Tugas Filsafat.docx

  • Uploaded by: Andre Prasetyo
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Filsafat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,225
  • Pages: 9
REALISME DAN NEO REALISME

Andre Prasetio 1710114310003 Kelas: A1 Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Wahyu, M.S. Rezky, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2018

KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga aya dapat menyelesaikan makalah iniyang mana dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Semoga hasil penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, dan sebagai refrensi tambahan dalam belajar. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. H. Wahyu, M.S. dan Ibu Rezky, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing dan teman-teman belajar. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan penulisan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan dalam penulisan makalah ini. Semoga hasil penulisan yang saya buat ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan wawaasan bagi para pembaca.

Banjarmasin, 16 Maret 2018

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat pendidikan adalah aplikasi dari filsafat umum dalam pendidikan. Filsafat pendidikan menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang menyangkut dengan tujuan,

latar

belakang, cara

dan

hasilnya

serta

hakikat

ilmu

pendidikan

yang menyangkut struktur kegunaannya. Terdapat banyak alasan untuk mempelajari filsafat pendidikan, khususnya apabila ada pertanyaan rasional yang tidak dapat dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu pendidikan. Pakar dan praktisi pendidikan memandang filsafat yang membahas konsep dan praktik pendidikan secara komprehensif sebagai bagian yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Terlebih lagi, di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang melaju sangat pesat, pendidikan harus diberi inovasi agar tidak ketinggalan perkembangan serta memiliki arah tujuan yang jelas. Pendidikan membutuhkan filsafat, karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang terbatas pada pengalaman. Dalam kegiatan pendidikan akan muncul masalah yang lebih luas, kompleks, dan mendalam serta tidak terbatas oleh pengalaman indrawi maupun fakta-fakta sehingga tidak dapat dijangkau oleh ilmu pendidikan (science of education). Masalah-masalah tersebut antara lain adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup manusia. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan suatu fakta, namun pembahasannya tidak dapat dikaji hanya dengan menggunakan pendekatan sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam melalui filsafat. Filsafat ilmu pendidikan dapat dibataskan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melaui riset baik kualitatif maupun kuantitatif. Filsafat pendidikan ini perlu dipedomani para perencana pendidikan tentang tujuan, isi, kurikulum yang merumuskan tujuan-tujuan pengubahan perilaku yang bersifat personal, sosial dan ekonomi. Pembahasan dalam makalah ini menekankan pada topik tentang teori pendidikan berdasarkan aliran filsafat realisme.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud realism? 2. Bagaimana filsafat Pendidikan realism? 3. Apa yang dimaksud Neo Realisme?

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Realisme Realisme merupakan suatu aliran yang lahir di Eropa pada abad ke 16-17 yang menunjukkan keinginan untuk mengetahui segala sesuatu dalam alam. Ini berarti beralihnya

perhatian

dari

pelajaran-pelajaran

tentang

manusia

kepada

realita (kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam). Menurut Kattsof (1996:126) realisme dalam berbagai bentuk menarik garis pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya cenderung ke arah dualisme atau monisme materialistik. Dengan berpandangan bahwa objek atau dunia luar itu adalah nyata pada sendirinya, realisme memandang pula bahwa kenyataan itu berbeda dengan jiwa yang mengetahui objek atau dunia luar tersebut. Maka dari itu pengamatan, penelitian dan penarikan kesimpulan mengenai hasil-hasilnya perlu agar dapat diperoleh gambaran yang tepat secara langsung atau tidak langsung mengenai sesuatu. Menurut

