Tugas Epidemiologi Irvan Rusdiana.docx

  • Uploaded by: nisa rahma andina
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Epidemiologi Irvan Rusdiana.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,359
  • Pages: 6
Nama : Irvan Rusdiana Kelas : IRM K41/17 NPM : 17423040

NAMA NAMA PENYAKIT YANG TIDAK MENULAR

1. Diabetes Diabetes melitus merupakan penyakit di mana kadar gula dalam darah meningkat. Hal ini di sebabkan oleh adanya gangguan pada fungsi insulin. Bagi para penderita diabetes melitus, tubuh mereka tidak bisa memproduksi atau merespon hormon insulin yang di hasilkan oleh pankreas. Penyakit diabetes ini mengharuskan bagi setiap penderitanya agar tidak mengonsumsi makanan yang mengandung zat karbohidrat terlalu banyak tetapi dalam kadar yang seimbang. Jika para penderita diabetes melitus mengonsumsi asupan karbohidrat yang melebihi takaran, maka penyakit diabetes melitus yang di deritanya akan semakin parah. Hal ini di karenakan sedikitnya hormon insulin dan sistem kinerja dari hormon insulin itu sendiri mengalami gangguan yang berperan sebagai pembantu pengubah zat karbohidrat menjadi energi. Pada orang yang sehat, karbohidrat yang di makan akan di olah menjadi energi dengan bantuan insulin, tapi jika pada orang yang menderita penyakit diabetes melitus, mereka kesulitan mengubah karbohidrat menjadi energi karena hormon insulin dan sistem kinerja insulin terganggu.

2. Rematik Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi, otot, tulang dan struktur disekitarnya. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, dewasa ataupun anak-anak. Rematik yang dikenal luas di masyarakat merupakan jenis penyakit rematik yang menyerang sendi atau yang dikenal dengan istilah arthritis.

Penyakit rematik secara umum ditandai dengan gejala peradangan pada sendi berupa kemerahan, bengkak, terasa panas dan sendi sulit digerakkan. Rematik merupakan penyakit menahun dengan gejala serangan silih berganti. Ada masa ketika sendi menjadi lebih meradang secara tiba-tiba yang disebut dengan flare, ada kalanya remisi atau masa-masa dengan sedikit peradangan. Rematik dapat menyebabkan kerusakan dan cacat permanen di persendian. Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik. Rematik yang paling banyak dikenal adalah Osteoarthritis (jenis penyakit rematik akibat gangguan immunitas tubuh/autoimmun), Gout arthritis/asam urat (jenis penyakit rematik akibat menumpuknya zat asam pada sendi), osteoporosis dan penyakit lupus sistemik. Hingga saat ini penyebab penyakit rematik belum diketahui secara pasti, namun diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormonal. Rematik dapat memberikan dampak yang sangat luas hingga membuat penderitanya mengalami kecacatan.

3. Sariawan Sariawan atau stomatitis aftosa (stomatitis aphtosa) adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Sariawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita penyakit ini, sementara wanita lebih mudah terserang daripada pria. Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya seriawan, seperti luka tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas,

alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit. Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obatobatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru). Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah Scurvy atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit (purpura). Perlu diketahui juga jika sariawan terjadi di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan, hal itu dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.

4. Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih. Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong hipertensi primer, yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 510% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi risiko terkait komplikasi. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup.

5. Osteoporosis Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.

6. Depresi Depresi atau dalam istilah medis disebut gangguan depresi mayor adalah gangguan suasana hati yang dapat memengaruhi pola pikir, perasaan, dan cara menghadapi aktivitas sehari-hari. Saat mengalami depresi seseorang akan merasa sedih, putus harapan, kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang dulunya disukainya, atau menyalahkan diri sendiri.

