Tugas 6_ekotek_yunita Puspa Ningrum_201610215166.docx

  • Uploaded by: yunita
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas 6_ekotek_yunita Puspa Ningrum_201610215166.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,736
  • Pages: 20
TUGAS KE-6 EKONOMI TEKNIK

Disusun oleh : Yunita Puspa Ningrum

(201610215166) Kelas : TID5C2 Teknik Industri Dosen : Erwin Barita.M, ST,MT

PRODI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA BEKASI 2018

METODE EVALUASI ALTERNATIF INVESTASI MENDEFINISIKAN ALTERNATIF INVESTASI Fase yang sangat menentukan apakah proses pengambilan keputusan akan bisa digiring ke arah optimal/tidak Merupakan fase yang sangat teknis dikerjakan oleh tim yang multidisiplin Alternatif “DO NOTHING” (Tidak Mengerjakan sesuatu)Tidak ada biaya yang dikeluarkan bila memilih untuk tidak mengerjakan sesuatu. Kenyataannya, alternatif ini dapat menimbulkan biaya kesempatan, dan berakibat kehilangan pangsa pasar  METODE NILAI SEKARANG (PRESENT WORTH) Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi Present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke-nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi. Semua aliran kas dikonversikan menjadi nilai sekarang (P) dan dijumlahkan sehingga P mencerminkan nilai netto keseluruhan aliran kas yang terjadi selama horizon perencanaan. Tingkat bunga yang digunakan adalah MARR NILAI SEKARANG ALIRAN KAS

dimana: P(i) : nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas pada tingkat bunga i% At : aliran kas pada akhir periode t i : MARR N : horizon perencanaan(periode) Contoh : PT. ABC adalah perusahaan yang menyewakan gudang untuk melayani suatu kawasan industri di surabaya. Penghasilan yang diperoleh per tahun Rp 600 Juta dengan biaya perawatan, operasional, Asuransi & pajak per tahun sebesar Rp150 juta. Nilai sisa ditetapkan Rp100 juta pada akhir tahun ke-25. Ada sebuah perusahaan ingin membeli gedung ini dengan harga Rp 4 milyar. Bila PT. ABC menggunakan MARR 10% untuk mengevaluasi penawaran tersebut apakah seharusnya gedung tersebut dijual?

Jawaban : 1. Alternatif menjual dengan P1= 4 milyar 2. Alternatif tidak menjual dengan P2 = 450 juta dari 600 juta-150juta (P/A,10%,25) + 100 juta (P/F,10%,25) = 450 juta (9,077)+100 juta (0,0923) = 4,09388 milyar Karena P1 < P2, maka PT. ABC Sebaiknya memilih alternatif kedua, yaitu tidak Menjual gudang tersebut.

Berikut tabel nya :

METODE NILAI SEKARANG UNTUK PROYEK ABADI Disebut juga Metode Capitalized Worth Contoh : proyek jalan raya,dam, terusan & proyek 2 untuk pelayanan umum lainnya Aliran kas dinyatakan dalam deret uniform per tahun dalam waktu tak terhingga lalu dikonversikan ke nilai P dengan tingkat bunga tertentu CW = A (P/A, i%, ~)

dimana

sehingga

Bila deret seragam tak terhingga hanya terdiri dari ongkos2 yaitu nilai P dari Aliran kas disebut “Capitalized Cost” Bila ada ongkos awal (P) terlibat (selain ongkos2 deret seragam (A) dalam waktu tak terhingga) Capitalized

Cost (CC) dinyatakan: Contoh : Yayasan XYZ adalah penyantun lembaga pendidikan luar biasa yang didirikan untuk para yatim piatu. Yayasan XYZ merencanakan akan menghibahkan sebuah gedung perpustakaan termasuk biaya perawatan & perbaikannya untuk jangka waktu tak terhingga. Yayasan memutuskan untuk menaruh uang Sumbangannya di bank yang memberikan bunga 12% per tahun. Biaya perawatan perpustakaan ini diperkirakan Rp 2 juta per tahun dan tiap 10 tahun harus di cat ulang dengan biaya Rp15 juta tiap kali pengecatan. Bila uang yang ditabungkan (untuk gedung dan perawatan serta perbaikan) adalah Sebanyak Rp 100 juta, berapakah biaya maksimum

