Tugas Cementing Teknik Pemboran Ii, Nidia Loviana Nisa Utami,163210012.docx

  • Uploaded by: nidia Louviana
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Cementing Teknik Pemboran Ii, Nidia Loviana Nisa Utami,163210012.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,105
  • Pages: 6
TUGAS INDIVIDU TEKNIK PEMBORAN II TUGAS CEMENTING

DOSEN PENGAMPU: IDHAM KHALID, ST, MT

DISUSUN OLEH: NIDIA LOVIANA NISA UTAMI 163210012 KELAS A PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU 2019

A. KLASIFIKASI SEMEN Dalam proses penyemenan di operasi migas pemboran tentu akan ada beberapa bahan utama atua bahan pendukung untuk mempermudah proses,untuk bahan utama semen yang di pilih berdasarkan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan saat proses penyemenan, misalnya untuk semen ada beberapa pembagian jenis dan tipe, semen di bedakan berdasarkan temperature dan kedalaman, misalnya pada setiap sumur berbeda kedalaman, sumur A memiliki kedalaman 600 ft sedangkan sumur B memiliki kedalaman 1000 ft, maka pada kedua jenis sumur ini akan berbeda jenis semen yang di gunakan, biasanya semakin dalam kedalaman sumur maka semen yang di gunakan akan semakin bagus untuk memkuat bagian dasar dan tidak mudah mengering. Kondisi sumur tersebut meliputi kedalaman sumur, temperatur, tekanan dan kandungan yang terdapat pada fluida formasi (seperti sulfat dan sebagainya). Pada tugas ini klasifikasi semen yang dibahas adalah semen kelas B dimana semen kelas B digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft dan tersedia dalam jenis yang tahan terhadap kandungan sulfat menengah dan tinggi (moderate and high sulfat resistant). Dalam pembuatan semen selain komponen dasar, ada juga komponen tambahan dalam pembuatan semen pemboran. Komponen tambahan semen merupakan macammacam additive yang digunakan dalam operasi penyemenan untuk memperoleh sifat khusus atau kinerja yang dibutuhkan. Additive yang umum digunakan untuk bahan campuran padasuspensi semen/slurry antara lain :  Raterder untuk memperlambatkan atau memperpanjang thickening time.  Accelerator untuk mempercepat thickening time.  Weighting Agent untuk menambah densitas suspense semen.  Extender untuk menaikkan volume dari bubuk semen.  Dispersant untuk menurunkan viskositas suspense semen.  Fluid Loss Control Agent untuk mengurangi filtrate (air bebas)  Lost Circulation Control Agent untuk mengurangi kehilangan semen.

1.

KOMPOSISI SEMEN TIPE LEAD a. WCR atau Water Cementing Ratio adalah rasio berat air dengan berat semen yang digunakan dalam campuran beton. Rasio yang lebih rendah mengarah pada kekuatan dan daya tahan yang lebih tinggi, tetapi mungkin membuat campuran sulit untuk dikerjakan dan dibentuk. b. Bentonite merupakan bermineral clay. Sifat utamanya adalah dapat menghisap air dalam jumlah banyak, sehingga volume bubur semen yang terjadi bisa naik hingga 10 kali. Akibatnya berat jenis bubur semen dapat turun lebi besar. Penambahan bentonite harus diiringi dengan penambahan air. Unutk 2% bentonite kira-kira penambahan air adalah 1,3 gallon per sack. Pengaruh lain akibat penambahan bentonite adalah: -

Yield semen naik

-

Biaya lebih murah

-

Kualitas perfirasi menjadi lebih baik

-

Compressive strength semen naik

-

Permeabilitas semen naik

-

Viskositas bubur semen naik

Untuk temperature 230˚F keatas, penambahan bentonite sangat drastis menurunkan strength semen dan menaikkan permeabilitas semen. c. Calcium chlorida (CaCl2) 2% CaCl2 dapat melipat gandakan compressive strength semen dalam tempo 24 jam pada temperatur 120˚F. umumnya CaCl2 yang ditambahkan berkisar antara 2% - 4%. d. Gilsonite adalah mineral hidrokarbon yang memiliki kandungan asphalten dan nitrogen yang cukup tinggi dan sangat mudah menyatu dengan aspal. Gilsonite tidak memerlukan banyak air. Sehingga menurunkan compressive strength semen akan lebih kecil dibandingkan denagn extender yang lain, untuk pengurangan berat jenis yang sama.

e. CMC merupakan zat pengental. CMC berfungsi untuk memperlambat thickening time. f. HR-12 adalah retarder yang efektif untuk semua jenis semen, berguna dalam kondisi yang terlalu parah, mampu memberikan retardasi yang sangat baik di sumur dengan sirkulasi bottomhole setinggi 340˚F. retarder HR-12 juga mampu memberikan pendispersi pada semen. g. SSA-2 merupakan Strenght Stabilizing Agent adalah pasir kering no. 1 Oklahoma. Ini lebih kasar daripada SSA-1 silika. Ini membantu menstabilkan kekuatan dan permeabilitas semen pada temperature bottomhole antara 230°F dan 700°F. h. Diacel-D power extender additive merupakan aditif kelas khusus dari diatomaceous refined earth yang memungkinkan hasil formulasi tinggi, semen dengan kepadatan rendah. Diacel-D berguna dalam aplikasi lost circulation atau diperlukan saat tekanan hidrostatis rendah.

