasi atau setidaknya bisa diajak kerjasama. Arena kontestasi seperti pilkada, menjadi pintu celah yang terbuka bagi para pemodal besar untuk beternak penguasa. Kota Meikarta mengingatkan kita pada tarik menarik kepentingan bisnis dan politik rezim Ahok yang didukung oleh pemerintah pusat, melawan rakyat kecil, nelayan yang didukung kekuatan masyarakat madani. end

Comments 0 comments

Dampak Iklan Meikarta Munculkan Animo Besar Masyarakat advertorial - detikFinance

Share 0

Tweet

Share 0

0 komentar

Jakarta -

Proyek terbesar Lippo Group yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, bernama Meikarta mendapat penghargaan kategori Inovasi Pemasaran dalam ajang Apresiasi Inovasi untuk Negeri yang diselenggarakan salah satu media terkemuka beberapa waktu lalu.

Pihak PT Mahkota Sentosa Utama di bawah naungan Lippo Group yang membangun Meikarta, menyebut kota internasional baru dengan total investasi Rp 278 triliun itu pantas memenangkan award. Sebab, dalam kurun waktu empat bulan pemasaran atau sejak Mei 2017, kota yang dirancang memiliki fasilitas lengkap bertaraf internasional ini berhasil mencatatkan penjualan yang fantastis. Kesuksesan pemasaran Meikarta diklaim karena perusahaan memakai strategi yang tepat untuk memasarkan hunian apartemen di kawasan tersebut. Perusahaan memakai seluruh ruang iklan yang ada, seperti di media surat kabar, televisi, radio, digital news portal, dan billboard. Iklan yang dipasang di hampir semua surat kabar nasional, televisi, radio dan news portal efektif memunculkan gelombang keingintahuan masyarakat. Bahkan dalam waktu bersamaan dunia media ramai dengan kemunculan Meikarta. Lippo juga memanfaatkan media sosial dengan menggelar acara yang bertajuk Meikarta Music Festival. Panggung hiburan ini berlangsung di The Central Park Meikarta, Cikarang, Jawa Barat. selama seminggu, pada 19-27 Agustus 2017 . Belasan penyanyi dan grup musik papan atas meramaikan kegiatan tersebut, di antaranya Bunga Citra Lestari, Lala Karmela, Tompi, Andien, Astrid, Titi DJ, Once, The Rain, Samsons, The Virgin, Mulan Jameela, Ari Lasso, Sandhy Sandoro, JKT48, Tompi, The Groove. Inovasi pemasaran Meikarta juga didukung dengan saluran distribusi penjualan di berbagai tempat, seperti di mal, stasiun kereta api, sampai kantor pemasaran di Cikarang. Pengaruh iklan dan kegiatan promosi memberikan hasil yang nyata. Ini dibuktikan dari adanya antrean pengunjung di setiap stan penjualan. Masyarakat antusias mendapatkan informasi mengenai pembangunan kota terpadu tersebut. Animo besar itu juga dipicu dengan harga terjangkau yang ditawarkan Meikarta. Apartemen di Meikarta ditawarkan dengan harga mulai Rp 127 juta dengan syarat dan ketentuan berlaku. Fasilitas yang diberikan juga mumpuni, seperti Central Park atau taman di tengah Meikarta yang merupakan inovasi terbaru bagi tempat tinggal. Lokasi Meikarta juga

sangat strategis karena berada di jantung ekonomi Indonesia, tepatnya di koridor Jakarta-Bandung. Kota baru ini didukung infrastruktur transportasi yang lengkap, antara lain jalan tol dan jalan layang tol Jakarta-Cikampek yang sedang dibangun. Ada pula kereta api cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung. Bandara Internasional Kertajati yang tengah dibangun pemerintah dan pelabuhan internasional Patimban di Subang yang segera dibangun. Di sini juga segera dibangun mal terbesar, hotel bintang lima, convention center, dan ruang publik yang luas. Dengan konsep one stop living, Meikarta yang dibangun Lippo Group ini ternyata mampu menyedot perhatian masyarakat yang memang tengah mencari solusi tempat hunian yang nyaman. (adv/adv)

Mimpi Meikarta dan Iklan Pembangkit Hasrat Memiliki August 26, 2017

Share on Facebook

Tweet on Twitter

Kota Raksasa Meikarta/Foto Ilustrasi/Nusantaranews NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Bising kendaraan sepanjang jalan raya mendendang-nendang gendang telinga. Polusi udara membaluti wajah tegang oleh tugas-tugas kantor dan daftar keinginan. Lalu keinginan dan impian seolah menabrak badan lemas dari depan. Impian yang meledek fitrah kemanusiaan masyarakat urban. Tetapi, sebising apapun, semacet apapun, dan sekotor apapun udara Jakarta, toh orang-orang tetap bertahan demi mengumpulkan pundi-pundi rupuh untuk masa depan yang lebih baik dan bertabat? Demikianlah potret masyarakat urban di kota metropolitan, kota ibu negara Republik Indonesia. Lalu, adakah jalan keluar? Jalan untuk tetap mempertahankan status pengumpul uang tanpa kehilangan jauh dari Jakarta? Lippo Grup menjawab dengan pembangunan kota raksasa yang diberi nama “Meikarta”. Ya, Meikarta yang tengah menjadi pergunjingan banyak orang.