Pembangunan gedung agar sisanya cukup untuk biaya perawatan & perbaikan selama-lamanya Jawaban : Capitalized Cost (CC) = 100 juta I= 12% A= Rp 2 juta+ Rp15 juta(A/F, 12%, 10) = Rp 2 juta+ Rp15 juta(0,0570) = Rp 2,855 juta Ditanya : ongkos pembangunan gedung (investasi awal = P) Capitalized Cost (CC) = P + A/i P

= CC – A/i = Rp100 juta – Rp2,855 juta/0,12 = Rp100 juta – Rp23,792 juta = Rp76,208 juta

METODE DERET SERAGAM Semua aliran kas yang terjadi selama horizon perencanaan dikonversikan ke dalam deret seragam dengan tingkat bunga MARR Lebih mudah dilakukan dari P sehingga berlaku :

Bila akternatif-alternatif yang dibandingkan bersifat ‘mutually exclusive’ maka yang dipilih adalah yang memiliki deret seragam netto yang terbesar. Dengan kata lain, bila aliran kas hanya terdiri dari ongkos maka yang dipilih adalah yang membutuhkan ongkos seragam yang paling kecil. Bila alternatif-alternatif tersebut bersifat independen maka semua alternatif yang menghasilkan deret seragam netto lebih besar dari nol akan diterima karena ini berarti alternatif tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari MARR. Alternatif untuk tidak mengerjakan sesuatu (Do Nothing) memiliki nilai A=0 Contoh : Sebuah pabrik pengolahan makanan mempunyai penghasilan 500 jt/th. Biaya operasional sebesar 130 jt/th. Pada akhir tahun ke 30 (masa ekonomis) nilai sisa gedung ditetapkan 100 jt. Seorang investor ingin membeli pabrik tersebut sebesar 4 miliar (4000 jt). Bila perusahaan menggunakan MARR 10%, apakah layak dijual? Solusi: Alternatif menjual gudang dengan harga Rp. 4000 juta akan menghasilkan deret seragam: A1 =P1 (A/P,i%,N) =Rp.4.000 juta (A/P,10%,30) =Rp. 4.000 juta (0,10608) =Rp.424,32 juta per tahun.

Alternatif untuk tidak menjual gudang tersebut akan menghasilkan deret seragam: A2 =Rp. 500 juta-130 juta+100 juta(A/F,10%,30)

=Rp. 370 juta+100 juta (0,00608) =Rp.370,608 juta. atau A2 =P2 (A/P,10%,30) dimana P2 = Rp. 3.493,72 juta sehingga A2 = Rp. 3,493,72 (0,10608) =Rp. 370,613 juta Selisih di atas adalah efek dari pembulatan yang dilakukan pada nilai-nilai tabel. Dari hasil tersebut maka alternatif 1 yang dipilih karena memberikan deret seragam netto yang lebih besar.

PERHITUNGAN PEMBALIKAN MODAL (CAPITAL RECOVERY) Capital Recovery Cost (CR) suatu investasi : deret seragam dari modal yang tertanam dalam suatu investasi selama umur dari investasi tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu investasi memberikan pendapatan yang cukup untuk menutupi modal yang dikeluarkan selama umur investasi.

Rumus :

Contoh 1 : Sebuah micro chip dibeli dengan harga Rp 82 juta dengan nilai sisa Rp 5 juta pada akhir umurnya di tahun ke-7. Dengan tingkat bunga 15% hitunglah ongkos pengembalian modal (CR) dari micro chip tersebut.