2.

KOMPOSISI SEMEN TIPE TAIL a. WCR (Water Cementing Ratio) adalah rasio berat air dengan berat semen yang digunakan dalam campuran beton. Rasio yang lebih rendah mengarah pada kekuatan dan daya tahan yang lebih tinggi, tetapi mungkin membuat campuran sulit untuk dikerjakan dan dibentuk. b. Barite merupakan bahan yang paling umum digunakan menaikkan berat jenis bubur semen, maupun lumpur pemboran. SG dari barite adalah 4.3 dan dapat menaikkan berat jenis bubur semen menjadi 18 ppg. Kata lain untuk barite adalah barium sulfate. Dalam penambahan barite, perlu diiringi dengan penambahan air untuk membasahi partikelnya, karena barite mempunyai surface area yang besar. Air ini dapat juga melarutkan retarder dari bubuk semen. Sehingga thickening timenya jadi singkat. Penambahan air yang banyak dapat menurunkan compressive strength dari semen.

c. HR-4 adalah retarder kalsium lingo sulfanate, suhu rendah untuk sumur-sumur antara dengan suhu sirkulasi bottomhole 170˚F yang dapat digunakan untuk memperlambat thickening time, sebagai efek sekunder retarder HR-4 bertindak sedikit dispersan. d. CMC merupakan zat pengental. CMC berfungsi untuk memperlambat thickening time. e. SSA-2 merupakan Strenght Stabilizing Agent adalah pasir kering no. 1 Oklahoma. Ini lebih kasar daripada SSA-1 silika. Ini membantu menstabilkan kekuatan dan permeabilitas semen pada temperature bottomhole antara 230°F dan 700°F. f. Diacel-D power extender additive merupakan aditif kelas khusus dari diatomaceous refined earth yang memungkinkan hasil formulasi tinggi, semen dengan kepadatan rendah. Diacel-D berguna dalam aplikasi lost circulation atau diperlukan saat tekanan hidrostatis rendah. g. Calcium chlorida (CaCl2) 2% CaCl2 dapat melipat gandakan compressive strength semen dalam tempo 24 jam pada temperatur 120˚F. umumnya CaCl2 yang ditambahkan berkisar antara 2% - 4%. h. Diacel-D power extender additive merupakan aditif kelas khusus dari diatomaceous refined earth yang memungkinkan hasil formulasi tinggi, semen dengan kepadatan rendah. Diacel-D berguna dalam aplikasi lost circulation atau diperlukan saat tekanan hidrostatis rendah.

3.

EVALUASI PENYEMENAN a. CBL (Cement Bond Log) merupakan metode logging untuk mengetahui kekuatan cement. Prinsip kerja CBL dianalogikan seperti lonceng yang dipukul dengan cement sebagai peredam disekitarnya. Semakin kuat/padat cement, gelombang suara yang dihasilkan akan semakin teredam.

b. BI

digunakan

untuk

menggambarkan

fraksi

ikatan

linkaran

yang

menunjukkan apakah bond index menunjukkan nilai yang baik atau buruk ataupun harus dilakukan cementing ulang. c. Compressive strength adalah kemampuan suatu material atau semen untuk mempertahan keutuhannya dibawah tekanan berasal dari arah horizontal. Artinya berapa besar tekanan yang dapat diterima oleh material itu sebelum ia hancur

sehingga

tidak

dapat

digunakan

lagi

sebagaimana

yang

diperuntukkannya. TekanaN maksimum yang dapat diterima oleh suatu material sebelum kehancurannya disebut compressive strength dari material tersebut. d. Shear Bond Strenght didefinisikan sebagai kekuatan semen dalam menahan tekana yang berasal dari berat casing atau menahan tekanan dalam arah yang vertical. e. VDL (Variable Density Log) adalah salah satu metoda evaluasi cement yang dilakukan dengan wireline logging. Seperti halnya CBL, pada dasarnya VDL adalah acoustic logging namun besaran yang diamati tidak hanya amplitude sinyal akan tetapi juga travel time dari sinyal tersebut.

Related Documents


More Documents from "Andy"