Meikarta dibicarakan karena menawarkan banyak fasilitas pendukung kebutuhan hidup masyakat Urban. Meikarta dibicarakan karena lokasinya yang strategis alias tidak terlalu dengan Jakarta, apalagi ada kereta yang bisa digunakan sebagai alat transportasi menuju tempat kerja di pusat. Pun demikian, Meikarta diperbincangkan lantaran diinisiasi oleh James Riady yang disebut-sebut sebagai salah satu dari sembilan Naga alias pengusasa kelas kakap raksasa yang kerjaan bisnisnya dimana-mana. Selain itu, pembangunan Meikarta disebut-sebut belum mengantongi izin. Jika benar, mengapa pembangunan terus berlangsung? Unik dan Ajaib! Selanjutnya, ada benarnya pernyataan Hersubeno Arief dalam tulisannya “Menjual Mimpi Kota Meikarta” bahwa, siapapun Anda orangnya, punya duit atau tidak, kalau Anda tergolong orang yang masih normal, pasti tergiur untuk membeli apartemen di Kota Meikarta. Apalagi bagi warga Jakarta dan belum punya tempat tinggal. Yang sudah punya pun, pasti tergiur. “Iklan-iklan Kota Meikarta yang bertebaran di media massa, terutama di televisi, sungguh menggoda. Salah satu iklannya menggambarkan bagaimana frustrasinya warga di sebuah kota besar yang muram (Jakarta), terjebak kemacetan gila-gilaan. Pemukiman padat dan kumuh, banjir, polusi dan ancaman keamanan,” jelas Hersobeno Arief. Ia menyampaikan, lewat seorang bocah perempuan di dalam sebuah mobil, kita disuguhi sebuah kontras. Setelah melewati terowongan, tiba-tiba muncul sebuah kota yang sungguh indah, tertata, tidak ada kemacetan, karena tersedia transportasi publik berupa kereta layang ringan (LRT). Meikarta, kata dia, adalah sebuah kota impian, fasilitas modern, high tech, wajah-wajah penghuni terlihat sangat bahagia. Yang lebih menggoda lagi, ketika anak-anak pulang dari sekolah atau bermain, kedua orang tuanya ada di rumah. Dengan kecanggihan teknologi, mereka cukup bekerja di rumah.

“Iklan berdurasi 60 detik dengan judul “Aku ingin pindah ke Meikarta” itu, benar-benar disiapkan sebagai sebuah strategi pemasaran yang bisa menghipnotis alam bawah sadar kita, terutama warga Jakarta,” kata dia. Menurutnya, iklan itu adalah gambaran nyata kehidupan sehari-hari di Jakarta yang telah didramatisir. Jika hanya dalam beberapa menit –dengan asumsi kereta api cepat Jakarta-Bandung jadi dibangun– ada sebuah kota “impian” seperti itu, mengapa pula kita tidak segera bergegas untuk pindah. Ditambahkan Arief, banyak nitizen yang membandingkan iklan Meikarta seperti film Hollywood berjudul Elysium (2013). Film yang dibintangi aktor Matt Damon itu menggambarkan setting bumi pada tahun 2154 yang tidak lagi mampu menampung ledakan populasinya. “Peperangan, polusi udara yang tinggi, penyakit, kemiskinan, kejahatan jadi warna keseharian,” tegasnya. Penulis/Editor: Ach. Sulaiman

[OPINI] Aku Ingin Pindah Ke Meikarta ? Pernah dengar tagline iklan seperti judul diatas ? Apa sih Meikarta itu ? Kok, iklannya sering kali diulang-ulang di tv ? *Ya karena salah satu strategi marketing adalah pengulangan, pengulangan dan pengulangan karena secara langsung atau tidak langsung calon konsumen/kita akan terpengaruh dari bawah alam sadar.

Salah satu potongan klip iklan Meikarta Okey, kembali lagi ke Meikarta. “Meikarta

merupakan proyek pembangunan kota kesembilan yang dikerjakan oleh Lippo. Proyek Meikarta ini merupakan yang terbesar dan terpenting yang pernah dibangun Lippo sejak berdiri 67 tahun lalu. Peluncuran proyek Kota Meikarta ini secara resmi akan dilangsungkan pada 13 Mei 2017 – James Riyadi. Lippo Group meluncurkan proyek raksasa dengan membangun kota baru yang diberi nama Meikarta. Proyek ini diperkirakan menelan anggaran Rp 278 triliun. Untuk mewujudkan Kota Meikarta itu, Lippo juga akan menggaet investor asing asal Korea Selatan, China, Taiwan, Singapura, Timur Tengah, dan Eropa“. (dikutip dari VOA Indonesia)

lanscape kota Meikarta. (sumber : lippomeikarta.co.id) Meikarta sendiri sebuah kota mandiri yang terletak di Cikarang, Jawa Barat. Di bangun diatas lahan seluas 500 Hektar. Fasilitas utama yang ada di Meikarta , yaitu adanya sebuah lahan terbuka hijau seluas 100 ha yang diberi nama Central Park. Di dalam area rumput yang luas tersebut akan dilengkapi dengan kebun binatang mini, danau, hingga jogging track. Selain apartemen, juga akan membangun pusat bisnis seperti gedung perkantoran hingga financial center.

Plan kota Meikarta – lippomeikarta Bahkan pengembang juga akan membangun pusat pengembangan teknologi informasi, seperti Silicon Valley di Amerika Serikat. Dan juga berencana membangun 10 pusat perbelanjaan serta menyediakan 1,5 juta meter persegi area komersial yang akan diisi oleh kafe, toko, dan lain-lain. Sementara untuk hotel, Lippo akan mengundang pengembang hotel bintang lima. (liputan6.com).

Jika kamu lihat iklan di TV, memang banyak fasilitas yang dibangun untuk para penghuninya. Dimana di situ ditampilkan perbandingan antara kehidupan kota yang macet, kotor/kumuh, banjir dan tidak teratur, dll. Dibandingkan dengan kota Meikarta yang akan dibangun, memang jauh sekali. Karena Visi Lippo Group ingin menjadikan Meikarta menjadi Kota Hijau Mandiri Terbesar, Terbaik, Terindah di Asia Tenggara.

