Perancangan organisasi DaimlerChrysler didasarkan pada strategi dan kesepakatan pasar di antara kedua perusahaan tersebut. Daimler-Benz merupakan perusahaan mobil terkemuka di Jerman yang terkenal dengan mobil penumpang mewah, bermesin halus, dan berpenampilan mewah. Chrysler merupakan produsen mobil terkemuka di Amerika Serikat yang menyediakan perpaduan mobil dan minivan dengan harga yang murah, dan produk Jeep yang merupakan mobil sport yang terkenal dan memiliki nilai tinggi. Chrysler juga memiliki efisiensi dan kemampuan mengikuti pasar, sedangkan Daimler memberikan akses tentang kualitas dan teknologi. Kedua perusahaan ini memiliki dua pasar yang berbeda, dan merger kedua perusahaan ini mampu membuka gerbang antara kedua pasar ini, yaitu pasar Eropa dan Amerika Serikat. DaimlerChrysler memiliki potensi pengembangan perusahaan yang sangat besar, karena merupakan dua produsen mobil terkemuka dari dua benua yang berbeda. Dengan merger ini, kekuatan baru terbentuk sehingga DaimlerChrysler merupakan produsen mobil nomor 3 di dunia. Namun demikan, kenyataan menunjukan hal yang sama sekali berbeda, karena pada tahun 2000 terjadi kejatuhan pada perusahaan ini. Hal ini terjadi diakibatkan terdapat perbedaan mendasar diantara kedua perusahaan awal. Perbedaan-perbedaan ini tidak dipirkan secara matang sebelum merger dilakukan. Perbedaan ini antara lain adanya perbedaan metode dalam pengambilan keputusan di kalangan eksekutif, lambatnya pengembangan produk dan kreativitas perusahaan Chrysler, kendala di pengekangan pengeluaran untuk logo produk lama, biaya perjalanan, masalah buruh kerja dan karyawan, serta masalah pertimbangan waktu pembentukan perusahaan ventura baru. Kepimilikan saham perusahaan DaimlerChrysler juga didominasi oleh pihak Daimler, yaitu sebesar 58% sehingga terjadi ketimpangan pada sektor menejemen. Bentuk kerja sama perusahaan DaimlerChrysler seharusnya adalah bentuk perusahaan global dengan organisasi matriks. Organisasi matriks ini memumngkinkan terciptanya koordinasi strategis di antara menejemen dan eksekutif kedua perusahaan yang seimbang dan setara, sehingga keputusankeputusan krusial dapat dibicarakan secara efektif. Sebelumnya, penentuan metode yang tepat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan harus dilakukan agar proses rapat dan pertemuan-pertemuan petinggi perusahaan dapat dilakukan dengan efisien. Organisasi matriks memiliki beberapa kelemahan, yaitu waktu pengambilan keputusan yang lebih lama daripada menejemen tunggal. Hal ini dapat diatasi dengan menciptakan suasana bisnis strategis, dimana terjadi pembagian tanggung jawab yang independen. Dengan demikian akan tercipta suatu sistem yang efektif dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perilaku yang selama ini dilakukan dalam perusahaan DaimlerChrysler tidak menunjang sistem menejerial yang baik. pengendalian dilakukan oleh beberapa pihak Daimler saja sehingga peran Chrysler dalam menejemen
berkurang, yang mengakibatkan pengaruh perusahaan ini berkurang. Merger yang dilakukan ini dapat dikatakan sebagai pengaruh yang saling menghilangkan (diminishing merger) kekuatan masing-masing perusahaan. Sifat dan pola perilaku yang berbeda dari kedua perusahaan seharusnya segera diselesaikan dan dicapai suatu titik temu yang saling menguntungkan pengaruh dan kekuatan masing-masing perusahaan. Dengan demikian akan tercipta sistem empowering merger, yaitu perpaduan yang saling menguatkan. Kelebihan masing-masing perusahaan awal harus diunggulkan untuk menutupi sebanyak mungkin celah kelemahan dari perusahaan mitra. Sebagai contoh, DaimlerChrysler sebaiknya tidak mengurangi upah para buruh dan karyawan yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas perusahaan. Sebaliknya, perusahaan dapat mengurangi biaya perjalanan dari para eksekutif dan mengalokasikannya ke sektor distibutor dan pemasok. Pengurangan jumlah rapat yang tidak perlu, yaitu yang membahas hal-hal yang kurang perlu, merupakan hal yang cukup penting, sehingga rantai eksekusi keputusan dan kebijakan dapat diperpendek. Keputusan penting dan cekatan dapat diraih sehingga peran perusahaan semakin maju dalam persaingan pasar dan dapat mengikuti arah perkembangan pasar. Inovasi dan pengembangan produk yang teliti sesuai riset pasar harus dilakukan untuk memperbaiki kesan kuno perusahaan. Dengan berbagi pengetahuan dan teknologi dari kedua perusahaan awal seharusnya dapat memperbaiki masalah ini. Hal yang dapat dilakukan adalah persiapan dari pihak Chrysler sebelum merger agar eksekutif dan menejer Chrysler dapat memperbaiki kebijakan mereka dan menambah dana untuk bagian riset dan pengambangan produk, bukan untuk memperbaiki produk. Hal ini dapat menyeimbangkan ketimpangan yang cukup besar diantara kedua perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan penyelarasan dan mempercepat sinkronisasi. Pemegang kendali perusahaan hendaknya terbagi rata diantara kedua perusahaan, sesuai dengan apa yang telah disepakati pada awal merger. Dengan demikian, petinggi dari salah satu perusahaan tidak merasa dirugikan akan keputusan merger. Mereka dapat juga berperan dalam pengambilan keputusan, sehingga perusahaan benar-benar di’merger’, bukan diakuisisi. Tindakan-tindakan perusahaan harus dikoreksi lebih lanjut. Penciptaan suasanan peruhaan yang harmonis perlu dilakukan agar perusahaan dapat secara efektif menjalankan perusahaan dan menguasai pasar di dua benua ini.