Jawab : CR (i) = P(A/P, i%, N) – F(A/F, i%, N) CR

= Rp 82 juta (A/P, 15%, 7) – Rp 5 juta(A/F, 15%, 7) = Rp 82 juta(0,2404) – Rp 5 juta(0,0904) = Rp 19,2608 juta

Contoh 2 :

Jawab :

Jadi yang dipilih adalah Alternatif 1 karena ongkos per tahun lebih kecil sehingga lebih efisien

METODE NILAI MENDATANG Semua aliran kas dikonversikan ke suatu nilai pada satu titik di masa mendatang dengan Tingkat bunga MARR.  CARA MENDAPATKAN NILAI F (1) 1. Dengan mengkonversikan langsung semua aliran kas ke nilai F

dimana F(i) = nilai mendatang dari semua aliran kas selama N dengan MARR = i% At = aliran kas yang terjadi pd periode ke-t 2. Dengan mengkonversikan lewat nilai sekarang (P) dari semua aliran kas selama N periode

F(i) = P(i) (F/P, i%, N) 3. Dengan mengkonversikan lewat nilai seragam (A) dari semua aliran kas selama N periode

F(i) = A(i) (F/A, i%, N)  METODE NILAI MENDATANG Bila alternatif-alternatif yang dibandingkan bersifat mutually exclusive maka yang dipilih adalah yang memberikan nilai F(i ) netto yang terbesar. Sedangkan bila alternatif-alternatif tersebut bersifat independen maka semua alternatif yang memiliki nilai F(i) lebih besar dari nol layak untuk dipilih. Alternatif ‘Do Nothing’memiliki nilai F=o Secara umum metode nilai sekarang (P) dan nilai seragam (A) lebih disukai dalam membandingkan alternatif investasi. Namun ada beberapa

kondis dimana analisis nilai mendatang lebih disukai, misalnya bila seorang investor ingin membandingkan alternatif untuk menjual atau melikuidasi suatu asset dimasa mendatang.

Penggunaan nilai sekarang, nilai seragam, atau nilai mendatang dalam Membandingkan alternatif akan memberikan jawaban yang sama, Selama MARR dan N sama/tidak berubah, sehingga berlaku :

Contoh : Manajer pembelian sebuah industri rotan sedang merencanakan untuk membeli sebuah mesin. Ada 2 penawaran yang layak untuk dipertimbangkan baik dari segi teknis maupun aspek finansialnya. Pemasok pertama (A) menawarkan mesin dengan harga Rp.250 juta, umur ekonomis 10 tahun dengan nilai sisa Rp.10 juta. Ongkos operasional,perawatan,pajak dan asuransi diperkirakan sebesar Rp.12 juta dan naik Rp.1 juta per tahun pada tahun-tahun selanjutnya.Pendapatan tahunan yang dijanjikan oleh mesin ini adalah Rp.75 juta per tahun. Pemasok kedua (B) menawarkan mesin seharga Rp.100 juta, umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp.2 juta.

Ongkos operasional,perawatan,pajak dan asuransi diperkirakan sebesar Rp.10 juuta pada tahun pertama dan selanjutnya naik sebesar Rp.0,8 juta tiap tahun, Pendapatan tahunan mesin ini diperkirakan Rp.68 juta. Dengan menggunakan MARR=15% , tentukan keputusan dari manajer pembelian tersebut dengan menggunakan:

a. Nilai mendatang (F) b. Nilai deret seragam (A) dan buktikan bahwa

𝐹𝐴 𝐴𝐴

=

𝐹𝐵 𝐵𝐵

Jawaban : a. Nilai mendatang dari alternatif A: FA =Rp.75 juta (F/A,15%,10)-Rp.250 juta (F/P,15%,10)+Rp.10 juta-(Rp.12 juta+Rp.1 juta(A/G,15%,10))x(F/A,15%,10) =Rp.75 juta (20,304)-Rp.250 juta(4,046)-Rp.10 juta-(Rp.12 juta+Rp.1 juta(3,383))(20,304) =Rp.1522,8 juta-Rp.1011,5 juta+Rp.10 juta-(Rp.15,383 juta)(20,304) =Rp.208,964 juta FA =Rp.68 juta (F/A,15%,10) - Rp.100 juta (F/P,15%,10) + Rp.2 juta(F/P,15%,10) - Rp.100 juta(F/P,15%,5) - (Rp.10 juta + Rp 2 juta(Rp10 juta + 0,8 juta(A/G,15%,5)) x (F/A,15%,10) =Rp.68 juta (20,304)-Rp.100 juta(4,046)+Rp.2 juta (2,011)-Rp.100 juta(2,011)+Rp.2 juta-(Rp.10 juta+0,8 juta (1,723)) (6,742) =Rp.704,281 juta