konsep apartemen Meikarta (foto Lippomeikarta) Sementara itu, pembangunan kota Meikarta terus berlanjut, tetapi izin untuk pembangunan mega proyek pemukiman belum dikantongi. Seperti yang saya kutip dari tirto.id, Pengembang Meikarta (PT Mahkota Sentosa Utama—anak

usaha Lippo Cikarang Tbk) belum sepenuhnya mengantongi izin pembangunan proyek pemukiman. Saat ini lahan yang dimiliki oleh Lippo Cikarang Tbk itu hanya berstatus izin kawasan industri. “Penguasaan tanah itu memang izinnya tahun 1994 menggunakan izin Lippo Cikarang. Itu izin untuk kawasan industri,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang Budi Situmorang diskusi tentang Meikarta di Ombudsman Republik Indonesia, Selasa (22/8). Orang-orang banyak uang itu, ketika belum punya izin mereka sudah berani membangun. Bukankah ini nggak adil ? dimana ketika rumah ibadah belum

mengantongi IMB aja udah didemo dan mau dihancurin. Sementara orang-orang berduit beritanya seperti angin lalu saja. *wusss…bablas beritane Pernah lihat film IN TIME yang diperankan oleh Justin Timberlake atau film ELYPSIUM yang diperankan oleh Matt Demon atau juga film HUNGER GAMES yang diperankan oleh Jennifer Lawrence ? Kalian akan akan faham, Kota-kota besar modern, tercanggih didalam film tersebut dibangun hanya untuk siapa. Tentu saja untuk orang-orang berduit, kaum perlente, dll. Sama juga halnya seperti Meikarta. Yang berduit akan menikmatinya, sementara kaum bawah/pribumi akan tergeser kehidupannya. Yang ditakutkan adalah jika kota baru yang dibangun akan menjadi kota yang individual dan hedonisme, sarang komplotan warga asing untuk melakukan penipuan atau bahkan menjadi pusat peredaran narkoba, prostotitusi, dll. Seperti perumahan mewah di berbagai kota yang akhir-akhir ini digrebek pihak kepolisian karena disalah gunakan oleh warga negara asing jadi pusat penipuan. Tidak tanggung-tanggung puluhan warga asing tertangkap oleh pihak kepolisian karena mencium adanya praktek penipuan. Kalau ditotal, sejak tahun 2016 sampai Juli 2017, hampir 300’an orang warga asing yang tertangkap karena diindikasi melakukan penipuan. Memang bukan salah kotanya/perumahan mewahnya, tetapi bagaimana pengembang/pemilik mengontrol ataupun mengawasi calon pembelinya/penyewanya sehingga tidak disalah gunakan. Tapi kembali lagi ke Uang dan Uang. Mereka membeli properti untuk investasi, pasti memilih uang dari pada efek negatifnya yang akan terjadi. Mungkin Meikarta akan memberikan peluang usaha, lowongan kerja atau karier, dll. Dan tidak salah sih orang berduit mau apa aja, bangun apa saja, itu terserah mereka. Dan siapa yang nggak pingin hidup dengan penuh kenyamanan, saya juga pingin hidup yang nyaman dan tenang dengan fasilitas yang lengkap. Tapi pasti ada harga yang harus dibayar untuk menikmatinya. *Nah ini, bisa bayar nggak? lha

wong harga perunit apartemenya aja paling murah 500’an jeti Ya, semoga saja Meikarta menjadi kota yang modern, terbesar, terindah seperti yang diiklankan. Menjadi kota icon di Asia Tenggara, kota yang lebih baik dan teratur dari kota-kota yang ada tanpa mengesampingkan adab serta kearifan lokal. Jadi, apa pendapat Anda tentang Meikarta ?

note : tulisan ini hanya pendapat pribadi penulis, bukan untuk kampanye hitam (black campaign) Meikarta. sumber :    

https://www.voaindonesia.com/a/lippo-bangun-kota-barumeikarta-dengan-nilai-investasi-tp-278-triliun/3837894.html http://bisnis.liputan6.com/read/3061983/jadi-kota-mandiri-inifasilitas-yang-ditawarkan-meikarta https://tirto.id/ombudsman-nilai-izin-lahan-meikarta-belum-jelascu8y lippomeikarta.co.id

OVER-ADVERTISED MEIKARTA DI RUANG PUBLIK Oleh SHIDARTA (Oktorber 2017) Meikarta adalah sebuah fenomena. Sepanjang pengamatan saya, kompleks real estat (real estate)raksasa yang dibangun oleh Lippo Group ini secara masif melancarkan strategi pemasaran yang belum pernah tercatat dalam sejarah perikalan Indonesia. Iklan-iklannya mengisi ruang-ruang publik di media cetak, elektronik, dan luar ruang. “Bawa aku ke Meikarta…!” begitu salah satu jargon iklannya yang hampir setiap hari terdengar dalam bulan-bulan terakhir ini. Sebagai pelanggan salah satu koran, saya mendapati setiap hari iklan Meikarta telah menyita sedikitnya sejumlah halaman penuh koran yang saya baca (ada strategi dari waktu ke waktu halaman iklan yang tersita kian disusutkan dari semula terbanyak sekitar enam halaman). Dan, itu berlangsung selama berminggu-minggu. Lalu, adakah yang salah dengan gejala overadvertisedseperti ini? Dalam ‘Masyarakat Periklanan Indonesia’ (suatu terminologi yang seringkali dipakai oleh praktisi periklanan), dikenal sedikitnya tiga unsur yang bermain dalam bisnis periklanan. Pertama adalah para pengiklan, yang dulu disebut pemrakarsa iklan. Mereka adalah penggagas awal suatu iklan yang biasanya dirangkap oleh pemilik produk, baik produk barang maupun jasa. Mereka inilah yang memesan dan membiayai pembuatan suatu iklan. Sebagai pelaku bisnis yang profesional, para pemrakarsa ini umumnya tidak mendesain iklannya sendiri. Untuk itu ada unsur kedua yang berperan, yakni perusahaan periklanan. Unsur inilah yang mematangkan gagasan awal si pemrakarsa iklan, sehingga suatu iklan mampu memikat calon-calon pembeli. Unsur terakhir atau ketiga adalah pengelola media, yang melalui media terbitannya iklan-iklan itu ditayangkan dan menjangkau ke calon-calon pembeli itu. Apabila ada unsur tambahan di luar ketiga eksponen tersebut, mereka adalah para penyandang profesi atau pelaku usaha yang terkait, seperti model iklan dan biro iklan, yang sesungguhnya bisa juga dilekatkan ke dalam salah satu unsur di atas.

