Tugas E Nafis Sek Aku Wes Ngantuk.docx

  • Uploaded by: Rikza Kurniawan
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas E Nafis Sek Aku Wes Ngantuk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 732
  • Pages: 6
TUGAS KOMUNIKASI DATA

DISUSUN OLEH:

Nafis Syakib As’adi (18.12.0822) DOSEN PENGAMPU: Aditya Rizki Yudiantika, ST,M.Eng

KELAS : SI S1 05

S-1 SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2018

1. Kelebihan dan Kekurangan Modulasi Data a. Kelebihan dari masing-masing modulasi digital adalah: -ASK (Amplitudo Shift Key Modulation): Mempunyai bit per bauds (kecepatan digital) yang tinggi. -FSK (Frequency Shift Key Modulation): Memudahkan proses demodulasi, kemungkinan error rate kecil. -BPSK (Binary Phase Shift Key Modulation) : Menggunakan format yang sederhana, cocok untuk transmisi data dengan kecepatan tinggi. -QPSK (Quadrature Phase Shift Key Modulation) : Dapat mentransmisikan dua bit per simbol. -QAM (Quadratuere Amplitudo Modulation) : Tingkat efisiensi yang tinggi pada transmisi radio dengan memanfaatkan kombinasi dari amplitudo dan fasa.

b. Kekurangan dari masing-masing modulasi digital adalah: -ASK (Amplitudo Shift Key Modulation): Sangat untuk menentukan level sinyal yang tetap, pada saat di transmisikan jarak jauh kemungkinan akan terkena distorsi dan redaman. -FSK (Frequency Shift Key Modulation): Hanya bisa diaplikasikan pada komunikasi data dengan bit rate yang rendah. -BPSK (Binary Phase Shift Key Modulation): Hanya bisa mentransmisikan satu bit per simbol. -QAM (Quadratuere Amplitudo Modulation): Mengkonsumsi lebih banyak daya, lenih rentan terhadap kebisingan.

2. Teknik pengkodean (encoding) dalam transmisi digital (konversi data ke sinyal digital)

a. Non Return to Zero (NRZ) Terdapat dua jenis kode NRZ yang meliputi: Level-NRZ, level sinyal merupakan representasi dari bit, yaitu untuk logika 0 dinyatakan dalam tegangan positip dan untuk logika 1 dinyatakan dalam tegangan negatip. Kelemahan kode ini memiliki sinkronisasi rendah untuk serial data yang panjang baik untuk logika 1 dan 0. Invers-NRZ, merupakan kode dengan ciri invers level tegangan merupakan nilai bit berlogika 1 dan tidak ada tegangan merupakan nilai bit berlogika 0. Untuk logika 1 dalam sederetan data memungkinkan adanya sinkronisasi, walaupun demikian untuk sekuensial yang panjang untuk data berlogika 0 tetap terdapat permasalahan.

Berdasarkan diagram pulsa di atas ternyata untuk pengkodean dengan NRZ-I masih lebih baik dibanding pengkodean dengan NRZ-L, walupun demikian keduanya tetap tidak memberikan sinkronisasi yang lengkap. Oleh sebab itu penerapan kode ini dapat memberikan sinkronisasi yang lengkap apabila setiap untuk setiap bit terjadi perubahan sinyal. b. Return to Zero (RZ) Kode RZ level sinyal merupakan representasi dari bit, yaitu untuk logika 0 dinyatakan dalam tegangan negatip dan untuk logika 1 dinyatakan dalam tegangan positip, dan sinyal harus kembali zero untuk separuh sinyal berdasarkan interval dari setiap bit, artinya bila waktu untuk satu bit bik logika 1 atau logika 0 sama dengan 1 detik maka pernyataan logika 1 dengan level tegangan positip adalah 0,5 detik dan 0,5 detik berikutnya level tegangan kembali ke nol volt (zero). Demikian juga untuk pernyataan logika 0 level tegangan negatip adalah 0,5 detik dan 0,5 detik berikutnya level tegangan kembali ke nol volt (zero).

Penggunaan kode ini memiliki sinkronisasi sempurna, untuk kode balik bit dilakukan dengan perubahan 2 sinyal, kecepatan pulsa adalah 2x kecepatan kode NRZ dan diperlukan bandwidth sekuensial bit yang lebih lebar.Sebagai awal sebuah bit data dapat digunakan level nonzero. c. MANCHESTER Pada kode Manchester terjadi inversi level sinyal pada saat sinyal bit berada di tengah interval, kondisi ini digunakan untuk dua hal yaitu sinkronisasi dan bit representasi. Kondisi logika 0 merupakan representasi sinyal transisi dari positip ke negatip dan kondisi logika 1 merupakan representasi sinyal transisi dari negatip ke positip serta memiliki kesempurnaa sinkronisasi. Selalu terjadi transisi pada setiap tengah (middle) bit, dan kemungkinan satu transisi pada akhir setiap bit. Baik untuk sekuensial bit bergantian (10101), tetapi terjadi pemborosan bandwidth untuk kondisi jalur berlogika 1 atau berlogika 0 untuk waktu yang panjang, kode digunakan untuk IEEE 802.3 (Ethernet)

d. BIPOLAR LINE CODING Kode bipolar menggunakan dua level tegangan yaitu non-zero dan zero guna menunjukan level dua jenis data, yaitu untuk logika 0 ditunjukan dengan level nol, untuk logika 1 ditunjukan dengan pergantian level tegangan positip dan negatip, jika bit pertama berlogika 1 maka akan ditunjukan dengan amplitudo positip, bit kedua akan ditunjukan dengan amplitudo negatip, bit ketiga akan ditunjukan dengan amplitudo positip dan seterusnya.

Dalam menggunakan jalur saat melakukan pengiriman data membutuhkan lebih sedikit bandwidth dibanding dengan kode Manchester untuk sekuensial bit logika 0 atau logika 1, kemungkinan terjadi kehilangan sinkronisasi untuk kondisi jalur berlogika 0.

e. High-density bipolar-3 zeros (HDB3 ) Yaitu suatu kode dimana menggantikan string-string dari 4 nol dengan rangkaian yang mengandung satu atau dua pulsa atau disebut kode violation, jika violation terakhir positive maka violation ini pasti negative dan sebaliknya (lihat tabel 3.3).

Tabel 3.3. Aturan subsitusi HDB3

REFERENSI http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/listrik-electro/1064-ds2 http://kharsini04.blogspot.com/2013/05/pengkodean-data_6716.html https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/kelebihan-dan-kekurangan-modulasi-digital/

Related Documents

Sek
December 2019 32
Wes Gatling
October 2019 15
Wes Anderson
October 2019 25
Wes Harris
December 2019 24

More Documents from "Paulo"