b. Nilai deret seragam dari alternatif A: AA =FA (A/F,i%,N) =Rp.208,964 juta(A/F,15%,10) =Rp.208,964 juta (0,04925) =Rp.10,291 juta Dengan alternatif B: AB =FB (A/F,i%,N) =Rp.704,281 juta(0,04925) =Rp.34,686 juta Dengan demikian maka: FA =Rp.208,964 juta =20,306 AA Rp.10,291 juta Dan FB =Rp.704,281 juta =20,305 AB Rp.34,686 juta Jadi, terbukti bahwa

𝐹𝐴 𝐴𝐴

=

𝐹𝐵 𝐵𝐵

Kesalahan kecil diatas terjadi karena pembulatan pada proses perhitungan.

METODE PERIODE PENGEMBALIAN (PAYBACK PERIOD) Definisi : durasi atau jumlah periode yang diperlukan untuk mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan (biaya investasi dan operasional). Apabila suatu alternatif mempunyai masa

pakai ekonomis lebih besar

periode pengembalian => alternatif tsb layak diterima Pada dasarnya periode pengembalian (Payback Period) adalah jumlah periode (tahun) yang diperlukan untuk mengembalikan (menutup) ongkos investasi awal dengan tingkat pengembalian tertentu. Perhitungannya dilakukan berdasarkan aliran kas, baik tahunan maupun yang merupakan nilai sisa  Terdapat 2 jenis periode pengembalian (payback period), yaitu : 1. NON DISCOUNTED PAY BACK PERIOD Jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya investasi dengan mengabaikan nilai uang terhadap waktu. Kelemahan : • Tidak mempertimbangkan konsep nilai waktu dari uang • Mengabaikan semua konsekuensi ekonomi yang akan terjadi setelah periode pengembalian

Contoh :

Jawab :

2. DISCOUNTED PAY BACK PERIOD  Tujuan : Mengatasi kelemahan analisis dengan non discounted pay back period yang mengabaikan nilai uang terhadap waktu. • Kelemahan: Sama seperti Non-Discounted Pay Back Period, metoda ini mengabaikan semua konsekuensi ekonomi yang terjadi setelah periode pengembalian.

Contoh : Mesin pembungkus seharga Rp 20 juta, masa pakai 8 tahun ditawarkan kepada perusahaan. Mesin menyebabkan penambahan biaya pemeliharaan sebesar Rp 700 ribu/ thn dan biaya bahan bakar Rp 200 ribu/ thn. Mesin diperkirakan Menghasilkan 3 jenis penghematan: Pengurangan produk yang rusak, pengurangan bahan baku untuk pembungkus, dan pengurangan tenaga kerja.

Penghematan dari :  Pengurangan produk rusak sebesar Rp 3 juta/ tahun  Pengurangan bahan baku pembungkus sebesar Rp 1 juta/ tahun  Penghematan dari pengurangan tenaga kerjasebesar Rp 2,5 juta/ tahun. Berapa lama periode pengembalian dari mesin tersebut jika digunakan suku bunga 10% per tahun ?

Jawaban :

Referensi : http://debrina.lecture.ub.ac.id/files/2018/07/Ekonomi_Teknik_04.pdf

Related Documents


More Documents from "Faturrahman"

Sop Igd.docx
December 2019 56
November 2018.xlsx
October 2019 46
Case Manager.docx
May 2020 40
1. Cover.docx
May 2020 43
Bolero.docx
December 2019 77