Indonesia saat ini memang belum memiliki undang-undang khusus di bidang periklanan. Kendati demikian, ada pengaturan tentang periklanan di beberapa produk hukum, seperti di Undang-Undang tentang Pers, Penyiaran, dan Perlindungan Konsumen. Masyarakat Periklanan Indonesia juga telah melahirkan Etika Pariwara Indonesia, yang sebenarnya tidak sekadar mengikat secara etis, melainkan juga secara hukum pidana melalui Pasal 17 ayat (1) huruf f jo. Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 62 ayat (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Ketiga ayat di atas menyatakan bahwa pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundangundangan mengenai periklanan. Jika terjadi pelanggaran etika ini, maka pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran iklan itu. Bahkan, pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf f itu dapat dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dalam Etika Pariwara Indonesia terdapat satu ketentuan pada Bab III huruf B butir 3.7 yang menyatakan bahwa monopoli waktu/ruang/lokasi iklan untuk tujuan apa pun yang merugikan pihak lain tidak dibenarkan. Penayangan suatu iklan di koran-koran tertentu yang menyita sampai beberapa halaman setiap hari dalam kurun waktu yang relatif lama, tentu akan mereduksi hak pembaca dalam mendapati informasi. Pertanyaannya: siapa yang berpotensi untuk dipersalahkan dalam kasus over-advertised ini? Pertama-tama dan terutama, tentu pihak media. Para pengelola media adalah bagian dari Masyarakat Periklanan Indonesia yang memiliki hak untuk menyensor dan menolak iklaniklan eksesif (overdosis) seperti itu. Pertimbangannya tentu tidak boleh hanya sekadar bisnis, melainkan apakah ada hak konsumen yang terlanggar akibat gejala overadvertised tersebut. Beriklan dan menerima iklan adalah hak dari pelaku usaha, sepanjang hak ini tidak sampai digunakan secara berlebihan, yang mengakibatkan terjadi penyalahgunaan hak (misbruik van recht). Perilaku over-advertised memang belum pernah diujicobakan untuk diuji di ruang-ruang persidangan dalam dunia peradilan di Indonesia. Kesulitan terbesar tentu ada pada parameter untuk mengukur tingkat eksesif dari suatu iklan di media massa. Tolok ukur tersebut biasanya akan lebih mudah ditetapkan dengan sekadar melihat ukuran (besaran) iklan dan frekuensi kemunculannya. Dalam hal ini, iklan-iklan yang tampil di media cetak tentu akan lebih gampang dikalkulasi ketimbang jika ditayang di media elektronik. Dengan asumsi ada pertanggungjawaban secara renteng, pihak pemrakarsa iklan (pengiklan) masih terbuka peluang untuk ikut dipersalahkan, namun mereka akan mudah berkelit dengan menyatakan bahwa kerugian pembaca akibat tersitanya halaman-halaman di suatu media, tidak berada dalam rentang kendali mereka. Lain halnya apabila yang dipersoalkan adalah sisi kualitatif dari iklan tersebut, yakni dengan cara mencermati apakah ada pernyataan yang menyesatkan konsumen. Analisis isi iklan seperti ini tersambung antara lain dengan, misalnya, doktrin misrepresentation; suatu topik lain yang menarik untuk dibahas di lain waktu. (***)

Meikarta, Menjual Prospek Masa Depan di Tengah Kontroversi Oleh

Tim Redaksi Agustus 19, 2017 0

BERBAGI Facebook Twitter

 

Desain salah satu sudut proyek Meikarta. (Dok. Meikarta.co, Liputan6.com) TPCOM, Meikarta- kalau anda lupa apa itu Meikarta, adalah proyek properti kawasan modern setara kota seluas 500 hektare di kawasan Cikarang, Jawa Barat. Proyek ambisius dari Lippo Group yang akan menelan biaya investasi yang diklaim oleh konglomerasi ini mencapai Rp278 trilliun, dalam bentuk investasi langsung yang akan dibenamkan dalam kawasan tersebut. Lahan seluas 500 ha itu akan disulap oleh Lippo menjadi kepingan yang terdiri dari 100 ha untuk pengembangan kawasan hijau terbuka, kemudian sisanya digunakan untuk membangun 250.000 unit hunian vertikal, lalu pengembangan kawasan komersial secara bertingkat seluas 1.500.000 m2, berupa pusat perbelanjaan dan lainnya. Dalam arti, pengembangan itu tentu ada pula bagian lain yang digunakan untuk pengembangan infrastruktur jalan, drainase dan fasilitas publik lainnya. Kalau bulan Mei lalu, Lippo Group berhasil mencetak angka penjualan 16.800 unit apartemen dalam sehari acara peluncuran penjualan perdananya, maka Kamis

(17/8) lalu, Lippo mengedeklarasikan sudah berhasil menjual apartemennya hampir 100.000 unit sejak penjualan Mei lalu tersebut. Realisasi penjualan ini maksudnya adalah yang telah melakukan booking melalui pengambilan nomor urut pemesanan (NUP) yang ditandai dengan penyetoran dana senilai Rp2 juta untuk pembelian satu unit apartemen. Lippo dengan Meikarta-nya lagi-lagi melakukan gebrakan besar yang membuat gempar republik ini dengan gaya pemasarannya dan strategi harganya yang akan sulit ditiru oleh pengembang lain.

Render proyek apartemen di Meikarta yang dijual Lippo Group. (Dok. Lippo) Menjual Prospek Masa Depan, Memancing Ikan Datang Dalam masa kampanye penjualan produk apartemen proyek ini, Lippo melakukan kolosalisasi tentang rancangan dan arah Meikarta ke depan. Sebuah proyek perkotaan masa depan yang tersambung dalam pengembangan Perda tentang RTRW Bodebekarpur yang sudah dirancang oleh Bappenas dan Pemprov Jawa Barat. Bodebekarpur atau kawasan integrasi Bogor- Depok- Bekasi- Kerawang, dan Purwakarta sudah menjadi kawasan rintisan kesatuan tata ruang oleh Pemprov Jawa Barat dengan harapan kawasan ini menjadi kekuatan ekonomi utama di masa depan dengan segala potensi yang dimilikinya. Lippo ingin menjadikan Meikarta- Cikarang sebagai epicentrum dari pusat pertumbuhan baru itu. Dilalahnya, pemerintah pusat dan Pemrov Jabar juga tengah