7. Sindrom Iritasi Usus Bernama lain Irritable Bowel Syndrome, penyakit ini termasuk yang tidak menular, tapi merupakan sebuah kondisi yang dapat terjadi di kalangan orang-orang yang usianya 20 tahun lebih. Tanda-tanda dari adanya sindrom ini biasanya meliputi rasa kembung di perut, sakit perut, kram perut, serta sembelit/diare. Pada beberapa orang, kasus ini akan dirasakan dalam bentuk gejala tunggal, seperti misalnya sembelit saja walau ada banyak orang yang memiliki keluhan rasa sakit perut. Hal ini otomatis menjadikan penderitanya merasakan ketidaknyamanan berlebih. Pencegahan Dalam menghindari sindrom iritasi usus, di bawah ini merupakan langkahlangkah tepat yang bisa Anda lakukan untuk pencegahan:

    

Makanlah tepat waktu dan tidak dengan porsi yang berlebihan. Lakukan olahraga secara teratur. Konsumsilah makanan-makanan sehat. Hindari stres. Perbanyak minum air putih karena bila kekurangan pun akan menimbulkan bahaya dehidrasi.

8. Fibromyalgia Kondisi penyakit ini memang tidak menular, namun dapat menyebabkan penderita menderita rasa sakit yang cukup tak nyaman di seluruh tubuhnya. Sifat dari penyakit ini termasuk jangka panjang dan kronis. Semua usia dapat mengalaminya, hanya saja paling umum memang diderita oleh yang usianya antara 30-50 tahun. Terkadang rasa sakit ini juga ditambah beberapa gejala lainnya seperti otototot yang kaku, tubuh yang cepat lelah dan sulit tidur, kesulitan dalam berkonsentrasi, mengalami kecemasan, depresi, sindrom iritasi usus, kram perut, dan juga sakit kepala. Tiap pasien bisa saja mengalami tingkat keparahan gejala yang tidak sama antara yang satu dengan yang lain. Pencegahan Untuk mengurangi risiko penyakit ini dialami oleh Anda, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:   

Banyak-banyak olahraga. Terapi psikologis. Terapi fisik apabila gejala sudah mulai muncul agar bisa meringankan rasa sakitnya.

9. Asma Penyakit satu ini sama sekali tidaklah menular, namun seseorang bisa saja terkena asma karena faktor debu, makanan/minuman dingin, stres, serta alergi makanan. Walau tak menular, namun seseorang yang terkena penyakit ini perlu mendapatkan penanganan serius. Ini karena jenis penyakit kronis yang terjadi di saluran pernapasan. Batuk, nyeri di bagian dada, sesak nafas dan mengi adalah contoh gejala dari asma yang akan memicu sulit bernapas pada penderitanya. Pencegahan Cara mencegah asma sendiri tidaklah sulit. Anda cukup perlu melakukan beberapa hal di bawah ini agar mengurangi risikonya:     

Lakukan olahraga ringan secara rutin dan jauhi jenis olahraga berat. Minum teh herbal beberapa waktu sekali. Jauhi asap rokok, makanan penyebab alergi, debu, dan juga alergen lainnya. Jauhi depresi dan stres. Hindari tempat dengan udara dingin.

10.

Narkolepsi

Penyakit satu ini tak menular karena sebetulnya kondisi ini lebih kepada gangguan tidur dengan gejala awal yang ditandai dengan rasa mengantuk berlebihan, terutama terjadi di siang hari. Pada umumnya, hal ini bakal berlanjut dengan serangan tidur yang mendadak seperti orang pingsan. Hal ini bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Gejala yang timbul biasanya antara lain adalah melemahnya otot yang tibatiba juga menjadi lemas, gangguan pada ingatan, sering berhalusinasi, depresi, sakit kepala, dan ketindihan. Ada beberapa kasus di mana penderitanya mengalami ketindihan atau badan yang tiba-tiba tak dapat digerakkan dan paling sering terjadi saat tidur. Pencegahan Dalam mencegah penyakit satu ini, Anda bisa berfokus untuk melakukan beberapa hal di bawah ini:        

Tidak merokok. Tidak minum kafein. Tidak minum minuman keras. Tidak mengonsumsi makanan yang porsinya besar apalagi saat sebelum tidur. Suhu dan suasana kamar bisa dibuat semenyenangkan dan senyaman mungkin. Terapi relaksasi untuk menenangkan pikiran. Mandi air hangat sebelum tidur. Rutin berolahraga, bahkan boleh juga beberapa jam sebelum Anda berangkat tidur.

Related Documents

Epidemiologi
June 2020 22
Irvan & Noval
June 2020 15
Irvan-ipaddress
May 2020 9
Epidemiologi - I.docx
July 2020 19
Epidemiologi Persi.ppt
June 2020 21

More Documents from "YULI"