Realisme,

kualitas

nilai

tidak

dapat

ditentukan

secara

konseptual terlebih dahulu, melainkan tergantung dari apa atau bagaimana keadaannya bila dihayati oleh subjek tertentu dan selanjutnya akan tergantung pula dari sikap subjek tersebut. Sebagai aliran filsafat, realisme berpendirian bahwa yang ada yang ditangkap panca indra dan yang konsepnya ada itu memang nyata ada. Definisi kebenaran menurut penganut realisme adalah ukuran kebenaran suatu gagasan mengenai sesuatu yaitu menentukan apakah gagasan itu benar-benar memberikan pengetahuan kepada kita mengenai sesuatu itu sendiri ataukah tidak dengan mengadakan pembedaan antara apakah sesuatu itu yang senyatanya dengan bagaimanakah tampaknya sesuatu itu. Tokoh dari aliran ini adalah Aristoteles yang mana merupakan seorang filsuf yang memandang realitas secara dualistis. Realisme berpendapat bahwa hakekat

realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subyek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realitas di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. Aristoteles (384-322 SM) adalah murid Plato, namun dalam pemikirannya ia mereaksi terhadap filsafat gurunya, yaitu idealisme. Hasil pemikirannya disebut filsafat realisme. Ia mengajarkan cara berpikir atas prinsip realistis, yang lebih dekat pada alam kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada dalam kondisi alam materi dan sosial. Sebagai makhluk rohani, manusia sadar ia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada manusia ideal. Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat mencapainya. Ia menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral. Aristoteles juga menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan individu secara bulat, totalitas. Aspek-aspek jasmaniah, emosi, dan intelek sama dikembangkan, walaupun ia mengakui bahwa kebahagiaan tertinggi ialah kehidupan berpikir. B. Neo Realisme Selain aliran-aliran realisme, masih ada lagi pandangan lain yang termasuk realisme. Aliran tersebut disebut “Neo Realisme” dari Frederick Breed, dan “Realisme Kritis” dari Imanuel Kant. Menurut pandangan Breed, filsafat pendidikan hendaknya harmoni dengan prinsip demokrasi. Prinsip pertama demokrasi adalah hormat menghormati atas hak-hak individu. Pendidikan sebagai pertumbuhan harus diartikan sebagai menerima arah tuntunan sosial dan individu. Istilah demokrasi harus di definisikan sebagai pengawasan dan kesejahteraan sosial. Realisme kritis di dasarkan atas pemikiran Imanuel Kant, seorang pensistensis yang besar. Ia mensistensiskan pandangan yang berbeda antara empirisme dan rasionalisme, antara skeptisisme dan paham kepastian antara eudaemonisme dengan puritanisme. Ia bukan melakukan elektisisme yang dangkal, melainkan suatu sintesis

asli yang menolak kekurangan yang berada pada kedua pihak yang disintesiskannya, dan ia membangun filsafat yang kuat. Menurut Kant, semua pengetahuan mulai dari pengalaman, namun tidak berarti semuanya dari pengalaman. Objek luar dikenal melalui indra namun pikiran atau rasio dan pengertian yang diperoleh dari pengalaman tersebut. Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah gambaran yang baik dan tepat dari kebenaran.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. Kemudian membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu objek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak, dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia. Realisme berarti beralihnya perhatian dari pelajaran-pelajaran tentang manusia kepada realita (kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam). Ada beberapa bentuk aliran realisme yaitu realisme rasional, realisme natural ilmiah, neo realisme dan realisme kritis. Konsep filsafat menurut aliran realisme yaitu metafisika-realisme, realisme.

Pendidikan

humanologi-realisme, menurut

aliran

epistemologi-realisme,

filsafat

realisme

aksiologi-

menekankan

pada

pembentukan peserta didik agar mampu melaksanakan tanggung jawab sosial dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dengan cara diadakannyapendidikan yang ketat dan sistematis dengan dukungan kurikulum yang komprehensif dan kegiatan belajar yang teratur di bawah arahan tenaga pendidik. Pendidikan dalam realisme kerap diidentikkan sebagai upaya pelaksanaan psikologi behaviorisme ke dalam ruang pengajaran.

Daftar Pustaka Barnadib, Imam. 1990. Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode. Yogyakarta: Andi Offset. Purba, Edward dan Yusnadi. 2015. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar filsafat pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta Sudarsono. 2001. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"