gencar menyiapkan kawasan ini melalui pengembangan sejumlah proyek infrastruktur strategis untuk menyambungkan poros Jakarta dengan Bandung. Dengan cerdik, Lippo melakukan kolosalisasi proyek infrastuktur, seperti Pelabuhan Tanjung Priok, proyek pelabuhan Patimban, proyek Bandara Kertajati, proyek LRT hingga proyek kereta cepat Jakarta- Bandung. Semua infrastruktur menjadi pendukung sempurna terhadap keberadaan Meikarta yang akan dibangun oleh Lippo. Baca pula: Meikarta City, Kecerdikan Intuisi Bisnis Lippo Membaca Tata Ruang Bodebekarpur Di tengah upaya kolosalisasi terhadap prospek masa depan itu, Lippo kemudian melakukan langkah berani yang mungkin tak perpikirkan oleh pengembang atau oleh pebisnis lain. Lippo melakukan gimmick pemasaran dengan menjual unit apartemen di Meikarta secara pre sales dengan banderol harga hanya berkisar Rp6 juta per m2. Bandingkan dengan harga proyek sejenis yang sudah dijual oleh pengembang dengan harga berkisar Rp18 juta hingga Rp24 juta per m2. Dalam hal ini, Lippo berani membuka harga jual untuk unit seluas 21,91 m2 atau sering disebut dengan tipe studio dengan harga Rp127 juta dan bayar uang muka cuma Rp6,35 juta. Lalu untuk tipe 35,76 m2 dengan harga Rp207,4 juta dengan uang muka atau uang panjar hanya Rp10,37 juta, tipe 50,42 m2 dibanderol dengan harga Rp292,43 juta dan uang muka Rp14,62 juta, tipe 33,37 m2 dengan harga Rp193,54 juta dan uang muka Rp9,67 juta hingga tipe 98,28 m2 seharga Rp570 juta dengan uang muka hanya Rp28,5 juta. Menurut hitungan orang proyek, harga Rp6 juta per meter persegi itu sama dengan menjual harga pokok produksi atau biaya investasi proyek apartemen di Meikarta. Tetapi, ya. begitulahlah strategi dan taktik Lippo dalam menjual Meikarta. Terbukti, dampaknya dahsyat dengan pembukuan penjualan unit sudah mencapai 100.000 unit, seperti klaim yang disampaikan oleh James Riady, salah satu figur utama dalam bisnis konglomerasi Lippo Group. Penulis yakin harga Rp6 juta per m2 itu bukanlah harga yang dituju Lippo, tetapi menempatkannya sebagai strategi harga gimmick marketing untuk mendapatkan respon bola salju (snowball effect) untuk mendorong nilai Meikarta tumbuh hingga ke tingkat harga yang diinginkan oleh Lippo tentunya.

Render lain apartemen yang dijual Lippo di proyek Meikarta. (Dok. Lippo Group) Di sis lain, keberadaan proyek Meikarta ini masih diselimuti oleh kecurigaan banyak pihak berkaitan dengan perizinan dan motivasi dari pengembang proyek tersebut. Salah satu yang paling keras berteriak terhadap proyek Meikarta adalah Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat yang menuding proyek itu belum memiliki izin dari Pemprov. Tak ketingalan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)- sebagai NGO kepanjangan kepentingan konsumen- sudah bersuara pula soal Meikarta, yang menyarankan publik untuk menunda pembelian properti di Meikarta. Fokus YLKI ada pada model penjualan pre-project selling atau pre sales– dimana sesungguhnya model itu sudah jamak dilakukan oleh pengembang properti di Indonesia dan praktik industri properti di dunia. Menurut YLKI, boleh saja pihak Lippo Group menilai bahwa apa yang dilakukannya tersebut sudah lumrah dilakukan pengembang dengan istilah Pre-project Selling. Namun, praktik semacam itu pada akhirnya posisi konsumen berada dalam kondisi yang sangat rentan dirugikan karena tidak memiliki jaminan atas kepastian pembangunan. Padahal pemasaran yang dilakukan tersebut, diduga keras melanggar ketentuan Pasal 42 UU No. 20 Tahun 2011, yang mewajibkan pengembang untuk memiliki jaminan atas Kepastian peruntukan ruang; kepastian hak atas tanah; kepastian status penguasaan gedung; perizinan; dan jaminan pembangunan sebelum melakukan pemasaran.

Menurut data YLKI, sistem pre-project selling dan pemasaran yang dilakukan oleh banyak pengembang sering kali menjadi sumber masalah bagi konsumen di kemudian hari. Terbukti sejak 2014-2016, YLKI menerima sekurangnya 440 pengaduan terkait perumahan, yang mayoritas masalah tersebut terjadi akibat tidak adanya konsistensi antara penawaran dan janji promosi pengembang dengan realitas pembangunan yang terjadi. Persoalan yang menusuk proyek Meikarta, serupa suara Deddy Mizwar dan YLKI itu tentu menjadi tantangan bagi Lippo untuk menyelesaikannya. Sejauh ini, respon Lippo soal masalah ini tergambar dalam pernyataan Direktur PT Lippo Karawaci Tbk., Danang Kemayan Jati, yang mengatakan perusahaannya tidak memiliki masalah dalam pembangunan properti Lippo Meikarta. Menurut Danang, saat ini manajemen sedang menuntaskan proses perizinan proyeknya ke Pemerintah Kabupaten Bekasi. “Semuanya sedang dalam proses, mulai Amdal, izin mendirikan bangunan dan izin prinsip ke Pemerintah Kabupaten Bekasi. Perizinan itu tidak di pemerintah tingkat satu (provinsi), tapi di pemerintah tingkat dua atau kabupaten. Jadi, proses ini tidak ada hubungannya dengan pemerintah provinsi (Jawa Barat),” tutur Danang Kemayan Jati, seperti dilansir Tempo.co Selasa, 1 Agustus 2017. Danang menjelaskan, kegiatan pemasaran yang dilakukan Lippo yakni dengan terlebih dulu menjual konsep merupakan hal yang wajar dilakukan oleh developer. Adapun yang dibayarkan oleh pelanggan saat ini sebenarnya bukan merupakan downpayment atau uang muka, melainkan nomor urut pemesanan.

Lippo Catatkan Marketing Sales Rp 2,4 Triliun Sejak Meikarta Diluncurkan 27 Agustus 2017

Moneter.co.id - PT Lippo Karawaci Tbk mencatatkan penjualan (marketing sales) sebesar Rp2,4 triliun sepanjang semester I/2017 sejak adanya peluncuran proyek Meikarta. Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan, tahun ini kami antusias dan optimistis atas prospek bisnis properti kami dengan adanya peluncuran proyek baru,

Meikarta, yang telah membukukan marketing sales sebesar Rp2,4 triliun pada semester I/2017. "Dalam dua tahun terakhir ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor properti yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang relatif datar serta penurunan profitabilitas, hal ini terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan atas perumahan," ujarnya, Sabtu (26/8) Namun demikian, kini anak usaha perseroan di bidang pelayanan kesehatan, Siloam Hospitals Yogyakarta, yang lama dinanti telah beroperasi dan saat ini kembali masuk dalam pipeline aset yang akan dijual kepada Real Estate Investment Trust (REITS). "Model bisnis capital recycling kami, akan kembali menunjang pendapatan keseluruhan perseroan untuk tahun buku 2017," ucap Ketut. Sekedar informasi, Meikarta merupakan proyek investasi terbesar milik Lippo sejak lebih dari enam dekade terakhir. Maikarta terletak di jantung koridor Jakarta-BotabekBandung yang berkembang pesat, di mana 60 persen perekonomian nasional Indonesia berada. Selain itu, Meikarta juga dikelilingi beberapa kota baru, termasuk Lippo Cikarang, Jababeka, dan MM2100, kawasan industri yang memproduksi lebih dari satu juta mobil, 10 juta sepeda motor, jutaan unit kulkas, berbagai produk elektronik dan peralatan rumah tangga kelas atas, setiap tahunnya. Meikarta akan memiliki prasarana dan sarana kelas dunia, seperti pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, rumah sakit bertaraf internasional, pusat keuangan internasional, hotel bintang lima, perpustakaan nasional, pusat kesenian dan pertunjukan opera, sekolah nasional dan internasional, universitas nasional, pusat penelitian industri, dan pusat pameran internasional. "Nilai strategis Meikarta akan meningkat dengan dibangunnya beberapa proyek infrastruktur penting di kawasan ini, antara lain kereta cepat Jakarta-Bekasi-CikarangBandung, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, Light Rail Transport (LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang, Automated People Mover (Monorel) yang menghubungkan tujuh kota baru di sekitar Meikarta, serta jalan layang tol JakartaCikampek," pungkas Ketut. (Hap)

Sistem Pre-Project Selling Rugikan Konsumen, YLKI Minta Lippo Hentikan Pemasaran Meikarta Agustus 14, 2017 19:54

Jakarta, Aktual.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI selama ini banyak pengembang yang melakukan penawaran produk propertinya ke konsumen kendati belum selesai dibangun atau pre-project selling. Cara ini pun lakukan oleh pengembang yang mengusung proyek Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, PT Lippo Karawaci Tbk.

Untuk itu, YLKI meminta pengembang dari Lippo Group itu harus segera menghentikan pemesarannya, apalagi proyek Meikarta juga belum mengantongi izin dari Pemda dan diminta oleh Wakil Gubernur Jabar, Dedy Mizwar agar dihentikan. “Dari data YLKI, sistem pre-project selling dan pemasaran yang dilakukan oleh banyak pengembang itu sering menjadi sumber masalah bagi konsumen di kemudian hari,” kata Ketua Pelaksana Harian YLKI, Tulus Abadi dalam keterangan media yang diterima, Senin (14/8). Terbukti sejak 2014-2016, kata dia, YLKI menerima sekurangnya 440 pengaduan terkait perumahan, yang mayoritas memiliki masalahnya yang merugikan konsumen. Itu sebagai akibat dari tidak adanya konsistensi antara penawaran dan janji promosi pengembang dengan realitas pembangunan yang terjadi. “Bahkan di 2015, sekitar 40 persen pengaduan perumahan terjadi sebagai akibat adanya pre project selling, yakni adanya: informasi yang tidak jelas, benar dan jujur, pembangunan bermasalah, realisasi fasum-fasos, unit berubah dari yang ditawarkan.” (Wisnu)

Praktik semacam itulah yang menyerimpung komedian tunggal Mukhadly alias Acho, janji dan promosi pengembang tidak sesuai dengan realisasi di lapangan. Maka dari itu, kata dia, untuk menghindari terulangnya kasus Acho dengan skala yang lebih luas, berikut ini catatan YLKI terkait pre project selling baik yang dilakukan Meikarta dan atau pengembang lain. Pertama, menghimbau masyarakat menunda pemesanan dan/atau membeli unit apartemen di Kota Meikarta sampai jelas status perizinan dan legalitasnya. Jangan tergiur dengan iming-iming dan janji fasum/fasos yang ditawarkan oleh pengembang. “Sebelum menandatangani dokumen pemesanan, bacalah dengan teliti, dan saat pembayaran booking fee harus ada dokumen resmi, jangan dengan kwitansi sementara,” kata dia. Kedua, YLKI mendesak managemen Meikarta menghentikan segala bentuk promosi, iklan, dan bentuk penawaran lain atas produk Apartemen Meikarta sampai seluruh perizinan dan aspek legal telah dipenuhinya.

“Meikarta jangan berdalih bahwa pihaknya sudah mengantongi IMB, padahal yang terjadi sebenarnya adalah ‘baru pada tahap proses permohonan pengajuan IMB’ saja.” Ketiga, mendorong Pemerintah menindak tegas, jika perlu menjatuhkan sanksi atas segala bentuk pelanggaran perizinan dan pemanfaatan celah hukum yang dilakukan oleh pengembang. “Apalagi terbukti merugikan konsumen. Siapapun pengembangnya, termasuk dari Lippo Group.” Busthomi

Project Marketing Strategy’, Kunci Sukses Memasarkan Kondotel (Bagian 6) Redaksi -jktproperty.com Share on:

2062 Views

Artikel Lainnya :

Kepemilikan Properti oleh Asing, Kebijakan Setengah Hati?

Water Park, Siasat Jitu Pengembang Dongkrak Recurring Income

Masa Depan BUMN Properti Terganjal RUU Pertanahan

Kepemilikan Properti Asing Mutlak, Siapapun Presidennya

Visi Capres Soal Perumahan, Sebatas Lips Service?

Oleh Deddy H. Pakpahan jktproperty.com | Dalam bisnis properti latar belakang atau background pengembang sangatlah beragam. Ada pengembang yang core business-nya properti, tapi tak sedikit yang core business-nya bukan di sektor properti seperti kontraktor, bank, pertambangan, industri kimia hingga produsen sabun. Hampir bisa dipastikan pengembang dengan background non-properti memiliki kesamaan persepsi dalam melihat industri properti. Saat mereka memutuskan ekspansi atau masuk ke bisnis properti, di dalam benak mereka properti diposisikan sebagai sesuatu yang harus dibangun terlebih dahulu baru kemudian dipasarkan. Pengembang kategori ini lupa bahwa pasar properti berkembang dengan dinamis dan memiliki siklus up and down yang harus dipahami secara seksama. Sebagian besar dari pengembang kategori ini juga sering terjebak dalam tekanan demand dan supplyyang terjadi di pasar properti. Hal itu juga terjadi pada subsektor properti kondotel. Pengembang yang tidak memiliki latar belakang dan pengalaman di bisnis properti, menyederhanakan kondotel tak ubahnya dengan membangun rumah toko (ruko). Bangun dulu, jual kemudian. Padahal, membangun kondotel totally berbeda dengan membangun ruko. Membangun kondotel memerlukan konsep serta brandingyang benar-benar jitu, sebab yang dijual dari sebuah kondotel memang bukan sekadar menjual tanah dan bangunan. Lebih dari itu, harus ada value yang ditawarkan kepada calon investor.

Hulunya memang pemasaran (marketing). Namun ini yang sering dilupakan para pengembang, apalagi yang tidak memiliki pengalaman di bisnis properti. Demi menghemat anggaran perusahaan mereka menggunakan tenaga in-house marketing yang tidak memiliki keahlian atau knowledge yang mumpuni di bidang properti. Alhasil, karena pemasarannya tersendat-sendat, proyek kondotel yang akan dibangun bisa saja tak berjalan sesuai jadwal atau malah mangkrak karena pengembang tak berdaya menanggung beratnya beban kredit konstruksi. Pada sisi inilah strategi pemasaran proyek (project marketing strategy) diperlukan dalam perencanaan pembangunan sebuah proyek kondotel. Keberadaan project marketing strategy sangat penting mengingat yang dijual adalah hanya konsep dan gambar-gambar kondotel di atas kertas. Bahkan bisa dikatakan, project marketing strategymerupakan kunci sukses tidaknya sebuah kondotel dipasarkan. Nah, bagaimana sebuah proyek kondotel yang belum berwujud itu mampu menarik minat calon investor—tentunya dengan mengemukakan konsep kondotel serta prospek investasinya—terpulang pada bagaimana strategi pemasaran itu dibuat di awal perencanaan pembangunan kondotel. Target Market, Pricing dan Demand Kerja marketing adalah memetakan target market. Dalam memetakan target market ini, mereka harus mampu menilai siapa calon investor yang disasar, seberapa besar potensi mereka, lalu bagaimana daya belinya. Strategi pemasaran kondotel juga perlu mempertimbangkan soal lokasi di mana kondotel itu akan dibangun dan bagaimana demand serta supply-nya. Di dalam menelaah target market, mendefinisikan produk yang akan dipasarkan juga mutlak dilakukan. Dari situ bisa dibuat semacam analisa mengenai keunggulan produk kondotel yang akan ditawarkan kepada target market, lalu kompetitornya siapa saja di pasar, keunggulan produk kita dibandingkan produk kompetitor juga mutlak dipetakan secara rinci. Singkatnya, harus ada support analysismengenai produk yang akan ditawarkan dan competitor analysis yang berisi analisa mengenai produk kompetitor. Setelah memetakan potensi pasar, soal stratgei harga (pricing strategy) kondotel juga mesti diformulasikan secara jeli dan disesuaikan dengan spending power dari target market yang ditetapkan semula. Pada sisi ini seorang perencana strategi pemasaran harus mempertimbangkan harga yang benar-benar realistis yang disesuaikan dengan target market, spending power dan bangunan fisik kondotel itu nantinya. Di masa awal pembangunan atau saat awal proyek kondotel di-launching, lazimnya pricing strategy dilakukan dengan penetration price yang murah agar menarik minat calon investor. Baru kemudian setelah proyek dibangun harga dinaikkan dengan mempertimbangkan situasi pasar. Selisih harga kondotel yang dijual di masa pembangunan itulah yang akan menutupi ‘kerugian’ pengembang dari penjualan kondotel saat di-launching yang biasanya dibumbui dengan strategi diskon. Apakah pengembang rugi? Tidak, sebab menjual kondotel bukanlah menjual one by one unit yang dibangun, melainkan menjual seluruh bangunan yang ada. Satu hal yang harus diingat dalam menyusun project marketing strategy bahwa properti adalah investasi, jadi semua yang dijual harus make sense dengan mempertimbangkan faktor risiko investasi dan pengembalian modal. Riset Bukan Segalanya Tak sedikit pengembang membangun kondotel hanya berdasarkan riset semata dan mengabaikan pentingnya peranan strategi pemasaran. Jadi, kalau konsultan riset properti mengatakan potensi pasar kondotel di satu daerah masih potensial, pengembang berlomba-lomba membangun kondotel di daerah tersebut. Padahal, properti sangatlah kompleks dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh banyak faktor yang kadang tidak bisa diprediksi dari hasil riset. Mereka bahkan menganggap program project marketing strategydengan menyewa jasa konsultan pemasar properti hanya buang-buang uang dan mempercayakan pemasaran kondotelnya kepada tenaga sales-nya. Padahal dalam bisnis properti marketing berbeda dengan sales. Tenaga sales hanya menjual, sementara marketing memikirkan strategi pemasaran yang lebih menyeluruh lengkap dengan strategi memenangkan kompetisi di pasar. Selain itu yang perlu dipahami, marketing produk properti berbeda dengan marketing produk lain, dimana mereka harus paham kenapa harga ditetapkan sebesar itu, siapa saja kompetitornya, dan tentu saja

perhitungan kapan investasi akan kembali. Strategi marketing dalam pemasaran sebuah proyek kondotel yang ditetapkan di awal perencanaan juga bukan sesuatu yang ajeg, bahkan strategi itu bisa berubah total sesuai dengan kondisi pasar properti yang dinamis. Di sini pentingnya seorang yang dipercaya untuk menyusun strategi marketing mampu merespon pasar properti yang sangat dinamis. Bisa saja saat di-launching dan masa awal-awal penjualan respon pasar jelek sekali karena ada kompetitor yang secara bersamaan waktunya menjual dengan konsep yang lebih baik dengan harga jual yang kompetitif. Jika demikian, strategi pemasarannya harus diubah. Untuk mengubah strategi pemasaran yang dituntut adalah kreativitas, misalnya dengan lebih jeli melihat keunggulan produk kita yang tidak dimiliki kompetitor atau dengan memberikan kemudahan pembayaran bagi calon investor. Setiap ada masalah di pasar, project marketing strategy harus memiliki problem solving yang kreatif. Gimmick pemasaran lainnya juga perlu dilakukan secara lebih kreatif yang bisa disosialisasikan dalam iklan di media massa. Harus diakui calon investor juga membutuhkan kepastian akan investasinya dan mereka bisa diyakini dengan kemunculan iklan kondotel yang akan atau telah mereka beli di media massa. Ironisnya, sebagian besar pengembang menganggap iklan di media massa adalah pemborosan. Media pameran juga cukup andal dipakai sebagai strategi pemasaran kondotel. Namun seringkali dalam beberapa penyelenggaraan event pameran, beberapa event hasilnya kurang memuaskan. Tapi, pameran yang diselenggarakan di mal-mal atau dalam skala yang lebih besar, justru sangat menguntungkan dari sisi strategi pemasaran dimana respon masyarakat bisa terlihat langsung karena tenaga marketing berhadapan langsung (face to face) dengan calon investor. Lantas apakah dengan konsep strategi pemasaran yang baik maka kondotel yang dipasarkan bisa sold out? Belum tentu juga. Sepanjang pengalaman yang ada, meski konsep strategi pemasarannya baik, namun bila tidak ada komitmen yang baik dari pengembang, baik dari sisi spesifikasi bangunan maupun time frame jadwal pembangunan kondotel, project marketing strategy hanya tinggal strategi di atas kerta tanpa hasil apa-apa. (DHP)

Penerapan Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Hal-Hal perlu dipertimbangkan sebelum menerapkan Strategi Pemasaran Menerapkan Strategi pemasaran di awali dengan menganalisa secara keseluruhan dari

situasi perusahaan Pemasar harus melakukan analisis SWOT (SWOT analysis), di mana ia menilai kekuatan (strengths ), kelemahan (weaknesses [W]), peluang (opportunities [O]), dan ancaman (threats [T]) perusahaan secara keseluruhan 

 



Kekuatan (Strengths) meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai tujuannya Kelemahan (Weaknesses) meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan Peluang(Opportunities) adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan Dan ancaman (Threats) adalah faktor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan yang menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan

Strategi Pemasaran berorientasi menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan membangun hubungan relationship dengan pelanggan Menciptakan nilai tambah dengan memahami kebutuhan pasar meliputi keinginan pelanggan, melakukan riset pelanggan dan pasar, menata informasi pemasaran dan data pelanggan, membangun metode pemasaran yang terintegrasi dan memberikan nilai tambah, membangun hubungan yang saling menguntungkan dalam menciptakan kepuasan pelanggan Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pemasaran Penerapan Strategi Pemasaran melalui langkah-langkah sebagai berikut: 





Segmentasi Pasar (Market Segmentation), adalah tindakan membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran terpisah Penetapan Target Pasar (Market Targeting), yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dilayani, penetapan sasaran pasar terdiri dari merancang strategi untuk membangun hubungan yang benar dengan pelanggan yang tepat, atau sebuah perusahaan besar mungkin memutuskan untuk menawarkan ragam produk yang lengkap dalam melayani seluruh segmen pasarnya, sebagian besar perusahaan memasuki pasar baru dengan melayani segmen tunggal, dan jika hal ini terbukti berhasil, mereka menambahkan segmen Diferensiasi dan Posisi Pasar (Differentiation & Positioning), perusahaan harus memutuskan bagaimana mendifferensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen tersebut, posisi produk adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap pesaingnya dalam pikiran konsumen, pemasar ingin mengembangkan posisi pasar unik bagi produk mereka. Jika sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar, konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya.

Mengembangkan Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran Terintegrasi Setelah strategi pemasaran ditetapkan maka perusahaan diharapkan untuk menerapkan dan merencanakan rincian bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali – produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan

perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya yang terdiri dari “empat P” yaitu: Produk (product), kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran meliputi : ragam, kualitas, gesain. fitur, nama merek, dan kemasan. 

 

Harga (price), adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk meliputi: daftar harga, diskon potongan harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit Tempat (place), kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran meliputi: Lokasi, saluran distribusi, persediaan, transportasi dan logistik Promosi (promotion)berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinyameliputi : Iklan dan promosi penjualan.

Program pemasaran yang efektif harus dapat memadukan semua elemen bauran pemasaran ke dalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi konsumen.

Related Documents

Kepribadian
May 2020 47
Kepribadian
June 2020 19
Kepribadian
April 2020 34
Kepribadian
April 2020 40

More Documents from "Yosephin"